Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN DISTILASI
• Distilasi adalah proses pemisahan pada campuran yang terdiri dari dua atau
lebih komponen berdasarkan perbedaan titik didih (tingkat volatilitas) dari
komponen-komponen dalam suatu campuran pada kemurnian yang
diinginkan melalui pengaplikasian dan pembuangan panas.
• Distilasi berbeda dengan absorpsi dimana zat baru dikontakkan dengan
campuran untuk mendapatkan fase kedua.
• Distilasi berbeda dengan evaporasi dimana yang dipisahkan adalah antara
komponen volatil dan non volatil.
• Aplikasi proses distilasi sudah ada sejak dulu sebagai metode
untuk membuat alkohol, parfum, essence, dll.
• Saat ini sudah banyak digunakan untuk penyulingan minyak
bumi, minuman, proses kimia, petrokimia, dan industri proses
gas.
• Contoh :
o Distilasi kriogenik udara untuk mendapatkan oksigen dan
nitrogen murni.
o Pemisahan (fraksinasi) minyak mentah menjadi fraksi-fraksi
seperti gas ringan, nafta, bensin, kerosin, aspal.
Proses Penyulingan Garam Skala Laboratorium
(Distilasi Batch)
Larutan garam (NaCl) dimasukkan pada labu, dimana pada bagian atas dari labu
tersebut dipasang alat pengukur suhu atau termometer. Larutan garam di dalam
labu dipanasi dengan menggunakan pembakar Bunsen. Setelah beberapa saat,
larutan garam tersebut akan mendidih dan sebagian akan menguap. Uap tersebut
dilewatkan kondenser, dan akan terkondensasi dan ditampung pada erlenmeyer.
Cairan pada erlenmeyer merupakan destilat sebagai air murni.
BAGAIMANA
DISTILASI BEKERJA ?
 Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran cair berada pada keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi uap dan
cairan berbeda.

 Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap,
sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap.

 Uap dipisahkan dari cairan kemudian dikondensasikan, sehingga akan diperoleh


cairan yang berbeda dari cairan yang pertama, dengan lebih banyak komponen yang
mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan.

 Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian, akan
didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Cairan “Ringan/Light” Cairan “Berat/Heavy”
(cairan yang terdiri dari molekul- (cairan yang terdiri dari molekul-
molekul yang kecil) molekul yang besar)

 Cenderung untuk lebih mudah  Cenderung untuk lebih sulit


menguap. menguap.
 Mempunyai tekanan uap yang  Mempunyai tekanan uap yang
lebih tinggi. lebih rendah.
 Mempunyai titik didih yang  Mempunyai titik didih yang
lebih rendah lebih tinggi.

Volatilitas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan kemudahan


suatu materi/cairan untuk menguap.
Cairan yang mudah menguap mempunyai volatilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cairan yan lebih sulit menguap
Kesetimbangan Fase Cair-Uap & Tekanan
Uap
Apabila cairan diletakkan pada suatu tempat,
maka pada permukaan cairan terjadi penguapan
(molekul-molekul cairan meninggalkan cairan
berubah menjadi uap).
Namun molekul uap yang terbentuk bergabung
dengan molekul molekul uap yang lain kembali
lagi ke dalam cairan (mengembun)
Suatu saat kecepatan penguapan sama dengan
kecepatan pengembunan, yang disebut
keseimbangan fasa antara uap dan cair.
Uap yang ada dalam tempat tersebut menyebabkan adanya
tekanan yang pada kondisi keseimbangan disebut tekanan uap
bahan.
Apabila bahan yang ada hanya satu jenis, maka tekanan uap
disebut tekanan uap murni.
Besarnya tekanan uap murni tergantung pada:
a. Jenis bahan
Pada suhu tertentu, tekanan uap etanol tidak sama dengan
tekanan uap air (tersedia dalam bentuk tabel).
b. Suhu
Untuk suatu jenis bahan atau campuran, maka semakin
tinggi suhu, semakin besar tekanan uapnya.
Contoh :
Tekanan uap air pada 25oC = 23,76 mm Hg
Tekanan uap air pada 100oC = 760 mm Hg

 Hal ini terjadi karena semakin tinggi suhu jumlah molekul-molekul


dengan tenaga tinggi semakin besar, sehingga semakin banyak yang
meninggalkan cairan akibatnya tekanan uap cairan semakin besar.
 Tekanan uap cairan maksimal akan dicapai pada suatu suhu tertentu
yang disebut titik kritis. Pada titik kritis kehendak molekul-molekul
menjadi uap sangat besar, sehingga tidak ada lagi cairan.
 Misalnya titik kritis air adalah 374,4oC, jadi pada suhu 374,4oC air
berupa uap saja tidak ada yang berupa cairan
 Namun di bawah suhu kritis terjadi kesetimbangan, terdapat air dalam
bentuk cair dan uap yang berkesetimbangan.
 Suhu pada titik kritis disebut temperatur kritis (Tc)
 Tekanan pada titik kritis disebut tekanan kritis (Pc)
 Volume pada titik kritis disebut volume kritis (Vc)
Klasifikasi Proses Distilasi

•Cara Proses
oBatch
oKontinyu
•Komposisi sistem
oDistilasi biner
oDistilasi multi-komponen
•Metode proses (fraksinasi)
oRektifikasi
oStripping
oFraksinasi
oFraksinasi kompleks
•Jenis Peralatan
oTray
oPacking
• Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:
o Distilasi atmosfer (0,4–5,5 atm)
o Destilasi vacum (  300 mmHg pada bagian atas kolom)
o Destilasi tekanan ( 80 psia pada bagian atas kolom)
• Berdasarkan sistem operasinya terbagi dua, yaitu :
o Single Stage Distillation
o Multi Stage Distillation
Berdasarkan kontinyuitas operasi, distilasi dibagi
menjadi dua jenis :

Distilasi Batch Distilasi Kontinyu

 Operasi penyulingan dengan  Operasi penyulingan dengan


memasukkan sejumlah campu- cara mengumpankan liquid
ran, menguapkan sebagian cam- secara kontinyu dan sebagian
puran dan mengeluarkan bagian liquid juga diambil secara
yang tertinggal. kontinyu.
 Komposisi dan temperatur li-  Komposisi dan temperatur
quid akan terus berubah. liquid tetap.
 Efisiensi pemisahan rendah.  Efisiensi pemisahan lebih besar.
 Unsteady State Distillation.  Steady State Distillation.
DISTILASI BATCH
DISTILASI BATCH
 Cairan yang akan dipisahkan terdiri dari 50% heksan dan 50% pentan.

 Ketika panas diberikan pada campuran, sebagian dari campuran akan


menguap.

 Uap akan meninggalkan cairan pada titik B menuju titik C dan kemudian
menuju kondensor (titik D).

 Pada titik D akan terbentuk cairan (hasil pengembunan uap dengan


memindahkan panas dari uap tersebut).

 Untuk mencapai tujuan pemisahan, maka hanya sebagian dari campuran


tersebut yang diuapkan, sedangkan sisa cairan yang tidak menguap
dikeluarkan (drain off) dari tangki.
DISTILASI KONTINYU
DISTILASI KONTINYU

 Umpan (50% heksan dan 50% pentan) dimasukkan secara kontinyu melalui titik
A.

 Campuran cairan akan mengalami penguapan karena adanya panas yang diberikan
dari pemanas di bawah tangki.

 Uap akan menuju ke kondensor dan kemudian akan mengembun menjadi cairan
kembali.

 Umpan dimasukkan secara kontinyu dan sebagian cairan juga diambil secara
kontinyu pula pada titik B, sehingga komposisi dan temperatur cairan dalam tangki
tetap.

 Cairan yang ke luar pada titik B kaya akan heksan, sedangkan cairan yang
terkumpul dari kondensor kaya akan pentan.
Distilasi Kontinyu sederhana dengan tiga
tahap penyulingan
 Kemurnian salah satu produk dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa
tahap penyulingan, seperti pada gambar di samping.

 Uap dari tangki (still) 3 diumpankan kembali ke tangki 2 begitu seterusnya.

 Panas yang diperlukan untuk menguapkan cairan pada tangki 2 dan 1 diperoleh
dari uap panas yang dimasukkan kembali.

 Operasi distilasi dengan susunan pada gambar di samping akan memisahkan


campuran 50% pentan dan 50% heksan menjadi 63% pentan- 37% heksan pada
aliran uap, dan 15% pentan-85% heksan pada aliran cairan.

 Penambahan tangki (still) dapat meningkatkan kemurnian pada aliran cairan.


Menara Distilasi

 Secara fundamental semua proses–proses distilasi


memerlukan beberapa peralatan penting.
a. Kondenser (pendingin)
b. Reboiler (Pemanas)
c. Menara distilasi/fraksionasi
Stripping Section Bagian dari peralatan
pemisah di dalam kolom
distilasi
 Dua produk relatif murni dapat diperoleh
dengan melakukan modifikasi terhadap
kolom distilasi.
 Bagian lain perlu ditambahkan pada
bagian atas kolom distilasi.
 Stripping section menghasilkan produk
bawah yang tinggi kandungan heksan,
sedangkan rectifying section
menghasilkan produk atas yang kaya akan
kandungan pentan.
 Pada bagian bawah sebagian dari cairan
akan dikeluarkan sebagai produk bawah
dan sebagian lagi dialirkan ke reboiler
untuk dipanaskan kembali.
 sedangkan sebagian dari cairan yang
berasal dari uap yang mengkondensasi di
kondensor dikeluarkan sebagai produk
atas, dan sebagian lagi dialirkan kembali
ke dalam kolom distilasi. Bagian yang
dikembalikan ini disebut reflux.
Kolom Distilasi
Distilasi Minyak Bumi
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk ke
dalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu
dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk ke dalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada
pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon, maka komponen-
komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan
akan berada di bagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat
dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai
fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar
kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus
ditambahkan aditif (zat penambah).

Anda mungkin juga menyukai