Anda di halaman 1dari 10

HASIL KUNJUNGAN KE SENTRA PERCONTOHAN

CITATAH

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki bahan galian tambang
yang bervariasi dengan cadangan yang cukup melimpah. Saat ini sudah banyak
perusahaan-perusahaan baik swasta maupun dari pemerintah yang telah
membuka industri pertambangan di beberapa daerah. Pertumbuhan industri
pertambangan tersebut perlu di dukung dengan adanya
Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertambangan yang berkualitas dan
juga profesional.
Bahan Galian Industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali
mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir
industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur
seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan
memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh
produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses
pengolahan itu disebut pencucian batu bara  (coal washing) atau preparasi batu
bara (coal preparation).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi
dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut
perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
a. Mengurangi ongkos angkut.
b. Mengurangi ongkos peleburan.
c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
d. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
Kegiatan Pembangunan Sentra Percontohan Pengolahan Mineral skala
pilot plant yang berlokasi di daerah Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung, merupakan salah satu program unggulan Kelompok Pengolahan dan
Pemanfaatan Mineral. Pada kegiatan percontohan ini terdapat dua kegiatan
utama, yaitu kegiatan pembangunan fisik berikut sarananya dan kegiatan litbang
teknologi pengolahan mineral skala pilot yang dapat menghasilkan contoh –
contoh produk mineral berupa konsentrat/produk antara atau bahan baku siap
pakai yang dapat diuji cobakkan ke industri pengguna.

2. Lokasi
Sentra Percontohan Pengolahan Mineral skala pilot plant terletak di
pinggir jalan raya cipatat km 31, Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten
Bandung. Sentra Percontohan Pengolahan Mineral merupakan aplikasi-aplikasi
teknologi pengolahanmineral pada skala pilot. Berdasarkan data statistik hingga
saat ini banyak hasil-hasiltambang yang dijual/diekspor langsung sebagai bahan
mineral asal atau setengah jadi.Sebaliknya Indonesia mengimpor mineral
berkadar tinggi.Secara umum mineral di Indonesia bermutu rendah sehingga
perlu mengalami proses peningkatan kadar. Di sisi lain hingga saat ini industri
pengolahan mineral diIndonesia masih jarang. Dengan diberlakukannya Undang
– Undang Minerba No.4tahun 2009 yang mengharuskan bahan mineral diolah
terlebih dahulu, maka Puslitbang tekMIRA berkepentingan untuk memberikan
percontohan pengolahan mineral padaskala pilot.

3. Proses
 Proses Pengolahan dan Peningkatan Kadar Zeolith
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium dan barium. Secara umum, Zeolit memiliki melekular
sruktur yang unik, dimana atom silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen
sehingga membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Di
beberapa tempat di jaringan ini, atom Silicon digantikan degan atom
Aluminium, yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom Oksigen. Atom
Aluminium ini hanya memiliki muatan 3+, sedangkan Silicon sendiri
memiliki muatan 4+. Keberadaan atom Aluminium ini secara keseluruhan
akan menyebababkan Zeolit memiliki muatan negatif. Muatan negatif
inilah yang menebabkan Zeolit mampu mengikat kation.
Proses pengolahan Zeolith adalah sebagai berikut:
 Pengecilan ukuran, dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu mulai dari
suatu peremukan (crushing ) sampai dengan penggerusan
(grinding).Ukuranproduk 3 cm. Produk yang dihasilkan dapat secara langs
ung ung digunakan (bidang pertanian dan peternakan) atau diproses
aktivasi terlebih dahulu.
 Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolith
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolith. Ada
dua cara yangdigunakan dalam proses aktivasi zeolith, yaitu pemanasan
dan kimia.
 Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar (rotary kiln) denganmeng
gunakan hembusan udara panas pada suhu 200 C – 400 C antara 2-3
jam,tergantung kandungan unsur pengotor, serta stabilitas zeolit terhadap
panas.
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan cara peredaman dan pengadukan
zeolitdalam suatu larutan asam (H2SO4atau HCl) atau larutan soda kaustik
(NaOH). Miner almordenit dan klinoptilolip akan melepaskan ion Al3+. Perubahan
konsentrasi asam berakibat perubahan perbandingan Si dan Al.
 Proses Peningkatan Kadar Kaolin
Kaolin adalah jenis masa batuan yang tersusun dari material lempung
dengankandungan besi rendah dan berwarna putih. Kaolin digunakan pada
industri kertas,keramik, dan cat. Di Indonesia cadangan kaolin mencapai
66.212.000 ton.Di sentra percontohan pengolahan mineral ini kaolin diproses
menjadi bahan yang siap pakai.
 Mekanisme pengolahan kaolin adalah :
Pertama kaolin dimasukkan ke dalam sump dan selanjutnya dimasukkan
ke hydrocyclone kemudian dimasukkan ke dalam tickener selanjutnya melalui
proses filter press dan dimasukkan ke extruder. Setelah itu kaolindikeringkan
dengan band dryer, setelah melalui proses pengeringan kaolin ditempatkandi
hammer mill menggunakan belt conveyor.
 Proses Peningkatan Kadar Bentonit
Bentonit adalah sejenis batu lempung kristalin yang terbentuk melalui
proses devitrifikasi dan diikuti oleh pelapukan kimia dari bahan tufa atau abu
gunung api. Bentonit didominasi oleh mineral monmorillonit .
Cadangan bentonit di Indonesia sekitar 550.890.774 ton (Pusdatin 2006)
Kapasitas proses bentonit di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral adalah
300kg/batch dalam bentuk bubuk.
Proses pengolahan bentonit adalah sebagia berikut :
 Bentonit yang masih dalam bentuk bongkah di crushing kemudian
dimasukkan ke dalam cerobong bentonit untuk direaksikan dengan H2SO4
air, H2SO4 Berfungsi untuk mengaktivasi bentonit tersebut.
 Setelah itu bentonit ditekan sampai berbentuk seperti cake, kemudian
dibentuk seperti mie dan dikeringkan. Daya penyerapan bentonit setara
dengan bentonit impor. Kegunaan dari bentonit antara lain sebagai
penjernih minyak, pemucat (bleachingearth), lumpur bor, katalis dan
penyangga katalis.

Foto1
Hasil Aktivasi Produk Bentonit

 Proses Peningkatan Kadar Emas


Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".
Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin
dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di
bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya
adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat
celcius.
Bijih emas primer tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia,
sedangkan bijihemas alluvial tersebar dominan di Jawa, Sumatra, Kalimantan
dan Papua. Kondisi kadar emas di Indonesia saat ini cenderung rendah sehingga
penerapan teknologi yang tepat yaitu kombinasi proses upgrading dan sianidasi.
Kegunaan dari emas antara lainsebagai dana moneter, perhiasan, bahan
lapisan/penyepuh dan kedokteran.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar,
dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi
dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri
dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas
dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis
lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Pada dasarnya proses pengolahan emas dengan proses sianidasi terdiri
dari beberapa tahapan yaitu :
1. Pelarutan logam roses awal adalah melarutkan logam-logam seperti
emas,perak,dan tembaga yang terkandung dalam lumpur atau batuan .
Pelarutan dilakukan dengan menambahkan sianida ke dalam larutan
lumpur pada pH 10.
2. Pengambilan logam proses pengambilan logam dapat dilakukan dengan
karbon aktif baik dengan sistem karbon dalam lumpur maupun karbon
dalam larutan kaya.
3. Ekstraksi logam untuk proses ekstraksi dari karbon aktif dapat dilakukan
dengan beberapa cara:
o Pembakaran langsung, karbon aktif Pembakaran langsung, karbon
aktif dibakar langsung sampai logam yang ada
dalam karbon melebur. Proses ini kurang ekonomis karena akan mem
akan biaya yang tidak murah, akan tetapi proses ini adalah proses
tercepat dantermudah untuk dilakukan. Proses ini dilakukan jika hasil 
produksi dapatmenutupi biaya produksi.
Gambar 1
Bagan Pengolahan Emas

Foto 2
Bijih Emas
Foto 3
Alat Pengolahan Emas

 Proses Pembuatan Pupuk Majemuk


Pada batuan fospat menunjukkan bahwa kadar P2O5 20% kadar ini sangat
minim untuk pembuatan pupuk majemuk bila dicampur dengan komponen lain
kadarnya menjadi rendah. Kadar MgO dari dolomit 20%, apabila sudah menjadi
pupuk majemuk akan turun. Yang terbaik adalah bila mendapatkan fospat
dengan kadar P2O5 diatas 30%, kadar MgO dari bahan baku sudah bisa
dipenuhi.

Gambar 2
Bagan Pembuatan Pupuk Majemuk
Foto 4
Pupuk Majemuk

Foto 5
Alat Pengolahan Pupuk Majemuk
KESIMPULAN

Proses peningkatan kadar zeolit dan bentonit. Proses peningkatan zeolit


adanya proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolith
dengan membuang unsur pengotor yang terdapat di dalam zeolith. Bentonit
adalah sejenis batu lempung kristalin yang terbentuk melalui proses devitrifikasi
dan diikuti oleh pelapukan kimia dari bahan tufa atau abu gunung api.
Bentonit didominasi oleh mineral monmorillonit .kegunaan dari bentonit untuk
kelapa sawit, aktivasi dari bentonit berupa produk powder.
Proses peningkatan kadar emas ada yang dinamakan dengan proses
sianidasi, proses sianidasi terdiri dari pelarutan logam roses awal, karbon aktif
baik dengan sistem karbon dalam lumpur maupun karbon dalam larutan kaya,
ekstraksi logam, dan pembakaran langsung.
Pembuatan pupuk majemuk kadar P2O5 20% kadar ini sangat minim untuk
pembuatan pupuk majemuk bila dicampur dengan komponen lain, sedangkan
kadar P2O5 diatas 30% bisa dipenuhi untuk pembuatan pupuk majemuk yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA

 http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/01/pengolahan-bahan-galian-
industri-bgi.html.
 http://www.ilmupertambangan.info/2011/11/04/pengolahan-bahan-galian-
industri-pertambangan.htm.
 http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?p=361.
 http://www.scribd.com/doc/85900114/22/Latar-Belakang

Anda mungkin juga menyukai