Anda di halaman 1dari 16

DISTILASI

DISTILASI SEDERHANA
DISTILASI FRAKSI
Tekanan uap/titik didih
 Menurut Teori Kinetika, molekul dalam cairan berada dalam keadaan
konstan dan beberapa molekul ini bergerak cepat untuk pindah dari
cairan membentuk uap di atas cairan. Uap ini memberikan suatu
tekanan pada permukaan cairan, disebut Tekanan Uap.

 Tekanan uap - Tekanan dari uap berada berdampingan dengan fase


cair atau padat. Maka tekanan uap adalah tekanan dalam wadah
tertutup berisi cairan pada suhu konstan setelah tercapai
kesetimbangan cair - uap.

 Uap Tekanan cairan akan meningkat, umumnya secara eksponensial,


dengan bertambahnya suhu.

 Titik didih - Saat cair dipanaskan, tekanan uap cairan meningkat ke


titik di mana hanya sama dengan tekanan atmosfir. Cairan sekarang
mulai bergelembung (mendidih).
Tekanan uap/titik didih (lanjutan)
 Senyawa cair atau campuran dari cairan yang berbeda memiliki
tekanan uap yang berbeda pula pada suhu tertentu.
Cairan dengan tekanan uap tinggi (senyawa mudah menguap)
memerlukan energi/panas yang relatif kecil untuk mencapai
tekanan atmosfer, sehingga segera mendidih. Dikatakan cairan tsb
memiliki t.d. rendah.

 Cairan dengan tekanan uap rendah membutuhkan energi jauh lebih


banyak untuk meningkatkan tekanan uap mencapai tekanan
atmosfer. Dikatakan cairan tsb memiliki t.d. yang relatif tinggi.

 Masing-masing senyawa dalam campuran memiliki tekanan sendiri-


sendiri; disebut tekanan parsial.

 Jumlah tekanan parsial sama dengan tekanan uap total dari


larutan.
Hukum Raoult
 Dalam larutan dua cairan saling larut (A & B) tekanan parsial dari
komponen “A” (PA) dalam larutan sama dengan tekanan parsial murni
A (PAO) kali fraksi mol A (NA)
 Tekanan Partial A dalam larutan = PA = (PAo) x (NA)
 Tekanan Partial B dalam larutan = PB = (PBo) x (NB)

 Bila tekanan total (jumlah dari tekanan parsial) adalah sama atau
lebih besar dari Atmosfer Tekanan (760 mm Hg), larutan akan
mendidih.
Ptotal = PA + PB = PAo NA + PBo NB

 Bila jumlah tekanan parsial dari dua senyawa dalam campuran kurang dari
Atmosfer Tekanan, campuran tidak akan mendidih. Larutan harus dipanaskan
sampai tekanan uap total sama dengan tekanan Atmosfer.
HUKUM RAOULT (Lanjutan)
 Contoh

Suatu larutan pada 100 oC mengandung NA = 0.5 and NB = 0.5


1. Berapakah Tekanan Parsial A dalam larutan bila diketahui
Tekanan Uap murni dari A pada 100 oC sebesar 1020 mm Hg?
Jawab: PA = PoANA = (1020) * (0.5) = 510 mm Hg

2. Berapakah Tekanan Parsial B dalam larutan bila diketahui


Tekanan Uap murni dari B pada 100 oC sebesar 500 mm Hg?
Jawab: PB = PoBNB = (500) * (0.5) = 250 mm Hg

3. Apakah larutan akan mendidih pada tekanan amosfer (760 mm


Hg)?
Jawab: Ya; Ptotal = PA + PB = (510 + 250) = 760 mm Hg

4. Bagaimanakah komposisi dari Uap pada titik didihnya ?


Jawab: Titik didihnya adalah 100 oC
NA (vapor) = PA / Ptotal = 510/760 = 0.67 (mol fraksi)
NB (Vapor) = PB / Ptotal = 250/760 = 0.33
DISTILASI
Distilasi adalah:
 Proses penguapan cairan, kondensasi dari uap dalam
kondensor, dan menampung kondensat dalam wadah
penampung.
 Tujuan melakukan distilasi
1. Memisahkan campuran cairan dengan titik didih
berbeda
2. Pemurnian cairan
 Jenis Metode Distilasi
1. Distilasi Sederhana
2. Distilasi Vakum (dengan penguragan tekanan)
3. Distilasi Fraksi
4. Distilasi Uap
DISTILASI (Lanjutan)
Senyawa Murni
 Suhu akan tetak konstan selama proses distilasi; yaitu
selama tetap terdapat fase cair dan fase uap.

