Anda di halaman 1dari 4

RESUME PENUTUPAN TAMBANG

PERATURAN MENTERI ESDM NO 7 TAHUN 2014

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Teknik Peledakan


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :
Muhammad Faizal Ghalib (10070112081)

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1436 H / 2015 M

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA


MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2014
TENTANG
PELAKSANAAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG PASCA
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Pada peraturan menteri energi dan sumber daya mineral mengenai


pelaksanaan reklamasi dan pasca tambang ini dibahas mengenai kewajiban
melakukan kegiatan proklamasi yang dimana hal tersebut menjadi kewajiban
sebuah perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan pertambangan secara
kompleks, sedangkan dalam tahapan pelaksanaan kegiatan reklamasi tersebut
pemegang IUP ekskplorasi dan IUPK eksplorasi wajib memenuhi prinsip :
-

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan


Keselamatan dan kesehatan kerja
Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUP operasi

produksi dan IUPK operasi produksi wajib memenuhi prinsip:


-

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan


Keselamatan dan keselamatan kerja
Konservasi mineral dan batubara
Dimana menurut peraturan pemerintah reklamasi itu sendiri merupakan

sebuah kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu seluruh kegiatan


pertambangan dari awal tahapan kegiatan pertambangan yang dilakukan untuk
menata , memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat menjadi lebih baik dan yang sesuai dengan fungsinya, sedangkan menurut
peraturan pemerintah no 7 tahun 2014 ini kegiatan pasca tambang dilakukan
setelah kegiatan pertambangan untuk memulihkan fungsi alam dan fungsi fungsi
sosial yang diperuntukan pada seluruh wilayah pertambangan. Namun pada
tahapan reklamasi dimulai telebih sebelumnya dilakukan kegiatan setudi
kelayakan dimana pada kegiatan ini usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis
mengenai dampak lingkungan serta perencanaan tambang.

Adapun prinsip perlindungan dan pengelolaan untuk lingkungan hidup


pertambangan sebagaimana yang ada pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a
paling sedikit meliputi:
-

Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air laut, air tanah serta

udaraberdasarkan standar baku mutu.


Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan pada batuan

samping dan batuan penutup.


Perlindungan pada keanekaragaman dan pemulihan keanekaragaman

hayati.
Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya.
Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan peraturan perundang undangan.
Dimana pemilik / pemegang IUP eksplorasi dan IUPK sebelum

melakukan kegiatan eksplorasi wajib menyusun rencana reklamasi tahap


eksplorasi berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam hal penilaian dan persetujuan akan dilaksanakannya kegiatan
reklamasi dan penutupan pasca tambang dimana pada tahapan eksplorasi
direktur jenderal atas nama menteri gubernur atau bupati dan walikota
memberikan persetujuan atas rencana reklamasi tahap eksplorasi sebagaimana
maksuddalam pasal 11 dalam jangka waktu paling lama 30 hari kalender sejak
diterimaya rencana reklamasi tahap eksplorasi, tidak termasuk jumlah hari yang
diperlukan

untuk

penyempurnaan

rencana

reklamasi

tahap

eksplorasi,

sedangkan pada tahapan produksi direktur jenderal atas nama menteri, gubernur
atau bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan penilaian dan
persetujuan atas rencana reklamasi tahap produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 13 dalam jangka waktu yang paling lama 30 hari kalender sejak IUP
operasi produksi atau IUPK operasi produksi diterbitkan, tidak termasuk jumlah
hari yang diperlukan untuk penyempurnaan rencana reklamasi tahap produksi,
sedangkan pada tahapan pasca tambang direktur jenderal atas nama menteri,
gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya memberikan
penilaian dan persetukuan atas rencana pasca tambang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 18 dalam jangka waktu paling lama 60 tahun hari kalender sejak IUP

operasi produksi atau IUPK operasi produksi diterbitkan, tidak termasuk jumlah
hari yang diperlukanuntuk penyempurnaan rencana pascatambang.
Jaminan reklamasi dan pasca tambang, pemegang IUP eksplorasi dan
IUPK eksplorasi wajib menyediakan jaminan reklamasi tahap eksplorasi sesuai
dengan penetapan besaran jaminan reklamasi tahap eksplorasi oleh direktur
jenderal atas nama menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. Pada pelaksanaan
kegiatan reklamasi dan pasca tambang ini cadangan akutansi dapat ditempatkan
apabila ditempatkan apabila pemegang iup operasi produksi atau iupk operasi
produksi tersebut memenuhi persyaratan sebagai
-

Terdaftar pada bursa efek di indonesia dan telah menempatkan

sahamnya lebih dari 40% dari total saham


Dan yang memiliki dan mempunyai modal disetor tidak kurang dari
50.000.000. dollar amerika sebagaimana yang tercantum dalam akta
pendirian perusahaan dan atau perubahannya yang disahkan pleh
seorang notaris
penempatan

jaminan

reklamasi

tahap

operasi

produksi

tidak

menghilangkan kewajiban pemegang iup operasi produksi untuk melaksanakan


reklamasi

tahapan

operasi

produksi.dimana

kekurangan

biaya

untuk

menyelesaikan reklamasi tahap operasi produksi dari jaminan yang telah


ditetapkan, tetap menjadi tanggung jawab pemegang IUP operasi produksi dan
IUPK operasi produksi.

Anda mungkin juga menyukai