Anda di halaman 1dari 50

Penambangan Nikel

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULTRA


Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

Kelompok 4:
Kennedi Putra Permata (0516040059)
Heppy Ridhatul Aula (0516040060)
M. Zulmi Amri (0516040065)
M. Dimas Permana (0516040067)
Nabila Salsabila (0516040073)
DESKRIPSI
PT. ANTAM (Persero)
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi
yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan
ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran
dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan batubara.
Segmen usaha nikel ANTAM terdiri dari komoditas feronikel dan bijih nikel,
yang dihasilkan dari tambang-tambang nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku
Utara serta pabrik-pabrik feronikel di Sulawesi Tenggara. ANTAM
mengoperasikan dua tambang nikel di Sulawesi Tenggara yakni di Pomalaa dan
Tapunopaka, satu tambang nikel di Maluku Utara, yakni di Buli, serta tiga
pabrik pengolahan feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Bijih nikel
ANTAM yang diekspor memiliki karakteristik kadar nikel dengan kisaran 1,0%
sampai di atas 2,0%. Sementara komoditas feronikel yang dihasilkan ANTAM
memiliki kadar karbon tinggi atau kadar karbon rendah sesuai permintaan
konsumen.
LOGO KORPORASI
PT. ANTAM (Persero)
VISI MISI
PT. ANTAM (Persero)
Visi:
“Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis
Sumber Daya Alam”

Misi:
 Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai tambah
melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang unggul
 Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan, keselamatan
kerja dan kelestarian lingkungan
 Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian masyarakat
di sekitar wilayah operasi
BUDAYA DAN
NILAI-NILAI
PT. ANTAM (Persero)
ANTAM menetapkan nilai-nilai korporasi yang dikenal dengan nama
PIONEER (Professionalism, Integrity, Global Mentality, Harmony, Excellence
dan Reputation), yang aktualisasinya dimulai dari pimpinan yang bercirikan
SENSE (Speed, Energize, Respect, and Courage) sehingga akan membawa
Insan ANTAM ke level Human Capital Excellence yaitu Insan-insan ANTAM
yang memenuhi kriteria BEST (Beyond Expectation, Environment Awareness
dan Synergized Partnership).
RIWAYAT SINGKAT
PT. ANTAM (Persero)
5 Juli 1968

ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan nama “Perusahaan
Negara (PN) Aneka Tambang” (berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun
1968) melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang
memproduksi komoditas tunggal, seperti Badan Pimpinan Umum Perusahaan-
perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit
Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara
Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb.

14 September 1974

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah


dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas
("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan
(Persero) Aneka Tambang".
30 Desember 1974

ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian


Perseroan No. 320 tanggal 30 Desember 1974 dibuat di hadapan Warda Sungkar
Alurmei, S.H.

21 Mei 1975

Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi


Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang.
27 Mei 1975

pendaftaran akta “Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 21 dan
Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Negara Aneka Tambang menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)” & “Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 33 jo.Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan
Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan
Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang” dalam buku register yang berada di
Kantor Pengadilan Negeri Jakarta.

1 Juli 1975

pengumuman hasil pendaftaran akta dalam Tambahan No. 312 BNRI No. 52
Tahun 1997

ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek


Indonesia untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel.

