Anda di halaman 1dari 15

BASIC OF DISTILLATION COLUMN

Content :

I. The Mechanism of Distillation


II. Vapor – Liquid Equilibrium
III. Distillation Tower
IV. Packed and Trayed Column
V. Column Operation
Extra:
Test untuk Membedakan antara Flooding vs Dumping

process-engineers.blogspot.co.id
I. The Mechanism of Distillation

Pemisahan yang terjadi pada sebuah kolom fraksinasi bisa terjadi atas dua sebab yang
berbeda :

1. Distillation, jika pemisahan didasarkan atas perbedaan titik didih, misalkan kasus
pada penyulingan minyak bumi
2. Pemisahan tidak didasarkan atas perbedaan titik didih. Disebut Absorpsion,
jika dengan menggunakan suatu pelarut tertentu untuk mengekstrak komponen tertentu
dari campuran, atau Stripping, dengan mengandalkan tekanan parsial sebuah gas
pembawa, dua jenis peristiwa ini kita dapatkan dalam kasus AGRU, yakni masing-
masing terjadi pada kolom absorbsi dan regenerasi.

Perbedaan mekanisme ini akan sangat berpengaruh terhadap desain kolom dan juga cara
pengoperasian sebuah unit.

Mari kita lihat gambar kolom berikut :

Diatas adalah sebuah tipikal gambar skematik sebuah kolom pemisah. Kolom ini berfungsi untuk
memisahkan campuran fluida (mixture) menjadi beberapa kelompok, tergantung dari jumlah

process-engineers.blogspot.co.id
produk yang kita inginkan. Pada contoh diatas, kita hanya mendapatkan dua outlet
produk, overhead product dan bottom product. Tentu saja, kita bisa membagi lagi salah satu
produk yang dihasilkan dari contoh diatas jika memungkinkan, hal ini biasa dilakukan pada LPG
recovery di LNG plant, dengan menyusun beberapa kolom fraksinasi secara seri menjadi
sebuah train. Pada kasus yang lain, misalkan pemisahan minyak bumi, kita akan mendapatkan
banyak sekali outlet produk.

Merujuk kembali pada diagram skematis fraksinasi, kita bisa melihat umpan (feed) yang
dimasukkan ke dalam kolom. Umpan tersebut biasanya terdiri atas dua fase, cair dan uap. Dalam
kolom, uap dari umpan akan naik ke atas kolom melewati rectifiying section. Setelah itu, uap
tersebut akan didinginkan dengan condenser. Cairan yang terbentuk dari uap yang didinginkan
tadi masuk ke dalam reflux drum, dimana cairan kondensasi tadi akan diumpankan lagi ke
dalam kolom sebagai reflux dan sebagian diarahkan keluar kolom sebagai overhead product.
Reflux tersebut secara otomatis akan kontak secara countercurrent dengan uap yang naik ke atas
dari bawah kolom.

Ada kalanya uap yang tidak terkondensasi di reflux drum, dikirim keluar dari
sistem. Sistem ini disebut sebagai partial reflux, yang menghasilkan dua produk pada overhead
kolom, sedangkan pada contoh skematik diatas merupakan full reflux.

Umpan yang berbentuk cairan, akan menuju kebawah kolom melewati stripping section. Pada
akhirnya ia akan ditampung sementara di dalam reboiler sebelum menuju ke bawah kolom dan
keluar sebagai bottom product. Didalam reboiler, cairan tersebut dipanaskan dan sebagian
membentuk uap yang akan naik ke atas kolom. Uap tersebut akan kontak
secara countercurrent dengan cairan yang jatuh ke bawah kolom.

Hal pertama yang perlu kita ketahui, terkait kolom pemisah adalah bagaimana prinsip pemisahan
dijalankan. Sebagaimana dijelaskan di posting sebelumnya, ada dua mekanisme bagaimana
pemisahan bisa terjadi : dengan mengandalkan perbedaan titik didih dan yang tidak.

Dua mekanisme tersebut, tentu saja melibatkan fenomena proses yang terjadi juga berbeda.
Jika berbasis perbedaan titik didih, acuan kita adalah hukum Raoult sedangkan yang tidak
berbasis perbedaan titik didih akan menggunakan hukum Henry.

Pemisahan yang tidak berdasarkan titik didih telah kita bahas pada saat menjelaskan sistem
AGRU. Kali ini, kita akan membahas mengenai pemisahan berdasar perbedaan titik didih. Asal
muasal pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih adalah berdasarkan konsep kesetimbangan
uap-cair.

process-engineers.blogspot.co.id
II. Vapor – Liquid Equilibrium

Diagram kesetimbangan uap-cair bisa kita dapatkan dengan menggunakan sistem flash
distillation

Flash Distillation untuk Menentukan Vapor-Liquid Equilibrium

Umpan yang berupa campuran komponen, yang berada pada sebuah kontainer 1, kita pompakan
dengan pompa 2, melewati sebuah pre-heater 3 untuk mengalami pemanasan, dan kemudian
kita cekik dengan menggunakan katup-4 untuk memberikan pressure drop.

Tujuan dari perlakukan ini adalah untuk membuat sebagian umpan menguap sehingga
tercipta komposisi kesetimbangan antara fase cair dan juga fase uap. Normalnya, kita bisa
memilih antara menggunakan variabel pada tekanan tetap atau pada temperatur tetap. Disebut
sebagai flash distillation karena peristiwa penguapan sebagian dari uap yang terjadi bisa
secara cepat ketika masuk ke bejana 5.

Dari percobaan tersebut, yang kita dapatkan adalah sebuah diagram kesetimbangan cair-gas
seperti tersaji dibawah

process-engineers.blogspot.co.id
Vapor Liquid Eqilibrium pada sistem Biner

Diatas adalah diagram kesetimbangan fasa cair-uap untuk sistem yang terdiri dari dua komponen
(biner). Perlu untuk diingat, bahwa diagram tersebut dibuat untuk mewakili satu komponen saja
yang lebih volatile/ mudah menguap. Sebagai contoh, jika kita memiliki sistem biner air-
ethanol. Karena ethanol lebih mudah menguap daripada air, maka diagram diatas menunjukkan
diagram ethanol.

Garis vertikal melambangkan suhu, sedangkan garis horizaontal melambangkan fraksi komponen
sehingga nilai paling tinggi untuk garis horizontal adalah satu atau 100%. Area warna kuning
menunjukkan dimana fase cair dan gas eksis bersamaan. Poin A disebut temperature bubble
(Tbubble), artinya pada tititk tersebut kita akan menjumpai uap pertama kali terbentuk, jika kita
tetap memanaskan umpan dengan tekanan konstan sampai suhu B, kita akan melewati poin B,
dimana seluruh cairan sudah menguap dan hanya tersisa fase uap saja.

Jika kita dinginkan uap tersebut, hingga mencapai poin B, kita akan mendapatkan tetesan embun
pertama kali dan poin tersebut disebut sebagai temperature dew (Tdew).

Dalam sebuah sistem kesetimbangan cair-uap, kita akan selalu mendapatkan fase cair
berada dalam keadaan titik didihnya dan fase gas berada dalam keadaan titik embunnya.

Maka dari itu, berdasarkan diagram diatas, kita bisa mendapatkan fraksi konsentrasi komponen
dalam fase cair yang ditunjukkan dengan simbol x dan dalam fase gas yang ditunjukkan dengan
simbol y.

Sebagai tambahan informasi, poin D menunjukkan titik didih untuk komponen yang lebih
mudah menguap, sedangkan poin E, menunjukkan titik didih untuk komponen yang tidak
mudah menguap dibandingkan komponen sebelumnya. Dalam kasus, ethanol-air, maka poin D
menunjukkan titik didih ethanol, sedangkan poin E mewakili titik didih air.

process-engineers.blogspot.co.id
Bagaimana diagram kesetimbangan uap-cair yang telah kita bahas sebelumnya dapat
memberikan sebuah penjelasan mengenai pemisahan sebuah campuran ?

Mari kita lihat contoh dibawah ini:

Misalkan, kita memiliki sebuah campuran cairan biner dengan komposisi 0,33 fraksi mol
benzene dan sisanya adalah toluene.

Saat kita memanaskan cairan tersebut hingga mulai mendidih yakni ketika suhunya
mencapai titik A, uap yang pertama kali muncul, memiliki komposisi yang ditunjukkan
oleh titik B. Kemudian, kita tangkap uap tersebut, mengkondensasikannya, dan memanaskannya
lagi. Cairan baru tersebut akan mendidih pada titik C, memberikan uap dengan komposisi
pada titik D. Tangkap lagi uap tersebut, dinginkan, dan panaskan lagi, maka cairan baru tersebut
akan mendidih pada titik E, dan seterusnya.

Dengan meneruskan proses ini, maka kita bisa mendapatkan benzene dengan kemurnian yang
kita inginkan. Karena memakai proses distilasi secara berulang-ulang untuk komponen yang
dihasilkan dari distilasi sebelumnya inilah maka disebut sebagai distilasi bertingkat, dan prinsip
inilah yang dipakai dalam kolom pemisah.

III. Distillation Tower

Pernahkah kita bertanya mengapa sebuah kolom pemisah rata-rata didesain dengan elevasi yang
begitu tinggi? Begitu tingginya, hingga orang kadang menyebutnya dengan istilah distillation
tower atau menara distilasi.

Mari kita lihat gambar berikut :

process-engineers.blogspot.co.id
Gambar disebelah kiri, menunjukkan internal sebuah kolom pemisah. Didalamnya terdapat
sebuah tray yang disusun secara bertingkat. Tray ini berfungsi untuk memfasilitasi kontak
antara uap dengan cairan. Kontak antar dua fase ini menjadi penting karena dengan adanya
kontak akan menjembatani terjadinya sebuah perpindahan massa.

Jika dimodelkan, sebuah tray dalam kolom pemisah adalah ibarat bejana flash yang telah kita
bahas sebelumnya. Banyaknya tray berarti menandakan bahwa terjadi rangkaian peristiwa
flashing secara seri. Jadi, derajat kemurnian sebuah komponen dalam campuran di satu tray
akan berbeda dengan tray yang lainnya.

Dalam gambar diatas, fraksi ringan diwakili oleh warna biru muda, sedangkan fraksi berat
diwakili oleh warna biru tua. Semakin ke bawah, warna fluida akan menjadi semakin biru tua,
menandakan bahwa komposisi fraksi berat menjadi semakin banyak seiring turunnya cairan ke
bawah kolom. Dan, sebaliknya, semakin ke atas, warna fluida akan menjadi semakin biru muda,
menandakan bahwa semakin ke atas kolom, campuran akan didominasi oleh fraksi ringan.

Uap masuk ke tray dengan cara naik ke atas kolom dari tray dibawahnya akibat tekanan
sedangkan cairan masuk dengan cara jatuh dari tray diatasnya akibat gravitasi. Secara umum,
bisa dikatakan uap yang masuk ke tray selalu memiliki temperatur yang lebih tinggi daripada
cairan. Hal ini dikarenakan suhu bawah kolom lebih panas dari atas kolom akibat dari adanya
reboiler yang terhubung dengan dasar kolom. Fakta yang lainnya adalah fase uap meskipun
memiliki fraksi ringan lebih banyak jika dibandingkan dengan fase cairan, namun masih
mengandung campuran fraksi berat yang bisa terkondensasi.

process-engineers.blogspot.co.id
Mengetahui hal tersebut, apa yang terjadi ketika uap yang relatif panas bertemu dengan
cairan yang relatif dingin?

Dengan memakai prinsip kesetimbangan, yakni mengasumsikan bahwa uap dan cairan yang
bertemu dalam sebuah tray nantinya keluar dari tray tersebut dalam keadaan berkesetimbangan
(ingat pada kasus bejana flashing yang dibahas sebelumnya, produk yang keluar memiliki
kondisi operasi yang serupa, selain itu uap selalu berada dalam kondisi dew point dan cairan
berada dalam kondisi bubble point), maka

Liquid yang relatif dingin dari uap akan menyerap sebagian panas dari uap. Perpindahan panas
ini menyebabkan sebagian uap akan terkondensasi, dan sebagian cairan akan menguap. Uap yang
terkondensasi adalah berasal dari fraksi komponen berat dan sebaliknya, cairan yang menguap
adalah berasal dari fraksi komponen ringan. Proses ini terjadi secara berulang-ulang pada tiap
tingkatan tray. Konsekuensinya, semakin banyak jumlah tray, kita akan mendapatkan derajat
pemisahan yang cukup tinggi. Hal ini bisa terjadi, karena profil kondisi operasi yang berbeda-
beda dari tiap tray. Semakin kebawah, suhu dan tekanan tray akan menjadi semakin tinggi.
Efisiensi suatu kolom pemisah, bisa dilihat dari beda suhu antara atas dan bawah kolom.
Semakin besar beda suhunya akan semakin bagus tingkat pemisahannya. Namun, tentunya ada
batasan bahwa suhu yang diijinkan dalam sebuah kolom tidak boleh melebihi dari suhu titik
didih komponen fraksi berat pada tekanan kolom. Inilah sebab mengapa kita mempelajari kurva
kesetimbangan uap-cair. Banyaknya jumlah tray, selain meningkatkan kemurnian, dampaknya
secara fisik juga akan semakin mempertinggi elevasi kolom. Jadi, jika kalian melihat sebuah
kolom distilasi dirancang dengan begitu tinggi, berarti kolom itu didesain untuk mengolah
umpan agar dihasilkan produk dengan kemurnian tinggi.

Hal lain yang juga ingin dikupas disini adalah mengenai pembagian area dalam kolom
menjadi rectifying section dan juga stripping section. Mengapa harus dipisahkan?

Disebut stripping section karena pada area antara tray dibawah tray umpan hingga tray dasar,
tugas utamanya adalah untuk menguapkan fraksi ringan yang masih terdapat dalam cairan.
Dikatakan stripping, karena proses ini diibaratkan seperti kita men-strip atau mengupas/
menguliti fraksi ringan yang ada pada cairan yang jatuh dari tray umpan menuju ke dasar kolom
dengan cara mengkontakkannya dengan uap yang dihasilkan dari pemanasan di reboiler.
Sehingga, harapannya adalah kita mendapatkan cairan sebagai bottom product yang seminimal
mungkin mengandung fraksi ringan.

Hal yang sama terjadi juga pada rectifying section, karena pada area antara tray puncak dengan
tray diatas tray umpan, tugas utamanya adalah mengkondensasikan fraksi berat yang masih
terdapat dalam uap. Dikatakan rectifying, karena proses ini diibaratkan seperti kita me-rectify
atau menyaring fraksi berat yang ada pada uap yang naik dari tray umpan dengan cara

process-engineers.blogspot.co.id
mengkontakkannya dengan reflux hasil kondensasi uap yang diambil dari reflux drum. Sehingga,
harapannya adalah kita mendapatkan uap yang semaksimal mungkin mengandung fraksi ringan.

Bisa disimpulkan, stripping section menentukan berapa kemurnian fraksi berat yang kita
inginkan dan rectifying section menentukan berapa kemurnian fraksi ringan yang kita inginkan.
Hal ini akan menentukan pada stage berapa tray umpan akan dipasang. Dalam sebuah desain
kolom pemisah, biasanya untuk campuran yang memiliki lebih dari dua jenis komponen, derajat
kemurnian dua jenis komponen yang menjadi kunci pemisahan akan ditentukan, disebut light
key component untuk distillate product dan juga heavy key component untuk overhead
product.

IV. Packed and Trayed Column

Dalam sebuah kolom pemisah, kita kenal dua jenis kolom: Packed Column dan Trayed
Column.

Packed Column adalah sebuah kolom yang memiliki material packing yang berfungsi untuk
meningkatkan kontak antara cairan dan uap. Hal ini dikarenakan packing dapat mempengaruhi
pergerakan cairan dan gas dalam sebuah kolom. Fluida akan membentuk flow path dalam
melewati packing. Adanya flow path ini mempengaruhi bagaimana transfer massa antara cairan
dan uap. Transfer terjadi di dinding-dinding dalam packing.

Dalam packed column, material packing dibagi menjadi tiga jenis:

1. Random packing, dimana packing dimasukkan ke dalam sebuah kolom secara


random, tanpa adanya penyusunan.
2. Stacked packing, dimana packing dimasukkan ke dalam sebuah kolom dengan cara
disusun untuk memberikan sebuah susunan packing yang seragam.
3. Structured packing, merupakan sebuah packing yang dibuat untuk memberikan sebuah
konfigurasi geometrik yang spesifik. Contohnya adalah structured packing yang dibuat
dari plat besi yang dibentuk secara bergelombang.

process-engineers.blogspot.co.id
Trayed Column, tray berarti sebuah wadah datar nan dangkal yang memiliki pinggiran
terangkat (raised rim).

Dari gambar tersebut, kita bisa dapatkan beberapa istilah sebagaimana berikut :

process-engineers.blogspot.co.id
 Active Tray Area, yaitu sebagian area yang terdapat pada sebuah tray yang berfungsi
sebagai media kontak antara uap dengan cairan. Disini, kita bisa menjumpai berbagai
macam tipe tray yang akan menentukan efisiensi kontak antar cairan-uap: sieve tray,
bubble-cap tray dan juga valve tray.
 Calming zone, sesuai namanya, adalah sebuah area yang diperuntukkan menenangkan
sebuah aliran. Misalkan, pada contoh diatas, cairan yang jatuh vertikal dari atas, pastilah
memiliki kecepatan yang sangat tinggi karena gravitasi. Untuk mengurangi
peristiwa weeping atau jatuhnya cairan dari tray melalui perforating tray di active tray
area, maka dibuatlah calming zone. Selain itu, antara outlet weir dan perforating
area juga dibuat calming zone. Hal ini bertujuan agar uap bisa lepas secara lebih
sempurna sebelum cairan jatuh ke downcomer. Sebagaimana kita ketahui, kontak antara
cairan dan uap bisa menyebabkan terjadinya buih yang menandakan uap terperangkap
dalam cairan. Hal ini tidak kita inginkan karena pemisahan menjadi kurang sempurna.
 Weir, yaitu sebuah plat yang berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan agar tidak
langsung jatuh dari tray. Dimana, adanya ketinggian cairan dalam tray akan
memfasilitasi retention time demi terjadinya kontak antara uap dengan cairan yang
efisien.
 Downcomer, yaitu area pada tray yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya cairan dari tray
yang berada diatasnya menuju ke stage dibawahnya.

Mari kita lihat, salah satu macam-macam tray yang ada pada sebuah kolom distilasi dan juga
alternatif bentuk flow path cairan :

process-engineers.blogspot.co.id
Tentu saja, apa yang kita sajikan disini sebagai contoh adalah salah satu bentuk yang sederhana
dari banyak contoh trayed column. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bentuk trayed column
bisa dilihat disini.

Dalam mengoperasikan sebuah kolom pemisah, kita harus menjaga keseimbangan antara uap
yang naik dengan cairan yang jatuh dalam sebuah kolom. Keseimbangan ini diperlukan karena
apabila kita tidak dapat mempertahankannya, dapat membuat operasi menjadi tidak stabil dan
derajat pemisahan yang kita inginkan tidak bisa kita dapatkan. Untuk menggambarkan lalu lintas
antara uap dan cairan melewati sebuah kolom packing atau tray, kita biasa menggunakan
istilah loading.

Dalam sebuah kolom tray, vapor loading menggambarkan jumlah aktual aliran uap yang naik ke
sebuah tray, dan sebaliknya liquid loading menggambarkan jumlah aktual aliran cairan yang
jatuh ke sebuah tray.

Sebagai sebuah alat yang didesain untuk bekerja secara counter-current, kita harus bisa
mengestimasi vapor dan liquid loading dan rasio dua parameter tersebut. Bayangkan, jika uap
yang naik ke atas kolom ratenya terlalu tinggi, hal ini bisa menyebabkan
peristiwa entrainment atau terjebaknya cairan dalam aliran uap dan membuat pemisahan tidak
terjadi dengan baik.

V. Column Operation

Pada gambar dibawah, kita memiliki sebuah sistem pemisah yang berfungsi untuk memisahkan
campuran biner alcohol dan air. Alkohol akan keluar sebagai distillat dan air akan keluar
sebagai bottom product. Kolom pemisah didesain dengan memiliki reboiler dan juga total
refluks.

process-engineers.blogspot.co.id
Perhatikan gambar skema diatas: kita bisa mengetahui bahwa beban kerja (duty) dari reboiler
dikontrol oleh temperature recorder control (TRC). Jika suhu bottom product turun,
maka control valve steam akan otomatis terbuka dan menaikkan kapasitas reboiler. Hal ini
berakibat akan semakin banyaknya uap terproduksi. Dalam kata lain, beban kerja condenser
semakin besar dan rate refluks akan semakin bertambah. Untuk menjaga agar level refluks drum
tetap stabil, maka level recorder control (LRC) dipasang untuk mengatur seberapa banyak
distilat yang keluar dari kolom pemisah melalui kontrol valve tersebut.

Dari uraian diatas, dua poin dapat kita simpulkan :

1. Duty condenser proporsional dengan duty reboiler.

Semakin besar duty reboiler maka akan semakin besar panas yang harus dipindahkan oleh
condenser. Sebagian besar beban panas reboiler digunakan untuk menghasilkan refluks. Dengan
kata lain, produksi refluks akan turut bertambah seiring meningkatnya kapasitas reboiler.

2. Faktor satu-satunya yang mengontrol aliran uap adalah panas. Aliran uap naik ke atas
kolom pemisah diciptakan oleh reboiler.

Jika kita asumsikan bahwa reboiler bekerja berdasarkan kontrol suhu otomatis, maka setiap
kenaikan laju refluks akan menaikkan loading uap dan cairan dalam tray. Hal ini akan
menaikkan total hilang tekan (dp) tray dan juga ketinggian cairan dalam downcomer tray.

process-engineers.blogspot.co.id
Menaikkan kerja reboiler akan menaikkan laju massa uap dan konsentrasi komponen berat dalam
uap. Meskipun demikian, suhu dalam dasar kolom akan selalu konstan. Hal ini dikarenakan
naiknya duty reboiler akan direspon dengan naiknya refluks yang juga berfungsi untuk
mendinginkan.

Pengaturan kinerja reboiler bukanlah satu-satunya parameter yang harus kita jaga dalam
menjalankan kolom pemisah. Satu lagi hal penting yang bisa mempengaruhi kinerja kolom
pemisah adalah tekanan dalam kolom pemisah. Laju volumetrik uap bisa bertambah ataupun
berkurang sesuai dengan setting tekanan dalam kolom pemisah pada beban kerja reboiler
yang konstan. Hal ini berarti, kita bisa mengubah kecepatan uap (dengan kata lain vapor
loading) melewati tray pada laju massa yang sama.

Jika kita menaikkan tekanan dalam kolom, otomatis kecepatan uap akan berkurang. Hal ini akan
menurunkan hilang tekan dalam melewati tray, sehingga ketinggian spray atau lompatan uap-cair
akibat kontak di atas tray berkurang dan liquid backup di downcomer juga berkurang. Hal ini
mencegah terjadinya entrainment, namun menambah potensi untuk menyebabkan peristiwa
weeping. Gambar kiri menunjukkan kecepatan uap yang rendah, dan gambar kanan
menunjukkan kecepatan uap yang tinggi.

Dampak positif dari menaikkan tekanan kolom adalah bertambahnya laju refluks. Hal ini bisa
terjadi karena dengan menaikkan tekanan kolom, maka tekanan dalam reflux drum juga akan
bertambah. Hal ini mengakibatkan, suhu yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap menjadi
turun akibat back pressure. Sehingga laju terbentuknya refluks menjadi bertambah.

process-engineers.blogspot.co.id
Gambar diatas digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan kondisi optimal dalam menjalankan
sebuah kolom pemisah. Titik A merupakan kondisi dimana pemisahan terjadi secara efisien.
Lepas dari titik tersebut, efisiensi pemisahan menjadi berkurang karena terjadi flooding/
dumping yang menyebabkan banyaknya fraksi berat yang dikandung dalam distilat.

Tes untuk Membedakan Flooding atau Dumping pada Waktu Alat Beroperasi

1. Menurunkan tekanan kolom pada laju refluks konstan/ beban reboiler konstan

Lihat perbedaan suhu antara dasar dan puncak kolom. Jika perbedaannya semakin besar, atau
suhu atas kolom turun, maka efisiensi tray dikarenakan adanya peristiwa dumping pada dek tray

2. Menaikkan laju refluks pada kolom operasi konstan

Jika laju refluks dinaikkan dan suhu puncak kolom menjadi naik, maka terjadi peristiwa flooding
atau entrainment berlebihan. Untuk mengetahui bagian tray mana yang mengalami flooding,
maka pengecekan terhadap nilai delta P harus dilakukan untuk mengetahui tray mana yang tidak
berfungsi dengan baik. Jika delta P besar, maka flooding terjadi pada bagian bawah tray atau
pada bagian stripping. Jika delta P rendah, maka flooding terjadi pada bagian atas tray atau pada
bagian rectifying.

Tentu saja masih banyak hal yang perlu dipelajari. Tetapi, paling tidak pembelajaran kita selama
ini, bisa dijadikan sebuah dasar fondasi yang kuat yang bisa kita olah sehingga akan sangat dapat
membantu kita dalam pengoperasian sebuah kolom pemisah.

process-engineers.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai