Anda di halaman 1dari 11

1.

PROSES TERBENTUKNYA EMAS

Dalam tabel periodik Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik bersimbol Au (Aurum).
Logam emas banyak terdapat dalam bentuk bongkahan kecil atau berbentuk serbuk di
bebatuan dan di deposit aluvial. Emas merupakan logam mulia yang memiliki karakteristik khas
yaitu lunak, elastis, mudah dibentuk, memiliki warna menarik, mengkilap dan tidak mudah
memudar. Salah satu penyebab emas menjadi barang berharga adalah keberadaannya yang
langka.

1. Emas terbentuk dari proses magmatisme yang menghasilkan perubahan bentuk dari cairan
yang menjadi padatan pada saat suhu menurun.
2. Terjadi proses kristalisasi yang terjadi pada aliran lava permukaan yang membentuk mineral
vulkanik.
3. Pada magma di bawah permukaan yang membentuk mineral plutonik termasuk emas yang
mengkristal akibat pembekuan magma.
4. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak (bersentuhan dengan
batuan samping yang reaktif) dengan larutan hidrothermal.
5. Larutan hidrothermal membawa logam-logam ke tempat pengendapan baru dan
mengalami perubahan susunan mineral maupun kimia akibat pengaruh cairan hidrotermal
tersebut, dan dapat mempengaruhi perubahan fisik seperti permeabilitas dan porositas
batuan. Hasil dari proses hidrotermal yang berskala besar di lingkungan volkanik ini akan
membentuk endapan emas epitermal.

2. METODE EKSTRASI EMAS

Sebelum menjadi emas murni utuh, emas ditambang dari sebuah batuan yang bercampur
dengan kandungan mineral lainnya. Untuk bisa mendapatkan emas kemudian dilakukan proses
pengolahan untuk memisahkan emas dari mineral lainnya. Proses pemisahan ini dinamakan
proses Ekstraksi. Untuk memisahkan emas dari kandungan mineral yang lain ini dapat dengan
menggunakan beberapa metode yaitu :

A. Metode Tradisional
Metode tradisional biasanya dilakukan oleh para penambang perorangan, ada juga suatu
perusahaan skala kecil. Metode tradisional cenderung lebih hemat biaya karena tidak
memerlukan mesin-mesin khusus dalam pengoperasiannya. Metode tradisional pemisahan
emas yang sering dilakukan adalah pendulangan

 Metode Pendulangan

Metode pendulangan merupakan metode paling tua dalam proses memisahkan emas dari
meniral lain. Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan kuali atau nampan, yang kemudian
diisi air serta bebatuan yang kemungkinan mengandung emas. Selanjutnya kuali/nampan itu
digoyang-goyang yang menyebabkan emas tertinggal di dasar kuali. Ukuran massa emas sangat
berpengaruh dalam metode pendulangan ini.

B. Metode Modern

Kebanyakan perusahaan tambang terutama perusahaan skala menengah hingga besar saat ini
lebih memilih menggunakan metode modern dengan memanfaatkan sejumlah peralatan
canggih dan juga bahan kimia yang lebih ramah lingkungan. Metode pemisahan emas yang
lebih modern adalah metalurgi yang mencakup hidrometalurgi, pirometalurgi Dan elektron
metalurgi

 Hidrometalurgi

Hidrometalurgi merupakan metode untuk mendapatkan logam emas, dengan menggunakan


reaksi-reaksi kimia yang dilarutkan. Metode ini dilakukan dalam 3 tahap yakni

1. Tahap pelindian (Leaching) dengan melarutkan batuan mentah ke dalam larutan yang
sudah dicampur dengan pereaksi kimia. Proses ini memisahkan logam yang diinginkan
dengan batuan lain yang dianggap sebagai pengotor.
2. Tahap pemekatan untuk meningkatkan konsentrasi logam yang diinginkan
3. Tahap pengambilan atau recovery pada logam yang sudah mengalami dua proses
sebelumnya
 Pirometalurgi
. Metode pengikisan bijih emas yang kedua adalah pirometalurgi, yakni metode pengikisan
dengan memanfaatkan suhu tinggi. Suhu tinggi ini didapatkan dari proses pembakaran yang
kemudian didekatkan dengan bongkahan bijih emas. Proses ini kemudian akan mengikis
permukaan bongkahan yang menutup emas secara cepat. Tahapan di dalam metode
pirometalurgi sendiri terbagi menjadi lima, yaitu:

 Pengeringan, yakni untuk mengurangi dan menghilangkan kelembaban pada bongkahan


batu yang di dalamnya terdapat bijih emas. Tujuannya tentu saja untuk memudahkan
proses pemanasan dengan suhu tinggi tadi.
 Kalsinasi, yakni tahap dekomposisi dari bongkahan batu yang sudah dikeringkan tadi
menggunakan tungku atau furnace. Proses ini akan membantu merubah struktur dari
tanah, sehingga bisa terkikis dan menyisakan lapisan terdalam yang merupakan bijih
emas.
 Pemanggangan, yakni memanggang material bongkahan batu usai tahap kalsinasi.
Pengaturan suhu disesuaikan dengan titik didih material, biasanya di bawah titik didih
ini.
 Peleburan, sesuai dengan namanya pada tahap ini material yang sudah dipanaskan akan
dileburkan dan masih menggunakan panas atau suhu tinggi.
 Pemurnian, pada tahapan ini semua material yang melapisi bijih emas akan diambil
dengan tujuan mengambil bijih emas di bagian paling dalam.

Metode pengikisan lapisan bijih emas di atas memang tetap memerlukan waktu lama. Namun,
lebih singkat dari pada memakai metode tradisional dan tentunya lebih aman dibanding
menggunakan merkuri sebagaimana proses penambangan emas yang dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya.

 Elektrometalurgi

s. Emas adalah teman baik perak (keduanya sulit dipisahkan), sehingga dilakukan elektrolisis
atau proses elektrometalurgi berlanjut untuk memisahkan emas dan perak.

Pemisahan emas dan perak dilakukan dengan 2 tahap:


1. Campuran emas dan perak (dore bullion) dimasukkan ke dalam kain kanvas. Kain kanvas ini
bertindak sebagai pembungkus sekaligus sebagai anoda pada proses elektrolisis. Katoda
digunakan perak murni sedangkan elektrolitnya digunakan perak nitrat encer yang telah
diasamkan dengan asam nitrat. Selama proses elektrolisis berlangsung, perak pada anoda akan
larut dalam elektrolit dan bergerak menuju katoda. Butiran perak ini memiliki ukuran yang
sangat halus sehingga dapat menembus pori-pori dari kantung penahan, sedangkan emas
beserta dengan sebagian sedikit perak tertahan di kantung dalam bentuk slime. Padatan perak
yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian dicetak. Perak yang diperoleh
dengan cara ini mempunyai kemurnian sekitar 99.5 %. Reaksi yang terjadi di pada anoda dan
katoda:

Katoda: Ag2+ + 2e- → Ag dan anoda: Ag → Ag2+ + 2e-

Dari proses elektrolisis atau elektrorefining perak di atas, emas tidak ikut melarut karena emas
menempati urutan paling rendah dalam seri elektrokimia. Emas yang diperoleh dari proses
elektrolisis perak di atas belum dalam keadaan murni karena masih mengandung sedikit perak.
Untuk memperoleh emas murni maka dilakukan elektrolisis berlanjut tahap 2.

2. Tahapan kedua ini, emas yang diperoleh dari proses elektrolisis perak pada tahap 1
dijadikan sebagai anoda. Katoda menggunakan emas murni atau titanium sedangkan yang
bertindak sebagai elektrolit adalah larutan aurik klorida (AuCl3) yang telah diasamkan dengan
asam klorda. Selama proses elektrolisis berlangsung, emas dari anoda larut dalam elektrolit
membentuk ion Au3+ yang bergerak menuju katoda. Pada katoda ion Au3+ direduksi menjadi
padatan emas yang akan melekat pada katoda. Emas yang terbentuk diambil secara periodik,
dicuci kemudian dicetak. Emas yang diperoleh melalui cara ini mempunyai kemurnian 99.95%
hingga 99.99%. Berikut adalah reaksi yang terjadi di anoda dan katoda:

Katoda: Au3+ + 3e- → Au dan anoda: Au → Au3+ + 3e-

Pada proses ini, perak yang masih terkandung dalam anoda ikut larut dalam elektrolit tetapi
akan segera bereaksi dengan klorida dari elektrolit membentuk padatan AgCl yang dapat
digunakan untuk proses selanjutnya bilamana akan dilakukan pembuatan logam perak.
Selanjutnya, karena Au dan Ag sudah terpisah dengan kadar masing-masing yang sangat tinggi
sehingga sudah mempunyai nilai jual yang tinggi, dapat dimanufaktur (dilebur lalu dicetak)
untuk dijadikan suatu produk.

C. Metode Kimia

 Amalgamasi

. Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk
amalgam. Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah,
akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir
kasar dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold). Merkuri digunakan
untuk pemisahan partikel emas murni melalui amalgamasi setelah tahap prakonsentrasi
gravimetri yang melibatkan fraksi berat sedimen sungai, tanah atau batuan dasar, tergantung
pada lokasi penambangan. Setelah langkah amalgamasi, kompleks Au/Ag-Hg umumnya
didistilasi dalam retort, tetapi di sebagian besar wilayah operasi ini dilakukan di udara terbuka,
sehingga memancarkan Hg ke atmosfer dalam jumlah besar. Selama proses amalgamasi,
sejumlah variabel logam Hg juga hilang ke sungai dan tanah melalui penanganan di bawah
kondisi lapangan yang kasar dan karena penguapan.

Berbagai prosedur amalgamsi yang saat ini digunakan, bagaimana pun, dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori besar.

Yang pertama melibatkan pemulihan emas dan perak dari tanah dan batu, di mana kandungan
logam mulia berkisar antara 4,0 hingga 20,0 g/ton. Prosedur ini terdiri dari penggalian sejumlah
besar material kaya logam, umumnya tanah yang mengandung urat kuarsa atau sulfida
(Gambar. 1.1), melewatinya melalui pabrik pembumian dan sentrifugasi untuk menghasilkan
konsentrat kaya logam.
gambar 1.1. Langkah-langkah dalam produksi emas dan perak serta pemanfaatan Hg di pertambangan
tanah dan batuan

pabrik (Mellor 1952). Prosedur ini dapat mengakibatkan deforestasi yang nyata di sepanjang
sungai dan dapat mengakibatkan erosi tanah yang intens dan pendangkalan sungai. Di
Departemen Choco, juga di Kolombia, produksi emas meningkat 7,2% per tahun,
mengakibatkan laju deforestasi 1000 ha/tahun. Konsentrasi padatan yang ditangguhkan di
sungai-sungai Amazon yang terpengaruh oleh aktivitas ini mungkin meningkat hingga 3 kali lipat
(Rodrigues 1994). Konsentrat dipindahkan ke kolam amalgamasi kecil, berukuran beberapa
meter persegi atau ke drum amalgamasi, di mana dicampur dengan merkuri cair dan kemudian
dipisahkan dalam panci bundar. Amalgam Hg-Au/Ag kemudian diperas untuk menghilangkan
kelebihan Hg dan kemudian dibawa ke retort untuk dipanggang (Gambar 1.1) Sebagai alternatif,
bijih bubuk diapungkan dengan air sebagai pulp dalam wadah tipis mengalir di atas pelat yang
sedikit miring, umumnya pelat tembaga, digabung dengan merkuri.

Sayangnya, penggunaan retort, meskipun murah dan mudah digunakan, masih jauh dari
praktik umum di sebagian besar wilayah pertambangan. Hal ini disebabkan oleh kesadaran
lingkungan yang rendah di antara para penambang, pengabaian terhadap toksisitas merkuri itu
sendiri dan kurangnya penegakan hukum karena logistik yang umum dan sulit. Sebaliknya,
amalgam lebih sering dipanggang dalam panci di udara terbuka, sehingga melepaskan seluruh
kandungan Hg amalgam langsung ke atmosfer, dan sering mengakibatkan kecelakaan yang
melibatkan inspirasi sejumlah besar uap merkuri.

Setiap residu konsentrat dikembalikan ke kolam amalgamasi dan dikerjakan ulang sampai
emas di area tersebut habis. Merkuri hilang ke atmosfer selama proses ini melalui penguapan
tetes Hg yang tertinggal di dalam panci yang terkena sinar matahari dan dari kebocoran retort.
Setelah suatu area habis, tailing ditinggalkan dengan bintik-bintik konsentrasi Hg tinggi yang
terletak di kolam amalgamasi sebelumnya.

Proses tipikal kedua dilakukan di sebagian besar sungai Amazon (gamabr 1.2). Emas
diekstraksi dari sedimen dasar dengan pengerukan. Bahan bantalan emas melewati jaring besi
dengan ukuran mata jaring yang berbeda untuk memindahkan batu-batu besar. Pabrik
pembumian tidak digunakan dalam operasi. Bahan tersebut kemudian dilewatkan melalui riffle
berkarpet yang menahan partikel yang lebih berat. Operasi ini berlangsung selama 20 sampai
30 jam, kemudian pengerukan berhenti dan fraksi berat dikumpulkan dalam tong untuk
amalgamasi, yang dapat dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan pengaduk
mekanis. Amalgam kemudian dipisahkan dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan di atas.
Namun, residu dari prosedur dilepaskan ke sungai. Penguapan merkuri dan kerugian karena
minim penanganan juga terjadi (Lacerda et al. 1989). Terlepas dari proses ekstraksi yang
digunakan, emas dan perak yang dihasilkan masih memiliki jumlah merkuri yang bervariasi
sebagai pengotor. Konsentrasi merkuri dalam emas panggang dapat mencapai berat hingga 5%.
Oleh karena itu, di mana pun emas dijual, pembakaran ulang (pirolisis) adalah praktik umum.
Proses ini dilakukan ketika penambang menjual emas mereka ke dealer emas lokal dan tanpa
perawatan yang diperlukan kelelahan dan penyaringan udara yang terkontaminasi,
menghasilkan dalam kontaminasi serius dari tempat kerja dan atmosfer yang signifikan di
menempatkan Hg di kota-kota kecil di mana pedagang emas berkonsentrasi (Malm et al 1990;.
Marins et al 1990, 1991). Ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat setempat
dan karena pirolisis emas sebenarnya merupakan sumber titik Hg, hal ini dapat menjadi sangat
penting dalam menentukan distribusi Hg di ekosistem alami di sekitar kota-kota ini (Hacon et al.
1995).

gambar 1.2. Langkah-langkah dalam produksi emas di penambangan sungai khas sungai Amazon

 Sianidasi

Proses sianida yang juga dikenal sebagai proses hutan Macarthur banyak digunakan dalam
mengekstraksi emas atau perak dari bijih dengan melarutkannya dalam larutan encer kalium
sianida atau natrium sianida. Proses ini diperkenalkan pada tahun 1887 oleh ahli kimia
Skotlandia bernama Robert W. Forrest, John S. MacArthur, dan William Forrest.

Metode ini melibatkan tiga langkah utama. Pada langkah pertama, bijih yang digiling halus
dikontakkan dengan larutan yang mengandung sianida, langkah kedua melibatkan pemisahan
padatan dari larutan bening dan langkah ketiga melibatkan pemulihan logam mulia dari larutan
dengan mengendapkan dengan debu seng.

gambar 2.1. Proses Sianida – Ekstraksi Emas Melalui Sianidasi

Emas harus dipisahkan dari mineral lain yang ada dalam bijih. Karena emas tidak larut, ia harus
dipisahkan dari mineral lain untuk membuatnya larut. Oleh karena itu, natrium sianida dapat
ditambahkan, di mana ion sianida membentuk ion kompleks dengan molekul emas.

Proses sianida adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini

 Bijih digiling dan dihancurkan. Jika bijih yang mengandung emas tersebut memiliki
bentuk logam lain atau mineral sulfida jenis apapun maka diperlukan perlakuan
tambahan sebelum melalui proses leaching. Emas dicampur dengan natrium sianida
yang mengarah ke persamaan dan reaksi Elsener berikut. Ini dilakukan untuk membuat
emas larut
 Sekarang emas itu larut. Metode pembuatan emas larut ini dikenal sebagai pencucian.
Dalam proses pelindian, bentuk encer natrium sianida ditambahkan ke dalam bijih yang
mengandung emas. Karena emas larut setelah proses pelindian, emas bebas bergerak
melalui membran sementara bijih lainnya tidak dapat melewati membran. Kapur
ditambahkan ke natrium sianida untuk membuat pH di antara 10-11 untuk mendukung
reaktan dan membawa mereka ke kesetimbangan.
 Bubur yang terbentuk diolah dengan seng atau karbon aktif untuk ekstraksi emas.
Sementasi adalah proses selanjutnya yang melibatkan penggunaan elektroda seng
dengan pasta karbon direndam dalam larutan yang mengandung sianida emas.
Reaksi yang Terlibat

Reaksi berikut terjadi

Di Katoda –

e- + [Au(CN)2]- ➞ Au + 2CN-

Dengan demikian, emas direduksi mendapatkan elektron atau dengan penurunan bilangan
oksidasi

Di Anoda-

Zn + 2OH- ➞ Zn(OH)2 + 2e-

Seng selanjutnya dioksidasi untuk kehilangan elektron atau terjadi peningkatan bilangan
oksidasi

Zn(OH)2 + 4CN- ➞ Zn(CN)42- + 2OH

Sianida yang tersisa di tailing. yaitu bubur yang diperoleh setelah proses pencucian emas perlu
didaur ulang atau dihancurkan dengan cara tertentu.

Sianida yang tersisa di tailing. yaitu bubur yang diperoleh setelah proses pencucian emas perlu
didaur ulang atau dihancurkan dengan cara tertentu.

Dalam prosesnya berikut adalah proses ektrasi emas oleh kivu mineral mining company
gambar (2.1) proses ekstrasi emas dari kivu mineral mining company

Batuan termineralisasi di Kivu Mineral Mining memerlukan beberapa langkah dalam


pemrosesan untuk mengekstraksi emas.

1. Batuan yang termineralisasi pertama-tama dihancurkan, kemudian digiling dalam


penggilingan besar untuk membuat bubuk halus seperti lanau.
2. Mineral yang mengandung emas kemudian dipisahkan dari bahan lain menggunakan
proses flotasi.
3. Proses yang disebut "oksidasi tekanan" digunakan untuk mengoksidasi bahan yang
mengandung emas.
4. Bahan teroksidasi dicampur dengan larutan sianida dalam tangki besar di dalam pabrik.
Emas larut dalam sianida.
5. Emas terlarut kemudian dikumpulkan ke karbon aktif, dan larutan sianida dikirim ke unit
detoks sianida. Setiap jumlah sisa sianida yang tertinggal di tailing akan terurai lebih
lanjut dalam kondisi alami.
6. Emas tersebut kemudian dilepaskan menjadi nugget

Anda mungkin juga menyukai