UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
MAKALAH
PENGOLAHAN MINERAL BIJIH
TEKNIK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN BIJIH EMAS DAN
TEMBAGA
OLEH KELOMPOK 1:
PALU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas matakuliah
Pengolahan Mineral Bijih berupa makalah tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhu tugas
pada matakuliah Pengolahan Mineral Bijih. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kemudian penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis
butuhkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai sangat besar dan digunakan
baik untuk investasi maupun sebagai perhiasan. Emas diucapkan sebagai logam
mulia karena merupakan bahan logam terbaik yang digunakan untuk perhiasan
dan karya seni bernilai tinggi. Selain itu, emas juga dianggap sebagai salah satu
investasi terbaik karena karakteristiknya yang tahan terhadap inflasi dan
guncangan ekonomi. Emas merupakan logam mulia yang sangat penting dengan
sifat tahan korosi sehingga dapat digunakan sebagai cadangan yang strategis.
Mineral emas dapat dijumpai dalam bentuk primer dan sekunder. Pengolahan
emas umumnya dapat dilakukan dengan dua metode pengolahan, yaitu dengan
cara amalgamasi dan sianidasi.
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang (u) dan nomor atom 34. Lambangnya berasal dari bahasa latin (uprum)
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur
ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak,
dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga adalah unsur logam
pertama yang diekstrak dari mineral, dan seperti halnya timah putih telah
digunakan oleh manusia sejak zaman perunggu. Seiring dengan perjalanan waktu
dan perkembangan teknologi, penggunaan tembaga terus mengalami
peningkatan. Eksplorasi intensif untuk mendapatkan cebakan tembaga masih
berlangsung di seluruh dunia terutama untuk memenuhi kebutuhan industri,dan
karena merupakan konduktor listrik yang sangat baik sehingga
tembagadigunakan untuk produk elektronik. Sementara konsumsi tembaga untuk
bahan bangunan menempati urutan kedua, antara lain untuk bahan baku
pembuatan pipa,ventilasi, dan logam lembaran.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses pengolahan mineral bijih emas dan tembaga dari raw
material bijih kemudian diolah atau diekstrasi hingga ke pemurnian geometalurgi?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui proses pengolahan mineral bijih emas dan tembaga dari
raw material bijih kemudian diolah atau diekstrasi hingga ke pemurnian
geometalurgi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bijih Emas
Bijih emas merujuk pada batuan atau endapan yang mengandung konsentrasi
emas yang cukup untuk diekstraksi secara ekonomis. Bijih emas dapat terbentuk
melalui berbagai proses, termasuk endapan epitermal, endapan mesotermal,
endapan placer, dan endapan skarn. Emas juga dapat ditemukan dalam beberapa
mineral seperti emas murni, silvanit, kalaverit, krenerit, nagyagit, elektrum, dan
uytenbogaardtit. Proses penambangan dan pengolahan bijih emas melibatkan
langkah-langkah ekstraksi, penghancuran, penggilingan, pemisahan emas dari
mineral lain, pemurnian, dan peleburan. Bijih emas juga memiliki ciri-ciri khas
yang dapat diidentifikasi, seperti kilauan kuning yang merupakan ciri khas emas
mentah. Selain itu, bijih emas juga dapat ditemukan dalam berbagai lingkungan
alam, dan pengambilan emas dari bijihnya dapat dilakukan melalui berbagai
metode, termasuk amalgamasi dan penggunaan larutan kompleks sulfida atau
klorida.
Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan
besar dalam sejarah manusia dan termasuk logam yang pertama kali
ditambang. Tembaga sudah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu.
Sebuah kalung tembaga yang ditemukan di Irak diperkirakan dibuat pada
masa 9500 SM.
Tembaga (Cuprum) memperoleh namanya dari bahasa Latin, Cyprium,
yang berasal dari nama pulau Siprus di mana ia pertama kali dihasilkan.
Cyprium kemudian disingkat menjadi Cuprum. Tembaga berperan besar
dalam peradaban manusia terutama pada Zaman Perunggu (3000-1000
SM). Pada masa tersebut tembaga dipadukan dengan timah menjadi
perunggu. Perunggu kemudian diolah menjadi berbagai macam peralatan,
senjata, koin, instrumen musik dan perhiasan.
Di dalam tabel periodik unsur, temabaga memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum. Tembaga
merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan Tembaga terdapat di bumi dalam bentuk
tembaga native atau mineral misalnya berbentuk tembaga sulfida
kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat azurit dan malasit dan mineral
tembaga(I) oksida kuprit.
Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang
ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite,
chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan
di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Deposit tembaga dapat
diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu antara lain deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif
pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta
deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara
magmatik. Pembentukan endapan magmatic dapat berupa proses
hidrotermal atau metasomatisme. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah
bersifat sulfida, oxida, dan karbonat. Yang dimana tembaga diambil
dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis.
2.2.1 Bahan Yang Digunakan
Adapaun bahan yang digunakan dalam proses ekstraksi mineral bijih
pada tembaga di pt smalting gresik antara lain yaitu :
1. Anoda-anoda tembaga diletakan dalam satu sel diantara plat baja tahan
karat yang direndam dalam cairan elektrolit.
2. Plat katoda dikeluarkan dari sel untuk masa panen pertama setelah satu
minggu menyimpan (65 kg katoda X 2 lembar) dan masa panen kedua setelah
12 hari (102 kg katoda x 2 lembar).
3. Plat-plat tembaga dicuci dan dikupas di msin pencuci dan pengupas
katoda.
4. Anoda yang tersisa dikembalikan ke pabrik peleburan untuk didaur ulang.
5. Hasil katoda tembaga ditimbang dan diikat secara otomatis untuk siap
dikapalkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bijih emas merujuk pada batuan atau endapan yang mengandung konsentrasi
emas yang cukup untuk diekstraksi secara ekonomis. Bijih emas dapat terbentuk
melalui berbagai proses, termasuk endapan epitermal, endapan mesotermal,
endapan placer, dan endapan skarn. Emas juga dapat ditemukan dalam beberapa
mineral seperti emas murni, silvanit, kalaverit, krenerit, nagyagit, elektrum, dan
uytenbogaardtit. Proses penambangan dan pengolahan bijih emas melibatkan
langkah-langkah ekstraksi, penghancuran, penggilingan, pemisahan emas dari
mineral lain, pemurnian, dan peleburan. Bijih emas juga memiliki ciri-ciri khas
yang dapat diidentifikasi, seperti kilauan kuning yang merupakan ciri khas emas
mentah.
Proses ekstraksi pengolahan mineral bijih pada tembaga terbagi atas beberapa
bagian yang di lanjutkan dengan metode yang di pakai dalam mengektraksi
tembaga pada pt smalting gresik memakai dua metode yaitu Pirometalurgy dan
Electrometalurgy. Dan tahapan tahapan dalam melakukan ekstraksi mineral bijih
pada tembaga yaitu proses liberasi, proses flotasi, proses pengeringan dan produk
yang dihasilkan dari pt pt smalting gresik ini berupa katoda tembaga yang di
aplikasikan sebagai kawat, kabel, tabung selain itu ada juga terak tembaga yang di
aplikasikan sebagai semen, beton
3.2 Saran