Anda di halaman 1dari 8

Penentuan Koefisien Distribusi Dan Persen Ekstraksi Pada

Natrium Hidroksida (NaOH)

Dedek Febbriani, Fayruza rifdha siahaan


Prodi Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negri Medan
Email : fayruzarifdha22@gmail.com

ABSTRAK

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Ekstraksi pelarut
adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap
dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Natrium Hidroksida adalah suatu senyawa anorganik
dengan rumus kimia NaOH. Senyawa ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang
tersusun dari kation natrium Na+ dan anion hidroksida OH−.Natrium hidroksida merupakan basa dan
alkali yang sangat kaustik, mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat
menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air, dan dengan mudah menyerap
kelembaban dan karbon dioksida dari udara. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien
distribusi zat terlarut NaOH dalam hexane air berdasarkan ekstraksi pelarut. Bahan yang digunakan
adalah NaOH 0,1 M, HCl 0,1 M, C6H14, C20H14OH. Pada saat dimasukkan 25 ml NaOH kedalam corong
pisah dan 25ml n-Heksana maka terjadilah larutan yang terpisah, atau 2 fasa. Kemudian diambil 10 ml
fraksi NaOH ditambah HCl 0,1 M dan di titrasi, 10 ml fraksi n-Heksana ditambah HCl 0,1 M dan
dititrasi, NaOH mula-mula di tambah HCl dan di titrasi, maka hasil yang didapatkan Fasa Air = 9,15 ml,
Fasa Organik 0,25ml, dan NaOH Murni 9,3ml.

Kata Kunci : Ekstraksi, Ekstraksi pelarut, Natrium Hidroksida,

1
ABSTRACT

Extraction is a process of separating a substance based on differences in its solubility in two different
immiscible liquids, usually water and another organic solvent. Solvent extraction is the process of
separating a component from a mixture based on the distribution process of two kinds of solvents that
do not mix with each other. Sodium Hydroxide is an inorganic compound with the chemical formula
NaOH. This compound is an ionic compound in the form of a white solid composed of sodium cations
Na+ and hydroxide anions OH−. Sodium hydroxide is a very caustic base and alkali, capable of
decomposing proteins at ordinary ambient temperatures and can cause burns when exposed. This
compound is very soluble in water, and easily absorbs moisture and carbon dioxide from the air. This
experiment aims to determine the distribution coefficient of NaOH solutes in hexane water based on
solvent extraction. The materials used were 0.1 M NaOH, 0.1 M HCl, C 6H14, C20H14OH. When 25 ml of
NaOH is added to the separating funnel and 25 ml of n-hexane, a separate solution occurs, or 2 phases.
Then 10 ml of the NaOH fraction was taken plus 0.1 M HCl and titrated, 10 ml of the n-Hexane fraction
added 0.1 M HCl and titrated, NaOH was first added with HCl and titrated, so the results obtained were
the Water Phase = 9 .15 ml, 0.25 ml Organic Phase, and 9.3 ml Pure NaOH.

Keywords : Extraction, Solvent extraction, Sodium Hydroxide.

2
PENDAHULUAN Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan
ekstrak yang lebih banyak, karena kontak antara
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat zat terlarut dengan pelarut lebih lama. Secara
dari campurannya dengan menggunakan umum definisi ekstraksi pelarut/cair-cair adalah
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat proses pemisahan suatu komponen/solut dari
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa larutan fase air menggunakan pelarut organik
melarutkan material lainnya. Ekstraksi secara tertentu.
umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu Dalam proses ekstraksi dihasilkan dua jenis larutan
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair. yaitu larutan fase organik dan fase air. Larutan fase
Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang organik yang dihasilkan dari proses ekstraksi
dipisahkan terdapat dalam campuran yang adalah larutan yang kaya dengan solut yang
berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair diinginkan dan sering disebut ekstrak sedangkan
adalah suatu metode pemisahan senyawa dari larutan fase air adalah larutan yang miskin dengan
campuran yang berupa padatan. solut disebut rafinat (Istianah,2017).
faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi.
Jenis pelarut, Jenis pelarut mempengaruhi Natrium hidroksida merupakan salah satu senyawa
senyawa yang tersari, jumlah zat terlarut kimia yang bersifat alkali/basa dan berfungsi untuk
yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi. menghilangkan atau membersihkan zat-zat dan
Suhu, Secara umum, kenaikan suhu akan kotoran-kotoran yang melekat pada serat sisal.
meningkatkan jumlah zat terlarut kedalam Disamping itu, alkali natrium hidroksida dapat
pelarut. Rasio pelarut dan bahan baku Jika memodifikasi bentuk kristal dari penguat sehingga
rasio pelarut-bahan baku besar maka akan dapat mereduksi sifat hidrofilik dan meningkatkan
memperbesar pula jumlah senyawa yang kristalisasifibersehinggadapatmengoptimalkanadh
terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan esiseratdenganmatriks (Kusmiran,dkk.2020).
semakin meningkat. Ukuran partikel, Laju
ekstraksi juga meningkat apabila ukuran Pemilihan pelarut atau cairan Penyari yang baik
partikel bahan baku semakin kecil. Dalam harus mempertimbangkan beberapa kreteria yaitu
arti lain, rendemen ekstrak akan semakin murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisik dan
besar bila ukuran partikel semakin kecil. kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap tidak
Pengadukan, Fungsi pengadukan adalah mudah terbakar dan mudah dipisahkan. Jenis
untuk mempercepat terjadinya reaksi antara pelarut dapat digolongkan menjadi dua yaitu
pelarut dengan zat terlarut. Lama waktu,

