Anda di halaman 1dari 14

Eksperimen Fisika 2

_______________________________________________________________________________________

KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE


Diana Susanti
1137030018
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SGD Bandung
Jl. A.H Nasution No.105 Bandung 40614
E-mail : dianasusantii@yahoo.com

ABSTRAK
Karbon Nanodots merupakan perkembangan dari teknologi nano yan memanfaatkan materialmaterial yang ada untuk bisa kembali dibuat agar kualitasnya lebih baik, pencampuran komposisi
bahan-bahan kimia dan dapat dipastikan ini merupakan factor utama dalam menentukan jenis
material. Dengan memvariasikan massa senyawa urea dan asam sitrat dalam pembuatan karbon
nanodots. Didapatkan pedaran warna hijau saat larutan tersebut telah melalui proses pembakaran
dan mendapat penyinaran dari sinar UV. Analisis untuk bioimaging ini dilakukan pada sampel
biologis yaitu tumbuhan berupa kecambah kacang hijau. Kecambah kacang hijau ini dapat tumbuh
pada air yang mengandung karbon nanodots. Komposisi perbandingan yang berhasil adalah 3gr
urea dan 0,1 gr asam sitrat. karena memiliki intensitas pedaran yang lebih banyakdibandingkan
komposisi yang lainnya. Terdapat keberadaan gugus fungsi seperti -OH, C-H, C-O, C=C, C-N dan
SH. Proses microwave menyebabkan gugus fungsi mengalami degradasi intensitas transmitansi.
Secara sederhana, hasil analisis gugus fungsi dari FTIR hasil sintesis dari sulfur, urea dan citric
acid melalui proses microwave mengindikasikan secara kuat bahwa terdapat C-Dots.
Kata Kunci : Urea, Asam sitrat, Karbon nanodots
ABSTRACT
Carbon nanodots is the development of nano technology that utilizes the existing materials to be
re-made so that the quality is better, mixing the composition of chemicals and certainly this is a
major factor in determining the type of material. By varying the mass of urea compounds and citric
acid in the manufacture of carbon nanodots. Pedaran obtained when the green color of the
solution has been through the process of combustion and received irradiation of UV rays. For
bioimaging analysis was conducted on biological samples that form plant mung bean sprouts.
Mung bean sprouts can be grown in water containing carbon nanodots. The composition of the
comparison that works is 3gr urea and 0.1 g of citric acid. There is the presence of functional
groups like that OH, CH, CO, C = C, CN and SH. Microwave process causing degraded functional
groups transmittance intensity. Simply put, the results of the analysis of the functional group of the
FTIR results of the synthesis of sulfur, urea and citric acid through microwave process indicated
strongly that there is a C-Dots.
Keywords: Urea, Citric Acid, Carbon nanodots

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berawal dari tahun 1970, para ilmuan berhasil untuk pertama kalinya membuat
kuantum well. Kuantum well merupakan lapisan tipis semikonduktor (ketebalan sekitar
10nm) yang diapit oleh dua lapisan isolator pada arah sumbu z, sehingga elektron hanya
bisa bergerak dalam dua arah (arah x dan y). Kemudian pada tahun 1980-an para ilmuan
berhasil membuat kuantum dot (disingkat QD) yang dapat mngurung pasangan elektronhole (eksiton) dalam ukuran yang sangat kecil, sekitar 2-20nm. Pasangan elektron-hole
terbentuk ketika semikonduktor menyerap foton dan membuat elektron dari pita valensi
berpindah menuju pita konduksi.
Nano materials adalah langkah baru dalam perkembangan pemahaman
dan pemanfaatan bahan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sains
langkah ini dimulai dengan pencampuran komposisi bahan-bahan kimia dan
dapat dipastikan ini merupakan faktor utama dalam menentukan jenis
material. Selanjutnya kita dapat menentukan bahwa pembuatan bahan ini dan
setelah langkah-langkah fabrikasi dapat mempengaruhi . Juga zat-zat aditif
kecil terbukti dapat juga memodi_kasi bahan material yang lain. Akhirnya
dengan ditemukannya nanoteknologi, kita dapat membuat partikel kecil untuk
memperluas kemampuan kita dalam membuat dan memodi_kasi sebuah
bahan. Nanoteknologi serta evolusi sebagai revolusioner di alam ini. Telah
banyak diaplikasikan dimana bahan yang sama secara bertahap ditingkatkan
kualitasnya

