Anda di halaman 1dari 17

Memahami Cara Kerja Control Valve

Control valve adalah valve (keran/katup) otomatis yang dapat mengatur aliran dalam sembuah
sistem pemipaan secara presisi.

Apa Fungsi Control Valve


Pada control valve biasanya ia berjenis globe valve, karena valve jenis globe ini dapat mengatur
dan mengotrol valve, ia juga dapat berfungsi untuk throttling. Untuk mengetahui apa itu globe
valve, saya akan membahas di artikel Perbedaan Ball Globe dan Gate Valve

Pada control valve, ia menggunkana sinyal yang di dapat dari instrument yang terpasang di sistem
pemipaan kemudian ia akan di terjemahkan kedalam bukaan valve sesuai kebutuhan dari jumlah
alirannya. Dengan control valve, ia dapat melakukan berbagai fungsi yang biasanya untuk
mengontrol jumlah aliran atau untuk membatasi tekanan di dalam sebuah sistem pemipaan.

Satu Set Control Valve Terdiri dari


Berbeda dengan jenis valve yang lain, dimana untuk valve akan di pasang sendiri (tunggal, tidak
memerlukan sistem atau unit tambahan). Di dalam control valve ia harus di susun dengan
komponen lain agar ia optimal dalam pengunaanya. Satu paket control valve (bisa di istilahkan
dengan control valve set) biasanya terdiri dari valve (tidak hanya control valve namun ada jenis
valve lainya), fitting dan pipa yang di tempatkan di fondation atau platform. Pertanyaan sederhana,
kenapa ia di taruh di fondation atau platform? karena suatu saat butuh di operasikan atau di
maintenance, control valve ini mudah untuk di bongkar dan di pasang kembali.
image from oilandgasclub.com
Konfigurasi Control valve
Sekarang kita berbicara mengenai konfigurasi dari control valve. lihat gambar di atas, yang di
tengah adalah control valve yang biasanya berupa globe valve yang mengunakan penumatik atau
hydrolic akuator untuk mengatur jumlah flow rate secara otomatis. Pertanyaanya, apakah yang di
maksud dengan akuator?

Akuator adalah istilah yang di gunakan untuk alat yang mengubah dari aliran baik dari hidrolik atau
penuamatik menjadi sebuah gerakan, yang dalam hal ini gerakan si valve. Prinsip akuator
berkebalikan dengan pompa, kalau pompa ia dari gerakan mekanik (gerakan motor) menjadi
sebuah aliran fluida, sedangkan akuator merubah dari aliran fluida menjadi gerakan mekanik.
Paham ya mengnai akuator, sekarang kita kembali ke control valve.

Block Valve
Seperti di sebutkan sebelumnya, yang tengah adalah control valve, Sedangkan di samping kanan
dan kirinya adalah block valve. Block vale ini digunakan untuk memblokir (menutup) aliran
manakana nantinya control vale di bongkar untuk di maintenance. kalau anda mengenal istilah
DBB, double block and bleed, susunan seperti ini termasuk DBB secara sistem karena kedua
valve yang di kanan di kiri control valve berfungsi untuk mem block aliran.

Bypass system and valve


Satu lagi bagian dari sebuah sistem control valve, yaitu bypass valve. Sesuai namanya, sistem ini
gunakan untuk membypass aliran sewaktu contol valve di maintenance (ketika dua block valve
ditutup, maka aliran dalam sistem melalu bypass ini). Di bypass valve, entah itu dari globe valve,
plug valve atau ball valve ia berlokasi di samping dari control valve. By pass valve ini dalam kondisi
normal adalah di tutup, atau normaly colse. Namun pada saat di gunakan, bypass valve akan di
buka secara manual.

Drain System
Salah satu komponen dari sebuah control valve sistem yang terakhir adalah drain. drain ini
digunakan untuk mengeluarkan oil atau fluida yang ada di control valve sebelum di maintenace.
Seperti di ceritakan sebelumya, ketika akan di maintenace maka block valve akan di tutup dan by
pass valve akan dibukan. Nah sebelum control valve ini benar benar di lepas, maka drain ini di
buka agar sisa fluida atau oli yang ada di sekita control valve tidak berceceran jatuh, melainkan
jatuh melalui drain. Menyambung dengan istilah DBB sebelumnya, fungsi block nya dari block
valve tadi, dan di drain inilah fungsi bleed, yaitu mengeluarkan sisa oli di dalamnya.

Silahkan klik link berikut untuk melihat animasi contol valve dari instrumentationtools.com
Mengapa dibutuhkan control valve?
Process plant terdiri dari ratusan bahak ribuan control loops yang semuanya berkerja bersama
untuk mengahsilkan produck yang akan di jual. setiap kontrol loop di desain untuk menjaga
variabel prosses yang amat penting seperti pressure, tekakan, aliran, level dan lain sebagainya,
sesuai dengan range operasi yang dibutuhkan agar hasil akhirnya memuaskan. setiap loop
menerima dan merespon gangguan yang dapat merusak varibale dari proses pengolahan.

Untuk mengurangi akibat dari beberapa gantuan, sensor dan pemancara mengambil informasi
dari variable proses untuk menentukan titik acuannya. Kemudian kontroler akan mengolah
informasi tersebut kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan agar varibel proses dapat
berada pada titik yang di inginkan setelah semua ganguan itu terjadi. yang pada akhirnya akan
menghasilkan keputusan berapa besar valve harus di buka agar pressure, aliran sesuai yang di
harapkan oleh proses.

Tipe-Tipe Control Valve

 PCV - Pressure Control valve


 TCV - Temprature control valve
 FCV - Flow control valve
 LCV - Level control valve
 XV - Isolation control valve
 XCV - High pressure control valve
Sebenarnya tidak perlu di jelaskan mendetail, dari beberapa jenis control valve di atas, kita bisa
memahami fungsi control valve tersebut darinamanya. Misalnya, PCV, berarti valve ini digunakan
untuk mengatur Pressure atau tekanan. TCV, berarti control valve ini digunakan untuk mengatur
temprature di dalam sebuah sistem pemipaan. FCV, sesuai namanya ia mengatur jumlah aliran.

LCV - untuk LCV, atau level control valve, ia digunakan untuk mengatur level (tinggi atau kapasitas
fluida dalam sebuah tangki). ilustrasinya seperti berikut, dengan pengunaan LCV ini, maka tidak
di perlukan lagi operator yang mengatur valve agar tinggi fluida sesuai yang di harapkan.

Berikut adalah beberapa data tambahan yang saya dapat dari www.wermac.org mengenai
beberapa tipe control valve dari jenis valvenya. Di sertakan pula penjelasanan mengenai
fungsinya, silahkan lihat tabel di bawah.

Valve type Service and Function

IOS TH PR DC

Gate YES NO NO NO

Globe YES YES NO YES (note 1)

Check (note 2) NO NO NO

Stop check YES NO NO NO

Butterfly YES YES NO NO

Ball YES (note 3) NO YES (note 4)

Plug YES (note 3) NO YES (note 4)

Diaphragm YES NO NO NO

Safety Relief NO NO YES NO

Valve type IOS TH PR DC

Service and Function

Keterangan:

 DC = Directional Change
 IoS = Isolation or Stop
 PR = Pressure Relief
 TH = Throttling

Notes:

1. Only angle-globe valves can be used for a 90-degree change in direction of flow.
2. Check valves (other than the stop-check valves) stop flow only in one (reverse)
direction. Stopcheck valves can be and are used as stop, block, or isolation valves, in
addition to being used as a check valve.
3. Some designs of ball-and-plug valves (contact the valve manufacturer) are suitable
for throttling service.
4. Multiport ball-and-plug valves are used for changing the direction of flow and
mixing flows.
Kenapa tidak control valve ukurannya besar?
Kalau di perhatikan dengan seksama, biasanya dalam satu set control valve ia terdiri dari atau di
lengkapi dengan reducer. Dimana reducernya berupa eccentric dengan tipe bottom flat (silahkan
pelajari artikel perbedaan penggunaan eccentric dan concentric reducer)
Yang kadang menjadi pertanyaan saya, kenapa harus mengunakan reducer? (berarti ukuran si
control valve nya lebih kecil dari main pipe (pipa utama)nya). Kenapa tidak dibuat saja control
valve yang ukurannya besar? sehingga mengurangi biaya pengunaan fitting reducer.

Ternyata, pemilihan control valve sendiri itu ada hitungannya, ada pertimbangannya seperti di
bawah ini.

1. Perlu di ketahui berapa tingkat penurunan pressurenya


2. Berapa Keluaran pressure atau flow yang di harapkan, dari sini nanti akan dapat
perhitungan velocity yang mana harus kurang dari sonic sound.
3. Sound power level nya musti kurang dari 150db
4. Noise levelnya musti kurang dari 80db
5. Semakin besar ukuran control valve, akan semakin mahal

Dari beberapa pertimbangan di atas, nanti akan di dapatlah berapa ukuran yang pas untuk control
valvenya. Saya bukan ahli yang dapat menghitung ukuran control valve, namun ada departemen
atau bagian tertentu yang mengurusi control valve. Semoga penjelasan singat ini, dapat
menambah pemahaman mengenai Cara Kerja Control Valve.
Share :
FacebookGoogle+Twitter
\

Of the cold process fluid, a temperature sensor/ transmiter is installred


316 and 316L are molybdenum steels with enhanced resistance to pitting by solutions
with chlorides and other halides. These grades offer tensile, creep and stress-rupture
strength in higher-temperature applications. 316 and 316L offer better resistance to
atmospheric and mild environments than 304 and 304L.

DESIGN FEATURES 316/316L


 316 is resistant to dilute solutions (1-5%) of sulfuric acid to 49ºC (120ºF), except in some
oxidising acids, where 316 is less resistant than 304.
 316 is susceptible to inter granular corrosion in the as-welded condition
 316 is prone to carbide precipitation from 427ºC to 816ºC (800ºF to 1500ºF)
 Corrosion resistance can be restored by post-welding annealing
 316L offers same composition but with less than 0.03% carbon
 316L presents similar corrosion resistance and other characteristics as 316 but with
added resistance to inter granular attack in the as-welded condition or with short
exposures in the 427ºC to 816ºC (800ºF to 1500ºF) range
 316L is appropriate in applications where it’s impossible to avoid exposure in the carbide
precipitation range and when post-welding annealing isn’t practical; lengthy exposure in
this range may make the material brittle and susceptible to inter granular attack
 316 maximum temperature for scaling resistance is 899ºC (1650ºF) in continuous
service and 816ºC (1500ºF) in intermittent service applications
 316L has a slightly lower pressure rating at very high temperatures compared to 316
 Susceptible to stress-corrossion cracking
 Slightly magnetic in the cold-worked condition
 Nonmagnetic and non harden able in the annealed condition
 Enhanced resistance to chlorides

GRADE 316
After 304, 316 is the most common stainless steel on the market. It is an austenitic
grade with the addition of 2-3% molybdenum which further improves corrosion
resistance. It is often referred to as a marine grade stainless steel because of its
effective resistance to chloride corrosion in comparison to other stainless steel grades.

The material has superior welding and forming qualities. Grade 316 will require post-
weld annealing to promote maximum corrosion resistance, though this is not necessary
if Type 316L is used.

APPLICATIONS OF GRADE 316 STAINLESS STEEL


Typical applications for this material are now widespread due to its superior corrosion
resistance properties when compared to Grade 304. Type 316 stainless can be found in
heat exchangers, pharmaceutical equipment, refineries, food industry, mining, process
industries, etc.

316 & 316L steel valves have common properties and are often stocked by Global
Supply Line with dual certification,where it is determined that both have properties and
composition which comply with both steel types.

Type 316H is excluded from this overview but as a brief explanation, 316H is engineered
to constantly work in even higher working temperatures than 316/316L. It should also be
noted that 316L has a slightly lower maximum temperature rating and maximum cold
working pressure rating than 316.

GRADE 316L
Type 316L is the low carbon version of 316 stainless. Again compared to 304/304L
having the addition of molybdenum, the steel is popular for use in severe corrosion
environments due to the materials immunity from boundary carbide precipitation
(sensitisation) caused by welding.

Weld annealing is only required where the material is for use in high stress
environments. 316L has an extensive variety of uses especially in highly corrosive
applications.

BENEFITS OF USING TYPE 316L STAINLESS STEEL


 Low carbon content eliminates carbon precipitation in the welding process
 Can be used in severe corrosive environments
 Improved anti-corrosion scope due to added molybdenum
 Very similar to Grade 316 in chemical composition and mechanical properties
316 & 316L valves have common properties and are often stocked by Global Supply Lin

316 dan 316L adalah baja molibdenum dengan peningkatan resistensi terhadap lubang dengan larutan dengan
klorida dan halida lainnya. Nilai ini menawarkan kekuatan tarik, rangkak dan tegangan-pecah dalam aplikasi
suhu tinggi. 316 dan 316L menawarkan ketahanan yang lebih baik terhadap lingkungan atmosfer dan ringan
daripada 304 dan 304L.
FITUR DESAIN 316 / 316L
• 316 tahan terhadap larutan encer (1-5%) asam sulfat hingga 49ºC (120ºF), kecuali pada beberapa asam
pengoksidasi, di mana 316 lebih tahan terhadap 304.
• 316 rentan terhadap korosi antar granular dalam kondisi as-welded
• 316 rentan terhadap presipitasi karbida dari 427ºC hingga 816ºC (800ºF hingga 1500ºF)
• Ketahanan korosi dapat dikembalikan dengan anil pasca pengelasan
• 316L menawarkan komposisi yang sama tetapi dengan karbon kurang dari 0,03%
• 316L menghadirkan ketahanan korosi dan karakteristik lain yang serupa dengan 316 tetapi dengan tambahan
ketahanan terhadap serangan antar granular dalam kondisi as-welded atau dengan paparan singkat dalam kisaran
427ºC hingga 816ºC (800ºF hingga 1500ºF)
• 316L sesuai dalam aplikasi di mana tidak mungkin untuk menghindari paparan dalam kisaran presipitasi
karbida dan ketika anil pengelasan pasca tidak praktis; paparan yang panjang dalam kisaran ini dapat membuat
bahan rapuh dan rentan terhadap serangan antar granular
• 316 suhu maksimum untuk ketahanan penskalaan adalah 899ºC (1650ºF) dalam layanan kontinu dan 816ºC
(1500ºF) dalam aplikasi layanan berselang
• 316L memiliki peringkat tekanan yang sedikit lebih rendah pada suhu yang sangat tinggi dibandingkan dengan
316
• Rentan terhadap stress-corrossion cracking
• Magnetik sedikit dalam kondisi bekerja dingin
• Non magnetik dan tidak dapat dikeraskan dalam kondisi anil
• Peningkatan resistensi terhadap klorida
Setelah 304, 316 adalah baja stainless paling umum di pasaran. Ini adalah kelas austenit dengan penambahan 2-
3% molibdenum yang selanjutnya meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Baja ini sering disebut sebagai baja
tahan karat tingkat laut karena ketahanannya yang efektif terhadap korosi klorida dibandingkan dengan baja
tahan karat tingkat lainnya.
Bahan ini memiliki kualitas pengelasan dan pembentukan yang unggul. Grade 316 akan membutuhkan anil
pengelasan setelah pengelasan untuk meningkatkan ketahanan korosi maksimum, meskipun ini tidak diperlukan
jika Tipe 316L digunakan.
APLIKASI BAJA 316 STAINLESS STEEL
Aplikasi khas untuk bahan ini sekarang tersebar luas karena sifat ketahanan korosi yang unggul bila
dibandingkan dengan Grade 304. Jenis 316 stainless dapat ditemukan di penukar panas, peralatan farmasi,
kilang, industri makanan, pertambangan, industri proses, dll.

Katup baja 316 & 316L memiliki sifat yang sama dan sering diisi oleh Global Supply Line dengan sertifikasi
ganda, di mana keduanya ditentukan memiliki sifat dan komposisi yang sesuai dengan kedua jenis baja tersebut.

Tipe 316H dikecualikan dari tinjauan umum ini tetapi sebagai penjelasan singkat, 316H direkayasa untuk secara
konstan bekerja di suhu kerja yang lebih tinggi daripada 316 / 316L. Juga harus dicatat bahwa 316L memiliki
peringkat suhu maksimum sedikit lebih rendah dan peringkat tekanan kerja dingin maksimum dari 316.

GRADE 316L
Tipe 316L adalah versi rendah karbon dari 316 stainless. Sekali lagi dibandingkan dengan 304 / 304L yang
memiliki penambahan molibdenum, baja ini populer untuk digunakan dalam lingkungan korosi yang parah
karena kekebalan bahan dari presipitasi batas karbida (sensitisasi) yang disebabkan oleh pengelasan.

Anil pengelasan hanya diperlukan jika bahan tersebut digunakan di lingkungan dengan tekanan tinggi. 316L
memiliki berbagai macam kegunaan terutama dalam aplikasi yang sangat korosif.

MANFAAT MENGGUNAKAN TYPE 316L STAINLESS STEEL


Kadar karbon rendah menghilangkan presipitasi karbon dalam proses pengelasan
Dapat digunakan di lingkungan korosif yang parah
Peningkatan cakupan anti-korosi karena penambahan molibdenum
Sangat mirip dengan Grade 316 dalam komposisi kimia dan sifat mekanik
Katup 316 & 316L memiliki sifat yang sama dan sering diisi oleh Global Supply Line dengan sertifikasi ganda,
di mana keduanya ditentukan memiliki sifat dan komposisi yang sesuai dengan kedua jenis baja.

Control Valve
Sebelumnya sudah sedikit dibahas mengenai valve dan actuator-nya. Pada
seri ini akan dibahas lebih lanjut tentang jenis-jenis control valve, aplikasi dan
instalasinya, serta berbagai aksesori yang berkaitan dengan penggunaannya.
Secara umum control valve terbagi atas dua tipe berdasarkan gerakan buka
tutupnya, yaitu:
1. Sliding Stem, dikenal karena gerakan (buka-tutup) stemsecara linear.
Contoh: control valve jenis globe.
2. Rotary, dikenal karena gerakan (buka-tutup) stem memuntir 90o.
Contoh: control valve jenis ball dan butterfly.

Semua control valve yang akan kita bahas di sini dipergunakan pada
aplikasi on/off dan throttling. On/off artinya valve hanya bekerja pada kondisi
membuka atau menutup (fully open atau fully closed).
Sedangkan throttling adalah gerakan valve mengikuti kebutuhan proses yang
dikontrolnya (modulating).
1. Sliding stem valve
Globe valve adalah jenis control valve yang bekerja secara sliding stem.
Aplikasi globe valve umumnya untuk liquida bersih (tidak berpasir), gas, dan
steam pada temperatur dan tekanan moderat.
Jenis sliding stem valve adalah:

 Globe valve dengan trim cage

Dipakai secara luas pada pengaturan laju alir. Mudah dalam perawatan dan
pemilihan flow characteristic dengan banyak pilihan cage.

 Globe valve dengan single atau double port trim

Dipakai pada aplikasi mengandung padatan (solid) atau abrasif.

 Globe valve dengan angle body

Dipakai pada tekanan drop yang tinggi seperti pada pressure control. Juga
sekaligus berfungsi sebagai elbow pada piping system.

 Globe Valve 3-way

Digunakan sebagai selector untuk mengalihkan/mencampur aliran.


2. Rotary
Keuntungan Kekurangan
valve
Valve yang
Kemampuan throttling Bobot yang berat untuk bekerja
yang bagus (bahkan size yang sama dengan
pada flow raterendah) valve jenis lain

Kemampuan menahan
kebocoran (shut off) yang Harga mahal
bagus

Pressure drop yang


Aplikasi luas (air, steam,
tinggi (juga
dan gas)
cenderung noisy)

Pilihan karakteristik aliran


(pada jenis cage trim)

secara rotary umumnya berukuran lebih kecil dan ringan. Jarak


membuka/menutup (travel) yang pendek dan hanya sedikit gesekan di
permukaan, membuatnya lebih tahan terhadap kebocoran internal.

 Ball valve

Ball valve menggunakan sejenis bola berongga untuk mengatur laju alir fluida.
Tersedia dalam jenis vee-ball (dengan karakteristik equal
percentage) dan complete sphere ball.
Pada jenis 3-way valve dapat digunakan sebagai pengalih dan pencampur
aliran. Caranya dengan merubah posisi ball
terhadap port inlet dan outlet sesuai kebutuhan ( Dibawah hanya
memperlihatkan 2 konfigurasi yang umum). Pemakaian 3-way valvedi
lapangan terutama pada automatic well testing.

 Butterfly
Keuntungan Kekurangan
Valve
Ball dapat terkikis oleh Butterfly
Harga dan perawatan
media abrasif dan laju
murah
alir yang tinggi

Kurang bagus untuk


Aplikasi tekanan dan aplikasi throttling pada
temperatur tinggi karakteristik aliran
tertentu

Kapasitas besar

Menggunakan actuator
dengan torsi kecil

valve memanfaatkan sebuah disc (cakram) sebagai alat pengatur aliran


fluida. Valve ini membutuhkan actuator yang lebih kuat karena
letak disc tepat menghalangi laju alir fluida.
Karakteristik
Keuntungan Kekurangan
Aliran
Karakteristik
Disc dapat terkikis oleh aliran (flow
Kompak, ringan
media abrasif characteristic)
Harga paling murah dan Posisi disc berada pada
mudah dalam perawatan aliran fluida, tidak cocok
untuk aliran full flow atau
ketika
melakukan pigging

Bagus untuk throttling


pada kapasitas tinggi

Shut off bagus (pada


jenis resilient seat)

sebuah control valve adalah hubungan antara bukaan valve (travel)


dengan flow rate pada tekanan drop konstan seperti yang diperlihatkan pada
dibawah.
Ada 3 karakteristik aliran sebuah valve seperti berikut:
1. Quick Opening
Bukaan (travel) yang kecil memberikan kenaikan yang besar pada flow rate.
Digunakan pada proses yang membutuhkan flow rateseketika dalam jumlah
besar seperti safety system dan metering.
2. Linear
Bukaan valve berbanding lurus dengan flow rate. Digunakan pada aplikasi
dimana pressure drop pada valve cenderung konstan seperti pada level
control dan flow control loop.
3. Equal Percentage
Kebalikan dari quick opening – bukaan valve yang besar, hanya memberikan
penambahan flow rate yang kecil. Digunakan pada proses yang
membutuhkan pressure drop yang besar pada valve,
seperti temperature dan pressure control.
Dampak kesalahan pemilihan valve dengan karakteristik aliran yang sesuai
akan menyebabkan:

1. Gangguan akurasi pada aplikasi metering (untuk jenis flow


meter tertentu, seperti: vortex dan turbine.
2. Kontrol proses menjadi tidak stabil.

Klasifikasi Kebocoran (Shut off class)


Control valve didesain bergerak secara throttle dan on/off. Ketika dalam posisi
menutup, valve diharapkan mempunyai suatu kemampuan untuk
membendung fluida (shut-off capability). Kemampuan shut-off ini berbeda-
beda berdasarkan:

1. Jenis valve
2. Desain seat
3. Material seat
4. Kekuatan actuator
5. Jenis fluida yang melaluinya

Ada 6 kelas kebocoran yang didefinisikan oleh ANSI/FCI 70-2-1976 seperti


yang terlihat pada tabel berikut:
Testing
Maximum Procedures
Leakage Test Test
Leakage Required for
Class Medium Pressure
Allowable Establishing
Rating

No test
x x x
required

Air or 45 – 60 45 – 60 psig
water at psig or or maximum
0.5% of 50 – maximum operating
II rated 125o F operating differential
capacity (10 – differential whichever is
52oC) whichever lower
is lower

0.1% of
As
III rated As above As above
above
capacity

0.01% of
As
IV rated As above As above
above
capacity

Maximum
0.0005 ml service
Maximum
per pressure
service
minute of Water at drop
pressure
water per 50 across
drop across
V inch of to125oF valve plug
valve plug
port (10 to not to
not to
diameter 52oC) exceed
exceed ANSI
per psi ANSI
body rating
differential body
rating

Not to Air or 50 psig or Actuator


exceed nitrogen max rated should be
VI
amounts at 50 to differential adjusted to
shown in 125o F pressure operating
the table (10 to across conditions
above 52oC) valve plug specified
whichever with full
is lower normal
closing thrust
applied to
valve plug
seat
Yang paling banyak digunakan adalah dua kelas, yaitu: Class IV dan Class VI.
Class IV dikenal sebagai “metal-to-metal“, yaitu plug dan seat terbuat dari
metal sehingga laju kebocoran (leakage rate) lebih besar, karena tidak dapat
menutup dengan sempurna. Class VI juga dikenal sebagai “soft seat”,
yaitu valve plug atau seat atau keduanya terbuat dari sejenis material lentur
(resilient) seperti teflon.
ACTUATOR
Pada seri sebelumnya kita sudah mengenal jenis-jenis actuator,
yaitu: pneumatic (diaphragm & piston), electric, dan hydraulic. Fungsinya
adalah memberikan daya dorong untuk menggerakkan valve serta
memastikan posisi valve tetap pada posisinya ketika dalam keadaan terbuka
atau tertutup (shut off). Berikut akan dibahas lebih detail mengenai masing-
masing actuator tersebut.
Pneumatic Diaphragm Actuator
Actuator jenis pneumatic diaphragm adalah jenis actuator paling populer dan
paling banyak digunakan. Desain yang sederhana, harga murah, dan mudah
dalam perawatan membuatnya masih dipakai hingga saat ini.
Pada jenis normally open mudah dikenali dengan supply inlet udara berada di
atas diaphragm. Ketika udara masuk, kenaikan tekanan udara pada ruangan
ini akan menekan diaphragm. Selanjutnya diaphragm mendorong pegas dan
menggerakkan stem ke arah bawah.
Sebaliknya pada jenis normally closed, supply inlet udara berada di
bawah diaphragm. Ketika udara masuk, kenaikan tekanan udara akan
mendesak diaphragm. Selanjutnya diaphragm mendorong pegas dan
menggerakkan stem ke arah atas. Ketika kehilangan tekanan
pada diaphragm, pegas akan mendorong stem kembali ke posisi awalnya.
Pneumatic
Keuntungan Kekurangan
Piston
Actuator
Kemampuan dorong
Harga murah
(torsi) terbatas

Dapat bekerja throttling


Ukuran besar dan bobot
tanpa membutuhkan
yang berat
positioner

Menggunakan tekanan
supply rendah

Mudah dalam perawatan

Fail-safe action yang pasti


Actuator jenis ini mempunyai daya dorong lebih besar dibandingkan
pneumatic diaphragm. Komponen utamanya adalah semacam piston yang
didorong oleh air supply untuk menggerakkan stem. Pada single acting piston,
supply udara dari positioner menekan piston berpegas. Ketika udara
dilepaskan, pegas akan mendorong piston kembali ke posisi semula (fail-safe
position). Pada double acting piston, tekanan udara
dari positioner menggerakkan piston dari kedua arah secara bergantian. Arah
gerakan stem mengikuti tekanan yang lebih kecil (unbalanced) diantara kedua
ruang bertekanan di belakang piston.
Electric Actuator
Digunakan pada aplikasi dimana tidak tersedia air compressor. Komponen
utamanya adalah sebuah motor listrik yang memutar gear maju/mundur agar
stem bergerak. Dilengkapi dengan handwheel agar operator dapat
membuka/menutup valve secara manual. Pada awalnya electric actuator
hanya didesain untuk aplikasi on/off. Namun saat ini sudah dilengkapi dengan
kontrol motor yang lebih maju, sehingga dapat dipakai pada aplikasi
throttling, serta dikombinasikan dengan spring (pegas) hingga mempunyai fail-
safe mode.

Anda mungkin juga menyukai