3
pelarut polar (etanol, asseton dan metanol) pembersih pada tekstil, mebel, dan industri
dan non-polar (n-heksana) percetakan. Selain itu juga digunakan untuk
(Oktaviana,dkk.2022). industrifarmasi. N-Heksana juga banyak digunakan
dalam proses ekstraksi minyal berbasis tumbuh-
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah
tumbuhan. Proses ekstraksi minyak adalah sebuah
pelarut yang mempunyai daya
proses pemisahan satu atau beberapa zat yang dapat
melarutkanyang tinggi terhadap zat yang
larut dari suatu kesatuan yang tidak bisa larut
diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini
dengan bantuan bahan pelarut kimia dan suhu
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan
panas untuk memisahkan minyak dari berbagai tipe
kepolaran senyawa yang diekstraksi.
kacang-kacangan, biji-bijian, atau tumbuh-
Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa
tumbuhan seperti minyak kanabidiol, bunga
polar larut dalam pelarut polar dan
matahari, olive, atau kanola. Ada banyak metode
sebaliknya. Salah satunya yaitu n-Heksana. n-
ekstraksi seperti ekstraksi dengan ditekan atau
Heksana Merupakan pelarut yang paling
diuap. Namun, metode yang umum digunakan saat
ringan dalam mengangkat minyak yang
ini adalah dengan pelarut kimia, sebagai contoh n-
terkandung dalam biji–bijian dan mudah
Heksana yang kemudian dicampur dengan produk
menguap sehingga memudahkan untuk
yang akan diekstraksi. Setelah minyak berhasil
refluk. Pelarut ini memiliki titik didih antara
diekstraksi, suhu panas dinyalakan untuk merebus
65–70 °C. Heksana atau bisa juga disebut n-
pelarut dan campuran tumbuh-tumbuhan sehingga
Heksana (isomer utama memiliki rumus
setelah pelarut kimianya menguap, yang tersisa
CH3(CH2)4CH3) adalah sebuah senyawa
adalah minyak tumbuh-tumbuhan tersebut.
hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
Meskipun n-Heksana aman digunakan dalam
C6H14. Bentuknya cairan tidak berwarna,
proses ekstraksi dan telah diakui badan pengawas
tidak berbau dalam bentuk bening, sangat
obat-obatan di Amerika (FDA), n-Heksana bersifat
mudah terbakar dengan titik didih sekitar 69
racun dan tidak dapat dikonsumsi. Paparan dalam
°C, dan uapnya bersifat mudah meledak. n-
jumlah besar dapat merusak system saraf. Jangan
Heksana secara umum digunakan sebagai
khawatir mengenai paparan dari makanan, karena
pelarut kimia yang murah, relatif aman, tidak
biasanya paparan timbul melalui udara pada
reaktif, dan mudah menguap.
minyak atau lingkungan kerja yang terpapar dengan
N-Heksana murni dapat berfungsi dan
n-Heksana(Leksono,dkk.2018).
diaplikasikan baik di laboratorium maupun
industri. Digunakan sebagai pelarut kimia, zat

4
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
A. Alat dan Bahan
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk
Pada proses penelitian ini, alat yang
memisahkan gugus yang di inginkan dan termasuk
digunakan adalah Erlenmeyer, gelas ukur,
ke dalam gugus penganggu yang di ekstraksi secara
gelas beaker, corong pisah, buret, pipet
selektif. Teknik pengerjaan ini meliputi
tetes serta statif dan klem. Bahan yang
penambahan pelarut organik pada larutan air yang
digunakan adalah NaOH 0,1 M, HCl 0,1
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam
M, C6H14, C20H14OH.
pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut
(dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling
B. Prosedur Kerja
bercampur satu sama lain. Selanjutnya proses
Dimasukkan 25 mL NaOH ke dalam corong
pemisahan dilakukan di dalam corong pisah dengan
pisah kemudian tambahkan 25 mL n-heksana
pegojokan beberapa kali. Golongan ekstraksi
ke dalam corong pisah. Selanjutnya dikocok
berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui
kuat secara horizontal dan biarkan selama 20-
solvasi sebab spesies ekstraksi disolvasi ke fase
30 menit hingga larutan benar-benar terpisah.
organik. Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair
Dimasukkan 10 mL fraksi NaOH ke
adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu dan
Erlenmeyer dan titrasi dengan HCl 0,1 M.
ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap
Kemudian masukkan 10 mL fraksi n-heksana
termasuk cara yang paling sederhana. Caranya
ke dalam Erlenmeyer kemudian titrasi dengan
cukup menambahkan pelarut pengekstraksi yang
HCl 0,1 M. Masukkan larutan NaOH mula-
tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian
mula sebanyak 10 mL ke dalam Erlenmeyer
dilakukan pengocokan sehingga terjadi
dan di titrasi Kembali dengan HCl 0,1 M.
kesetimbangan konsentrasi yang akan di ekstraksi
Lakukan titrasi secara duplo dan dihitung
pada lapisan kedua setelah ini tercapai lapisan
nilai koefisien distribusi persen ekstraksi.
kemudian di diamkan dan dilakukan pemisahan.

