Bijih aluminium biasanya berupa bauksit. Bauksit adalah aluminium oksida kotor.
Pengotor yang banyak terdapat dalam bauksit adalah besi oksida, silikon
dioksida, dan titanium dioksida.
Proses Bayer
Proses Elektrolisis
Reduksi : Al3+ + 3 e- Al
Oksidasi : 2 O2- O2 + 4 e-
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (aurum)
dengan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang
mengkilap dan berwarna kuning. Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya
dan melebur pada suhu 1000 (Klein,1985:25).
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5-3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis
dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas
biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil
mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi (Sutardi,2006:99).
Di bumi, umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam yang terdapat dalam
retakan-retakan batuan kuarsa dan dalam bentuk mineral. Emas juga ditemukan
dalam bentuk alluvial yang terbentuk karena proses pelapukan batuan yang
mengandung emas (gold bearing rocks) (Huheey,1993:106).
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).
Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan
plaser (Smith,1990:79).
Bijih emas mengandung perak (10-15%), sedikit tembaga, besi, logam Bi, Pb,
Sn, Zn, dan platinum dalam jumlah kecil. Dalam bijih emas mensona,
kandungan emas sekitar 1,20 gram per ton bijih, tembaga sekitar 0,99% per ton
bijih, dan perak 2,32 gram per ton bijih (Adam,2005:90).
Pada industri, emas diperoleh dengan cara mengisolasi batuan bijih emas.
Batuan bijih emas yang layak dieksploitasi sebagai industri tambang emas
mengandung 25 gram/ton emas. Metode isolasi emas yang saat ini banyak
digunakan untuk keperluan eksploitasi emas skala industri adalah metode
sianida dan metode amalgamasi (Adamson,1997:89).
Pertambangan emas pertama kali dilakukan di daerah alluvial, dengan metode
pengolahan cara gravitasi atau cara amalgamasi dengan air raksa. Sejak tahun
1860 kegiatan pertambangan bawah tanah dilakukan untuk endapan primer
dengan metode sianida. Perkembangan selanjutnya dengan menggunakan
metode flotasi yang dilakukan pada tahun 1930. Sementara pada tahun 1960
diterapkan metode heap leaching untuk mengolah bijih emas dengan kadar
rendah. Metode yang sering dilakukan untuk ekstraksi (pemisahan) emas adalah
metode sianida dan metode amalgamasi (Lee,1994:386).
Proses sianida terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses
pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses
sianidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang
paling sederhana digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas
lebih baik dari pelarut lainnya. Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas
dari larutannya, yang dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan
serbuk Zn (zinc precipitation). Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu
cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil.
Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas
dan perak (Greenwood,1989:245).
Prinsip pengendapan ini berdasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan
perbedaan urutan aktivitas elektrokimia dari logam-logam dalam larutan sianida
yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, dan Pt. Setiap logam yang berada di
sebelah kiri dari ikatan kompleks sianida dapat mengendapkan logam. Jadi tidak
hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi juga Cu dan Al dapat dipakai.
Karena harga logam Cu dan Al lebih mahal sehingga untuk mengekstraksi Au
digunakan logam Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan dengan
menggunakan serbuk Zn disebut Proses Merill Crowe (Bertrand,1985:290).
Sedangkan amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa
dan membentuk amalgam (Au-Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi
emas yang paling sederhana dan murah. Amalgamasi merupakan proses yang
paling efektif untuk mengekstraksi bijih emas dengan kadar tinggi dan
berukuran > 74 mikron dalam mendapatkan emas murni yang bebas (free
native gold). Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila
amalgamnya dipanaskan maka akan terurai menjadi air raksa dan bullion emas.
Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksa
akan menguap dan Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort (Kurnia,2011:26).
PEMBAHASAN
Berbagai cara bisa dilakukan dalam pengolahan emas, mulai dari cara yang
sangat tradisional dengan menggunakan dulang atau alat seperti kuali yang
nantinya akan diisikan tanah atau bebatuan yang berisikan logam emas lalu
digoyang-goyang sehingga nantinya logam emas akan tertinggal di dasar
dulang. Proses ini sangat dipengaruhi oleh massa jenis logam tersebut. Cara ini
biasanya digunakan untuk mengolah emas yang bersifat aluvial.
Selain itu ada juga yang menggunakan metode sluice box atau dompeng. Alat ini
juga memanfaatkan massa jenis dari logam emas itu sendiri. Cara kerja dari alat
ini yaitu dengan menyedot pasir dan bebatuan yang ada di dasar sungai lalu
mengalirkannya pada jalur yang telah di lengkapi dengan serat atau karpet,
sehingga emas akan mengendap pada serat atau karpet tersebut.
