Anda di halaman 1dari 4

Pengolahan Bijih Emas Dan Perak

Karakteristik Bijih Emas


Bijih emas secara umum dapat diklasifkasikan menjadi bijih free milling dan
refractory. Tipe free milling merupakan bijih emas yang relatif mudah untuk
diekstraksi dengan tingkat perolehan atau recoven emas di atas 90 persen.
Sedangkan tipe refractory merupakan tipe bijih emas yang lebih sulit diolah.
Biasanya pengolahan hanya mampu mengambil atau me-recovery emas kurang dan 90
persen dan total emas yang terdapat di dalam bijih. Bahkan terkadang, pabrik
pengolahan hanya mampu mengambil emas kurang dan 50 persennya.
Pada bijih tipe refractory, partikel-partikel emas umumnya terjebak di dalam
mineral-mineral sulfida yang tidak larut dalam larutan yang biasa digunakan sebagai
pelarut bijih emas seperti sianida.
Diagram Alir Proses Pengolahan Bijih Emas
Pada umumyna emas diekstraksi melalui proses sianidasi dan amalgamasi. Namun,
karena masalah isu lingkungan dan bahaya terhadap kesehatan, maka proses
amalgamasi menjadi semakin jarang digunakan.
Secara umum pengolahan bijih emas untuk menjadi bullion meliputi operasi
pengecilan ukuran atau kominusi, leaching atau pelindian, pemisahan padatan-larutan
atau solid-liquid separation, vacuum deaeration, cementaion, filtration, dan
smelting.

Proses pengolahan bijih emas dimulai dengan tahap operasi kominusi yang terdiri
dan crushing atau peremukan dan grinding atau penggilingan. Tujuan utama dan
Operasi kominisi adalah meliberasi atau membebaskan emas dan ikatan fsiknya
dengan mineral-mineral pengotor yang terdapat dalam bijih dan mengekspose
partikel emas yang terperangkap dalam bijih.
Tahap berikutnya adalah Proses pelindian atau leaching dengan Leaching agent
menggunakan sodium sianid (NaCN). Tahap ini bertujuan untuk melarutkan secara
selektif unsur emas dan perak yang terdapat dalam bijih. Pelindian emas dan perak
akan berlangsung melalui reaksi kimia berikut:
4Au + 8NaCN + + 2H20 > 4NaAu(CN)2 + 4NaOH
4Ag + 8NaCN + + 2H20 > 4NaAg(CN)2 + 4NaOH
Pada reaksi pelindian ini diperlukan Oksigen agar emas dapat teroksidasi menjadi
kationnya (Au) yang kemudian kation emas ini membentuk kompleks aurosianid
(Au(CN)2j yang larut dan stabil dalam larutan pelindian.
Sesudah proses pelindian dilakukan proses pemisahan solid-liquid dengan cara
counter current decantation (CCD) dalam sejumlah thickener dan filtrasi dengan
menggunakan press filter.
Tahapan berikutnya adalah proses deaerasi, atau pengurangan kandungan oksigen.
Proses deaerasi dilakukan dalam vacuum deaerator untuk menghilangkan oksigen dan
larutan. Proses penghilangan oksigen ini bertujuan untuk mencegah pelarutan
kembali presipitat Au dan Ag serta pelarutan serbuk seng oleh oksigen yang dapat
meningkatkan konsumsi seng.
Tahap sementasi merupakan proses yang paling umum digunakan pada industri
pengolahan emas. Proses sementasi dibantu dengan menggunakan serbuk seng dan
dilakukan dalam larutan yang bening. Pemakaian larutan bening bertujuan untuk
menghindari proses pasivasi seng akibat tertutupi oleh partikel padatan yang
tersuspensi dalam slurry, sehingga dapat mempercepat laju proses presipitasi.
Presipitasi logam emas oleh serbuk seng berlangsung melalui reaksi berikut:
2NaAu(CN)2 + Zn > Na2Zn(CN)4) + 2Au
2NaAg(CN)2 + Zn > Na2Zn(CN)4) + 2Ag

Sesudah proses sementasi dilakukan filtrasi presipitate AU-Ag. Larutan yang sudah
dipisahkan dan presipitate Au-Ag atau barren solution dapat digunakan kembali
dalam proses CCD. Sedangkan presipitate Au dan Ag kemudian dilebur menjadi
bullion yang siap dikirimkan ke pabrik pemurnian bullion.