REAKSI REAKSI
Rumus mencari konsentrasi NaOH air dan NaOH
NaOH(aq) + C6H14(l) C6H13Na(aq) + H2O(aq) organik:
C6H13Na(aq) + HCl(aq) C6H14(l) + NaCl(aq) [HCl].V HCl
H2O(aq) + HCl(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq) [NaOH]air = V NaOH air
NaOH(aq) + HCl(aq) C20H14O(aq) [HCl].V HCl
NaCl(aq) + 5H3O(aq) + CH2O(aq) [NaOH]organik =
V NaOH organik

5
Rumus mencari persen ekstraksi: terekstraksi bergantung pada volume kedua pelarut.
[S]o. Vo Semakin besar volume zat pelarut maka semakin
%ekstraksi= [S]o. x 100%
Vo−[S]a. Va
kecil nilai persen ekstraksi yang diperoleh.
Tabel 1.1 Hasil Titrasi Secara Duplo
No Prosedur Titrasi Rata-
Rata KESIMPULAN
I II
1 Fasa Air 9,1 9,2 9,15
Pada penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
mL mL mL
2 Fasa 0,3 0,2 0,25 bahwasanya saat penambahan NaOH dengan n-
Organik mL mL mL Heksana, larutan tersebut tidak larut, atau di sebut
3 NaOH 9,2 9,3 9,3 Ml
murni mL mL terjadinya 2 fasa, itu dikarenakan NaOH bersifat
Prinsip Utama pemisahan ini adalah dengan polar, dan n-Heksana bersifat non-polar, yang
menggunakan metode ekstraksi NaOH yaitu dimana jika polar dengan non-polar digabungkan,
ekstraksi pelarut yang berdasarkan pada maka tidak akan larut. Namun jika polar dengan
prinsip hukum distribusi Herst yang polar, maka akan larut sempurna. Kemudian pada
menyatakan bahwa ke dalam dua pelarut yang saat kami Kemudian ambil 10 ml fraksi NaOH
tidak saling bercampur dimasukkan solute ditambah HCl 0,1 M dan di titrasi, 10 ml fraksi n-
yang dapat larut di dalam kedua pelarut Heksana ditambah HCl 0,1 M dan dititrasi, NaOH
tersebut sehingga zat pelarutnya dapat di mula-mula di tambah HCl dan di titrasi, maka hasil
transfer pada jumlah yang berbeda di dalam yang kami dapatkan yaitu Fasa Air = 9,15 ml, Fasa
kedua fasa pelarut. Proses ekstraksi Organik 0,25ml, dan NaOH Murni 9,3ml.
digunakan untuk memisahkan sejumlah
gugus yang di inginkan dan mungkin REFERENSI
merupakan gugus penganggu yang di
Istianah,N. 2017. Ekstraksi. Jakarta: Rineka
ekstraksi secara selektiv. Proses pemisahan
dilakukan di dalam corong pisah dengan Khopkar. (2003). Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta : UI Press.
pengocokan satu arah (horizontal) dan terjadi
pembagian solute. Perbandingan konsentrasi Kusmiran, A., & Desiasni, R. (2020). Analisis
solute di dalam kedua pelarut adalah tetap. Pengaruh Konsentrasi Natrium Hidroksida
Tetapan tersebut disebut dengan tetapan terhadap Sifat Mekanik Biokomposit
distribusi atau koefisien distribusi. Dimana Berpenguat Serat Sisal. Jurnal Fisika, 10(2),
perbandingan distribusi tidak dipengaruhi 11-18.
oleh perbandingan volume pelarut yang
dipakai tetapi fraksi zat terlarut yang
6
Leksono, W. B., Pramesti, R., Santosa, G. W.,
& Setyati, W. A. (2018). Jenis pelarut
metanol dan N-Heksana terhadap
aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut
gelidium sp. dari pantai drini
Gunungkidul–Yogyakarta. Jurnal
Kelautan Tropis, 21(1), 9-16.

Oktaviana, R. R., Bulo, L., & Melawaty, L.


(2022). Pengaruh Variasi Volume Pelarut
Heksan dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Lemak Kakao yang Dihasilkan. Paulus
Chemical Engineering Journal, 1(1),

7
8

Anda mungkin juga menyukai