PENDAHULUAN
Qiroatul Quran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan macam-macam Qiroat Al-Quran?
2. Bagaimana sejarah Perkembangan Qiroat Al-Quran?
3. Apa pengaruh Qiroat Al-Quran Terhadap Istinbat Hukum?
4. Apa saja manfaat Perbedaan Qiroat Al-Quran?
5. Bagaimana urgensi mempelajari Qiroat Al-Quran?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Qiroat Al-Quran.
2. Untuk mengetahui sejarah Perkembangan dan macam-macam Qiroat
Al-Quran.
3. Untuk mengethui pengaruh Qiroat Al-Quran Terhadap Istinbat
Hukum.
4. Untuk mengetahui manfaat Perbedaan Qiroat Al-Quran.
5. Dan mengetahui bagaimana urgensi mempelajari Qiroat Al-Quran.
BAB II
QIROAT AL-QURAN
A. Pengertian Qiroat Al-Quran
Qiroatul Quran
Qiroatul Quran
waktu mulai
Qiroatul Quran
Qiroatul Quran
Qiroatul Quran
Qiroatul Quran
1. Makki bin Abu Thalib al-Qaisi, wafat pada tahun 437 H. Beliau menyusun
kitab : al-Ibanah an Maani al-Qiraat dan al-Kasyfu an Wujuuhi alQiraati al-Sabi wa Ilaaliha
2. Abdurrahman bin Ismail, yang lebih dikenal dengan nama Abu Syaamah,
wafat pada tahun 665 H. Beliau mengarang kitab :Ibraazu Maani min
Harzi al-Amani dan Syarah Kitab al-Syatibiyah
3. Ahmad bin Muhammad al-Dimyati. Wafat pada tahun 117 H. Beliau
menyusun kitab : Itafu Fudalai al-Basyari fi al- qiraat al-Arbai Asyar
4. Imam Muhammad al-Jazari, wafat pada tahun 832 H.Beliau menyusun
kitab :Tahbir al-Taisir fi al-Qiraat al-Asyar min T}ariiqi al-Syatibiyah wa
al-Durrah
5. Imam Ibn al-Jazari yang menyusun kitab : Taqrib al-Nasyar fi al-Qiraat
al-Asyar dan Al-Nasyar fi al-Qiraat al-Asyar
6. Husain bin Ahmad bin Khalawaih, wafat pada tahun 370 H. Beliau
menyusun kitab : al-Hujjatufi Qiraat al-Sabi dan Mukhtashar Syawaadzi
al-Quran
7. Imam Ahmad bin Musa bin Mujahid, wafat pada tahun 324 H. Beliau
menyusun kitab : Kitab al-Sabah
8. Imam Syatibi, wafat pada tahhun 548 H. Beliau menyusun kitab : Harzu
al-Amani wa Wajhu al-Nahani Nazam fi Qiraat al-Sabi
9. Syaikh Ali al-Nawawi al-Shafaqisi yang menyusun kitab : Ghaitsu al-Nafi
fi al-Qiraatial-Sabi
10. Abu Amr al-Dani, wafat pada tahun 444 H. Beliau menyusun kitab : alTaysir fi al-Qiraat al-Sabi.
Qiroatul Quran
wafat juga di
as-Saib, Abdullah bin Saib al-Makhzumi, Mujahid bin Jabr al-Makki dan
Diryas (maula Ibn Abbas). Mereka semua masing-masing menerima dari
Ubay bin Kaab, Zaid bin Sabit dan Umar bin Khattab; ketiga Sahabat ini
menerimanya langsung dari Rasulullah SAW. Murid-murid Imam Ibn
KAsir banyak sekali, namun perawi qiraatnya yang terkenal ada dua
orang, yaitu Bazzi (w. 250 H) dan Qunbul (w. 251 H).
3. AbuAmr al-Basri
Nama lengkapnya Zabban bin Alla bin Ammar bin Aryan al-Mazani atTamimi al-Bashr. Ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Yahya.
Beliau adalah imam Bashrah sekaligus ahli qiraat Bashrah. Beliau lahir di
Mekkah tahun 70 H, besar di Bashrah, kemudian bersama ayahnya
berangkat ke Makkah dan Madinah. Wafat di Kufah pada tahun 154 H.
Beliau belajar qiraat dari Abu Jafar, Syaibah bin Nasah, Nafi bin Abu
Nuaim, Abdullah ibn Kasir, Ashim bin Abu al-Nujud dan Abu al-aliyah.
Abu al-Aliyah menerimanya dari Umar bin Khattab, Ubay bin Kaab,
Zaid bin Sabit dan Abdullah bin Abbas. Keempat Sahabat ini menerima
qiraat langsung dari Rasulullah SAW. Murid beliau banyak sekali, yang
terkenal adalah Yahya bin Mubarak bin Mughirah al-Yazidi (w. 202 H.)
Dari Yahya inilah kedua perawi qiraat Abu Amr menerima qiraatnya,
yaitu al-Duuri (w. 246 H) dan al-Suusii (w. 261 H).
4. Abdullah bin Amir al-Syami
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amir bin Yazid bin Tamim bin
Rabiah al-Yahshabi. Nama panggilannya adalah Abu Amr, ia termasuk
golongan Tabiin. Beliau adalah imam qiraat negeri Syam, lahir pada tahun
9
Qiroatul Quran
8 H, wafat pada tahun 118 H di Damsyik. Ibn Amir menerima qiraat dari
Mugirah bin Abu Syihab, Abdullah bin Umar bin Mugirah al-Makhzumi
dan Abu Darda dari Utsaman bin Affan dari Rasulullah SAW. Di antara
para muridnya yang menjadi perawi qiraatnya yang terkenal adalah
Hisyam (w. 145 H) dan Ibn Zakwaan (w. 242 H).
5. Ashim al-Kufi
Nama lengkapnya adalah Ashim bin Abu al-Nujud. Ada yang
mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Abdullah, sedang Abu al-Nujud
adalah nama panggilannya. Nama panggilan Ashim sendiri adalah Abu
Bakar, ia masih tergolong Tabiin. Beliau wafat pada tahun 127 H. Beliau
menerima qiraat dari Abu Abdurrahman bin Abdullah al-Salami, Wazar
bin Hubaisy al-Asadi dan Abu Umar Saad bin Ilyas al-Syaibani. Mereka
bertiga menerimanya dari Abdullah bin Masud. Abdullah bin Masud
menerimanya dari Rasulullah SAW. Di antara para muridnya yang menjadi
perawi qiraatnya yang terkenal adalah Syubah (w.193 H) dan Hafs (w.
180H).
6. Hamzah al-Kufi
Nama lengkapnya adalah Hamzah bin Habib bin Ammarah bin Ismail alKufi. Beliau adalah imam qiraat di Kufah setelah Imam Ashim. Lahir
pada tahun 80 H., wafat pada tahun 156 H di Halwan, suatu kota di Iraq.
Beliau belajar dan mengambil qiraat dari Abu Hamzah Hamran bin Ayun,
Abu Ishaq Amr bin Abdullah al-SabiI, Muhammad bin Abdurrahman bin
Abu Yala, Abu Muhammad Talhah bin Mashraf al-Yamani dan Abu
Abdullah Jafar al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainul Abidin bin
Husein bin Ali bin Abi Thalib serta Abdullah bin Masud dari Rasulullah
SAW. Di antara para muridnya yang menjadi perawi qiraat -nya yang
terkenal adalah Khalaf (w. 150 H) dan Khallad (w. 229 H).
7. Al-Kisai al-Kufi
Nama lengkapnya adalah Ali bin Hamzah bin Abdullah bin Usman alNahwi. Nama panggilannya Abul Hasan dan ia bergelar Kisai karena ia
mulai melakukan ihram di Kisaai. Beliau wafat pada tahun 189 H. Beliau
mengambil qiraat dari banyak ulama. Diantaranya adalah Hamzah bin
Habib al-Zayyat, Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Laia, Ashim bin
Abun Nujud, Abu Bakar binIlyasy dan Ismail bin Jafar yang
10
Qiroatul Quran
Beliau
mengambil qiraat dari maulanya, Abdullah bin Iyasy bin Abi Rabiah,
Abdullah bin Abbas dan Abu Hurairah, mereka bertiga menerimanya dari
Ubay bin Kaab. Abu Hurairah dan Ibn Masud mengambil qiraat dari
Zaid bin Tsabit, dan mereka semua menerimanya dari Rasulullah SAW.
Murid Imam Abu Jafar yang terkenal menjadi perawi qiraatnya adalah Isa
bin Wardaan (w. 160 H) dan Ibn Jammaz (w. 170 H).
9. Yaqub al-Bashri
Nama lengkapnya adalah Yaqub bin Ishaq bin Zaid bin Abdullah bin Abu
Ishaq al-Hadrami al-Mishri. Nama panggilannya Muhammad. Beliau
seorang imam qiraat yang besar, banyak ilmu,shalih dan terpercaya. Beliau
merupakan sesepuh utama para ahli qiraat sesudah Abu Amr bin al-Alla.
Beliau wafat pada bulan Zul Hijjah tahun 205 H. Beliau mengambil qiraat
dari Abdul Mundir Salam bin Sulaiman al-Muzanni, Syihab bin Syarnafah,
Abu Yahya Mahd bin Maimun dan Abul Asyhab Jafar bin Hibban
al-Autar. Semua gurunya ini mempunyai sanad yang bersambung kepada
Abu Musa al-Asyari dari Rasulullah SAW. Murid sekaligus perawi dari
qiraat Imam Yaqub yang terkenal adalah Ruwas (w. 238 H) dan Ruh (w.
235 H).
10. Khalaf al-Asyir
Nama lengkapnya adalah Khalaf bin Hisyam bin Tsalab al-Asdi alBaghdadi. Nama panggilannya Abu Muhammad. Beliau lahir tahun 150 H.
dan wafat pada bulan Jumadil akhir tahun 229 H. di Bagdad. Beliau tampil
dengan qiraat tersendiri yang berbeda dengan qiraat dari gurunya Imam
11
Qiroatul Quran
Al-
12
Qiroatul Quran
3. Qiraat Arbaat Asyarah (qiraat empat belas) adalah qiraat sepuluh yang
telah disebutkan diatas di tambah dengan empat imam qiraat berikut
yakni Al-Hasan Al-Bashri, Muhammad bin Abdirrahman (dikenal dengan
Ibn Mahishan), Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi An-Nahwi
Al-
13
Qiroatul Quran
sepakat bahwa orang yang membaca al-quran dengan qiraat yang syadz harus
disuruh bertaubat. Ibnu Abdil Barr menukilkan ijma kaum muslimin tentang alQuran yang tidak boleh dibaca dengan qiraat yang syadz, tidak sah shalat
dibelakang orang yang membaca al-Quran dengan qiraat-qiraat yang syadz itu.
14
Qiroatul Quran
15
Qiroatul Quran
Dengan demikian, qiraat Saad bin Abi Waqqash dapat memperkuat dan
mengukuhkan ketetapan hokum yang telah disepakati.
2. Dapat mentarjih hukum yang diperselisihkan para ulama. Misalnya, dalam
surat Al-Maidah : 89, disebutkan bahwa kifarat sumpah adalah berupa
memerdekakan budak. Namun, tidak disebutkan apakah budaknya itu
muslim atau non muslim. Hal itu mengandung perbedaan pendapat
dikalangan para fuqaha. Dalam qiraat syadz, ayat itu memperoleh
tambahan muminatin. Dengan demikian, menjadi, artinya: maka
kiffarat (melanggar sumpah itu ialah member makan sepuluh orang
miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau member pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang budak
mukmin. (QS. Al-Maidah: 89).
Tambahan kata mukminatin berfungsi mentarjih pendapat sebagian
ulama, antara lain As-SyafiI, yang mewajibkan memerdekakan budak
mukmin bagi orang yang melanggar sumpah, sebagai salah satu alternative
bentuk kifaratnya.
3. Dapat menggabungkan dua ketentuan yang berbeda. Misalnya, dalam surat
Al-Baqarah: 222, dijelaskan bahwa seorang suami dilarang melakukan
hubungan seksual tatkala istrinya edang haid, sebelum haidnya berakhir.
Sementara qiraat yang membacanya dengan yuththahhirna (didalam
mushaf Ustmani tertulis yuthhurna), dapat dipahami bahwa seorang
suami tidak boleh melakukan hubungan seksual sebelum istrinya bersuci
dan mandi.
4. Dapat menunjukkan dua ketentuan hukum yang berbeda dalam kondisi
yang berbeda pula. Misalnya yang terdapat dalam surat Al-Maidah: 6. Ada
dua bacaan mengenai ayat itu, yaitu yang membaca arjulakum dan yang
membaca
arjulikum.
Perbedaan
qiraat
ini
tentu
saja
16
Qiroatul Quran
Terjemahnya:
".. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu
tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci): sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun".
() . Ibn Katsir,
Nafi', 'Ashim, Abu 'Amer dan Ibn 'Amir, membaca () , sedangkan
Ada perbedaan cara membaca pada lafaz
17
).
Qiroatul Quran
Para ulama berbeda pendapat tentang makna dari qiraat (), ada tiga
versi pendapat ulama mengenai makna (), yaitu: bersetubuh, bersentuh, dan
bersentuh serta bersetubuh.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang maksud dari
().
Ibn
shahih yang menceritakan bahwa Nabi SAW pernah mencium istrinya sebelum
berangkat sholat tanpa berwudhu lagi. Jadi yang dimaksud dengan kata
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa yang membatalkan wudhu
adalah berjima, bukan sekedar bersentuhan dengan perempuan.
Pendapat lain menyatakan bahwa pendapat yang kuat adalah yang berarti
bersentuhan kulit. Pendapat ini dikuatkan oleh al-Razi yang menyatakan bahwa
kata al-lums
dengan tangan. Ia menegaskan bahwa bahwa pada dasarnya suatu lafaz harus
diartikan dengan pengertian hakikinya. Sementara itu, kata al-mulamasat
18
Qiroatul Quran
Terjemahnya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuanperempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah, dan
lepaskanlah mereka itu dengan cara sebaik-baiknya."
Ayat di atas menjelaskan, bahwa seorang istri yanng diceraiakn oleh
suaminya dalam keadaan belum disetubuhi, maka tidak ada masa iddah baginya.
Masa iddah adalah masa menunggu bagi seorang wanita yang diceraikan
suaminya, sebelum wanita tersebut dibolehkan kawin lagi dengan laki-laki lain.
Berkenaan dengan ayat di atas, Hamzah dan al-Kisa'I, membacanya dengan
19
Qiroatul Quran
Artinya:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
kanan keduanya..
Dalam Qiraat yang shahihah ayat tersebut berbunyi :
b. Mazhab Hanafi mewajibkan puasa tiga hari berturut-turut sebagai kafarah
sumpah, juga berdasarkan kepada qiraat Ibn Masud dalam surat alMaidah ayat 89, yang berbunyi:
Artinya :
Barangsiapa tidak sanggup melakukan demikian, maka kafaratnya
puasa selama tiga hari berturut-turut ..
Dalam qiraat yang shahihah ayat tersebut berbunyi :
Syaban
Muhammad
Ismail,
mengutip
pernyataan
Abu
Ubaid,
menyatakan bahwa tujuan sebenarnya dari Qiraat Syaz adalah merupakan Tafsir
dari qiraat shahih (masyhur) dan penjelasan mengenai dirinya. Huruf-huruf
tersebut harakatnya (lafaz Qiraat Syaz tersebut) menjadi tafsir bagi ayat alQuran pada tempat tersebut. Hal yang demikian ini, yaitu tafsir mengenai ayatayat tersebut, pernah dikemukakan oleh para Tabiin, dan ini merupakan hal yang
sangat baik.
Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan al-Suyuti, sebagai berikut :
Jika penafsiran itu dikemukakan oleh sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW
yang benar, yang kemudian menjadi bagian dari qiraat al-Quran itu sendiri, tentu
tafsir ini lebih tinggi nilainya dan lebih kuat. Mengambil kesimpulan hukum dari
penafsiran yang dikemukakan Qiraat Syaz ini adalah suatu pengejawantahan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
20
Qiroatul Quran
3.
()
. .
Yang dimaksud dengan
()
Qiroatul Quran
Dalam qiraat lain dibaca
()
22
Qiroatul Quran
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di simpulkan:
1. Qiroat Al-Quran adalah Qiraat adalah bacaan yang disandarkan
kepada salah seorang imam dari qurra yang tujuh, sepuluh atau empat
belas; seperti qiraat Nafi, qiraat Ibn Kasir, qiraat Yaqub dan lain
sebagainya
2. Sejarah Perkembangan Qiroat Al-Quran, berawal ketika muncul
perselisihan antar kelompok yang menganggap bahwa bacaanya benar
dan yang lain salah, yang kemudian disatukan oleh Khalifah Utsman,
setelah itu qiraah-qiraah berkembang terus
3. Pengaruh Qiroat Al-Quran Terhadap Istinbat Hukum, di dalam
penetapan hukum, qiraat dapat menguatkan ketentuan-ketentuan
hukum yang telah disepakati para ulama;
4. Manfaat Perbedaan Qiroat Al-Quran yaitu eringankan umat Islam
dan mudahkan mereka untuk membaca al-Quran, menunjukkan
betapa terjaganya dan terpeliharanya al-Quran dari perubahan dan
penyimpangan, padahal kitab ini mempunyai banyak segi bacaan yang
berbeda-beda, meluruskan aqidah sebagian orang yang salah,
menunjukkan keutamaan dan kemuliaan umat Muhammad SAW atas
umat-umat pendahulunya
5. Dan mengetahui bagaimana urgensi mempelajari Qiroat Al-Quran.
Dapat menguatkan ketentuan-ketentuan hukum yang telah
disepakati
para
ulama.
dapat
men-tarjih
hukum
23
memberikan
penjelasan
terhadap
suatu
Qiroatul Quran
k a t a d i d a l a m Al - Q u r a n y a n g m u n g k i n sulit dipahami
maknanya.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, Muhammad Qadirun. 2001. Ikhtisar Ulumul Quran Praktis. Jakarta.
Pustaka Amani.
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2003. At-Tibyan Fi Ulumil Quran. Jakarta.
Darul Kutub Al- Islamiyah.
Al-Qattan, Manna Khalil. 1973. Mabahis Fi Ulumil Quran. Surabaya.
Al-hidayah.
Al-Qodi, Abdul Fattah Abdul Ghoni. 2009. Al-Wafi fi Syarhi Asy-Syathibiy. Mesir.
Dar el-Islam
Anwar, Rosihan. 2008. Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia
Ahmad Syadali, Ahmad Rofii. 2008. Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia
24
Qiroatul Quran