Adapun metode pengolahan emas yang menggunakan zat kimia yaitu metode
amalgamasi dan metode sianidasi. Dalam jurnal ini akan dibahas pengolahan
emas atau ekstraksi emas dengan metode amalgamasi.
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampurkan bijih
emas dengan raksa (Hg). Dalam proses ini akan terbentuk ikatan senyawa
antara emas, perak, dan raksa yang biasa dikenal sebagai amalgam (Au-Hg).
Raksa akan membentuk amalgam dengan logam lain selain besi dan platina.
Tehnik penambangan ini memanfaatkan putaran yang diberikan oleh drum
sehingga batuan akan hancur dan raksa akan mengikat senyawa emas yang
terkandung dalam batuan tersebut. Proses amalgamasi biasanya digunakan
untuk mengekstraksi emas dalam butiran kasar.
Pada proses penambangan dibutuhkan peralatan sederhana seperti cangkul,
sekop, pahat, linggis, palu, genset, ember, timba (golen), tali tambang, pompa
air, blower, kayu penyangga, sepatu tambang, helm tambang, dan peralatan
lainnya. Namun, dalam pengolahan bijih emas primer dibutuhkan beberapa
peralatan penting, yaitu :
Adam, M.D.Ed. 2005. Advances in Gold Processing. Mutis Liber Pty Ltd:
Guildford, WA, Australia.
Adamson, A.W. dan Gast, A.P. 1997. Physical Chemistry of Surface 6th edition.
John Willey & Sons, Inc: New York.
Bertrand, C. 1985. Process of Extracting Gold. Ores: New York.
Greenwood, N.N., and Earnshaw, A. 1989. Chemistry of Element. Pergamon
Press: Singapore.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry Principle of
Structure and Reactivity 4thedition. Harper Collins College Publisher: New York.
Klein, C. & Hurbult, C.S. 1985. Manual of Mineralogy 20th edition. John Willey &
Sons Inc: New York.
Kurnia, A. 2011. Peningkatan Kualitas Bijih Emas Kadar Rendah dengan Metode
Hidrometallurgi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
Lee, J.D. 1994. Concise Inorganic Chemistry 4th edition. Chapman & Hall:
London.
Smith, D.W. 1990. Inorganic Substances Prelude to Study of Discriptive
Inorganic Chemistry. Cambridge University Press: Cambridge.
Sutardi. 2006. Kimia Bahan Galian. Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang:
Malang.
TUGAS I
Untuk mengukur pemahaman dan penguasaan Anda terhadap inisiasi II dan inisiasi III,
kerjakalah tugas dibawah ini. Dan kirimkan hasil pengerjaan Anda ke tutorial elektronik.
1. Bagaimana perubahan turunnya titik beku, jika dalam suatu larutan 0,05 mol glukosa
didalam 100 gram pelarut dilarutkan lagi 0,01 mol zat.
2. Jika pHasam asetat 0,1 M adalah 2,88. Maka besar nilai konstanta kesetimbangan
ionisasi dari asam asetat adalah.
TUGAS 1
1. Jelaskan pengertian PTK, ciri-ciri PTK ?
2. jelaskan persyaratan seseorang melakukan PTK dan keterbaatsan PTK
3. Sebagai peneliti PTK, kapan Anda perlu melakukan refleksi diri? apa itu refleksi
diri?Mengapa Anda perlu melakukan refleksi?
4. Bacalah kasus berikut dengan teliti, kemudian jawablah pertanyaan dibawah ini.
Pak XX guru IPA di SMP YY masuk kelas dengan menyapa siswa: Anak-anak sekalian, apakah ada siswa
yang tidak hadir? Kemudian siswa menjawab hadir semua pak. Selanjutnya guru, menjelaskan kali ini kita akan
membahas tentang Sistem Pencernaan, kalian duduk berkelompok menjadi empat kelompok,. Setelah siswa duduk
berkelompok guru menugaskan siswa untuk membaca uraian dan materi tentang sistem pencernaan yang terdapat
pada buku Teks. Guru berkeliling memperhatikan siswa berdiskusi dan mengamati aktivitas setiap siswa.
Setelah selesai berdiskusi, guru menugaskan siswa untuk menjawab soal-soal latihan yang terdapat pada
buku teks. Selanjutnya, guru menjelaskan sistem percernaan menggunakan alat peraga Torso dan gambar.
Pada saat memeriksa jawaban siswa atas soal, ternyata jawaban siswa hanya 4 padahal jumlah siswa 25 orang.
3. Jelaskan bahwa pendekatan sejarah dan pendekatan nilai dapat digunakan dalam
pembelajaran kimia