Campuran Cairan Saling-larut


 Suhu meningkat selama proses distilasi karena
komposisi uap berubah terus menerus.
 Komposisi uap dalam kesetimbangan dengan cairan
panas akan berbeda dengan komposisi dari cairan itu
sendiri.
Distilasi sederhana
 Satu siklus menguap/terkondensasi dari campuran
menghasil-kan destilat tidak murni pada setiap rentang
suhu titik didih dari komponen.
 Oleh karena itu, tidak mungkin untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran dengan Distilasi
Sederhana.
 Zat relatif murni dapat diperoleh dari campuran dengan
Distilasi Sederhana jika titik didih dari komponen-
komponen berbeda jauh (> 100oC)
 Jika selisih titik didih kecil, maka distilat awal yang
ditampung harus diredistilasi. Bila proses ini berulang
kali, secara efektif menghasilkan siklus
menguap/terkondensasi juga berulang kali sehingga
diperoleh larutan yang semakin murni.
 Proses pemisahan ini tidak efektif karena harus
melakukan distilasi berulang-ulang.
Distilasi fraksi
 Dengan menyisipkan Kolom fraksi (Kolom Vigreux) antara labu
distilasi dan mulut labu Distilasi, maka dapat terjadi siklus
menguap/terkondensasi berulang-ulang.
 Ada banyak macam Kolom fraksi, mempunyai berbagai jenis
bahan pengemas di dalamnya, maka proses siklus menguap /
terkondensasi berulang dan bergerak naik menuju pipa
samping kolom fraksi yang terhubung dengan Kondensor.
 Pada setiap siklus dalam kolom, komposisi uap semakin
diperkaya dalam cairan mendidih lebih rendah.
 Proses ini berlanjut sampai sebagian besar senyawa dengan
titik didih lebih rendah akan keluar dari campuran awal dan
kondensat ditampung dalam labu penerima.
Distilasi fraksi (lanjutan)

 Bila cairan dengan titik didih yang lebih rendah


sudah terpisah seluruhnya dari campuran awal,
suhu akan meningkat dan fraksi kedua (yang
mengandung kedua senyawa dalam jumlah kecil)
akan terbentuk.
 Bila suhu sudah mencapai titik didih cairan dengan
t.d. lebih tinggi, maka distilat terkonden-sasi
sebagai fraksi ketiga. Fraksi ketiga ini mengandung
cairan dengan t.d. Lebih tinggi dalam jumlah lebih
banyak dan lebih murni.
Distilasi fraksi (lanjutan)
 Selama distilasi berlangsung, komposisi
cairan dan uap akan terus-menerus berubah.
 Garis Horizontal dan Vertikal merupakan
proses yang terjadi selama distilasi fraksi.
 Setiap Garis Horisontal (L3V3, L2V2), dll,
merupakan langkah baik penguapan dari
penguapan yang diberikan / langkah
kondensasi dan komposisi uap pada
kesetimbangan uap dan cairan pada suhu
tertentu.
 Contoh:
Pada suhu 53oC dimana komposisi cairan
80% A dan 20% B (L4V4 pada diagram), maka
uap itu akan memiliki komposisi 95% A dan B
5% (setelah terjadi kesetimbangan antara
cairan dan uap).
Pada 63oC campuran cairan A & B dengan
komposisi 50/50 (L3V3 pada diagram), maka
pada ketimbangan komposisi uap adalah
80% A & B 20%.
Efisiensi kolom - menentukan
kemunian yang diperoleh !!

 Ukuranumum untuk efisiensi Kolom Fraksi


dinyatakan jumlah dari Theoretical Plates.
 Satu
theoretical plate setara dengan satu Distilasi
Sederhana, yaitu satu siklus Vaporization /
Condensation.
 Makinkecil beda titik didih, makin besar jumlah
theoretical plates dari kolom fraksi untuk dapat
memisahkan campuran.
Distilasi sederhana
Distilasi sederhana adalah proses kondensasi uap dari cairan yang
mendidih dan kondensat yang terbentuk dikumpulkan

Pada cairan murni, tekanan uap bergantung pada suhu. Oleh


pemanasan, tekanan uap akan meningkat perlahan-lahan dan
makin cepat bila mendekati titik didihnya.Suhu akan kontan
selama distilat terkondensasi.

Distilasi cairan murni terjadi pada titik didihnya; yaitu suhu dimana
tekanan uap diatas permukaan cairan sama dengan trkanan
atmosfer.

Bila cairan tinggal sedikit, suhu akan turun dan distilat tidak
menetes lagi.
Alat-alat untuk distilasi sederhana

Labu distilasi (pengisian maksimum 2/3 bagian labu)


leher panjang : cairan TD < 100oC
leher pendek : cairan TD > 100oC
Batu didih
Termometer
Pendingin : pendingin Liebig : cairan TD < 100oC
pendingin udara : cairan TD > 100oC
Adapter
Penampung
Pemanas : penangas air : cairan TD < 100oC
penangas udara : cairan TD > 100oC
Rangkaian alat Distilasi
Cara kerja distilasi sederhana

Rangkai alat distilasi sederhana mulai dari bawah ( pemilihan alat


sesuai dengan volume dan TD cairan)
Klem labu distilasi, pasang gabus dan termometer (bola air raksa
termometer sedikit di bawah pipa samping labu distilasi)
Pasang pendingin, bila memakai pendingin Liebig sekaligus dipasang
slang air (perhatikan arah masuk dan keluarnya air)
Pasang adapter dan penampung. Harus ada hubungan antara sistem
distilasi dan udara luar (mengapa ?)
Bila seluruh rangkaian alat telah terpasang baik, buka termometer dan
tuangkan caian yang akan didistilasi dengan corong
Tambahkan 1-2 butir batu didih. Jangan menambahkan batu didih
dekat TD cairan (mengapa ?)
Api dinyalakan. Beberapa tetes distilat pertama dibuang karena
serinkali mengandung pengotorTD rendah atau air
Atur pemanasan sehingga kecepatan distilasi adalah 1-2 tetes per detik
Catat titik didih cairan
Bila cairan tinggal sedikit, distilasi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai