BAB I PENDAHULUAN.....................................................................2
1.1 LATAR BELAKANG................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................2
1.3 BATASAN MASALAH............................................................3
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN........................................................3
1.5 LOKASI PENELITIAN............................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................4
2.1 MANAJEMEN STOCKPILE BATUBARA.............................4
2.2 SIFAT UMUM BATUBARA.....................................................7
2.3 ANALISA KUALITAS BATUBARA.......................................8
2.4 COAL PROCESSING PLANT.................................................9
2.4.1
Crusher...........................................................................10
2.4.2
Belt Conveyor.................................................................11
3.1.2
3.1.3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan produksi batubara
berpengaruh positif terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Melalui kebijakan otonomi daerah sehingga pembagian fiskal lebih lebih besar dan
wewenang daerah untuk pengelolaan sumberdaya alam lebih luas mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Pengolahan batubara yang dilakukan pada penambangan batubara
umumnya
Tetapi dalam prakteknya banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah
sering terjadinya kemacetan pada saat proses peremukan. Sehingga pada akhirnya
sasaran produksi yang diharapkan tidak dapat terpenuhi, ukuran material yang
tidak sesuai dengan yang disyaratkan untuk unit pengolahan berikutnya serta
kurang produktif dan efisiennya kegiatan di unit peremukan
Dalam hal ini dibutuhkan manajemen produksi stockpile yang tepat untuk
menanggulangi hal itu.Karena manajemen produksi stockpile bertujuan untuk
mengatur serta mengendalikan produksi batubara yang masuk ke dalam unit
instalasi pengolahan atau pengecilan ukuran (Crushing Plant) menuju stockpile
sebelum diangkut dan dimuat ketongkang (pengkapalan). Upaya ini dimaksudkan
untuk menghindari terganggunya kelancaran kegiatan pengolahan atau pengecilan
ukuran.
Penulis berencana akan melaksanakan Tugas Akhir dengan judul Analisis
Crusher Pada Unit Pengolahan di Stockpile di PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantara Di Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara judul yang penulis
ajukan diatas dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
hardgrove
ROM
Hopper
Produk
Vibrating Grizzly
Undersize (-)
Oversize (+)
Alat Peremuk
(Jaw Crusher)
Screen
Produk
a. Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang berfungsi
sebagai tempat penerima material umpan yang berasal dari lokasi
penambangan sebelum material tersebut masuk ke dalam alat peremuk.
b. Vibrating Grizzly
Merupakan susunan batang-batang baja yang membentuk ukuran lubang
bukaan tertentu. Vibrating Grizzly berfungsi sebagai pengumpan mesin
peremuk, juga untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi
ukuran yang diharapkan. Dengan adanya alat ini maka material umpan
yang telah memenuhi ukuran produk tidak perlu dilakukan pengecilan
ukuran lagi.
nyata
merupakan
kemampuan
produksi
mesin
peremuk
d. Ayakan Getar
Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan ukuran material
hasil proses peremukan berdasarkan besarnya bukaan pada ayakan tersebut
yang dinyatakan dengan mesh. Pengertian mesh adalah jumlah lubang
bukaan yang terdapat dalam 1 inchi panjang. Kapasitas dari ayakan dihitung
dengan menggunakan rumus seperti pada vibrating grizzly. Proses
pengayakan dipengaruhi oleh faktor-faktor :
menghitung
efisiensi
dari
ayakan
diperoleh
dari
10
ke tempat semula karena di belokkan oleh pulley awal dan pulley akhir.
Material yang didistribusikan melalui pengumpan akan dibawa oleh ban
berjalan dan berakhir pada head pulley. Pada saat proses kerja di unit
peremuk dimulai, ban berjalan harus bergerak lebih dulu sebelum alat
peremuk bekerja. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelebihan
muatan (over load) pada ban berjalan.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemakaian ban berjalan adalah :
f.
Keadaan topografi
Jarak pengangkutan
Produksi
Reduction Ratio
Reduction ratio sangat menentukan keberhasilan suatu peremukan, karena
besar kecilnya nilai reduction ratio ditentukan oleh kemampuan alat peremuk
untuk mengecilkan ukuran material yang akan diremuk. Untuk itu harus dilakukan
pengamatan terhadap tebal material umpan maupun tebal material produk.
Reduction ratio adalah perbandingan ukuran terbesar umpan dengan ukuran
terbesar produk. Pada primary crushing besarnya reduction ratio adalah 4 7 dan
pada secondary crushing besarnya reduction ratio adalah 7 20. Besarnya
reduction ratio merupakan batasan agar kerja alat efektif.
RL =
dimana :
tF wF
=
tP
11
PA =
W +S
W + R+S
x 100%
dimana :
S
UA =
W
W +S
dimana :
12
x 100%
UA =
W
W + R+S
x 100%
d. Efektifitas Penggunaan
Untuk mengetahui tingkat penggunaan alat peremuk dan kemampuan
yang bisa dicapai.
Ep =
Kapasitas nyata
Kapasitas desain
x 100%
13
W
Produksi
Dimana :
W = Working hour, adalah waktu atau jam kerja yang tersedia
Dimana :
14
N
PA =
UA =
Productivity = suatu nilai yang didapatkan dari perbandingan jam kerja dengan
total produksi
Schedule Hours = jumlah jam kerja atau waktu, baik dalam hitungan hari dan
bulanan
15
Setelah data lapangan diperoleh maka data tersebut diolah dengan menggunakan
beberapa cara yaitu :
1. Pengelompokan Data proses memeriksa data yang sudah terkumpul agar data
dapat dikelompokkan secara baik.
2. Pengolahan data dengan cara
Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
3.1.3
16
Tugas Akhir ini rencananya akan dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan
yaitu pada bulan April 2016 Juni 2016 (lampiran 1) bertempat di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
3.4 PENUTUP
Demikian proposal usulan tugas akhir ini kami buat, yang direncanakan
akan dilakukan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Dengan harapan dapat
memberikan gambaran singkat dan jelas maksud dan tujuan diadakannya penelitian
Besar harapan kami kiranya kegiatan ini dapat terlaksana. Atas perhatian
dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
M. Daftar Pustaka
17
1.
Hustrullid William, Kuchta Mark, Open Pit Mine Planning and Design,
18