Tahun 1999

ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity

Tahun 2002

status foreign exempt entity ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki
ketentuan lebih ketat..
LOKASI
PT. ANTAM (Persero)
Lokasi penambangan bahan galian bijih nikel pada PT. Antam
(Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara, secara administratif
terletak di daerah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Propinsi Sulawesi
Tenggara. Jarak Pomalaa dari Ibu Kota Kabupaten Kolaka ialah
sekitar 30 km. Secara geografis terletak pada 121°31’ BT –
121°40’ BT dan 4°10’ LS - 4°18’ LS.
PROSES
PENAMBANGAN
PT. ANTAM (Persero)
Di pabrik PT Antam (Persero) Tbk UBPN Sultra, bijih nikel yang diperoleh dari
area pertambangan diolah dengan metode pirometalurgi. Pirometalurgi adalah
teknik metalurgi paling tua, dimana logam diolah dan diekstraksi menggunakan
panas yang sangat tinggi. Panas didapatkan dari tanur berbahan bakar batubara
(kokas) yang sekaligus bertindak sebagai reduktan. Suhu yang dicapai ada yang
hanya 50250 °C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai
2.000 °C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar
500-1.600 °C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah
dalam fase cair bahkan kadangkadang dalam fase gas. Umpan yang baik adalah
konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian
energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan
memanfaatkan reaksi kimia eksotermik.
TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN
BIJIH NIKEL:
1. Tahap Praolahan (Ore Preparation)

 Bertujuan untuk mempersiapkan bijih sebelum memasuki proses peleburan.


Hal ini dilakukan agar bijih yang masuk ke peleburan memenuhiberbagai
persyaratan yang telah ditentukan, antara lain menyangkut ukuran, kadar bijih,
Moisture Content (MC) atau kelembapan air, LOI (Lost Of Ignation) atau air
kristal, dan lain-lain.

 Proses yang dialami:


1.a. Ore Blending

 Pada proses ini ukuran biji basah masih beragam dengan kelembapan 28%-
30%. Proses ini untuk memperoleh bijih berkualitas ekspor dengan
pencampuran (blending) pada stockyard antara biji dari berbagai kadar dengan
pembagian sbb:
 Bijih dengan kadar nikel rendah (<1,8%) diangkut ke kapal ekspor dengan
menggunakan suatu alat belt conveyor dan tongkang untuk diekspor ke berbagai
negara, seperti ke Jepang, Australia, Ukraina, Korea Selatan, Taiwan dan
Macedonia
 bijih dengan kadar nikel tinggi (> 1,8%) dibawa ke pabrik untuk diproses lebih
lanjut.
1.b. Ore Handling
Meliputi :
1.b.i Ore Receiving

Bijih nikel basah (wet ore) dimasukkan ke SOM (Shake Out Machine), akan
terpisah secara manual lewat saringan yang berukuran 20 x 25cm. Bijih yang
berukuran < 15–20 cm akan ditampung dalam loading hopper yang selanjutnya
ditransportasikan oleh belt conveyor ke rotary dryer. Sedangkan bijih yang
berukuran > 20 cm tidak dipergunakan
1.b. Ore Handling
Meliputi :
1.b.ii Ore Drying

Proses pengeringan bijih dilakukan di rotary dryer. Proses ini bertujuan untuk
mengurangi kandungan kelembapan air (MC) dalam bijih sekitar 30–40 % menjadi
±21 %. Proses pengeringan dalam rotary dryer berlangsung sekitar 30 menit.
Bahan bakar yang digunakan untuk rotary dryer adalah batu bara sebagai bahan
bakar utama dan minyak sebagai bahan bakar penunjang. Temperatur udara panas
yang masuk pada rotary dryer sekitar 400°C–800°C dan disesuaikan dengan
kadar air yang terkandung dalam ore. Pengeringan dalam rotary dryer akan
menghasilkan gas, disamping material kering, gas buang yang mangandung debu
dan abu akan masuk ke dalam multicyclone untuk dikumpulkan, sementara gas
yang ringan akan tertarik oleh exhaust fan untuk kemudian dibuang ke atmosfir
melalui stack.
1.b. Ore Handling
Meliputi :
1.b.iii Ore Sizing

Debu yang terkumpul dari multicyclone akan ditarik ke double flap dumpper,
jatuh ke dust belt conveyor dan kemudian menuju ke belt conveyor yang berisi
bijih hasil pengeringan yang akan menuju ke vibrating screen, untuk selanjutnya
mengalami proses penyaringan dengan ukuran harus <30 mm sementara ukuran
>30 mm akan masuk kedalam Impeller Breaker untuk proses crushing. Penentuan
ukuran tersebut dikarenakan pada ukuran tersebut maka kadar LOI yang terdapat
pada material lebih mudah tereduksi.
1.b. Ore Handling
Meliputi :

1.b.iv Ore Mixing

Dari belt conveyor material akan masuk ke shuttle conveyor dan selanjutnya akan
masuk ke dalam 7 buah bin yang masing-masing berkapasitas 120 ton. Dengan
rincian :
2 bin sebagai tempat penampungan ore dan selanjutnya diumpankan ke rotary
kiln setelah mengalami proses pencampuran dengan sub material lainnya yaitu
batu bara, anthrasit dan limestone.
1 bin yang lain digunakan untuk pencampuran dalam pembuatan pellet
3 bin lainnya dengan kapasitas 70 ton untuk menampung limestone, anthrasit,
coal
1 bin sebagai cadangan.
1.c. Tahap Kalsinasi

Material yang sudah tercampur seperti ore dryer, antrasit, limestone dan coal yang
telah ditimbang di poidmeter, diangkut oleh belt conveyor ke rotary kiln untuk
mengalami proses kalsinasi. Proses kalsinasi ini bertujuan untuk mengurangi kadar
LOI (Lost of Ignation) ≤ 0.01. Kadar LOI yang tinggi akan mengganggu kestabilan
dalam tanur yang dapat mengakibatkan goncangan yang kuat di dalam tanur.
2. Tahap Peleburan (Smelting)

Calcine hasil proses kalsinasi dilkeburkan dalam tanur listrik yang berkapasitas 25
MVA unit 1, 40 MVA unit 2, dan 60 MVA unit 3 yang bagian dalamnya dilapisi
brick. Pada tanur listrik dilengkapi dengan 3 buah elektroda yang berfungsi sebagai
pelebur dari calsain tersebut.

Dari leburan itu terbentuk dua fase yaitu:


2. Tahap Peleburan (Smelting)

 Fase cair yaitu fase slag


Slag berperan penting dalam mengatur komposisi logam cair karena
merupakan bahan perantara terjadinya reaksi kimia. Unsur yang terbentuk dari
hasil reduksi di dalam bijih adalah logam ferronikel. Pemisahan antara logam
ferronikel dan slag di dalam tanur adalah dengan tebal lapisan mencapai 1-1,5
m, sedangkan lapisan logam ferronikel berkisar anatara 40–80 cm
 Fase metal / nikel.
Slag dikeluarkan dari tanur listrik setiap 90.000 KWh sebanyak 90 ton dengan
temperatur 1550°C dan dialirkan ke dalam kolam air sehingga tergranilasi
menjadi butiran-butiran yang berukuran 5–10 cm. Logam (metal) ferronikel
dikeluarkan dalam tanur listrik. Logam ini disebut crude ferronikel.
3. Tahap Pemurnian (Refining)

Bertujuan untuk memurnikan crude FeNi menjadi metal FeNi (produk) sesuai
standar produk. Proses pemurnian terdiri dari dua proses yaitu :
a. Proses De-Sulphurisasi (De-S)
bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur yang terdapat pada crude Fe-Ni hasil
peleburan menjadi < 0,03. Bahan yang digunakan yaitu : •
• calsium carbide ± 200 kg/heat
• soda ash ± 10 kg/heat
• fluor spar ± 10 kg/heat
bahan-bahan tersebut untuk mengikat sulphure pada proses De-S, dengan cara
mencampur dan mengaduk bahan dengan Crude FeNi yang berlangsung 35
menit dengan suhu 1350°C dan mengahsilkan metal FeNi high carbon dan
low carbon.
3. Tahap Pemurnian (Refining)

b. Proses Oksidadi
dilakukan pada produk low carbon untuk menurunkan kadar silika, fosfor
melalui proses peniupan oksigen ke dalam crude FeNi menggunakan
bahan oksigen dan Kapur bakar dan batu kapur untuk mengontrol basicity
dan temperature yang berlangsung 1,5 jam dengan temperature crude
FeNi ± 1450°C yang menghasilkan metal FeNi dan slag dimana slag
tersebut akan dibuang.

c. Proses De-Silikonisasi
proses menghilangkan kandungan silica dalam crude FeNi < 0,05. Jika
kadar silica dalam crude FeNi tinggi maka proses de-silikonisasi
berlansung dua kali.
3. Tahap Pemurnian (Refining)

d. Proses De-Carbonisasi
proses penghilangan kandungan unsur pengotor seperti 1,5% C, 0,3% Si
dan 0,8% Cr di dalam crude FeNi yang akan dimurnikan untuk
mendapatkan kadar yang diinginkan melalui peniupan oksigen.

e. P (De-Phosporisasi)
proses penghilangan kadar Fosfor dalam crude FeNi. Fosfor ini akan
mengalami oksidasi yang akan diikat oleh CaO untuk membentuk slag.
4. Tahap Pencetakan dan Pengepakan

 Metal FeNi yang telah mengalami pemurnian selanjutnya dibawa ke


Departemen Casting untuk dicetak menjadi bentuk yang diinginkan oleh pihak
pembeli. Hasil cetakan pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra yaitu
berbentuk Shot yaitu metal FeNi dalam bentuk butiran
POTENSI BAHAYA&
PENCEGAHANNYA
PT. ANTAM (Persero)
1. Kejatuhan Benda
Tenaga kerja drilling maupun blasting dapat tertimpa batuan sebagai
akibat dari kegiatan pertambangan, ataupun disebabkan oleh lapuknya
batuan yang ada di dalam tambang.

Pencegahan:
safety helmet yang bisa digunakan untuk melindungi kepala mereka
dari kejatuhan benda yang tidak diinginkan.
2. Terjatuh
Keadaan di lokasi tambang maupun lokasi pengolahan terdapat tempat
tempat dengan beda ketinggian yang dapat mengakibatkan tenaga kerja
terjatuh apabila bekerja di tempat tersebut tidak memahami SOP yang
ada.

Pencegahan:
safety harnees yang wajib dikenakan bagi pekerja yang bekerja pada
ketinggian yang berbeda.
3. Terjepit
Terjepit merupakan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan yang bergerak yang tidak diberi pengaman.

Pencegahan:
pemberian tanda bahaya dan pemberian pengaman pada mesin-mesin
yang bergerak.
4. Tertabrak, tergilas
Adanya tingkat mobilitas baik personal maupun peralatan yang tinggi
sangat rawan terjadi kecelakaan di dalam tambang, akibatnya dapat
terjadi tabrakan ataupun tergilas. Potensi ini dapat disebabkan oleh
human error seperti tenaga kerja yang berjalan kurang hati-hati dan
berjalan tidak pada tempatnya.

Pencegahan:
pemasangan rambu-rambu maupun penyediaan prosedur kerja yang
aman bagi tenaga kerja
5. Ledakan
dapat terjadi di gudang handak atau bahan peledak yang kondisinya
tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

Pencegahan:
pengecekan suhu dan exhaust fan di dalam maupun di sekitar gudang
sebagai kontrol, penyediaan prosedur kerja aman dan dijaga ketat oleh
tenaga kerja selama 24 jam, serta menyediakan sarana pemadam api
ringan di gudang handak sebagai sarana penanggulangan kebakaran
atau peledakan.
KESIMPULAN

Proses pengolahan bijih nikel di PT. Antam (Persero)


Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara menggunakan metode
pirometalurgi.

Proses pengolahan biji nikel dilakukan pada sebuah plant


yang terdiri dari departemen ore stockyard, ore receiving,
ore drying (menggunakan rotary dryer), ore sizing, ore mixing,
ore calcining, smelting, serta refining dan casting.
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai