Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Osmium dalam Osmium Tetroksida sebagai Pewarna Lipid untuk

Mikroskop Elektron
Oleh : Wahyu Nur Safitriono (M0317076)
Osmium pertama kali ditemukan di London oleh Smithson Tennant pada tahun 1802
yang merupakan seorang ahli kimia Inggris. Osmium ini didapatkan dari sisa pelarutan
Platinum (Pt) mentah dengan aquageria. Karena memiliki karakteristik bau yang khas yaitu
bau sangat menyengat dan tidak sedap, senyawa ini dinamakan Osmium yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu “Osme” yang berarti “bau busuk”. Osmium merupakan senyawa kimia
yang memiliki simbol “Os” dengan nomor atom 76, osmium merupakan salah satu logam
transisi yang berupa zat padat dan berwarna
putih kebiruan. Dari bermacam-macam unsur
yang ada, osmium adalah yang paling padat
secara unsur, sedangkan berlian adalah yang
paling padat secara molekul. Jika dibandingkan
dengan kepadatan semua zat yang ada, Osmium
merupakan zat yang paling padat kedua setelah
berlian. Osmium adalah salah satu senyawa
langka yang ada di bumi dengan kelimpahannya
dibagian atas kerak bumi sebesar 0,001 bagian per juta, karena sangat langkanya logam ini
menyebabkan harga jualnyapun sangat mahal yaitu sekitar Rp. 5.816.000 per troy ons (Griffith,
1965).

Osmium merupakan zat memiliki volasitas dan toksisitas yang sangat tinggi,
menyebabkan pengguanaan Osmium ini tidak digunakan secara murni. Dalam penggunaannya,
osmium dicampurkan logam lain atau digunakan dalam bentuk Osmium Tetroksida (OsO4)
(McDonell, 2015). Dalam pengaplikasiannya, logam osmium digabungkan dengan iridium
membentuk osmiridium yang sangat keras yang dapat digunakan pada ujung pulpen, pivot
instrumen, kontak listrik serta ujung jarum pada fonograf. Sedangkan pengaplikasian osmium
tertroksida pada deteksi sidik jadi dan pewarnaan lemak untuk mikroskop optik dan elektron.

Dalam aplikasi osmium tetroksida sebagai pewarnaan lipid dalam mikroskop elektron,
osmium tetroksida direaksikan terlebih dahulu dengan sampel jaringan. Dimana osmium
tetroksida akan berikatan pada atom karbon yang terdapat pada lipid kemudian memperbaiki
struktur dan bereaksi dengan thiokarbohidrazid (H2NNHCSNHNH2) untuk menampakkan
warna kontras. Osmium tetroksida disini merupakan oksidator kuat yang akan mengalami
reduksi jika bereaksi dengan lipid, tetapi bisa saja menjadi oksidator yang lemah karena
beberapa komponen merupakan reduktor kuat yang memungkinkan tidak bereaksi dengan
thiokarbohidrazid (Seligman dkk., 1966). Osmium tetroksida juga tidak begitu memberikan
warna pada lipid tak jenuh. Pada pH netral, osmium tetroksida bergabung dengan ikatan
rangkap dalam lipoprotein membran selular dan reaksi warna dari etil galat dengan osmium
memberikan pewarnaan pada lipid. Osmium yang terikat oleh protein jaringan pad pH netral
hanya sebagian kecil dari yang diambil oleh lipid. Penyerapan Sudan B hitam oleh partisi dari
larutan encer adalah tes khusus untuk lipid, tetapi dalam jaringan yang biasanya diperbaiki
sebagian besar lipid strukturalnya tidak dapat diakses oleh pewarna. Lipid yang terbuka
kedapnya kemudian dapat diberikan lebih banyak osmiophil dengan partisi dalam larutan
terpene farnesol yang sangat tidak jenuh, sehingga meningkatkan penyerapan osmium dalam
aplikasi yang diperbarui (Wigglesworth, 1988).

Referansi:

Griffith, W. P. 1965. Osmium And Its Compounds. Quarterly Review, Chemical Society, 3:
254-273.

McDonell, H. L. (1960). The Use of Hydrogen Fluoride in the Development of Latent


Fingerprints Found on Glass Surfaces. The Journal of Criminal Law, Criminology, and
Police Science, 51(4), 465.
Seligman, A. M., Wasserkrug, H. L., Dan Hanker J. S. 1966. A New Staining Method (OTO)
For Enhancing Contrast Of Lipid-Containing Membranes And Droplets In Osmium
Tetroxide Fixed Tissue With Osmiophilic Thiocarbohydrazide (TCH). National Cancer
Institute, United States Public Health Service.
Wigglesworth, V. B. 1988. Histological Staining of Lipids For The Light and Electron
Microscope. Biol. Review, 63: 417-431.

Anda mungkin juga menyukai