Control valve adalah valve (keran/katup) otomatis yang dapat mengatur aliran dalam sembuah
sistem pemipaan secara presisi.
Pada control valve, ia menggunkana sinyal yang di dapat dari instrument yang terpasang di sistem
pemipaan kemudian ia akan di terjemahkan kedalam bukaan valve sesuai kebutuhan dari jumlah
alirannya. Dengan control valve, ia dapat melakukan berbagai fungsi yang biasanya untuk
mengontrol jumlah aliran atau untuk membatasi tekanan di dalam sebuah sistem pemipaan.
Akuator adalah istilah yang di gunakan untuk alat yang mengubah dari aliran baik dari hidrolik atau
penuamatik menjadi sebuah gerakan, yang dalam hal ini gerakan si valve. Prinsip akuator
berkebalikan dengan pompa, kalau pompa ia dari gerakan mekanik (gerakan motor) menjadi
sebuah aliran fluida, sedangkan akuator merubah dari aliran fluida menjadi gerakan mekanik.
Paham ya mengnai akuator, sekarang kita kembali ke control valve.
Block Valve
Seperti di sebutkan sebelumnya, yang tengah adalah control valve, Sedangkan di samping kanan
dan kirinya adalah block valve. Block vale ini digunakan untuk memblokir (menutup) aliran
manakana nantinya control vale di bongkar untuk di maintenance. kalau anda mengenal istilah
DBB, double block and bleed, susunan seperti ini termasuk DBB secara sistem karena kedua
valve yang di kanan di kiri control valve berfungsi untuk mem block aliran.
Drain System
Salah satu komponen dari sebuah control valve sistem yang terakhir adalah drain. drain ini
digunakan untuk mengeluarkan oil atau fluida yang ada di control valve sebelum di maintenace.
Seperti di ceritakan sebelumya, ketika akan di maintenace maka block valve akan di tutup dan by
pass valve akan dibukan. Nah sebelum control valve ini benar benar di lepas, maka drain ini di
buka agar sisa fluida atau oli yang ada di sekita control valve tidak berceceran jatuh, melainkan
jatuh melalui drain. Menyambung dengan istilah DBB sebelumnya, fungsi block nya dari block
valve tadi, dan di drain inilah fungsi bleed, yaitu mengeluarkan sisa oli di dalamnya.
Silahkan klik link berikut untuk melihat animasi contol valve dari instrumentationtools.com
Mengapa dibutuhkan control valve?
Process plant terdiri dari ratusan bahak ribuan control loops yang semuanya berkerja bersama
untuk mengahsilkan produck yang akan di jual. setiap kontrol loop di desain untuk menjaga
variabel prosses yang amat penting seperti pressure, tekakan, aliran, level dan lain sebagainya,
sesuai dengan range operasi yang dibutuhkan agar hasil akhirnya memuaskan. setiap loop
menerima dan merespon gangguan yang dapat merusak varibale dari proses pengolahan.
Untuk mengurangi akibat dari beberapa gantuan, sensor dan pemancara mengambil informasi
dari variable proses untuk menentukan titik acuannya. Kemudian kontroler akan mengolah
informasi tersebut kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan agar varibel proses dapat
berada pada titik yang di inginkan setelah semua ganguan itu terjadi. yang pada akhirnya akan
menghasilkan keputusan berapa besar valve harus di buka agar pressure, aliran sesuai yang di
harapkan oleh proses.
LCV - untuk LCV, atau level control valve, ia digunakan untuk mengatur level (tinggi atau kapasitas
fluida dalam sebuah tangki). ilustrasinya seperti berikut, dengan pengunaan LCV ini, maka tidak
di perlukan lagi operator yang mengatur valve agar tinggi fluida sesuai yang di harapkan.
Berikut adalah beberapa data tambahan yang saya dapat dari www.wermac.org mengenai
beberapa tipe control valve dari jenis valvenya. Di sertakan pula penjelasanan mengenai
fungsinya, silahkan lihat tabel di bawah.
IOS TH PR DC
Gate YES NO NO NO
Check (note 2) NO NO NO
Diaphragm YES NO NO NO
Keterangan:
DC = Directional Change
IoS = Isolation or Stop
PR = Pressure Relief
TH = Throttling
Notes:
1. Only angle-globe valves can be used for a 90-degree change in direction of flow.
2. Check valves (other than the stop-check valves) stop flow only in one (reverse)
direction. Stopcheck valves can be and are used as stop, block, or isolation valves, in
addition to being used as a check valve.
3. Some designs of ball-and-plug valves (contact the valve manufacturer) are suitable
for throttling service.
4. Multiport ball-and-plug valves are used for changing the direction of flow and
mixing flows.
Kenapa tidak control valve ukurannya besar?
