BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Industri kimia, proses pemisahan berperan penting .salah satu proses
yang sering ditemui adalah proses distilasi yaitu proses pemisahan suatu campuran
berdasarkan beda titik didihnya. Untuk skala industri , proses distilasi dilakukan
dalam menara distilasi . Pemilihan jenis menara distilasi sangat tergantung dari
efisiensi , kapasitas dan kadar yang ingin diperoleh. Secara umum ada dua macam
menara distilasi yaitu menara dengan bahan isian (packed tower) dan menara plate
(plate tower) . HETP adalah tinggi bahan isian yang akan memberikan perubahan
komposisi yang diberikan oleh satu plate teoritis . Destilasi merupakan suatu proses
pemisahan komponen suatu larutan berdasarkan distribusi substansi – substansi pada
fase gas dan cair menggunakan perbedaan utilitas dari komponen penyusunnya.
Prosedur percobaan HETP dibagi dua, yaitu kalibrasi dan distilasi. Pada
kalibrasi, pertama ukur volume air sebanyak 10 ml, kemudian masukkan dalam
piknometer. Timbang piknometer yang sudah diisi dan catat beratnya. Ukur air
sebanyak 9 ml , dan etanol 1 ml, lalu masukkan keduannya dalam piknometer.
Timbang piknometer yang berisi etanol dan air. Catat , lalukan prosedur nomor 3 dan
4 dengan mengubah volume air menjadi 8 ml dan etanol 2 ml dan seterusnya hingga
volume etanol 10 ml. Untuk prosedur distilasi pertama rangkai alat percobaan HETP.
Lakukan pengenceran terhadap etanol dengan variabel kadar etanol yang
ditentukan.masukkan etanol tersebut kedalam labu leher tiga. Kemudian panaskan
hingga terbentuk distilasi.Ambil 10 cc distilat yang terbentuk dan 10 cc bottom.
Masukkan kedalam piknometer kemudian ditimbang dan dicatat beratnya. Catat suhu
yang tertera pada kolom dan bottom. Ulangi langkah ke 4 setiap 10 menit hingga 10
kali.
I.2 Tujuan
1. Untuk mencari data kesetimbangan uap-cair sistem yang diuji
2. Untuk menentukan nilai height equivalen of theorical plate atau tinggi bahan
isian dalam satu kolom yang memberikan perubahan komposisi sama dengan
perubahan komposisi yang dicapai oleh satu plate teoritis atau equivalen
dengan satu plate teoritis.
3. Untuk menentukan jumlah plate yang dibutuhkan.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui perbandingan tinggi kolom bahan isian
yang equivalen terhadap satu plate teoritis
2. Agar praktikan dapat membuat grafik kurva kalibrasi densitas etanol dari
data yang diperoleh pada saat praktikum
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi proses destilasi
dalam percobaan HETP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam industri kimia, proses pemisahan berperan penting. Salah satu proses
yang sering ditemui adalah proses distilasi yaitu proses pemisahan suatu campuran
berdasarkan beda titik didihnya. Untuk skala industri, proses distilasi dilakukan di
dalam menara distilasi. Pemilihan jenis menara distilasi sangat tergantung dari
efisiensi, kapasitas, dan kadar yang ingin diperoleh. Secara umum ada dua macam
menara distilasi yaitu menara dengan bahan isian (packed tower) dan
menara plate (plate tower).
Salah satu cara perancangan menara bahan isian adalah dengan konsep HETP
(Height of packing Equivalent to a Theoritical Plate). HETP adalah tinggi bahan isian
yang akan memberikan perubahan komposisi yang sama dengan perubahan
komposisi yang diberikan oleh satu plate teoritis. Nilai HETP dapat digunakan untuk
menentukan efisiensi suatu menara bahan isian dan untuk menentukan tinggi dan
jenis bahan isian yang seharusnya digunakan agar memberikan hasil yang maksimum.
Metode ini dipilih karena mudah dalam perhitungannya.
Uap mengalir ke atas dan cairan mengalir ke bawah. Uap dan cairan kemudian
dikontakkan dalam plate atau pada permukaan bahan isian. Sebagian dari kondensat
pada kondenser dikembalikan ke atas kolom sehingga mengalir di atas feed point
sedangkan sebagian dari cairan di dasar menara diuapkan dengan reboiler dan
dikembalikan sebagai uap. Bagian di bawah feed point di mana komponen yang lebih
volatil berpindah dari cairan ke uap, disebut sesi stripping sedangkan di atas feed
point, konsentrasi komponen yang lebih volatil meningkat dan disebut sesi enriching.
Sering ditemui, menara distilasi dioperasikan dengan lebih dari satu aliran umpan
masuk . Cairan mengalir ke bawah pada permukaan bahan isian dalam bentuk lapisan
tipis. Hal ini menyebabkan terbentuknya luas permukaan cairan yang lebih besar
untuk kontak dengan gas yang mengalir dari bawah ke atas . Bila produk atas
diinginkan berupa uap, hanya sebagian dari uap yang diembunkan sebagai reflux.
Stage dapat didefinisikan sebagai suatu unit di mana dua fase yang berbeda
dikontakkan sehingga terjadi pemisahan (transfer massa). Dalam suatu stage ideal,
dua fase tersebut dikontakkan dengan baik dan dalam waktu cukup lama sehingga
kedua fase tersebut meninggalkan stage dalam kesetimbangan. Akan tetapi,
dibutuhkan waktu lama untuk terjadinya kesetimbangan sehingga pada kenyataannya,
kedua fase keluar dari suatu stagebelum pada kesetimbangannya. Karena
satu stage setimbang menggambarkan terjadinya transfer massa maksimum yang
mungkin diperoleh untuk suatu kondisi operasi, maka dapat juga disebut
sebagai theoretical plate (plate teoritis) atau plate ideal.
(Budi,2015)
Kolom isian sering digunakan untuk detilasi, ekstraksi zat-cair dengan zat-
cair, humidifikasi dan juga untuk absropsi gas.Rancangannya dapat didasarkan atas
koefisien perpindahan menyeluruh atau atas jumlah plate satuan perpindahan dan
tinggi satuan perpindahan.Untuk distilasi dan humidifikasi, dimana fase gas
merupakan fase kontinu dan fase zat cair mengalir dalm arus-arus kecil diantara
isian.Sedangkan untuk ekstraksi zat cair dengan zat cair di dalam menara isian.Luas
antarmuka bergantung pada perangkapan fase yang terdispersi dan pada ukuran rata-
rata tetesan. Luas itu dipengaruhi oleh perubahan tegangan permukaan dan
viskositas , serta aliran kedua fase.
(McCabe,1990)
Stage dapat didefinisikan sebagai suatu unit di mana dua fase yang berbeda
dikontakkan sehingga terjadi pemisahan (transfer massa). Dalam suatu stage ideal,
dua fase tersebut dikontakkan dengan baik dan dalam waktu cukup lama sehingga
kedua fase tersebut meninggalkan stage dalam kesetimbangan. Akan tetapi,
dibutuhkan waktu lama untuk terjadinya kesetimbangan sehingga pada kenyataannya,
kedua fase keluar dari suatu stage belum pada kesetimbangannya. Karena satu stage
setimbang menggambarkan terjadinya transfer massa maksimum yang mungkin
diperoleh untuk suatu kondisi operasi, maka dapat juga disebut sebagai theoretical
plate (plate teoritis) atau plate ideal.
(Anonim,2016)
a. Bila garis operasi dan kurva setimbang dalam grafik y versus x, mendekati
garis lurus dan sejajar. Misalnya pada nilai sifat penguapan relatif (α ) kecil
ataupun campuran encer, maka :
mV m
=1,0 .................................( 1 )
L
Dan HETP = Ht.o.G bila m = y/x = fraksi komponen “i” dalam fase uap /
fraksi “i) dalam fase cair
i = sesuatu komponen yang relatif paling mudah menguap
Vm, Lm = kecepatan aliran uap, cairan meninggalkan plat ke “m”
Ht.o.G = tinggi transfer unit, dievaluasi secara keseluruhan pada fase uap.
Tinggi bahan isian dalam kolom (z) adalah :
Z = N min x HETP ...................................(2)
b. Bila garis operasi dan kurva setimbang pada grafik y versus x keduanya lurus,
tetapi tidak sejajar maka :
m V m -1
( )
L
HETP = HT.o G ………………….(3)
m Vm
ln ( )
Lm
Bila kita pakai asumsi bahwa kecepatan perpindahan massa di setiap zone sama,
maka dapat dinyatakan bahwa :
dM = kG ( Y-Yi) dA = kL ( Xi – X ) dA .....................................(4)
dan
dM = KG ( Y – Y *) dA = kL ( X* = X ) dA ...................................(5)
Jika koefisien transfer massa total ( KG,KL) dianggap tetap, maka menjadi sbb :
z y2
K a S dZ dY
Fase Gas : ∫ G =∫ ¿ =N toG ................................(6)
0
V y y− y 1
z x2
K a S dZ dx
Fase Cair: ∫ L =∫ ¿ =N toL ....................................(7)
0
L x x−x 1
Bila NtoG , NtoL= jumlah transfer unit , basis badan fase gas, cair dan Z = tinggi
kolom isian. Sekarang Z dpat dievaluasi menurut persamaan berikut :
Sekarang kita masih memerlukan evaluasi HtoG dan HtoL ( tinggi transfer unti,
basis badan fase gas dan cair). HtoG dan HtoL dapat dievaluasi menurut persamaan
berikut :
Fase gas : HtoG = Htg + m.V / L .HtL ................................................(9)
Fase cair : HtoL = HtL + L / ( m.V ) . HtG..........................................(10)
HtG dan HtL atau tinggi transfer unit , basis lap film gas dan cair dapat dievaluasi
dari persamaan berikut :
Φ, η = tetapan yang nilainya ditentukan oleh tipe dimensi bahan isian untuk kisaran
kecepatan aliran cairan L ( Treyball, 1955)
Fellinger :
αVβ 0,5
γ [
H tG= N Sc ] .................................................................(13)
L
1. Air
- Sifat Fisika
2. Etanol
- Sifat Fisika
(Anonim,2016.”Etanol”)
II.3 Hipotesa
Kalibrasi alkohol
Rangkai alat
Lakukan pemanasan
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
2. Etanol 35 %
III.2 Alat
1. Labu Leher Tiga
2. Thermometer
3. Gelas Ukur
4. Pipet
5. Kondensor
6. Erlenmeyer
7. Statif + klem
8. Piknometer
9. Kompor Listrik
10. Divider
11. Neraca Analitik
B. Destilasi
1. Lakukan pengenceran terhadap etanol 96 % menjadi etanol 35 %500 ml
2. Masukkan etanol 35%500 ml ke dalam labu tiga leher
3. Rangkai alat destilasi yang sudah disiapkan kemudian panaskan hingga
terbentuk destilat
4. Ambil 10 cc distilat yang terbentuk dan 10 cc bottom. Masukkan ke dalam
piknometer kemudian ditimbang dan dicatat beratnya .Catat pula suhu yang
tertera pada kolom dan bottom.
5. Ulangi langkah ke 4 setiap 10 menit hingga 10 kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
T T m. m.
t ρ bottom ρ destilat X
kolom labu piknometer + piknometer + X bottom
destilat Xf
(menit campuran campuran (xw)
(°c) (°c) (gr/ml) (gr/ml) (xd)
) destilat bottom
10 30 77 19,9671 19,9872 863,7729 861,9030 0,0988 0,1373 0,3500
2. Menghitung y operasi
Yoperasi=3 x Rm
= 3 x 0,181 = 0,347
Tinggi Kolom
Jumlah Plate HETP
(cm)
32 2 16
IV.3 Grafik
Kalibrasi Alkohol
1.20000
Kalibrasi Alkohol
1.00000 Linear (Kalibrasi Alkohol)
Linear (Kalibrasi Alkohol)
0.80000 Polynomial (Kalibrasi
f(x) = 0x^2 - 0.14x + 70.01 Alkohol)
R² = 0.95
Xct (mol/mol)
Polynomial (Kalibrasi
0.60000 Alkohol)
Polynomial (Kalibrasi
0.40000 Alkohol)
Polynomial (Kalibrasi
0.20000 Alkohol)
Polynomial (Kalibrasi
Alkohol)
0.00000
860 880 900 920 940 960 980 10001020
Densitas Etanol (kg/L)
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
yA
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
xA
IV.4 Pembahasan
Dari grafik diatas tentang kurva kalibrasi densitas etanol dapat dilihat
semakin besar nilai densitas etanol maka fraksi mol etanolnya semakin kecil.
Didapatkan nilai y = 0,00007 -05x2 - 0,1414x + 70,009 dan R2 = 0,9507
Sedangkan untuk grafik kesetimbangan Uap – Cair Etanol dimulai dari titik
Xd yang berpotongan dengan garis x=y dibuat anak tangga dengan batas
persamaan garis operasi dengan kurva kesetimbangan. Anak tangga tersebut
berakhir pada titik Xw. Jumlah tahap pada refluks parsial adalah jumlah anak
tangga yang terbentuk sepanjang Xd dan Xw. Xw dan Xd bernilai masing -
masing Xw = 0.1373 dan untuk Xd sebesar 0,6856 erta untuk nilai Xf didapatkan
dari perhitungan fraksi mol yang masuk dengan nilai 0,3. Nilai Ymin sebesar
0,6 dan Yop sebesar 0,347. Sehingga bila semua di plotkan akan didapatkan
plate teoritis sebanyak 2 buah . Didapatkan hasil nilai dari HETP adalah 16 cm.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. High Equivalent of Theoretical Plate atau sering disebut HETP,adalah
daerah ( stage )yang mana daerah ( stage) tersebut terdapat dua fase ( cair
dan uap) yang berada dalam keadaan kesetimbangan masing-masing fase.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam praktikum ini yaitu perubahan
suhu,perubahan fase,perubahan massa,perubahan panas dan perubahan
momentum.
3. Dari grafik kurva kesetimbangan Uap – Cair etanol dan air didapatkan
jumlah plate teoritis sebanyak 2 buah.
4. Nilai HETP pada percobaan yang kami dapatkan adalah 16 cm.
V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pembacaan manometer harus teliti karena hasil yang
didapat akan mempengaruhi hasil perhitungan dan hasil akhir percobaan.
2. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat percobaan di cek terlebih
dahulu supaya kerusakan/kebocoran dalam alat percobaan dapat
diminimalisir.
3. Berhati-hati dalam mengoperasikan kompresor pada saat trial laju alir
udara,karena alat yang digunakan tidak tahan terhadap tekanan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
a. Data Literatur
Data Kesetimbangan Uap-Cair yang Diuji Pada Tekanan Praktikum
T (˚C) Xa Ya
79,1 0,8 0,858
80,1 0,7 0,822
81 0,6 0,794
82 0,5 0,771
83,2 0,4 0,746
84,7 0,3 0,713
87,3 0,2 0,656
91,8 0,1 0,527
95,2 0,05 0,377
98,1 0,02 0,192
100 0 0
Sumber :Geankoplis, C.J, 1978, “Transport Process and Unit Operation”, Second
Edition, Allyn and Bacon Inc, Boston.
6. Densitas Bottom
Untuk densitas bottom pada menit ke-10
7. Densitas Distilat
Untuk densitas distilat pada menit ke 20
massa distilat−massa pikno kosong
ρdistilat = . ρair
massa air−massa pikno kosong
19.973−10,5051
= . 997
21,4502−10,5051
= 863.1849kg / cm3