NANOTEKNOLOGI
Oleh
YESSI RAHMAYANI
NIM. 1420412014
DOSEN PENGAMPU :
Dr. YETRIA RILDA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERISTAS ANDALAS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya makalah ini. Makalah ini merupakan review dua buah jurnal tentang
aplikasi logam oksida sebagai tekstil antimikroba/antibakteri. Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah nanoteknologi di program studi Kimia Pascasarjana
Universitas Andalas.
Makalah ini berjudul Sintesis Sonokimia CuO-Katun dan Aplikasi
sebagai Tekstil Antibakteri. Makalah ini berisi informasi tentang sifat logam
oksida tembaga dan sedikit teori tentang sintesis sonokimia. Selain itu makalah ini
berisi review dua jurnal yang berkaitan dengan sintesis CuO-Katun dengan
metoda sonokimia.
Penulis menyadari pembuatan makalah ini jauh dari sempurna. Semoga
makalah ini dapat membantu dalam pemberian sedikit informasi tentang metoda
sonokimia dan komposit CuO-Katun sebagai tekstil antibakteri.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I.
PENDAHULUAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
Telah diketahui bahwa logam tembaga dan kompleksnya digunakan
sebagai cairan disinfektan, padatan dan jaringan manusia. Saat ini tembaga
digunakan sebagai penjernih air dan agen antibakteri dan antifouling. Tembaga
oksida (CuO) merupakan semikonduktor tipe-p dengan band gap sekitar 1,2 eV
telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk sebagai fotokatalis dan
antibakteri. Bahan semikonduktor diketahui dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dengan cara berdifusi ke dalam sel bakteri. Belakangan oksida logam yang
bersifat semikonduktor telah banyak disintesis dengan berbagai metoda,
diantaranya metoda hidrotermal, sol-gel, presipitasi dan metoda dengan
menggunakan radiasi ultrasonic (sonochemical).
Selain tembaga oksida, logam oksida lain seperti ZnO, TiO 2 telah
disintesis untuk keperluan antibakteri yang lebih aplikatif. Logam-logam oksida
ini di-coated-kan ke permukaan kain untuk menghasilkan kain/tekstil dengan
keunggulan antibakteri. Telah banyak peneliti yang mensintesis logam oksida
yang kemudian diaplikasikan ke tekstil sebagai antibakteri atau antimikroba.
Tekstil secara luas digunakan sebagai tekstil pada bidang kesehatan dan bidang
lainnya yang berhubungan dengan mikroba atau bakteri. Ukuran partikel logam
oksida yang lebih kecil (ukuran nanometer) ternyata lebih efektif karena
nanopartikel lebih aktif dibandingkan partikel besar. Hal ini disebabkan dari luas
permukaannya yang tinggi, sifat fisika dan kimia nya yang unik.
Secara umum ada tiga cara untuk mensintesis nanopartikel logam oksida
pada serat katun atau tekstil. Cara pertama adalah menyiapkan nanokristal yang
kemudian di-coated-kan pada serat katun dengan pad-dry-cure method. Yang
kedua
adalah
menggunakan
iradiasi
ultrasonic
untuk
mendeposisikan
CuO dan deposisinya pada serat katun dalam satu reaksi. Kemudian serat katun
yang telah terlapis dengan nanopartikel CuO dilakukan pengujian antibakteri
terhadap baketri E.coli dan S.aureus.
Makalah ini membahas dua jurnal yang mensintesis CuO-katun melalui
iradiasi ultrasonic serta karakterisasinya melalui XRD dan SEM. Kedua jurnal ini
menggunakan prekusor yang berbeda.
BAB II
KONSEP TEORI
SINTESIS SONOKIMIA CuO-KATUN DAN APLIKASINYA
SEBAGAI TEKSTIL ANTIBAKTERI
A. Oksida Logam CuO
CuO atau tembaga oksida merupakan salah satu senyawa tembaga
sederhana. CuO memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki temperatur
superkonduktivitas yang tinggi, efek korelasi elektron, dan dinamika spin.
CuO juga diaplikasikan di berbagai bidang antara lain sebagai katalis, baterai,
sensor gas, penghantar panas, dan untuk energi surya. Struktur kristal CuO
memiliki band gap yang kecil sehingga sifat fotokatalisis dan fotovoltaik
sangat berguna. Struktur krital CuO adalah monoklin sederhana
Tembaga oksida (CuO) merupakan semikonduktor tipe-p dengan band
gap sekitar 1,2 eV telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk
sebagai fotokatalis dan antibakteri. Bahan semikonduktor diketahui dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berdifusi ke dalam sel bakteri.
Bakteri patogen yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia adalah
Escheria coli dan Staphylococcus aereus. Bakteri Escheria coli dapat
menyebabkan gangguan pada system pencernaan manusia. Sementara
Staphylococcus aereus merupakan bakteri yang banyak terdapat diudara dan
menempel pada benda-benda yang berada disekitar manusia. Bakteri ini dpat
menimbulkan infeksi kulit pada manusia.
B. Metoda Sonokimia
Sonokimia adalah salah satu metoda sintesis yang dapat mensintesis
berbagai material anorganik. Sonokimia menjalankan reaksi kimia karena
adanya radiasi ultrasonik yang kuat (20 kHz 10 MHz) [3]. Metoda ini
dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi ekstrim yang diperoleh dari
gelombang
ultrasonik.