Kalau di perhatikan dengan seksama, biasanya dalam satu set control valve ia terdiri dari atau di
lengkapi dengan reducer. Dimana reducernya berupa eccentric dengan tipe bottom flat (silahkan
pelajari artikel perbedaan penggunaan eccentric dan concentric reducer)
Yang kadang menjadi pertanyaan saya, kenapa harus mengunakan reducer? (berarti ukuran si
control valve nya lebih kecil dari main pipe (pipa utama)nya). Kenapa tidak dibuat saja control
valve yang ukurannya besar? sehingga mengurangi biaya pengunaan fitting reducer.
Ternyata, pemilihan control valve sendiri itu ada hitungannya, ada pertimbangannya seperti di
bawah ini.
Dari beberapa pertimbangan di atas, nanti akan di dapatlah berapa ukuran yang pas untuk control
valvenya. Saya bukan ahli yang dapat menghitung ukuran control valve, namun ada departemen
atau bagian tertentu yang mengurusi control valve. Semoga penjelasan singat ini, dapat
menambah pemahaman mengenai Cara Kerja Control Valve.
Share :
FacebookGoogle+Twitter
\
GRADE 316
After 304, 316 is the most common stainless steel on the market. It is an austenitic
grade with the addition of 2-3% molybdenum which further improves corrosion
resistance. It is often referred to as a marine grade stainless steel because of its
effective resistance to chloride corrosion in comparison to other stainless steel grades.
The material has superior welding and forming qualities. Grade 316 will require post-
weld annealing to promote maximum corrosion resistance, though this is not necessary
if Type 316L is used.
316 & 316L steel valves have common properties and are often stocked by Global
Supply Line with dual certification,where it is determined that both have properties and
composition which comply with both steel types.
Type 316H is excluded from this overview but as a brief explanation, 316H is engineered
to constantly work in even higher working temperatures than 316/316L. It should also be
noted that 316L has a slightly lower maximum temperature rating and maximum cold
working pressure rating than 316.
GRADE 316L
Type 316L is the low carbon version of 316 stainless. Again compared to 304/304L
having the addition of molybdenum, the steel is popular for use in severe corrosion
environments due to the materials immunity from boundary carbide precipitation
(sensitisation) caused by welding.
Weld annealing is only required where the material is for use in high stress
environments. 316L has an extensive variety of uses especially in highly corrosive
applications.
316 dan 316L adalah baja molibdenum dengan peningkatan resistensi terhadap lubang dengan larutan dengan
klorida dan halida lainnya. Nilai ini menawarkan kekuatan tarik, rangkak dan tegangan-pecah dalam aplikasi
suhu tinggi. 316 dan 316L menawarkan ketahanan yang lebih baik terhadap lingkungan atmosfer dan ringan
daripada 304 dan 304L.
FITUR DESAIN 316 / 316L
• 316 tahan terhadap larutan encer (1-5%) asam sulfat hingga 49ºC (120ºF), kecuali pada beberapa asam
pengoksidasi, di mana 316 lebih tahan terhadap 304.
• 316 rentan terhadap korosi antar granular dalam kondisi as-welded
• 316 rentan terhadap presipitasi karbida dari 427ºC hingga 816ºC (800ºF hingga 1500ºF)
• Ketahanan korosi dapat dikembalikan dengan anil pasca pengelasan
• 316L menawarkan komposisi yang sama tetapi dengan karbon kurang dari 0,03%
• 316L menghadirkan ketahanan korosi dan karakteristik lain yang serupa dengan 316 tetapi dengan tambahan
ketahanan terhadap serangan antar granular dalam kondisi as-welded atau dengan paparan singkat dalam kisaran
427ºC hingga 816ºC (800ºF hingga 1500ºF)
• 316L sesuai dalam aplikasi di mana tidak mungkin untuk menghindari paparan dalam kisaran presipitasi
karbida dan ketika anil pengelasan pasca tidak praktis; paparan yang panjang dalam kisaran ini dapat membuat
bahan rapuh dan rentan terhadap serangan antar granular
• 316 suhu maksimum untuk ketahanan penskalaan adalah 899ºC (1650ºF) dalam layanan kontinu dan 816ºC
(1500ºF) dalam aplikasi layanan berselang
• 316L memiliki peringkat tekanan yang sedikit lebih rendah pada suhu yang sangat tinggi dibandingkan dengan
316
• Rentan terhadap stress-corrossion cracking
• Magnetik sedikit dalam kondisi bekerja dingin
• Non magnetik dan tidak dapat dikeraskan dalam kondisi anil
• Peningkatan resistensi terhadap klorida
Setelah 304, 316 adalah baja stainless paling umum di pasaran. Ini adalah kelas austenit dengan penambahan 2-
3% molibdenum yang selanjutnya meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Baja ini sering disebut sebagai baja
tahan karat tingkat laut karena ketahanannya yang efektif terhadap korosi klorida dibandingkan dengan baja
tahan karat tingkat lainnya.
Bahan ini memiliki kualitas pengelasan dan pembentukan yang unggul. Grade 316 akan membutuhkan anil
pengelasan setelah pengelasan untuk meningkatkan ketahanan korosi maksimum, meskipun ini tidak diperlukan
jika Tipe 316L digunakan.
APLIKASI BAJA 316 STAINLESS STEEL
Aplikasi khas untuk bahan ini sekarang tersebar luas karena sifat ketahanan korosi yang unggul bila
dibandingkan dengan Grade 304. Jenis 316 stainless dapat ditemukan di penukar panas, peralatan farmasi,
kilang, industri makanan, pertambangan, industri proses, dll.
Katup baja 316 & 316L memiliki sifat yang sama dan sering diisi oleh Global Supply Line dengan sertifikasi
ganda, di mana keduanya ditentukan memiliki sifat dan komposisi yang sesuai dengan kedua jenis baja tersebut.
Tipe 316H dikecualikan dari tinjauan umum ini tetapi sebagai penjelasan singkat, 316H direkayasa untuk secara
konstan bekerja di suhu kerja yang lebih tinggi daripada 316 / 316L. Juga harus dicatat bahwa 316L memiliki
peringkat suhu maksimum sedikit lebih rendah dan peringkat tekanan kerja dingin maksimum dari 316.
GRADE 316L
Tipe 316L adalah versi rendah karbon dari 316 stainless. Sekali lagi dibandingkan dengan 304 / 304L yang
memiliki penambahan molibdenum, baja ini populer untuk digunakan dalam lingkungan korosi yang parah
karena kekebalan bahan dari presipitasi batas karbida (sensitisasi) yang disebabkan oleh pengelasan.
Anil pengelasan hanya diperlukan jika bahan tersebut digunakan di lingkungan dengan tekanan tinggi. 316L
memiliki berbagai macam kegunaan terutama dalam aplikasi yang sangat korosif.
Control Valve
Sebelumnya sudah sedikit dibahas mengenai valve dan actuator-nya. Pada
seri ini akan dibahas lebih lanjut tentang jenis-jenis control valve, aplikasi dan
instalasinya, serta berbagai aksesori yang berkaitan dengan penggunaannya.
Secara umum control valve terbagi atas dua tipe berdasarkan gerakan buka
tutupnya, yaitu:
1. Sliding Stem, dikenal karena gerakan (buka-tutup) stemsecara linear.
Contoh: control valve jenis globe.
2. Rotary, dikenal karena gerakan (buka-tutup) stem memuntir 90o.
Contoh: control valve jenis ball dan butterfly.
Semua control valve yang akan kita bahas di sini dipergunakan pada
aplikasi on/off dan throttling. On/off artinya valve hanya bekerja pada kondisi
membuka atau menutup (fully open atau fully closed).
Sedangkan throttling adalah gerakan valve mengikuti kebutuhan proses yang
dikontrolnya (modulating).
1. Sliding stem valve
Globe valve adalah jenis control valve yang bekerja secara sliding stem.
Aplikasi globe valve umumnya untuk liquida bersih (tidak berpasir), gas, dan
steam pada temperatur dan tekanan moderat.
Jenis sliding stem valve adalah:
Dipakai secara luas pada pengaturan laju alir. Mudah dalam perawatan dan
pemilihan flow characteristic dengan banyak pilihan cage.
Dipakai pada tekanan drop yang tinggi seperti pada pressure control. Juga
sekaligus berfungsi sebagai elbow pada piping system.
Kemampuan menahan
kebocoran (shut off) yang Harga mahal
bagus
Ball valve
Ball valve menggunakan sejenis bola berongga untuk mengatur laju alir fluida.
Tersedia dalam jenis vee-ball (dengan karakteristik equal
percentage) dan complete sphere ball.
Pada jenis 3-way valve dapat digunakan sebagai pengalih dan pencampur
aliran. Caranya dengan merubah posisi ball
terhadap port inlet dan outlet sesuai kebutuhan ( Dibawah hanya
memperlihatkan 2 konfigurasi yang umum). Pemakaian 3-way valvedi
lapangan terutama pada automatic well testing.
Butterfly
Keuntungan Kekurangan
Valve
Ball dapat terkikis oleh Butterfly
Harga dan perawatan
media abrasif dan laju
murah
alir yang tinggi
Kapasitas besar
Menggunakan actuator
dengan torsi kecil
1. Jenis valve
2. Desain seat
3. Material seat
4. Kekuatan actuator
5. Jenis fluida yang melaluinya
No test
x x x
required
Air or 45 – 60 45 – 60 psig
water at psig or or maximum
0.5% of 50 – maximum operating
II rated 125o F operating differential
capacity (10 – differential whichever is
52oC) whichever lower
is lower
0.1% of
As
III rated As above As above
above
capacity
0.01% of
As
IV rated As above As above
above
capacity
Maximum
0.0005 ml service
Maximum
per pressure
service
minute of Water at drop
pressure
water per 50 across
drop across
V inch of to125oF valve plug
valve plug
port (10 to not to
not to
diameter 52oC) exceed
exceed ANSI
per psi ANSI
body rating
differential body
rating
Menggunakan tekanan
supply rendah