Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Tahun 1999 PT. Pertamina bekerja sama dengan CPP Matindok Indonesia
sebuah

perusahaan

minyak

lokal

terbesar

di

Indonesia

untuk

mengembangkan lapangan minyak miliknya di perairan luwuk Banggai yang


dahulu dikontrak oleh Union Texas dan dari pengeboran yang dilakukan oleh
Union Texas pada tahun 1984 berhasil mendapatkan sumur minyak dengan
produksi 2000 BOPD (Barrel Oil Per Day). Maka dibentuklah sebuah
konsorsium minyak dengan nama CPP Matindok Pertamina EP, dengan PT.
Pertamina

sebagai

pemilik

lapangan

dan

CPP

Matindok

sebagai

penyandang dana dan pembagian saham masing-masing 50 %.


Pada tahun 2000, CPP Matindok Pertamina EP Sulawesi melakukan
berbagai upaya untuk mengembangkan lapangan

Tiaka,

langkah yang

dilakukan oleh CPP Matindok Pertamina EP adalah dengan mengunakan


metode pembuatan pulau buatan atau reklamasi.
Wilayah kerja Blok Senoro-Toili memiliki luas awal 475 km 2 dan setelah
dilakukan penyisihan blok pada tahun 2001 menjadi 451 km 2. Blok ini berada
di dua daerah terpisah yakni Senoro Area (onshore) di wilayah Kabupaten
Banggai dan Toili Area (offshore) di wilayah Kabupaten Luwuk Banggai. Area
ini diperkirakan dapat memproduksikan minyak mentah sebesar 10 juta
barel.
Sedangkan di Senoro Area terdapat lapangan gas Senoro yang berpotensi
menghasilkan gas sebesar 3,7 triliun kaki kubik dan 25 juta barel kondensat
yang saat ini sudah memasuki tahap awal pengembangan lapangan (CPP
Matindok Pertamina EP 2007).

2.1.2 Lokasi dan Kesampaian daerah


Berdasarkan program kegiatan maka lokasi penelitian/tugas akhir terletak
pada daerah dusun II noge kecamatan batui kabupaten luwuk banggai
provinsi sulawesi tengah dan secara geografis terletak pada 11943,08LS
dan 122 29`37,04 BT.dapat ditempuh dengan jalur udara dari bandara
Internasional Sultan Hasanuddin Kota Makassar menuju Bandara Syukuran
Aminuddin Amir Kota Luwuk Banggai,dengan waktu tempuh 1 jam 15
Menit kemudian dilanjutkan dari Bandara Syukuran Aminuddin Amir menuju
desa uso kecamatan Batui dengan menggunakan kendaraan roda 4/Mobil
sewa dengan waktu 1 Jam.

Gambar 2.1 Peta lokasi CPP Matindok Pertamina EP

2.1.3 Stratigrafi Regional


Menurut peta geologi lembar Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah stratigrafi
regional daerah penelitian terdiri atas, (Simajuntak dkk, 1993) :
1

Batuan Dasar

Batuan dasar didaerah ini terdiri dari batuan malihan dan batuan beku
malihan berupa mica schicst abu-abu kehijauan foliasi, kuarsit
beberapa klorit, biotite dan inklusi pyrite sedangkan bautan beku
terdiri dari microgranite dan granite yang tersusun dari plagioklas
berwarna orange alterasi mineral mafic klorit dengan sedikit pyirite
dari hasil dating radiomatric pada contoh side wall core sekis dari
sumur tiaka 2 menunjukan umur permo-triassic.
2

Formasi Senoro

Formasi ini secara tidak selaras menumpang di atas batuan dasar


formasi ini berumur Eosen AkhirMiosen tengah tersusun dari batu
gamping Limestone dan batu gamping Shaly shaly limestone
dengan sisipan tipis marl, batupasir, batugamping, massive calcanerit
dan kalsilitit dengan fosil koral algae,foraminifera besar dan kecil,
Formasi ini merupakan reservoir tempat berkumpulnya minyak
dilapangan CPP Matindok.Disamping itu Formasi ini juga merupakan
batuan induk Source Rock yang potensil di daerah bagian atas dari
formasi ini dijumpai CPP Matindok Member yang tersusun oleh batu
gamping dengan sisipan batubara (coal) batugamping ini terdiri dari
packstone dan wackstone putih hingga coklat keabu-abuan kristaline
masive, keras, britle dan dibeberapa tempat mengalami rekristalisasi.
3

Formasi Matindok

Formasi ini secara selaras menumpang diatas Formasi CPP


Matindok. Formasi ini berumur Miosen Tengah tersusun oleh batu
lempung dan batupasir dengan beberapa sisipan batugamping dan
batubara.

Batu

lempung

berwarna

abu-abu

hingga

abu-abu

kehitaman, silty-masive, calcareous sedangkan batupasir tersusun


oleh batu pasir kuarsa berbutir halus sedang sortasi sedang-bagus
dan dibeberapa tempat dijumpai pasir kasar.
4

Formasi Minahaki
8

Formasi ini secara selaras menumpang diatas Formasi Matindok.


Formasi ini berumur Miosen Atas tersusun oleh batugamping dengan
beberapa sisipan tipis batulempung dan batupasir di bagian bawah
formasi ini tersusun oleh grainstone/packstone abu-abu cerah keras
pasiran dengan beberapa sisipan batulempung dibagian tengah
tersusun oleh sandy limestone dan limy sandstone dengan pasir
kuarsa sangat halus sampai halus sedangkan bagian atas tersusun
oleh batu gamping pacstone/grainstone dengan beberapa tempat
dijumpai wackstone bagian atas dari formasi ini dijumpai Mentawai
member yang tersusun oleh batu gamping koral, batugamping
dolomitan dan dolomit.
5

Formasi Kintom

Formasi ini tidak selaras menumpang di atas Formasi Minahaki.


Formasi ini berumur Pliosen, tersusun oleh batulempung dengan
sisipan batupasir, batugamping dan konglomerat. Di bagian bawah
tersusun oleh clay-stones, siltsotene dan marl, dibagian tengah dan
atas dari formasi ini dijumpai sisipan konglomerat, batupasir dan batu
gamping.

2.2 Fungsi Instrumentasi


Instrumentasi

adalah

peralatan

yang

digunakan

untuk

mengontrol,

memanipulasi, mengukur, menunjukkan, atau mengukur nilai suatu variabel


kuantitas yang ada dalam proses industri. (Heru.,2007 )
Adapun fungsi instrumentasi dapat dibagi menjadi 4 (empat) golongan, dapat
dilihat pada gambar 3.1 .

Alat Kontrol

Alat Ukur

Fungsi Instrumentasi

Alat Analisis

Alat Safety

Gambar. 3.1 Fungsi Instrumentasi (Heru.,2007)

2.2.1 Sebagai alat ukur (Measurement)


Untuk mengetahui atau memonitor jalannya suatu kondisi operasi melalui
variabel prose yang mempengaruhi jalannya operasi, seperti tekanan,
temperatur, jumlah aliran, level, dan sebagainya agar mengetahui kondisi
operasi berjalan normal atau tidak. Contoh peralatan instrumentasi sebagai
alat

ukur

adalah

Pressure

Transmitter

(PT),

Level

Transmitter

(LT),Temperatur Transmitter (TT), Flow Transmitter (FT), Pressure Indicator


(PI), Level Indicator (LI), dan Temperature Indicator (TI). Dalam industri
minyak dan gas bumi, ada 4 macam besaran proses yang dikendalikan,
yaitu :
a.Pressure (tekanan).
b.Level (tinggi permukaan).
c.Flow (aliran).
d.Temperature (suhu).
10

2.2.2 Sebagai alat control (Controller)


Untuk mengendalikan jalannya operasi agar variabel proses yang diukur
dapat diatur atau dikendalikan sesuai harga yang diinginkan atau menjaga
parameter proses agar sesuai dengan setting point. Contoh peralatan
instrumentasi sebagai alat kontrol adalah Flow controller, Control valve dan
sebagainya. (Heru.,2007 )

2.2.3 Sebagai alat safety (Pengaman)

Sebagai pengaman terhadap jalannya suatu operasi untuk mencegah


kerusakan pada peralatan, mencegah terjadinya bahaya kecelakaan pada
pekerja, dan mencegah kerusakan lingkungan.Sistem pengaman ini
mempunyai tahap-tahap, yaitu memberi peringatan berupa alarm dan
melakukan shutdown terhadap proses yang ada. Contoh peralatan
instrumentasi sebagai alat safety adalah Emergency Shutdown, SDV
(Shutdown Valve), dan BDV (Blowdown Valve). (Heru.,2007)
2.2.4 Sebagai alat analisis (Analyzer)
Untuk menganalisis kualitas kandungan dari suatu produk yang dikelola.
Kemudian dapat juga dipergunakan sebagai alat analisa untuk pencegahan
polusi dari hasil buangan industri agar tidak membahayakan dan merusak
lingkungan.

Contoh peralatan instrumentasi sebagai alat analisa adalah

Oksigenanalyzer, H2S analyzer, dan CH4analyzer. (Heru.,2007 )

11

2.2.4 Sistem Pengaman (Safeguard system)


Sistem pengaman berfungsi memberikan perlindungan/mengamankan baik
pada pekerja, peralatan,produksi maupun terhadap lingkungan.
Didalam sistem pengaman suatu variabel yang dapat menunjukkan kondisi
yang tidak aman akan dimonitor dan diperiksa terhadap batas aman yang
telah di tentukan. Untuk meningkatkan keamanan dari suatu proses industri,
selain terpasang sistem pengendalian yang berfungsi untuk menghasilkan
variabel yang sesuai dengan yang diinginkan, dibutuhkan juga suatu sistem
pengaman yang berfungsi untuk mengantisipasi apabila terjadi kegagalan
pada sistem pengendalian. Sistem pengaman terutama dibuat untuk
menjaga keselamatan pekerja dan peralatan industri. Sedangkan peralatan
yang digunakan pada sistem pengaman diantaranya adalah relay dan
switch. (Heriyanto.,2014 )
2.3

Peralatan Sistem Pengaman

2.3.1 Peralatan Input


Peralatan input dapat berupa saklar atau switch. Misalkan Pressure switch,
Level switch,

Flow switch, tombol push bottom, Temperature switch,

selenoid switch, dan lain-lain. (Heriyanto.,2014 )


2.3.2 Peralatan Output
Peralatan output berfungsi untuk menggerakkan peralatan peralatan yang
berhubungan langsung dengan proses. Misalkan Selenoid valve, Shutdown
valve, Blowdown valve, dan lain-lain. (Heriyanto.,2014)

12

2.4

Sistem Alarm dan Shutdown

Sistem alarm dan shutdown merupakan peralatan yang digunakan sebagai


safeguard jika terjadi operasi abnormal. Berikut ini akan dijelaskan sistem
alarm dan shutdown pada sistem pengaman. (Royke.,2010 )
2.4.1 Sistem Alarm
Sistem alarm merupakan suatu tanda bahaya peringatan / petunjuk secara
visual / audio dari suatu kondisi proses yang tidak berjalan normal.
Apabila keadaan variabel proses berada pada suatu nilai yang mendekati
batas yang diperkenankan, maka disini dibutuhkan suatu sistem yang dapat
memberi informasi secara dini sehingga operator mempunyai waktu yang
cukup untuk melakukan serangkaian kegiatan untuk mengantisipasi dan
mencegah jangan sampai kondisi proses plant berada dalam situasi yang
membahayakan. (Royke.,2010)
Informasi ini dapat berupa peringatan dalam bentuk visible dan atau audible.
Peringatan berupa sesuatu yang visible (dapat dilihat dengan mata) adalah
nyala lampu yang berkedip-kedip (flashing) yang diletakkan pada suatu
tempat yang mudah dilihat dari ruang gerak operator. Informasi peringatan
bentuk lainnya adalah yang bersifat audible (dapat didengar telinga) yaitu
berupa horn yang diletakkan pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga
intensitas suaranya mencapai ruang gerak operator.Tergantung daripada
tingkat kepentingannya, maka dapat disusun hirarki sistem alarming ini.
Kadang-kadang sistem alarming ini dibagi dua tahapan dimana tahap
pertama dengan nyala lampu berkedip, sedang tahap kedua adalah dengan
disusul bunyi horn.

13

Alarm visual merupakan alarm yang terjadi berupa cahaya (lampu) yang bisa
dilihat oleh mata. Misalkan, ketika terjadi operasi yang tidak normal, maka
lampu peringatan atau alarm visual akan menyala dan apabila operasi telah
kembali normal, maka lampu alarm akan barhenti menyala (mati).
Alarm audio merupakan alarm berupa suara. Misalkan, jika terjadi kondisi
operasi yang tidak normal maka akan terjadi alarm berupa suara dan apabila
kondisi operasi telah normal kembali, maka alarm akan berhenti berbunyi.
Tipe Tipe switch yang digunakan dalam sistem alarm. (Royke.,2010)
a. Switch Low : Jikabesar sinyal proses variabel dari transmitter lebih rendah
dari setting switch maka, alarm low (PAL, FAL, LAL, TAL) akan

berbunyi.

b. Switch Low-Low : Bila besar sinyal variabel pengukuran dari transmitter


lebih rendah dari setting switch low maka, alarm low-low (PALL,
FALL,LALL, TALL) akan berbunyi. Bersamaan dengan bunyi alarm lowlow tersebut proses equipment langsung trip.
c. Switch High : Bila besar sinyal variable pengukuran dari transmitter lebih
tinggi dari switch, maka alarmhigh (PAH, FAH, LAH, TAH) akan

berbunyi.

d. Switch High-High : Jika besar signal proses variabel dari transmitterlebih


tinggi dari switch high, maka alarm High-High (PAHH, FAHH, LAHH,
TAHH) akan berbunyi. Bersamaan dengan bunyi alarm High-high tersebut
proses equipment langsung trip.

2.4.2 Sistem Shutdown

Sistem Shutdown(trip system) merupakan alternative terakhir dalam sistem


pengaman bila tindakan untuk pengembalian kondisi proses pada kondisi
normal tidak berhasil. Sistem tersebut dapat dilakukan secara otomatis atau
manual oleh rangkaian interlock instrument yang terpasang. (Royke.,2010)
a.

Automatic shutdown

14

Automatic shutdown sering disebut ESD (Emergency Shutdown) system.


Parameter-parameter operasi kritikal tertentu dapat dihubungkan ke ESD
system untuk dapat secara otomatis men-shutdownplant. (Royke.,2010 )

b.

Manual shutdown

Manual shutdown dilakukan dengan cara menekan tombol yang ada di panel
DCS(Distributed Control System) atau di lapangan. Manual shutdown ini
untuk antisipasi keadaan darurat yang tidak tercakup oleh automatic
shutdown, seperti saat aktivasi FGS (Fire & Gas System) atau saat
automatic shutdown tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (Royke.,2010)
2.5

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah hal yang


sangat penting yang harus diperhatikan karena menyangkut keselamatan
SDM, peralatan, dan keselamatan terhadap pencemaran lingkungan.
(Pedoman K3 Cpp Matindok.,2010)
Sebelum melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pemeliharaan
ataupun perbaikan, pastikan dulu bahwa surat ijin kerja aman sudah selesai
dan berada ditangan. Dalam bekerja gunakan prosedur kerja yang sudah
ditentukan (SOP/check list) dan gunakan alat-alat keselamatan seperti :
safety shoes, safety helmet, ear plug, kacamata, dan alat-alat penunjang
keselamatan

lainnya

disesuaikan

dengan

bahaya

yang

ditimbulkan

akibat/kondisi lingkungan pekerjaan. Pastikan kotak P3K terisi lengkap


sesuai standar keselamatan yang berlaku dan berada ditempat kerja.
(Pedoman K3 Cpp Matindok.,2010)
Dalam menangani pekerjaan pada sistem pengaman diperlukan ketentuanketentuan minimal sebagai berikut :
15

a. Pelaksanaan pekerjaan jumlah pekerja minimal 2 orang.


b. Pelaksanaan pekerjaan didasari dengan SOP (Standart Operating
Procedure)
c. Dilaksanakan pada saat alat tidak beroperasi.
d. Dipasang tanda (tag), lengkap dengan tanggal, inisial pekerja dan tanda
tangan.

Dengan

melaksanakan

prosedur-prosedur

tersebut,

kesehatan

dan

keselamata kerja akan tetap terjaga. (Pedoman K3 Cpp Matindok.,2010)

16

Anda mungkin juga menyukai