dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang
relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding
larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat
terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003). Pada
proses ini cairan berubah menjadi uap yang merupakan zat yang mempunyai titik didih lebih
rendah dari titik didih zat lainnya. Kemudian uap ini didinginkan dalam kondensor yang di
luarnya ada aliran air yang mengalir dari bawah ke atas sehingga dapat mendinginkan uap. Pada
pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat.
Model ideal Distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Pemisahan
senyawa dengan Distilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam campuran.
Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk
berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap
cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada
saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik didih lebih
rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Secara umum, Distilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Distilasi
sederhana, Distilasi bertingkat (fraksional), Distilasi vakum, Distilasi uap, dan lain sebagainya.
1. Distilasi sederhana
Adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah zat untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang
normal. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2. Distilasi Bertingkat/Fraksionasi
Adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya yang berdekatan. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah. Aplikasi dari Distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
3. Distilasi azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan)
biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop
tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Selain itu campuran azeotrop dapat
didistilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau
toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air
akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan
air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
4. Distilasi uap
Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi.
Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masingmasing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang
tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi
uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Prinsip Destilasi fraksional
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan distilasi fraksional.
Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram titik didih-komposisi
(Gambar 12. 1). Dalam gambar ini, kurva atas menggambarkan komposisi uap pada berbagai
titik didih yang dinyatakan di ordinat, kurva bawahnya menyatakan komposisi cairan. Bila cairan
dengan komposisi l2 dipanaskan, cairan akan mendidih pada b 1. Komposisi uap yang ada dalam
kesetimbangan dengan cairan pada suhu b1 adalah v1. Uap ini akan mengembun bila didinginkan
pada bagian lebih atas di kolom distilasi (Gambar 12.2), dan embunnya mengalir ke bawah
kolom ke bagian yang lebih panas. Bagian ini akan mendidih lagi pada suhu b 2 menghasilkan
uap dengan komposisi v2. Uap ini akan mengembun menghasilkan cairan dengan komposisi l3.
Jadi, dengan mengulang-ulang proses penguapan-pengembunan, komposisi uap betrubah
dari v1 ke v2 dan akhirnya ke v3 untuk mendapatkan konsentrasi komponen A yang lebih mudah
menguap dengan konsentrasi yang tinggi.
Gambar 12.1 Diagram titik didih- komposisi larutan ideal campuran cauran A dan B.
Komposisi cairan berubah dari l1 menjadi l2 dan akhirnya l3. Pada setiap tahap konsentrasi
komponen B yang kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa uapnya.Contoh soal 12.1
Distilasi fraksional Tekanan uap benzen dan toluen berturut-turut adalah 10,0 x 10 4 N m-2 dan 4,0
x 104 N m-2, pada80C. Hitung fraksi mol toluen dalam uap yang berada dalam kesetimbangan
dengan cairan yang terdiri atas 0,6 mol toluen dan 0,4 molar benzen. Hitung fraksi mol toluen x
dalam fas uap.Jawab Dengan bantuan hukum Raoult (bab 7.4(b)), komposisi uapnya dapat
dihitung sebagai berikut. Jumlah mol toluen di uap /jumlah mol benzen di uap = [0,60 x (4,0 x
104)]/[0,40
(10,0
104)]
Fraksi mol toluen di uap x adalah: x/(1 - x) = 0,60; x = 0,60 / (1,0 + 0,60) = 0,375.
0,60.
Bila dibandingkan dengan komposisi cairan, konsentrasi toluen di fasa uap lebih besar
menunjukkan bahwa adanya pengaruh distilasi fraksional.
Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di laboratorium (Gambar 12.2)
memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat
bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang
kaya dengan komponen yang lebih mudah menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala
termometer meningkat menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut
terbawa. Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu.
Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus diulang-ulang untuk
mendapatkan pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak bumi tidak lain adalah distilasi
fraksional yang berlangsung dalam skala sangat besar.
Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih. Cara ini
dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik didih berbeda.
Campuran antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Semakin
jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan.
Pengolahan Minyak Bumi Dengan Destilasi Bertingkat
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat
dibedakan menjadi:
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan
sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun
Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai
suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah
menara/tanur distilasi.
Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray).
Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble
cap) yang memungkinkan uap lewat.
Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat
cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi
di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih
rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk
proses konversi.
PEMBAHASAN
http://wahyusisilia.blogspot.co.id/2015/10/laporandistilasi-fraksionasi.html
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia
berdasarkan
perbedaan
kecepatan
atau
kemudahan
menguap
syarat
utama
supaya
pemisahan
dengan
distilasi
dapat
dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka
pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan. Destilasi dapat
digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih
fenomena
yang
terjadi
pada
proses
pemisahan
yang
ini
menggunakan
proses
pemisahan
dan
pemurnian
C. karena kedua zat tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup
besar, maka destilasi yang digunakan adalah destilasi sederhana. Pada saat
campuran
dipanaskan,
suhu
campuran
akan
meningkat
dan
akan
memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan
kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada
jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah
geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan permukaan yang
bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan
menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam
gerakan yang konstan, dan kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh
suhu pada saat itu.
Perbedaan titik didih zat yang dipisahkan sangat mempengaruhi hasil
yang akan didapatkan. Karena apabila titik didih zat campuran itu
mempunyai
jarak
yang
sangat
dekat
maka
dalam
pemanasan
di
khawatirkan zat yang tidak diingginkan juga ikut menguap karena titik
didihnya hampir sama sehingga destilasi harus dilakukan secara berulang
atau bertingkat.
http://asmanfarmasi.blogspot.co.id/2014/05/laporanpraktikum-kimia-organik_8800.html