dengan

menggunakan

menentukan bahan pembuatan

nanoteknologi.

Selanjutnya

untuk

material tersebut dan sebelum proses

pembuatan bahan tersebut kita harus mengetahui unsur-unsur atau zat-zat


apa saja yang terkandung didalamnya. Juga kandungan terkecil apa saja yang
dapat kita ubah atau ganti
dengan unsur-unsur yang lain. Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai
bentuk nanomaterial mempunya banyak macam jenisnya, terutama pada
nanomaterial berbasis karbon: karbon nanotube, nanodiamonds, fullerenes,
dan nanomaterial karbon lainnya yang sudah berkembang pesat tidak hanya
untuk kepentingan penelitian saja tetapi juga sebagai aplikasi teknologi. Salah
satu topik yang menarik yaitu munculnya nanopartikel karbon yang berpendar
(FC- NPs) dikarenakan memiliki potensi besar dalam bidang nanobioteknologi
____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

dan nanokatalis. Dibandingkan dengan semikonduktor inorganik kuantum dots,


FCNPs memiliki sifat yang baik seperti dapat dimodi_kasi dengan mudah,
memiliki toksisitas yang rendah dan potostabilitas yang tinggi terhadap
photobleacing

[1;3]

Secara

khusus,

memiliki

pendaran

yang

cerah

(peningkatan pendaran hasil kuantum) diamati setelah pasivasi oleh ikatan


kovalen dari kelompok organik.[3].
Metode sintesis karbon nanodots diklasi_kasikan kedalam dua bagian
utama yaitu metode top-down dan bottom-up. Pada pendekatan metode topdown sendiri dibagi lagi menjadi beberapa metode yaitu metode pelepasan
muatan, metode ablasi laser dan metode oksidasi elektrokimia. Sedangkan
pada pendekatan bottom-up dibagi menjadi beberapa metode lagi diantaranya
metode pembakaran atau pemanasan, metode sintesis pendukung dan
metode microwave pirolisis.
Peoses sintesis karbon nanodots menggunakan metode microwave
memiliki keunggulan yaitu dapat disintesis dari bahan prekursor yang
sederhana atau simpel (dapat disintesis dari
campuran urea dan asam sitrat), proses sintesisnys lebih cepat, daya yang
diperlukan cukup
rendah hanya sekitar 500 Watt untuk menghidupkan microwave rumah dan
ukuran partikel
karbon nanodots yang dihasilkan pun berukuran nano kira-kira antara 2,75
sampai 0,45 nm dan 3,65 sampai 0,6 nm[4;5]

I.2 TUJUAN
Pada eksperimen fisika kali ini yaitu bertujuan untuk dapat menjelaskan proses fisis
terjadinya efek Hall pada suatu bahan, dapat melakukan pengukuran dan mengamati pengaruh
perubahan arus yang melalui bahan terhadap potensial Hall yang dihasilkan, dan dapat menentukan
besar konstanta Hall dari suatu bahan.

II.
II.1

DASAR TEORI
Karbon Nanodots

Karbon nanodot (Carbon Nanodots; CNDs) adalah partikel karbon yang mempunyai
diameter dari 1 sampai 10 nm [1]. Ukuran nanodots karbon ini berada diantara ukuran
____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

molekul klaster dan karbon bulk. Biasanya partikel CNDs terdiri dari 100 sampai 10.000
atom. CNDs kadang-kadang disebut juga 'atom buatan' dan digunakan sebagai building
blocks pada proses bottom-up melalui proses self-assembly. CNDs ini mempunyai sifat
yang unik bergantung dengan ukurannya [2]. Konsep dasar dan keunikannya akan
dijelaskan dibawah ini.
Seperti telah diketahui, pada bahan semikonduktor, penyerapan foton dapat memompa
elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan secara spontan menghasilkan hole di pita
valensi. Elektron pada pita konduksi terikat ke hole lokal melalui gaya Coulomb (Coulomb
Blockade) membentuk eksiton. Jarak karakteristik antara elektron terikat dengan hole
disebut dengan Jari-jari Eksiton Bohr (Exciton Bohr Radius). Ketika dimensi partikel
direduksi menjadi ukuran yang dekat atau lebih kecil dari jari-jari eksiton Bohr, maka
terjadi fenomena yang disebut pengurungan kuantum (quantum confinement). Pada kondisi
ini, eksiton berada dalam keadaan keterikatan yang kuat. Sedangkan jika ukuran partikel
lebih besar dari 3 sampai 10 kali jari-jari Bohr eksiton, maka eksiton tersebut berada dalam
keadaan keterikatan lemah.
Gambar 1(a) menunjukkan skema ilustrasi lebar celah pita antara karbon bulk dan
CND. Seperti ditunjukkan pada gambar, ketika ukuran karbon mengecil sampai ukuran
CND, lebar celah pita (band gap) nya menjadi lebih besar dibanding dengan keadaan saat
bulknya. Hal ini mengakibatkan pergeseran warna biru (blue shift) pada spektrum cahaya
eksitasi dan emisi. Selain itu, pita energi (valensi dan konduksi) pada karbon bulk yang
awalnya kontinyu, ketika ukuran partikelnya menjadi kecil seperti CND, pita energi
tersebut akan menjadi diskrit (terpisah-pisah). Hal ini juga menyebabkan spektrum eksitasi
dan emisi CNDs juga menjadi diskrit. Lebar celah pita energi untuk CNDs dapat dihitung
secara aproksimasi dengan menggunakan persamaan di bawah ini [3]:

di mana R adalah jari-jari partikel dan

adalah massa efektif elektron yang didefinisikan

oleh:

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

(a)

(b)

Figure 1.(a) Skema ilustrasi lebar celah pita energi dari karbon bulk dan nanodots
karbon (CNDs), dan (b) warna emisi nanodots karbon (CND) bergantungan ukuran (110 nm).
Menurut persamaan (1), lebar celah pita dari CNDs sebanding dengan

. Dengan

demikian, lebar celah pita dapat diatur dengan mengatur besar ukuran partikel CND. CND
sendiri mempunyai sifat memendarkan (meng-emisi) cahaya ketika disinari oleh sinar UV,
dimana panjang gelombang emisi atau warna pendaran cahaya, akan bergantung pada lebar
celah pita CND. Atau dengan kata lain dengan mengatur besar ukuran partikel, kita akan
mendapatkan berbagai warna pendaran seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1(b).
Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor
atom6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik, karbon merupakan
unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat elek-tron
yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam isotopkarbon
yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif
dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon merupakan salahsatu dari di
antara beberapa unsur yang diketahui keberadaannya sejak zaman kuno. Istilahkarbon
berasal dari bahasa Latin carbo, yang berarti batu bara. Karbon memiliki beberapa jenis
alotrop, yang paling terkenal adalah grat, intan, dan kar-bon amord. Sifat-sifat
sika karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya. Sebagai contohnya, intan berwarna
transparan, mana kala grat berwarna hitam dan kusam.
Intan merupakan salah satu materi terkeras di dunia, manakala grat cukup lunak untuk
meninggalkan bekasnya pada kertas. Intan memiliki konduktivitas listik yang sangat rendah,
sedangkan grat adalah konduktor listrik yang sangat baik. Di bawah kondisi normal,intan
memiliki konduktivitas termal yang tertinggi di antara materi-materi lain yang dike____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

tahui. Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam kondisi normal, tetapi grat meru-pakan
alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara alotrop-alotrop lainnya.Semua alotrop
karbon sangat stabil dan memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi,bahkan dengan
oksigen. Keadaan oksidasi karbon yang paling umumnya ditemukan adalah+4, manakala +2
dijumpai pada karbon monoksida dan senyawa kompleks logam transisilainnya. Sumber
karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapur, dolomit, dan karbondioksida, sedangkan
sumber organik terdapat pada batu bara, tanah gambut, minyak bumi,dan klatrat metana.
Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsurlainnya, dengan hampir
10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampaisekarang.
Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta.
Karbon terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur
paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbonini, bersamaan
dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer membuat
karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil di
antara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam mengukur satuan massa atom.
Nanodots Carbon telah berhasil menjadi sebuah trobosan baru dalam teknologi
material halini disebabkan karena keunggulan mereka dalam sifat kelarutan air, inertness
kimia, toksisi-tas rendah, kemudahan fungsionalisasi dan ketahanan terhadap photobleaching.
Dalam ulasan ini, dengan memperkenalkan sintesis dan foto dan elektron-sifat (C-dot).
II.2 Urea
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran
curah(prill) digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di
tanah,urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah
46%,tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya. Karena penting dalam
pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara,
termasuk

Indonesia. Di pasaran Indonesia,

pupuk urea

dipasar

kan

dalam

dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan
tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial). Pupuk urea dihasilkan
sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batubara. Karbon dioksida
yang

dihasilkan

dari

kegiatan

industri

tersebut

lalu

dicampur

dengan

amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan
es5kering

(karbondioksida)

menghasilkan

amonium

karbamat. Selanjutnya,

amonium

karbamatdicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
II.3 Asam Sitrat
____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhangenus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan
alami,selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.
Dalambiokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang
terjadidi dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga
dapatdigunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam
sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi
tinggi,yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau(misalnya jeruk nipis
dan jeruk purut).Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
informasi disebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2hidroksi-1,2,3-propanatri karboksilat.
III.

METODE EKSPERIMEN

III.1

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan eksperimen ini adalah :

III.2

No.

Bahan

Alat

nanodots karbon

epoxy resin

Sinar UV
gelas kimia

3
4

Aquades

spatula
Microwave
Neraca Digital

PROSEDUR EKSPERIMEN

III.2.1 Diagram Alir


____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

III.2.1.1

Variasi Waktu

III.2.1.2

Variasi Massa Urea

III.2.2 Prosedur percobaan


Prosedur eksperimen sintesis karbon nanodot (CNDs) menggunakan pemanasan gelombang
mikro, dimana dibuat 5 sampel dengan variasi waktu dan komposisi serta perbandingan berat
asam sitrat (citric acid,C6H8O7) dan urea ((NH2)2CO). Sampel A adalah variasi waktu dan B
adalah variasi komposisi. Setelah semua sampel A dikeluarkan dari microwave, bandingkan
semua sampel A dan lihat warna serta pendaran yang terjadi pada masing-masing gelas kimia
ketika di sinar UV. Lihat pendaran yang paling baik di sampel A, kemudian gunakan waktunya
untuk sampel B. Setelah itu bandingkan dan lihat hasilnya ketika di sinar-UV.

IV.

IV.1

DATA DAN PEMBAHASAN


Data Percobaan

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

IV.1.1 Variasi Waktu


Sampel

Massa

Hasil Pemanasan

Pendaran Warna

Cairan bening
Warna putih

Cairan bening
Pendaran warna

mengkristal

putih

Warna hitam pekat

Pendaran warna

mengendap
Coklat tua bening

hijau muda
Pendaran warna

Coklat muda

hijau muda pudar


Pendaran warna

mengkristal

hijau muda sangat

Asam Sitrat

Urea (gram)

(gram)

A1
A2

1
1

0.1
0.1

IV.1.2 Variasi Massa


Massa
Sampel

Urea (gram)

Asam Sitrat
(gram)

B1

0.1

B2

0.1

B3

0,1

pekat
IV.2

A.

Pembahasan

B.

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

c.

D.

E.

F.

Eksperimen tentang nanodot yang merupakan salah satu kajian fisika material. D
imana dalam konsentrasi ini akan dipelajari tentang bagaimana sifat dari suatu material
atau bahan (dikenal dengan istilah karakterisasi). Begitupun dalam eksperimen ini,
disini kita dapat mengetahui dan menentukan sifat atau karakterisasi dari larutan
karbonnanodot (CNDs). Dimana karbon nanodot yang digunakan terdiri dari asam
sitrat (C6H8O7) dan urea (NH2)2CO) yang dilarutkan ke dalam aquades. Dengan
berbeda variasi setiap sampel, yaitu sampel A adalah variasi waktu dan sampel B
adalah variasi komposisi. Pada sampel A perbandingan konsentrasi asam sitrat
(C6H8O7) dan urea ((NH2)2CO) adalah sama yaitu 0,1 gr : 3 gr. Dari sampel ini dapat
diketahui mana sampel yang paling baik, kemudian waktu pemanasan yang digunakan
pada sampel tersebut digunakan juga untuk waktu sampel B. Dalam eksperimen,
sampel yangpaling baik adalah sampel B1, B2, dan B3. Ternyata sampel tersebut
merupakan sampel yang menggunakan waktu pemanasan lebih lama dibandingkan
sampel A1 dan A2. Hal tersebut dibuktikan ketika semua sampel A telah dipanaskan
kemudian di sinar-UV. Dispektometer UV-vis terlihat jelas pendaran warna yang
terbentuk pada tiap masing-masing sampel. Dapat terlihat jelas pada Gambar A hasil
____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

dari pencampuran antara urea dengan asam sitrat sebelum di panaskan. Pada Gambar B

tampilan fisis Prekursor setelah dipemanasan pada suhu 175 C. Pemanasan


dilakukan untuk memperoleh material karbon nanodot dengan karbon yang
dilepaskan asam sitrat mengikat urea yang dapat mempercepat pemanasan
karena mengandung nitrogen menghasilkan karbon nanodots (CNDs). Tetapi
pada sampel A1 gagal karena preparat hanya membentuk cairan bening dan
tidak membentuk satu partikel atau mengkristal. Hal ini dapat disebabkan
karena pengaruh waktu pemanasan yang cukup singkat dibandingkan dengan
yang lain sehingga proses emisi tidak berlangsung dengan sempurna. Faktorfaktor lain yaitu ada partikel lain yang dapat mengakibatkan pemanasan
berlangsung tidak sempurna seperti keadaan gelas kimia yang kurang steril.
Pada Gambar C terlihat hasil dari A1 yaitu tetap putih dan setelah di sinari sinar UVvis tidak dapat meremisikan cahaya sehingga dapat di katakan gagal. Pada Gambar D

merupakan sampel B1 dan B2, setelah pemanasan fisiknya menjadi pekat dan
hal ini yang mendasari prekursor belum bisa disinari oleh UV, sehingga
prekursor tersebut kami dispersikan kembali dengan 5 ml aquadest pada 0.1 gr
prekursor lalu diaduk dan bisa disinari UV. Kemudian pendaran warna telah
terlihat dengan panjang gelombang sekitar 510 dan 500 nm berturut-turut. Jika
dibandingkan dengan literatur, seharusnya sampel B1 ini menjadi endapan
putih, hal ini mungkin karena faktor pendispersian kedua. Pada gambar E hasil
dari sampel B1 dan A2, sampel A2 setelah dilakukan pemanasan, saat dilakukan
pemancaran sinar UV, pendaran warna yang dihasilkan tetap putih hal ini
menunjukan bahwa eksperimen dengan massa dan waktu pemanasan tertentu
seperti pada tabel kurang tepat dalam pembentukan karbonnanodots. Pada
sampel B3, dimana sampel ini menunjukan perbandingan massa 1 : 20. Karbon
nanodots ini merupakan salah satu prekursor yang mendekati sempurna karena
telah terbntuk dan berwarna hijau muda pudarmenunjukan panjang gelombang
sekitar 520 nm.
Reaksi kimia dari pencampuran asam sitrat dengan urea ditulis sebagai berikut :
(NH2)2CO + C6H8O7 + 11/2 O2 2 NH2(OH) + 7 CO2 + 3 H2O

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

Nanodots karbon mampu meremisikan cahaya karena sinar UV terdapat berkas


cahaya sinar ultraviolet dan cahaya tampak sebagai sumber energi untuk
mengeksitasi

atom/molekul.

Absorpsi

foton

oleh

material

konduktor

menyebabkan transisi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Akibat transisi
ini mengakinatkan terbentuknya oke di valensi dan elektron di pita konduksi
dan terjadi interaksi coulomb. Luminisense merupakan peristiwa emisi spontan
cahaya oleh atom yang tereksitasi. Hasil eksperimen menunjukan semakin
rendah konsentrasi suatu zat maka akan semakin kecil ukuran nanopartikelnya.
Dengan ukuran partikel yang kecil dapat menandakan bahwa pendaran warna
berada pada tingkatan atas sesuai dengan literatur tabel. Parameter yang
mempengaruhi absorpsi dan transmisi cahaya pada komposit adalah ukuran
partikel, terjadi penyerapan maksimal.
C-Dots yang telah disintesis memiliki karakteristik luminisens dapat dilihat
pada Gambar 3. Sumber eksitasi yang digunakan adalah sinar UV. Sinar UV
yang diserap mampu membangkitkan elektron dan menghasilkan cahaya yang
disebabkan oleh elektron yang mengalami proses rekombinasi (deeksitasi).
Disebut rekombinasi karena elektron bergabung kembali dengan hole sehingga
hole menjadi hilang. Saat proses deeksitasi ini dilepaskan energi berupa panas
atau pemancaran cahaya. Deeksitasi yang disertai pelepasan panas disebut
transisi tanpa radiasi, sedangkan deeksitasi disertai pemancaran gelombang
elektromagnetik disebut transisi radiatif. Pada transisi radiatif, energi
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan kira-kira sama dengan lebar
celah pita energi, yaitu hfEg. Dari hubungan persamaan diatas maka
frekuensi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan adalah fEg/h.
Tampak di sini bahwa warna yang dihasilkan material ketika terjadi proses
deeksitasi sangat bergantung pada lebar celah pita energy karena frekuensi
merepresentasikan warna. Hal ini merupakan salah satu dasar rekayasa pita
energi. Apabila kita memiliki kemampuan mengontrol lebar celah pita energi
material maka kita dapat membuat material yang menghasilkan warna yang
berbeda-beda. Bergesernya emisi luminisens ini sangat dipengaruhi oleh ukuran
partikel yang terbentuk. Emisi luminisens nanopartikel yang bergeser ke
____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

panjang gelombang pendek yaitu ke arah warna biru (blue shift) saat ukuran
partikel semakin kecil sebagai akibat efek quantum confinement . Hasil proses
sintesis C-Dots pada kondisi low yang disintesis dengan waktu berbeda
menunjukan perubahan warna yang berbeda-beda. Selain sifat fisis, perubahan
ini juga mengindikasikan adanya perubahan struktur dari C-Dots. Perubahan
struktur C-Dots teramati dari spektrum transmitansi dari FTIR, seperti
ditunjukan pada Gambar 4. Perubahan struktur C-Dots yang disintesis dari
sulfur, citric acid dan urea teramati dari spektrum transmitansi dari FTIR.
Aplikasi karbon nanodotdalam dunia teknologi adalah pencahayaan dan sel surya.
Selain itu juga dapat diaplikasikan dibidang biologi, seperti proses pertumbuhan
tanaman. Serta dalam bidangpertanian dapat dimanfaatkan untuk menghindari bahaya
limbah untuk tumbuhan.
V.

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu sintesis C-Dots dengan metode microwave menggunakan bahan urea dan citric acid
telah berhasil dibuat. C-Dots disintesis pada kondisi low. Pada kondisi ini dengan variasi
waktu sintesis yang berbeda-beda yaitu 15 menit, 20 menit, dan 30 menit. Hasil sintesis CDots dengan variasi waktu sintesis berbeda menunjukan pergeseran warna dari hijau untuk
A2 sedangkan untuk A1 gagal. Emisi cahaya C-Dots yang diamati dalam cahaya UV
menunjukan perpendaran warna hijau kekuningan . Seiring dengan meningkatnya lama
waktu sintesis maka penyerapan spektrum absorbansi yang dihasilkan semakin luas dan
semakin rendah nilai energi gapnya. Hal ini mengindikasikan bahwa efek waktu sintesis
mempengaruhi sifat optik C-Dots yang dihasilkan. Semakin rendahnya energi gap ini
menunjukan energi yang diperlukan untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke
konduksi semakin rendah pula. Hal ini dapat terjadi akibat C-Dots yang dihasilkan dari
proses pemanasan ukurannya semakin besar. Pengukuran dari spektrum transmitansi FTIR
dapat teramati struktur unit C-Dots. Terdapat keberadaan gugus fungsional seperrti -OH, CH, C-O, C=C, C-N dan SH. Proses microwave menyebabkabkan gugus fungsional
mengalami degradasi intensitas transmitansi. Secara sederhana, hasil analisis gugus
fungsional dari FTIR hasil sintesis dari urea dan citric acid melalui proses microwave
mengindikasikan secara kuat bahwa terdapat C-Dots.

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Eksperimen Fisika 2
_______________________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

[1] Li, Haito, et al. Synthesis of Fluorescent Carbon Nanoparticeles Directly from
ActiveCarbon Via a One-Step Ultrasonic Treatment. Mater. Res. Bulletin 46, vol. 10,
No.013(October 2010): 147-151.
[2] Li, Haito, et al. One-Step Ultrasonic Synthesis of Water-Soluble Carbon
Nanoparticleswith

Exellent Photolumenescente Properties.

Carbon 49, vol.

10, No.

004(October2010): 605-609.
[3] Li, Haito, et al. Fluorescent Carbon Nanoparticles: Electrochemical Syntesis and
theirpH Sensitive Photoluminescence Properties. J.Chem, vol. 35, No. 10(September
2011):2666-2670.
[4]

Zhai, Xinyun, et al. Highly Luminescent Carbon Nanodots by Microwave-assisted

Pyrolysis. Chem.Commun,vol.48,No.10(June 2012):7955-7957.


[5] N, Sheila, et al. Luminescent Carbon Nanodots: Emergent Nanolights. Angew.
Chem.Int.Ed,vol.49,No10 (August 2010):6726-6744.
[6]Hoon Kim, Sang.et al.Formation of Nanodots and Nanostripes of Car-bon Nitride on S
ilicon by Plasma and Thermal Treatments. KoreanJ.Chem.Eng,vol.23,No.2(November 20
05):325-328.

____________________________________________________________________________________
KARBON NANODOT SINTESIS DAN SIFAT LUMINESCENCE
Diana Susanti

Anda mungkin juga menyukai