Reaksi
dengan
menggunakan
metoda
ini
memungkinkan proses sintesis yang murah, cepat dan suhu yang rendah.
Intesitas ultrasonik yang tinggi dapat digunakan untuk sintesis material baru
tanpa suhu tinggi, tekanan tinggi ataupun waktu reaksi yang lama. Kelebihan
dari metoda ini adalah :
a. Lebih mudah
b. Jalur reaksi lebih cepat
dengan sangat cepat mendingin dalam waktu kurang dari mikrosekon. Aliran
turbulen dan gelombang kejut akibat kavitasi menyebabkan terjadinya
tumbukan antar partikel dan pemanasan local pada titik tumbukan.
Iradiasi ultrasonik dari air menghasilkan radikal H dan OH yang sangat
reaktif dan bertanggung jawab untuk reaksi redoks [4]. Radikal yang reaktif
ini bereaksi dengan zat organik aditif (contoh : 2 propanol atau etanol).
Mekanisme reaksi [4] sebagai berikut :
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Logam oksida seperti CuO telah dapat disintesis dengan metoda
sonokimia dan diaplikasikan kepada tekstil (katun) sebagai antimikroba. Issa M.
El Nahhal dkk [1], telah memperoleh katun yang terlapis merata dengan
nanopartikel CuO. Setelah uji dengan bakteri E.coli dan S.aureus diperoleh bahwa
katun yang terlapis dengan CuO terbukti dapat menghambat pertumbuhan kedua
jenis bakteri tersebut. Ukuran nanopartikel CuO adalah 10 nm. Sementara
I.Perelshlein dkk [2], juga telah melakukan sintesis nanokomposit CuO-katun
dengan metoda sonokimia. Disini Perelshlein memperoleh hasil yang hampir
sama dengan Issa M. El Nahhal. Namun kedua peneliti ini menggunakan prekusor
yang berbeda. Issa M. El Nahhal menggunakan prekusor CuSO 4.5H2O sebagai
sumber logam Cu sementara I. Perelshlein menggunakan Cu(Asetat) 2.H2O sebagai
prekusornya.
Menurut Issa M. El Nahhal katun yang digunakan dicuci terlebih dahulu
dengan SDS untuk membersihkan serat katun dari kotoran-kotoran senyawa
organic
yang
dapat
menghambat
penempelan
nanopartikel
CuO
pada
60o C, overnight
Dari pola XRD terlihat bahwa kedua prekusor ini memberikan pola
difraksi yang hampir sama, terdapat 2 puncak dengan nilai 2 hampir sama. Pada
gambar 5, terlihat 2 puncak difraksi pada 2 = 35,53 (-111), 38,37 (111) dan cocok
dengan struktur monoklin dari CuO. Pada gambar 6, terlihat beberapa puncak
difraksi diantaranya berada pada nilai 2 = 35,49 (-111) dan 36,68 (111) dan
cocok dengan struktur monoklin CuO. Dari XRD dapat juga diperoleh bahwa
rata-rata ukuran partikel CuO yang terbentuk adalah 10-15 nm. Hal ini dapat
dikatakan bahwa CuO dapat disintesis dengan metoda sonokimia dan memberikan
hasil kristalinitas yang sama walau menggunakan prekusor yang berbeda.
CuO yang terlapis pada katun dilihat secara morfologi dengan SEM.
Dengan menggunakan metoda sonokimia ini terlihat bahwa CuO yang terbentuk
terlapis dengan merata pada permukaan katun. Berikut adalah hasil SEM :
prekusor CuSO4.5H2O
CuO(s) + H2O
E.coli
Tube
tidak ada
Subculture
-
S.aureus
Tube
tidak ada
pertumbuhan
(negative pada
pertumbuhan
Subculture
(negative pada
-1
10-1)
10 )
Tabel 1. Hasil uji bakteri (prekusor CuSO4.5H2O)
CFU/mL
1 jam
N/No
%reduksi
CFU/mL
3 jam
N/No
%reduksi
4 x 10
2,28 x 10-6
99,9
-6x10-8
100
1,9x10-5
100
S.aureus
CuO-katun 1,12x104
1,19x10-3
99,9
1,8x102
Tabel 2. Hasil uji bakteri (prekusor Cu(asetat)2.H2O)
Dari kedua tabel ini dapat disimpulkan bahwa katun yang terlapisi dengan CuO
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dikarenakan partikel CuO
terdifusi pada dinding sel bakteri sehingga mengalami pemecahan sel
menyebabkan sel bakteri jadi mati.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan jurnal sintesis CuO-katun dan aplikasinya pada
antimikroba tekstil dapat disimpulkan bahwa.
a. Metoda sonokimia dapat digunakan untuk pelapisan nanopartikel CuO
pada serat katun menggunakan radiasi ultrasonik
b. Sintesis ini berlangsung cepat, efektif dan dapat menghasilkan partikel
dengan ukuran nano. Pelapisan partikel CuO pada permukaan serat katun
cukup stabil karena terjadinya adsorpsi secara fisika pada permukaan serat
akibat adanya kavitasi dari gelombang ultrasonik.
c. CuO-katun dapat bersifat sebagai tekstil antibakteri
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.