Anda di halaman 1dari 22

Kuliah 2

PEMISAHAN DENGAN
METODE DESTILASI
(1)

Dr. Herlinawati, S.Si., M.Si

Jurusan Kimia FMIPA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
1
 Berkembang sejak thn1953 dalam industri
petroleum
 Termasuk analisis pemisahan tertua
 Pertama sekali dipergunakan oleh ahli kimia Arab
untuk mengisolasi parfum pada 3500 BC
 Digunakan untuk analisis senyawa karbon
 Metode destilasi berbeda dengan metode penguapan
 Penguapan: memisahkan komponen mudah
menguap (volatile) dari komponen sukar
menguap (non volatile)
 Destilasi : memisahkan komponen-komponen
kimia mudah menguap
 Merupakan dasar dari metode pemisahan secara
kromatografi gas (GC)
2
 Destilasi adalah proses pemanasan larutan sampai
mendidih, menguap dan langsung didinginkan
untuk dapat kembali menjadi uap terkondensasi
 Destilasi termasuk cara pemisahan organik yang
sangat baik untuk identifikasi dan pemurnian
senyawa-senyawa organik menjadi fraksi
 Sifat fisika senyawa kimia (titik didih) sudah baku
 Pemisahan secara destilasi
 Memisahkan senyawa volatile dengan non-
volatile atau semi-volatile
 Senyawa dengan td berbeda dapat dipisahkan
satu dengan yang lainnya dari campurannya

3
 Pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih (fasa
cair menjadi fasa gas) pada tekanan tertentu
 Bila suhu (t) dinaikkan, tekanan uap (p) akan naik

4
 Bila titik didih tercapai, tekanan uap
campuran sama dengan tekanan atmosfir &
suhu relatif konstan
 Fasa cair dan fasa gas akan setimbang
(Cairan yang setimbang dengan uapnya
pada suhu tetentu memiliki komposisi
yang berbeda)
 Terjadi transfer massa komponen dari fasa
cair ke fasa gas
 Tekanan uap parsial komponen akan
mengikuti Hukum Raoult

5
 Untuk memahami proses destilasi perlu diketahui
hubungan titik didih atau tekanan uap dari
campuran senyawa beserta komposisinya, misal
Campuran Biner

 Pada suhu tertentu, cairan yang setimbang dengan


uapnya mempunyai komposisi yang berbeda
 Uap mengandung senyawa volatile lebih banyak
 Pada suhu berbeda, komposisi uap cairan berbeda
 Komposisi uap yang setimbang dengan cairannya
akan berubah sejalan dengan perubahan suhu
 Perubahan komposisi sebagai fungsi suhu
digambarkan sbg diagram kesetimbangan uap-
cairan
6
 Tekanan uap parsial komponen akan mengikuti
oA
hukum Raoult pA= X A . p
 Misalkan komponen
o A A-B pada campuran
oB
pA= x A . p dan pB = x B . p
oA oB
pt = p A + p B = x A . p + x B . p
pA = tekanan uap parsial A xA = fraksi mol A
poA = tekanan uap A murni pB = tekanan uap parsial B
xB = fraksi mol B poB = tekanan uap B murni
pt = tekanan uap total

7
 Hubungan komposisi uap, tekann uap dan
komposisi dalam keadaan cair pada tekanan tetap
 Jika xA = fraksi mol A dan xB = fraksi mol B dalam keadaan
fasa cair, serta YA = fraksi mol A dan YB = fraksi mol B dalam
fasa uap, maka hubungan antara tekanan parsial dengan
komposisi adalah:
PA PB
=Y A dan =Y B
Pt Pt
Dengan hubungan ini dapat ditulis perbandingan antara PA
dengan PB adalah:
P A Y A X A P0 XAA

= = =α
PB Y B X B P 0
XBB
1) Campuran senyawa biner yang
mengandung heksana dan heptana
dengan perbandingan 54:46 % mol
mempunyai titik didih campuran 80oC.
Apabila diketahui po heksana dan heptana
berturut-turut adalah 1050 torr dan 427
torr (1 torr = 1 mmHg):
a) Hitung berapa komposisi uap masing-
masing komponen
b) Hitung komposisi, bila kondensat hasil
destilasi (a), didestilasi kembali