PROSES PEMISAHAN DORE BULLION (EMAS (Au) DAN PERAK


(Ag))
Emas yang diperoleh melalui proses sianidasi belum dalam keadaan murni karena masih
bercampur dengan logam lainnya, umumnya perak, tembaga, arsen. Untuk memperoleh emas
murni umumnya dilakukan dengan proses elektrolisis. Emas adalah teman baik perak (keduanya
sulit dipisahkan), sehingga dilakukan elektrolisis atau proses elektrometalurgi berlanjut untuk
memisahkan emas dan perak.
Pemisahan emas dan perak dilakukan dengan 2 tahap:
1. Campuran emas dan perak (dore bullion) dimasukkan ke dalam kain kanvas. Kain kanvas ini
bertindak sebagai pembungkus sekaligus sebagai anoda pada proses elektrolisis. Katoda
digunakan perak murni sedangkan elektrolitnya digunakan perak nitrat encer yang telah
diasamkan dengan asam nitrat. Selama proses elektrolisis berlangsung, perak pada anoda akan
larut dalam elektrolit dan bergerak menuju katoda. Butiran perak ini memiliki ukuran yang
sangat halus sehingga dapat menembus pori-pori dari kantung penahan, sedangkan emas beserta
dengan sebagian sedikit perak tertahan di kantung dalam bentuk slime. Padatan perak yang
terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian dicetak. Perak yang diperoleh dengan
cara ini mempunyai kemurnian sekitar 99.5 %. Reaksi yang terjadi di pada anoda dan katoda:
Katoda: Ag2+ + 2e- Ag
dan
anoda: Ag Ag2+ + 2eDari proses elektrolisis atau elektrorefining perak di atas, emas tidak ikut melarut karena emas
menempati urutan paling rendah dalam seri elektrokimia. Emas yang diperoleh dari proses
elektrolisis perak di atas belum dalam keadaan murni karena masih mengandung sedikit perak.
Untuk memperoleh emas murni maka dilakukan elektrolisis berlanjut tahap 2.
2. Tahapan kedua ini, emas yang diperoleh dari proses elektrolisis perak pada tahap 1 dijadikan
sebagai anoda. Katoda menggunakan emas murni atau titanium sedangkan yang bertindak
sebagai elektrolit adalah larutan aurik klorida (AuCl3) yang telah diasamkan dengan asam klorda.
Selama proses elektrolisis berlangsung, emas dari anoda larut dalam elektrolit membentuk ion
Au3+ yang bergerak menuju katoda. Pada katoda ion Au 3+ direduksi menjadi padatan emas yang
akan melekat pada katoda. Emas yang terbentuk diambil secara periodik, dicuci kemudian
dicetak. Emas yang diperoleh melalui cara ini mempunyai kemurnian 99.95% hingga 99.99%.
Berikut adalah reaksi yang terjadi di anoda dan katoda:

Katoda: Au3+ + 3e- Au dan anoda: Au Au3+ + 3ePada proses ini, perak yang masih terkandung dalam anoda ikut larut dalam elektrolit tetapi akan
segera bereaksi dengan klorida dari elektrolit membentuk padatan AgCl yang dapat digunakan
untuk proses selanjutnya bilamana akan dilakukan pembuatan logam perak.
Selanjutnya, karena Au dan Ag sudah terpisah dengan kadar masing-masing yang sangat tinggi
sehingga sudah mempunyai nilai jual yang tinggi, dapat dimanufaktur (dilebur lalu dicetak)
untuk dijadikan suatu produk.
sumber:
http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/02/emas-emas-putih-proses-pengolahan-bijih-emas-sifat-danpemakaian-emas/
http://propaggio.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai