TEORI DASAR
Separator adalah perangkat pemisah yang memanfaatkan gaya
gravitasi. Desain pemisah didasarkan pada perbedaan berat jenis
zat dan fasanya. Separator berupa tabung bertekanan yang
mempunyai tipe berdasarkan bentuk dan fasa hasil
pemisahannya. Berdasarkan bentuknya, separator memiliki tiga
tipe yaitu :
1. Separator tegak / vertikal
PENGONTROLAN SEPARATOR
Masalah-masalah yang sering muncul pad proses ini antara lain:
Overpressure
fasa.
Gambar 1. Sistem control dan instrumentasi pada separator
horizontal tiga fasa.
Variabel kontrol yang digunakan yaitu tekanan dan level. Tekanan
dikendalikan dengan buka-tutup SDV-1, SDV-4, PCV-1, BDV-1.
Sedangkan level dikendalikan dengan buka tutup SDV-1, LCV-1,
SDV-3, SDV-2, LCV-2.
Safety Control
Logika berpikir yang digunakan untuk safety (Emergency Shut
Down) control dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Transmitter
LL
HH
PT-1
SDV-1, SDV
LT-1
SDV-3
SDV-1
LT-2
SDV-2
SDV-1
Jika PT-1 HH, maka SDV-1 aktif dan menutup untuk menghentikan
flow inlet. SDV-4 juga menutup untuk mengisolasi potensi bahaya
agar tidak berlanjut ke proses selanjutnya. BDV-1 akan membuka
agar gas terbuang ke flare. Jika PT-1 LL, maka seluruh valve inlet
dan outlet akan menutup karena kondisi tersebut abnormal dan
proses operasi tidak perlu dilanjutkan.
Untuk mengatasi LT-1 HH, maka SDV-1 akan menutup agar air
tidak bercampur dengan hasil separasi minyak. Jika LT-1 LL, maka
SDV-3 akan menutup dan proses dihentikan karena level minyak
yang terlalu rendah.
Untuk kondisi LT-2 HH, SDV-1 akan menutup agar level tidak terus
bertambah sehingga menyebabkan bercampurnya air ke hasil
separasi minyak. Sedangkan jika LT-2 LL, maka SDV-2 akan
menutup untuk mencegah terbawanya minyak ke dalam line air.
Process Control
Logika berpikir untuk process control dijelaskan pada tabel
berikut:
Transmitter
Actuator
HH
LL
PT-2
PCV-1
Open
Clo
LT-3
LCV-1
Open
Clo
LT-4
LCV-2
open
Clo
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan mengenai separator diatas, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Separator dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat
berdasarkan sifat berat jenis yang dimilikinya.
2. Pengontrolan pada separator dibedakan menjadi safety
control dan process control
c.
TEORI DASAR
Separator adalah perangkat pemisah yang memanfaatkan gaya
gravitasi. Desain pemisah didasarkan pada perbedaan berat jenis
zat dan fasanya. Separator berupa tabung bertekanan yang
mempunyai tipe berdasarkan bentuk dan fasa hasil
pemisahannya. Berdasarkan bentuknya, separator memiliki tiga
tipe yaitu :
1. Separator tegak / vertikal
Digunakan untuk memisahkan fluida yang mempunyai GLR
rendah dan/atau kadar padatan tinggi. Separator ini mempunyal
kapasitas cairan dan gas yang besar.
PENGONTROLAN SEPARATOR
Masalah-masalah yang sering muncul pad proses ini antara lain:
Overpressure
Permasalahan ini disebabkan oleh tekanan gas yang melebihi
batas kemampuan yang dapat ditampung tabung separator. Hal
ini dapat diatasi dengan melepaskan gas ke flare.
Overflow
Kasus overflow dapat menyebabkan air yang akan dipisahkan dari
minyak meluap dan tercampur kembali dengan minyak. Hal ini
dapat diatasi dengan mengendalikan aliran masuk dan aliran
keluar tabung separator.
Line Plugging
Jenis partikulat yang terbawa oleh minyak kotor dapat
mengendap di pipa proses sehingga menyebabkan penyumbatan
aliran. Hal ini diatasi dengan melakukan pembersihan rutin pipa.
Pengontrolan yang dilakukan pada proses pemisahan ini adalah
pengaturan flow inlet dan outlet, level serta tekanan pada tabung
separator. Pengontrolan dibagi menjadi safety control dan process
fasa.
Gambar 1. Sistem control dan instrumentasi pada separator
horizontal tiga fasa.
Variabel kontrol yang digunakan yaitu tekanan dan level. Tekanan
dikendalikan dengan buka-tutup SDV-1, SDV-4, PCV-1, BDV-1.
Sedangkan level dikendalikan dengan buka tutup SDV-1, LCV-1,
SDV-3, SDV-2, LCV-2.
Safety Control
Logika berpikir yang digunakan untuk safety (Emergency Shut
Down) control dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Transmitter
LL
HH
PT-1
SDV-1, SDV
LT-1
SDV-3
SDV-1
LT-2
SDV-2
SDV-1
Jika PT-1 HH, maka SDV-1 aktif dan menutup untuk menghentikan
flow inlet. SDV-4 juga menutup untuk mengisolasi potensi bahaya
agar tidak berlanjut ke proses selanjutnya. BDV-1 akan membuka
agar gas terbuang ke flare. Jika PT-1 LL, maka seluruh valve inlet
dan outlet akan menutup karena kondisi tersebut abnormal dan
proses operasi tidak perlu dilanjutkan.
Untuk mengatasi LT-1 HH, maka SDV-1 akan menutup agar air
tidak bercampur dengan hasil separasi minyak. Jika LT-1 LL, maka
SDV-3 akan menutup dan proses dihentikan karena level minyak
yang terlalu rendah.
Untuk kondisi LT-2 HH, SDV-1 akan menutup agar level tidak terus
bertambah sehingga menyebabkan bercampurnya air ke hasil
separasi minyak. Sedangkan jika LT-2 LL, maka SDV-2 akan
menutup untuk mencegah terbawanya minyak ke dalam line air.
Process Control
Logika berpikir untuk process control dijelaskan pada tabel
berikut:
Transmitter
Actuator
HH
LL
PT-2
PCV-1
Open
Clo
LT-3
LCV-1
Open
Clo
LT-4
LCV-2
open
Clo
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan mengenai separator diatas, dapat
disimpulkan bahwa :