Anda di halaman 1dari 22

BESI & BAJA

Presented by
Ir. DANANG JAYA, MT
PERWITASARI, ST, M.Eng.
TOPIK
PENDAHULUAN
MACAM-MACAM BESI DAN BAJA
UNSUR-UNSUR YANG
MEMPENGARUHI SIFAT BAJA
PENGOLAHAN BESI DARI
BIJIHNYA
WOODGROVE 2
BANK
PENDAHULUAN
 Secara umum logam bias dibedakan atas 2 yaitu: logam-logam besi
(ferrous) dan logam-logam bukan besi (non ferrous).
 Logam-logam besi adalah logam atau paduan logam yang
mengandung besi sebagai unsur utamanya. Logam ini terdiri atas besi
tuang (cast iron), baja karbon (carbon steel), baja paduan (alloy steel),
baja special (specialty steel)
 Logam-logam bukan besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali
mengandung besi.
 Besi dan baja merupakan logam yang banyak sumbangannya bagi
perkembangan kebudayaan manusia. Hal ini disebabkan karena :
- Jumlahnya yang cukup melimpah;
- Memiliki sifat mekanik yang menarik;
- Mudah dikerjakan dengan forming maupun dengan machining;
- Harganya relatif murah. WOODGROVE 3
BANK
LOGAM
NON - LOGAM
LOGAM FERRO LOGAM NON-FERRO
Plastik
Karet
BAJA KARBON BAJA PADUAN LOGAM FERRO LOGAM FERRO Keramik
 Baja Karbon Rendah  Baja Nikel TAK DICAMPUR DICAMPUR Asbes
 Baja Karbon Sedang  Baja Khrom Kaca
 Baja Karbon Tinggi  Baja Molibden BERAT PERUNGGU Fiber glass
 Tembaga
 Baja Wolfram Tembaga + Timah Kayu
 Timah
 Seng LOYANG Komposit
 Antimoni Tembaga + Seng
BESI TUANG  Nikel
 Chromium LOGAM PUTIH
 Besi tuang Biasa  Molybdenum Tembaga + Timah
 Besi Tuang Beban  Wolfram
Berat Antimon + Timbel
 Besi Tuang Mampu
Tempa
MURNI
 Platina
DURALIUM
 Emas Alumunium + Tembaga
 Perak
SILUMIN
BAJA TUANG Alumunium + Silikon
 Baja Tuang Karbon Rendah
RINGAN
 Alumunium ELEKTRON
 Baja Tuang Karbon Sedang  Magnesium Magnesium + Alumunium
 Baja Tuang Karbon Tinggi

WOODGROVE 4
BANK
BESI
 Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang kelimpahannya sangat besar di
alam sehingga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri
konstruksi.
 Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih besi, yang
mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic),
FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).
 Di udara besi mudah mengalami korosi, yaitu proses perusakan (keropos)
pada permukaan besi yang disebabkan reaksi dengan oksigen membentuk
oksida besi. Korosi besi berlangsung sangat cepat pada kondisi lembab dan
adanya garam.
 Dalam industri, besi diisolasi melalui proses reduksi dari oksidanya, Fe2O3,
atau oksida-oksida besi lainnya yang terkandung dalam bijih besi. Zat
pereduksi yang digunakan adalah gas karbon monoksida (CO) pada suhu
tinggi. Agar besi tahan karat maka besi dicampurkan logam-logam lain
yang memenuhi syarat, yaitu sifat fisika dan sifat kimianya yang mirip
besi. WOODGROVE 5
BANK
PENGARUH KANDUNGAN UNSUR KIMIA DALAM BESI
KASAR (PIG IRON)
(1) C = Unsur ini mempengaruhi keras dan lunaknya besi.

(2) Mn = Menghambat penguraian grafit dan mempermudah


pembentukan, warna besi cenderung putih dan
sifatnya lebih keras dan lebih kuat .

(3) P = Unsur ini menyebabkan besi mudah cair, bila dingin


memadat keras dan rapuh, mempengaruhi warna
putih, tidak dapat dibentuk cementit, grafit, dan
ferrit Besi mengandung P waktu padat rapuh dingin

(4) Si = Mempermudah membentuk grafit,rapuh panas,


warna kelabu.

(5) S = Cairan tebal, sukar dituang, rapuh,tahan gesekan


WOODGROVE 6
BANK
BAJA

 Baja ditemukan pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000
tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang
kemudian berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan
orang setiap hari saat ini.
 Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon
dimana unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya. Di samping
itu, mengandung unsur campuran lainnya seperti sulfur (S), posfor
(P), silikon (Si), dan mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi.
Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1 - 1,7% sedangkan
unsur lainnya dibatasi persentasenya.
 Baja merupakan produk utama industri besi-baja. Baja tahan
terhadap pengaruh lingkungan, mudah dibentuk dan ditempa,
memiliki kekerasan yang baik.

WOODGROVE 7
BANK
MACAM-MACAM BESI DAN BAJA
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat di dalamnya, besi
dapat dibedakan menjadi:
1. Besi Tuang yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang
antara lain:
 Mengandung 3-6% karbon serta sejumlah kecil silikon, mangan , fosfor, dan
belerang;
 Sangat keras tetapi rapuh;
 Tidak dapat ditempa;
 Titik leleh rendah sehingga mudah dicairkan dan dituangkan ke dalam
cetakan.
Berdasarkan sifat tersebut, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat yang
dibuat dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang besi , dsb.
WOODGROVE 8
BANK
2.Besi Baja
Sifat besi baja antara lain:
 mengandung 0,1 - 1,7% karbon;
 keras tetapi dapat ditempa;
 tahan korosi.
3.Besi Tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
 mengandung kurang dari 0,5% karbon;
 kurang keras dan mudah ditempa.
Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku,
kawat.

WOODGROVE 9
BANK
Sifat baja tergantung pada jumlah karbon yang dikandungnya. Berdasarkan
kandungan karbon, jenis baja dibagi menjadi :
1. Baja Karbon Rendah disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas
• Baja karbon rendah bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya
rendah yaitu kurang dari 0,3%.
• Contoh: Baja plat ( 0,04 -0,10)%C, Kerangka Mobil 0,05%C, Konstruksi ( 0,15
s.d 0,25)%C, baut / paku keling (0,2 – 0,30 ) %C.
2. Baja Karbon Sedang
• Baja ini mengandung 0,3 - 0,6% karbon dan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan pengerjaan panas (heat
treatment) yang sesuai. Proses pengerjaan panas menaikkan kekuatan baja
dengan cara digiling.
• Baja ini digunakan untuk membuat peralatan mesin, seperti roda gigi
otomotif, poros bubungan, rel, alat angkat presisi, baut, mur, poros engkol,
stang torak ( 0,40 %C), nok, martil, klem ( 0,4 %), pegas (0,55- 0,60)%C.
WOODGROVE 10
BANK
3.Baja Karbon Tinggi
• Baja karbon tinggi mengandung 0,6 - 1,5% karbon dan memiliki sifat
keras dan kaku.
• Baja ini dibuat dengan cara digiling panas. Pembentukan baja ini dilakukan
dengan cara menggerinda permukaannya, misalnya batang bor dan batang
datar.
• Apabila baja ini digunakan untuk bahan produksi maka harus dikerjakan
dalam keadaan panas dan digunakan untuk peralatan mesin-mesin berat,
batang-batang pengontrol, alat-alat tangan seperti palu, obeng, tang,
kunci mur, pegas kumparan, dan sejumlah peralatan pertanian.

WOODGROVE 11
BANK
UNSUR YANG MEMPENGARUHI SIFAT BAJA
(1) NIKEL  liat, kuat tarikan  tahan karat
(2) CHROMIUM  liat, keras, dan tahan aus  bila dicampur nikel akan lebih baik
dan tahan karat
(3) MANGAN  bersih / mengkilap  kuat dan tahan panas
(4) SILIKON  elastis (pegas)
(5) TUNGSTEN  tahan panas (tak cepat aus karena pengaruh panas/HSS)
(6) MOLYBDEEN  kekuatan tetap tinggi dan liat pada temperatur tinggi
ditambah chrom (rada gigi)
(7) VANADIUM  bitir-butir baja halus  bila dicampur chrom kuat dan tahan
aus ( roda gigi, batang penggerak)
(8) COBALT  keras meskipun dalm keadaan panas dan tahan aus.

WOODGROVE 11
BANK
Berdasarkan komposisi dan jenis logam transisi yang dicampurkan, baja dibagi
menjadi:
1. Stainless steel
Stainless steel merupakan baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe
72%.
2. Baja Krom
Baja ini merupakan baja yang tahan karat, tahan panas, dan mengandung 12%-18%
Cr.
3. Baja Nikel
Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai kekuatan dan
kekerasan yang baik.
4. Baja dengan Mangan Rendah
Baja ini mengandung 0,35% C dan 1,5% Mn dan baja ini termasuk baja murah
tetapi kekuatannya baik. WOODGROVE 13
BANK
PENGOLAHAN BESI DARI BIJIHNYA
 Prinsip pengolahannya
Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan karbon
monoksida pada suhu relatif tinggi (>1500 C). Reduksi berlangsung beberapa
tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible, di mana kesetimbangan
bergantung pada tekanan relatif dari CO dan CO2 dalam tanur tinggi.
 Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur tinggi
1. Bijih Besi  biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit,
dan magnetic.
2. Kokas  sebagai zat pereduksi
• Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari pemanasan batu
bara didalam oven kedap udara.
• Hasil sampingan pembuatan kokas ini adalah gas bakar yang dapat digunakan
kembali sebagai bahan bakar untuk pemanasan oven dan pemanasan awal
tanur tinggi.
• Hasil samping lainnya adalah benzen, tar, toluen, naftalen, dan ammonium
WOODGROVE
sulfat. BANK 14
3. Batu Kapur (Lime stone)
• Batu kapur (CaCO3) berfungsi sebagai fluks pembentuk slag (pengotor) dan
mengikat unsur-unsur pengotor seperti SiO, MnO, S, dan P. Lapisan fluks
(slag) ini juga melindungi baja cair dari oksidasilangsung dengan
udara.digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada reaksi dalam tanur
tinggi.
• Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada
reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat (CaSiO3 ), yang
menjadi ampas buangan kerak tanur tinggi.
• Penambahan lime stone dapat di lakukan bersamaan dengan bahan baku logam.
Batu kapur yang ideal memiliki kandungan CaCO3 sebesar 95% dengan
kandungan S < 0, 10%, porositas 1 ~ 5 dan ukuran 12,5 cm3.
4. Udara
• Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk membakar
karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan karbon
membentuk gas CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi. Rata-rata
untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton
kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton udara. WOODGROVE 15
BANK
 Tahap persiapan bahan baku (bijih besi)
Biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan
kotoran-kotoran lainnya, maka sebelum dilakukan peleburan biji besi
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan permurnian untuk mendapatkan
konsentrasi biji yang lebih tinggi (25-40%).
Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing, screening dan
washing (pencucian).
 Proses Pengolahan Besi dari Bijihnya
1. Pemanggangan
Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari
tanah yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang.
Sejumlah karbonat atau sulfida ditambahkan yang hasil penguraiannya
dapat bersenyawa dengan silika sebagai pengotor membentuk kerak.

WOODGROVE 16
BANK
2.Pencairan
• Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan kokas
dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukan ke dalam tanur tinggi.
• Tanur tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian
menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur
tinggi dalam tanur.
• Tanur tinggi juga dilengkapi dengan “cup and cone” untuk memasukan
bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. ”cup” merupakan wadah
berbentuk piala, dihubungkan dengan “cone” yang berbentuk kerucut.
Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan tertutup.
• Selain itu, terdapat saluran untuk melepaskan gas-gas buangan. Ketika
mendekati dasar terdapat dua saluran untuk memisahkan kerak dan
cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian tuyer, yang merupakan
saluran kecil di mana suhu udaranya berkisar 500 C, tekanan udaranya
dibuat rendah.
WOODGROVE 17
BANK
Reaksi-reaksi yang terjadi
• Udara panas dimasukkan di bagian bawah tanur sehingga menyebabkan
kokas terbakar.
C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = - 394 kJ
Reaksi ini sangat eksoterm (menghasilkan panas), akibatnya panas yang
dibebaskan akan menaikkan suhu bagian bawah tanur sampai mencapai
1900° C.
• Gas CO2 yang terbentu kemudian naik melalui lapisan kokas yang panas
dan bereaksi dengannya lagi membentuk gas CO.
CO2(g) + C(s)  2CO(g) ∆H = +173 kJ
Reaksi kali ini berjalan endoterm (memerlukan panas) sehingga suhu
tanur pada bagian itu menjadi sekitar 1.300° C.

WOODGROVE 18
BANK
• Gas CO yang terbentuk dan kokas yang ada siap mereduksi bijih besi (Fe2O3).
Reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
a) Pada bagian atas tanur, Fe2O3 direduksi menjadi Fe3O4 pada suhu 500° C.
3Fe2O3(s) + CO(g)  2 Fe3O4(s) + CO2(g)
b) Pada bagian yang lebih rendah, Fe3O4 yang terbentuk akan direduksi
menjadi FeO pada suhu 850° C.
Fe3O4(s) + CO(g)  3 FeO(s) + CO2(g)
c) Pada bagian yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi
menjadi logam besi pada suhu 1.000° C.
FeO(s) + CO(g)  Fe(l) + CO2(g)
• Besi cair yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar tanur.
• Sementara itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan batu
kapur terurai menurut reaksi:
CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g)
WOODGROVE 19
BANK
• Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk
terak (slag) yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai berikut:
CaO(s) + SiO2(s)  CaSiO3(l)
3 CaO(s) + P2O5(g)  Ca3(PO4)2(l)
CaO(s) + Al2O3(g)  Ca(AlO2)2(l)
• Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang
memiliki massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di
permukaan dan keluar pada saluran tersendiri.Kemudian di dasar tanur CaO
akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk terak (slag) yang berupa cairan
kental.
• Besi Kasar (pig iron) atau Besi Gubal merupakan hasil pengolahan besi. Besi
cair yang keluar dari dasar tanur disebut dengan besi kasar (pig iron). Besi
kasar mengandung 95% besi, 34% karbon, sisanya berupa fosfor, silikon dan
mangan.
• Kerak yang kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan campuran semen,
pembuatan batu bata, dan sebagai bahan kontruksi jalan. WOODGROVE 20
BANK
Proses dalam dapur tinggi (Bagyo Sucahyo, 1999)
WOODGROVE 21
BANK
NEXT LECTURE
PENGOLAHAN BAJA

WOODGROVE 22
BANK

Anda mungkin juga menyukai