3. Lapisan datar (flat bedding): memiliki perlapisan yang hamper sama dengan
cross bedding tapi hanya saja berbentuk perlapisan secara mendatar. Berikut
contohnya:
8. Flame Structure: struktur yang membentuk load cast, akan tetapi material-
materialnya adalah hasil kontak antara pasir dengan lempung. Kenampakan
struktur ini terlihat dari bergabungan pasir dengan lempung akibat adanya
penekanan. Berikut contohnya:
Gambar 2.8 Flame Structure
Struktur sekunder yang dikenal secara umum yaitu kekar, lipatan, dan sesar.
1. Kekar (joint), adalah struktur rekahan pada batuan di mana tidak ada atau
relative sedikit sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur
yang paling umum pada batuan dan berdasarkan klasifikassinya secara genetic,
kekar terbagi atas:
Kekar gerus (shearjoint) yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang menggelincir
bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
Kekar tarikan (tensional joint), yaitu kekar tang terbentuk dengan arah tegak lurus
dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batun (gaya tension). Hal ini
terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekanya
pada arah yang berlawanan, sehingga dindingnya saling menjauh.
Kekar hibrid (hybrid joint), yaitu kekar yang merupakan gabungan dari kekar
gerus dan tarikan dan umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.
2. Sesar/patahan (fault)
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran
yang berarti dan suatu sesar dapat berupa bidang sesar atau rekahan tunggal tetapi
sesar juga sering di jumpai sebagai semacan jalur yang terdiri dari beberapa sesar
minor. Jalur sesar atau jalur pergeseran, mempunnyai dimensi panjang dan lebar
yang beragam dari skala minor sampai puluhan kilometer. Unsur-unsur sesar
adalah sebagai berikut:
Bidang sesar, yaitu bidang tempat terjadinya pergeseran yang kedudukanya
dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relative diatas bidan
sesar.
Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relative berada di bawah bidang
sesar.
Throw, yaitu besarnya pergeseran vertical pada sesar.
Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.
3. Lipatan (Fold)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat).
Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya lipatan di bedakan atas:
Plunge yaitu sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang
vertical.
Picth atau rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada poros.
Limb (sayap) bagian yang terletak downdip (sayap yang di mulai dari
lengkungan maksimum antiklin sampai hinge singklin) updip (sayap yang di
mulai dari lengkungan maksimum singklin sampai hinge antiklin). Sayap dapat
beerupa bidan datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
Hinge point titik yang merupakan kelengkunagan maksimum pada suatu
perlipatan.
Hinge line garis yang menghubungkan hinge point pada suatu perlapisan yang
sama.
Axial line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan
maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
Axial plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara
sayap-sayap lipatan.
c. Inclined Fold atau Over Fold yaitu lipatan miring atau menggantung.
d. Recumbent Fold yaitu lipatan rebah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Batuan sedimen yang terbentuk diatas permukaan bumi, di bagi atas dua
kelompok yaitu struktur sedimen primer yang terbentuk bersamaan dengan
dengan terbentuknya bataun sediemen dan struktur sekunder yaitu struktur yang
terjadi setelah batuan sedimen terbentuk.
2. Batuan sedimen dapat di klasifikasikan bardasarkan tenaga yang mengangkut
hasil pelapukan, tempat pengendapaan (lingkungan pengendapaan), dan genetis
batuan sedimen.