9
a) Komposisi uap :
pheks = 0,54 x 1050 torr = 560,0 torr
phept = 0,46 x 427 torr = 196,42 torr
pt = (560,0 + 196,42) torr = 763,42 torr
% mol Heksana = 560,0/763,42 x 100% = 74,27%
mol
% mol Pentana = 196,42/763,42 x 100% = 25,73%
mol
b) Komposisi uap bila destilat (a) didestilasi ulang:
pheks = 0,7427 x 1050 torr = 779,83 torr
phept = 0,2573 x 427 torr = 109,82 torr
pt = (779,83 +109,82) torr = 889,65 torr
% mol Heksana = 779,83 /889,65 x 100% = 87,6%
mol
% mol Pentana = 109,82 /889,65 x 100% = 12,4% mol
10
 Beberapa jenis destilasi yang dipergunakan
dalam analisis pemisahan adalah:
1) Destilasi Sederhana (Simple Distillation)
2) Destilasi Bertingkat (Fractional Distillation
3) Destilasi Uap (Steam Distillation)
4) Destilasi Vakum (Vacuum Distillation)
5) Destilasi Molekuler (Moleculer Distillation)

11
 Disebut Destilasi Sederhana karena
menggunakan peralatan destilasi yang
sederhana
 Destilasi sederhana dipergunakan untuk
 Memurnikan larutan yang stabil pada titik
didihnya
 Memisahkan komponen dengan Td
besar (= 70-80oC)
 Contoh: pemisahan Anilin (184oC) dari
Eter (35oC)
 Contoh lain? (lihat Td)

12
Destilasi Sederhana
 Agar destilasi sederhana dapat berfungsi
optimal dalam pemisahan campuran,
beberapa hal yang menjadi pertimbangan:
 Perbedaan titik didih komponen 80 oC atau lebih
 Bila ketidakmurnian hanya sedikit, misalnya
10% atau lebih rendah
 Bila satu atau beberapa komponen tersebut
tidak akan terdestilasi karena sukar menguap
(misalnya garam dalam air, atau gula dalam air)
 Destilasi sederhana dilengkapi peralatan:
Boiler, Kondensor, Termometer, Boiling chip
dan Penampung
Termometer
kondensor
Still Head

Wadah boiler
Wadah
Masuk/keluar air penampung

Pemanas Boiling chip

 Dalam kondensor terjadi transfer massa komponen


dari fasa uap  cairan
 Komponen akan tertampung di labu destilat
16
 Disebut destilasi bertingkat karena proses
pemisahan dilakukan secara destilasi
bertingkat
 Destilasi bertingkat digunakan utk memisahkan
komponen dengan Td kecil (sekitar 30oC) dari
setiap fraksi
 Contoh
 Pemisahan Benzena (80oC) dari Toluena
(110oC)
 Memurnikan Minyak bumi
 Screening sampel cair
 Destilasi bertingkat dilengkapi peralatan
boiler, Kolom fraksinasi, Kondensor,
Termometer, Termostat, dan Penampung
18
 Destilasi bertingkat terjadi melalui multi step antara
penguapan dan kondensasi dengan menggunakan
kolom fraksionasi (Vigreux) antara Distillation Flask
dengan the Distillation Head
 Pada setiap siklus dalam kolom, komposisi uap
diperkaya pada larutan mendidih dibawahnya
 Proses ini terjadi secara kontinyu sampai hampir
semua senyawa pada bagian bawah terpisahkan dan
masuk ke dalam wadah penampungan
 Apabila larutan yang berada pada bagian paling
bawah telah mendidih dan akan naik menjadi uap,
sehingga dapat terpisah dari campuran, dengan
menaikkan suhu, fraksi lain akan ikut menguap
20
 Kolom terdiri dari beberapa segmen (plat)
 Dalam satu plat terjadi perubahan fasa cair 
fasa gas  fasa cair
 Misalkan komponen A-B dalam campuran
dengan komposisi C dimana volatilitas A  B
 pada suhu T1, dalam plat pertama terdapat
campuran A-B dengan komposisi, C1
 pada plat kedua, komponen dimana proses
penguapan belum sempurna (Td lebih tinggi)
akan jatuh ke plat pertama

21
 Pada suhu T2, dalam plat kedua terdapat
komposisi C2 kaya komponen A
 Pada suhu T3, dalam plat ketiga, dengan
komposisi C3 lebih kaya A dari C2
 Bila suhu dinaikkan, plat berikutnya akan
lebih kaya A lagi
 Uap yang terkondensasi dengan komposisi
kaya A
 Pemisahan terjadi selama komponen berada
dalam kolom dengan fraksi yang berbeda
22

Anda mungkin juga menyukai