Anda di halaman 1dari 30

HANTARAN ELEKTROLITIK

1. Mekanisme Hantaran Elektrolitik


- Ion-ion selalu bergerak karena mempunyai
derajat kebebasan translasi.
- Gerak ion-ion ini disebut gerak termal, tidak
mempunyai arah tertentu.
- Jika ke dalam larutan diadakan beda potensial
listrik (melalui dua buah elektroda), maka gerak
ion-ion menjadi terarah. Gerak terarah ini
disebut gerak migrasi.
- Selain migrasi ion terjadi pula reaksi kimia pada
kedua elektroda.
- Pada rangkaian luar :
a. Elektron dari baterai B mengalir ke arah
elektroda K (katoda) dan berantaraksi dengan
ion-ion positif
b. Pada saat yang sama elektron mengalir dari
elektroda A (anoda). Elektron ini berasal dari
reaksi oksidasi yang terjadi pada elektroda ini.
- Di dalam larutan
a. Muatan listrik negatif (I-) mengalir dari katoda ke anoda, sedangkan muatan listrik positif (I+) mengalir
dari anoda ke katoda
b. Muatan listrik ini bukan aliran elektron, melainkan aliran ion-ion.
c. Ion-ion negatif (anion) bermigrasi ke anoda, sedangkan ion-ion positif (kation) bermigrasi ke katoda.

- Kesimpulan :
Hantaran elektrolitik terjadi karena :
a. Elektron masuk ke dalam dan keluar dari larutan melalui reaksi pada kedua elektroda.
b. Elektron lewat dalam larutan melalui migrasi ion.

2. Konsep Daya Hantar


Daya hantar : kemampuan penghantaran listrik oleh larutan elektrolit dinyatakan dalam suatu besaran yang
disebut daya hantar.
Jika jarak antara kedua elektroda adalah cm, dan luas elektroda A cm2, maka tahanan dari larutan antara
kedua elektroda adalah :
= . (1)
dengan : R = tahanan ( dalam ohm, )
Rs = tahanan jenis larutan (dalam .cm)
Daya hantar, L, adalah kebalikan dari tahanan, R, sehingga :
1 1
= = .

= . (2)
Dengan : Ls = daya hantar jenis larutan
satuannya -1cm-1 atau -1m-1 (dalam satuan SI)
atau S.m-1 (S = Siemens)
Catatan :
- perhatikan bahwa konduktor sepanjang 1 cm dan luas 1 cm2 mempunyai volume 1 cm3. Akan tetapi tidak
selalu benar untuk menyatakan bahwa Ls adalah daya hantar 1 cm3 larutan.
- Ls suatu larutan elektrolit ditentukan dengan cara mengukur tahanannya dalam suatu sel daya hantar.
- Suatu sel daya hantar tertentu, dan A adalah tetap. Angka banding /A disebut tetapan sel, .

Ungkapan persamaan (2) dapat ditulis :


= .
1
= .

atau = . (3)

3. Daya Hantar Ekivalen dan Daya Hantar Molar


Meskipun daya hantar jenis dapat diukur dengan mudah, tetapi daya hantar jenis tidak umum digunakan
untuk membahas proses penghantaran dalam suatu larutan elektrolit. Suatu larutan dengan konsentrasi
yang berbeda akan mempunyai daya hantar jenis yang berbeda karena akan mengandung jumlah ion yang
berbeda. Karena itu digunakan besaran yang lain, yaitu daya hantar molar (m) dan daya hantar ekivalen
(eq).
Daya hantar molar (m) = daya hantar jenis larutan yang mengandung 1 mol elektrolit.
Daya hantar ekivalen (eq) = daya hantar jenis larutan yang mengandung 1 ekivalen elektrolit.
Jika C* = konsentrasi dalam ekivalen per cm3 larutan atau mol per cm3 larutan, maka :
m atau eq = Ls/C*
Jika konsentrasi dinyatakan dalam ekivalen per liter atau mol per liter, maka :
1000 Ls
m atau eq =
C
(4)
Untuk larutan elektrolit univalen seperti larutan KCl atau NaCl, setiap atom membawa satu satuan muatan
sehingga daya hantar ekivalen sama dengan daya hantar molar. Untuk larutan elektrolit divalen seperti
MgSO4, setiap ion membawa dua satuan muatan, sehingga daya hantar ekivalennya setengah dari daya
hantar molarnya.
Tabel 1. Daya Hantar Ekivalen pada 25 oC (-1 cm2 ekiv-1)
C, ek/L HCl NaOH NaCl BaCl2 CH3COOH NH4OH
0 426 248 126 140 391 271
0,0005 423 246 125 136 68 47
0,001 421 245 124 134 49 34
0,005 416 240 121 128 23 16
0,01 412 237 119 124 16 11
0,05 399 227 111 111 7 5
0,1 391 221 107 106 5 4

Dari data di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan :


- Larutan asam kuat dan basa kuat mempunyai daya hantar yang tinggi, bagi zat-zat ini pengaruh
konsentrasi terhadap daya hantar tidak begitu besar.
- Larutan garam mempunyai daya hantar yang kurang lebih sama besar , daya hantarnya tidak banyak
bergantung pada konsentrasi.
- Larutan elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang jauh lebih rendah, dan pengaruh konsentrasi
sangat besar.

4. Penentuan Daya Hantar Molar


Untuk elektrolit kuat kebergantungan m pada konsentrasi diberikan oleh persamaan KOHLRAUSCH.
m = om b C (5)
dengan m = daya hantar pada konsentrasi tertentu
om = daya hantar pada pengenceran tak terhingga
b = suatu tetapan
Menurut persamaan (5), aluran m terhadap C merupakan garis lurus. om dapat ditentukan dengan cara
ekstrapolasi hingga C = 0

o slope = -b

0 C
5. Hukum KOHLRAUSCH
Untuk menentukan om yang berlaku baik untuk elektrolit kuat maupun elektrolit lemah didasarkan atas
hukum KOHLRAUSCH.
Pada pengenceran tak terhingga ion-ion bergerak secara bebas tanpa terpengaruh oleh gaya tarik-menarik
antar ion, dalam hal ini daya hantar molar sama dengan jumlah daya hantar molar tiap jenis ion dalam
larutan
om = om + + om (6)

dengan om = daya hantar ekivalen (molar) kation pada pengenceran tak terhingga
om = daya hantar ekivalen (molar) anion pada pengenceran tak terhingga

Tabel 2. Daya Hantar Molar pada Pengenceran Tak Hingga


untuk Beberapa Elektrolit dalam Air pada 298 K
Elektrolit / (-1 mol-1 cm2) Elektrolit / (-1 mol-1 cm2)
HCl 426,16 LiNO3 110,14
CH3COOH 390,71 NaNO3 121,56
LiCl 115,03 KNO3 144,96
NaCl 126,45 CuSO4 267,24
AgCl 137,20 CH3COONa 91,00
KCl 149,85

Tabel 3. Daya hantar molar(ekivalen) Ion pada Pengenceran Tak Hingga


Kation o+ Anion o-
H+ 349,82 OH- 198,0
Li+ 38,69 Cl- 76,34
K+ 73,51 Br- 78,4
Na+ 50,11 I- 76,8
Ag + 61,92 NO3 - 71,44
NH4 + 73,4 CH3COO - 40,9
Mg 2+ 53,06 ClO4 - 68,0
Ca2+ 59,50 SO42- 79,8
Ba2+ 63,64
1/3 La3+ 69,6
Dari Tabel 2 dan Tabel 3 ditemukan pola menarik jika ditelusuri perbedaan om dari dua elektrolit yang
mengandung anion atau kation yang sama. Contoh :
om (KCl) - om (NaCl) = 23,4 -1 mol-1 cm2
Berdasarkan pers. (6) :
Untuk KCl : om (KCl) = + +
Untuk NaCl : om (NaCl) = + +
om (KCl) - om (NaCl) = + + - (+ + )
= + - +
= 23,4 -1 mol-1 cm2

Penerapan utama hukum KOHLRAUSH adalah untuk mencari harga om elektrolit lemah dari garam-
garamnya yang merupakan elektrolit kuat.
om (AD) = om (AB) + om (CD) - om (CB)
om (AD) = oA+ + oB- + oC+ + oD- - oC+ - oB-
om (AD) = oA+ + oD- (7)

dengan om adalah daya hantar molar pada pengenceran tak terhingga dari spesies, AD, AB, CD, dan CB, dan
umumnya ini merupakan elektrolit kuat kecuali AD.
Contoh : om untuk asam asetat, HAc dapat ditentukan sebagai berikut :
om (HAc) = om (NaAc) + om (HCl) - om (NaCl)
6. Hukum Disosiasi Arrhenius
Menurut Arrhenius, daya hantar molar menurun jika konsentrasi larutan dinaikkan disebabkan karena
berkurangnya jumlah ion pembawa arus dan hal ini terjadi karena elektrolit dalam larutan tidak mengion
dengan sempurna.
Derajat disosiasi larutan elektrolit lemah dapat ditentukan dari angka banding daya hantar pada konsentrasi
tertentu dengan daya hantar pada pengenceran tak hingga. Dengan asumsi bahwa ion-ion yang bermuatan
listrik tidak mempunyai pengaruh timbal balik terhadap sifatnya masing-masing.
m
= (8)


Catatan :
- Teori Arrhenius cukup memuaskan bila diterapkan pada larutan elektrolit lemah, tetapi gagal untuk
larutan elektrolit kuat.
- Elektrolit kuat dianggap mengion dengan sempurna dalam larutan, dan adanya ion-ion yang bermuatan
listrik pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat larutan.

Hukum disosiasi Arrhenius dapat digunakan untuk menentukan konstanta disosiasi larutan elektrolit lemah.
Misalnya, untuk suatu elektrolit lemah biner AB
AB A+ + B-
Mula-mula 1M - -
Terurai M M M
Akhir (1-M) M M
[+ ][ ]
=
[]
()()
=
(1)
2
= (9)
(1)

7. Mobilitas Ion (U)


Mobilitas ion adalah kecepatan dorong dalam medan listrik dibagi dengan kuat medan listrik.
/
= (10)

Dimana u = mobilitas ion (m2 V-1 s-1)
E = kuat medan listrik (V m-1)
dx/dt = kecepatan rata-rata ion dalam arah medan (m s-1)

Kuat medan dapat dihitung dengan persamaan :



= (11)

Dimana I = kuat arus (Ampere,A)
A = luas penampang (m2)
Ls = hantaran jenis (-1 m-1)

Daya hantar molar ion-ion didefinisikan sebagai :


+ = + + dan = (12)

sehingga + = dan = (13)
+

dimana F = tetapan Faraday


z = muatan ion
Jadi jika daya hantar ionnya besar maka mobilitasnya juga besar. Mobilitas ion bergantung pada konsentrasi.
Jika konsentrasi meningkat maka mobilitas ion menurun. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik antar ion.

Tabel 4. Mobilitas ion dalam air pada pengenceran tak hingga pada 25 oC
Kation U Anion U
(m2 V-1 s-1) (m2 V-1 s-1)
H3O+ 36,25 x 10-8 OH- 20,64 x 10-8
Li+ 4,01 x 10-8 F- 5,74 x 10-8
Na+ 5,19 x 10-8 Cl- 7,91 x 10-8
K+ 7,62 x 10-8 NO3- 7,41 x 10-8
NH4+ 7,62 x 10-8 ClO3- 6,70 x 10-8
Mg2+ 5,50 x 10-8 CH3COO- 4,24 x 10-8
Ca2+ 6,17 x 10-8 SO43- 8,29 x 10-8
Pb2+ 7,20 x 10-8 CO32- 7,18 x 10-8
Cu2+ 5,56 x 10-8 C6H5COO- 3,36 x 10-8

Pada pengenceran tak hingga, gaya antar ion tidak ada, sehingga (Cl) mempunyai nilai yang sama dalam
larutan NaCl, KCl, dan sebagainya.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa H3O+ dan OH- memiliki mobilitas paling besar di antara kation dan anion lainnya.
MENGAPA ????

8. Bilangan Hantaran
Bilangan hantaran suatu jenis ion menyatakan fraksi dari arus total yang dihantar oleh ion tersebut. Fraksi
dari arus total yang dibawa oleh masing-masing ion tidak sama. Misalnya dalam larutan asam nitrat encer, ion
nitrat hanya membawa 0,16 bagian dari arus total, sementara ion hidrogen membawa 0,84 bagian. Ion
hidrogen membawa fraksi arus total yang lebih besar karena ion tersebut bergerak lebih cepat dibandingkan
ion nitrat.
+
+ = atau = (13)

dengan t+ = bilangan hantaran ion positif
t- = bilangan hantaran ion negatif
karena Itot = I+ + I-
maka t + + t- = 1
Hubungan antara bilangan hantaran dengan kecepatan ion dinyatakan dengan :
+ +
= (14)

jika di dalam larutan terdapat lebih dari satu jenis elektrolit, maka :
= 1 (14)
9. Penentuan BIlangan Hantaran

9.1 Metode Perbatasan Bergerak

Metode ini didasarkan atas pengukuran kecepatan gerak ion.

Alat perbatasan bergerak :

A : amperemeter

B : baterai

C : coulometer

R : tahanan

- Elektrolit yang dipelajari dimasukkan ke dalam alat sebagai lapisan atas, sementara lapisan bawahnya
merupakan suatu garam dengan anion yang sama dengan elektrolit, dan kation nya harus mempunyai
mobilitas lebih kecil dari kation elektrolit.
- Contoh, jika larutan HCl yang akan dipelajari, maka HCl digunakan sebagai lapisan atas dan lapisan
bawahnya bisa menggunakan larutan CdCl2.
- Jika arus listrik dialirkan, baik ion H+ dan ion Cd2+ bergerak ke arah elektroda negatif, dan ion H+ bergerak
relatif lebih cepat. Anion Cl- akan bergerak ke elektroda positif.
- Antara larutan HCl dan larutan CdCl2 terdapat perbatasan yang jelas karena ion-ion Cd2+ tidak dapat
mendahului ion-ion H+. Saat ion H+ naik, tempatnya digantikan oleh ion Cd2+, karena itu perbatasan antar
kedua larutan juga bergerak naik.
- Misalnya volume yang dilewati oleh gerakan perbatasan adalah dari a ke b jika listrik dialirkan.
- Jumlah listrik yang lewat adalah sebesar Q (ditentukan oleh Coulometer)
- Jika konsentrasi larutan HCl adalah C, maka konsentrasi H+ juga C. Berarti H+ yang berpindah dari a ke b
adalah sebesar V x C
- Dengan mengetahui jumlah mol H+ yang berpindah dapat dihitung jumlah muatan yang diangkutnya, Q+
- Dengan demikian maka t+ dapat ditentukan :
+
+ = (15)

dimana + = + +
Contoh soal :
Bilangan hantaran Na+ dalam larutan NaCl 0,020 M ditentukan dengan metode perbatasan bergerak. Batas
antara larutan NaCl dan CdCl2 bergerak sejauh 6,00 cm dalam waktu 34,5 menit dengan kuat arus 1,60 mA.
Luas penampang sel 0,120 cm2. Hitung bilangan hantaran Na+.
9.2 Metode HITTORF
Metode ini didasarkan atas penentuan perubahan konsentrasi elektrolit di sekitar elektroda, yang disebabkan
karena migrasi ion dan elektrolisis.

Alat HITTORF

A : ruang anoda
T : ruang tengah
K : ruang katoda
B : baterai
R : tahanan
M : amperemeter
C : coulometer
- Sel tediri dari tiga bagian yang terpisah.
- Untuk menghitung jumlah listrik yang mengalir, sel Hittorf dihubungkan dengan coulometer, C., kemudian
dihubungkan dengan sumber arus B dan tahanan R. Amperemeter, M, berguna untuk mengatur arus.
- Sel diisi dengan elektrolit yang konsentrasi awalnya diketahui.
- Arus listrik dialirkan dan larutan dielektrolisis cukup lama sampai diperoleh perubahan konsentrasi yang
cukup nyata di sekitar elektroda. Arus listrik kemudian dihentikan dan larutan dari salah satu elektroda atau
kedua elektroda dikeluarkan secara terpisah kemudian ditimbang dan dianalisis.
- Dengan mengetahui jumlah masing-masing ion pada keadaan awal dan akhir serta jumlah listrik total yang
mengalir, dapat ditentukan jumlah ion-ion yang pindah sehingga bilangan hantaran dari ion dapat
diketahui.
+
- Untuk kation : + =


- Untuk anion : =

Contoh penentuan bilangan hantaran Ag+ dan NO3- didasarkan pada aliran listrik melalui sel Hittorf yang diisi
dengan larutan AgNO3, dengan elektroda Ag.

Analisis larutan saat arus dialirkan pada sel :

- Di anoda terjadi reaksi oksidasi : Ag (s) Ag+ (aq) + e.


Dengan demikian terjadi penambahan ion Ag+ pada larutan di sekitar anoda.
- Di katoda terjadi reaksi reduksi : Ag+ (aq) + e Ag (s)
Sehingga Ag+ pada larutan di daerah katoda akan berkurang karena membentuk endapan Ag.
- Penambahan Ag+ akibat reaksi oksidasi dan pengurangan Ag+ akibat reduksi sebanding dengan jumlah
elektron yang telah mengalir, yang dapat diketahui dari coulometer.
- Kation akan berpindah dari anoda ke katoda dan anion akan berpindah dari katoda ke anoda. Dengan
demikian dapat diketahui jumlah Ag+ dan NO3- yang ada di daerah katoda maupun anoda setelah terjadi
elektrolisis.
- Di daerah anoda (+) :
Ag+ yang ada = Ag+ mula-mula + Ag+ hasil reaksi oksidasi - Ag+ yang pindah dari anoda ke katoda
NO3- yang ada = NO3- mula-mula + NO3- yang pindah dari katoda ke anoda
Jumlah ion Ag+ hasil reaksi oksidasi sebanding dengan jumlah elektron yang telah dialirkan
- Di daerah katoda (-) :
Ag+ yang ada = Ag+ mula-mula - Ag+ yang bereaksi + Ag+ yang pindah dari anoda ke katoda
NO3- yang ada = NO3- mula-mula - NO3- yang pindah dari katoda ke anoda
Jumlah ion Ag+ yang bereaksi sebanding dengan jumlah elektron yang telah dialirkan
- Jumlah mol ion yang pindah dapat diubah sebagai + dan , dengan menggunakan konsep muatan
(absolut) dimulai dari elektron.
- Satu elektron mempunyai muatan sebesar e, yaitu 1,602 x 10-19 Coulomb. Jika elektronnya 1 mol, dan
bilangan Avogadro = 6, 02 x 1023 elektron, maka muatan yang dibawa oleh 1 mol elektron tersebut adalah :
elektron Coulomb
= 6,02 x 1023 x 1,602 x 1019
mol elektron
= 96485 Coulomb/mol
= 1 Faraday/mol
Jadi muatan listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron adalah 96485 Coulomb atau 1 Faraday.
Untuk ion H+, yang memiliki muatan +1, maka muatannya sama dengan muatan elektron yaitu 1,602 x 10-19
C dan muatan dari 1 mol H+ sama dengan muatan 1 mol elektron yaitu 1 F.
- Dengan mengetahui Q dari coulometer dan + atau dari ion-ion yang pindah, maka dapat ditentukan +
dan
- Analisis di atas dapat diterapkan pada sel yang mengandung elektrolit tunggal dengan elektroda yang
menghasilkan dan mengurangi kation dari elektrolit. Contoh : sel yang diisi oleh larutan CuSO 4 dengan
elektroda Cu.

Alternatif lainnya bisa digunakan elektroda yang reversibel terhadap anion, yaitu reaksi elektrodanya dapat
menghasilkan dan mengurangi anion. Misalnya, sel diisi dengan larutan NaCl dengan elektrode perak-perak
klorida (Ag-AgCl) yakni elektroda perak yang dilapisi dengan perak klorida.
- Saat listrik dialirkan, di anoda terjadi oksidasi Ag menjadi Ag +. Ag+ hasil reaksi akan bertemu dengan Cl- dari
larutan NaCl membentuk endapan AgCl. Dengan demikian reaksi yang terjadi di anoda adalah :
Ag (s) + Cl- (aq) AgCl (s) + e
- Dan di katoda terjadi reaksi reduksi Ag+ (dalam bentuk AgCl) membentuk logam Ag :
AgCl (s) + e Ag (s) + Cl- (aq)
- Ion-ion Na+ bermigrasi dari anoda ke katoda dan ion-ion Cl- bermigrasi dari katoda ke anoda.
- Analisis terhadap larutan di daerah anoda :
Na+ yang ada di daerah anoda = Na+ mula-mula - Na+ yang pindah dari anoda ke katoda
Cl- yang ada di daerah anoda = Cl- mula-mula Cl- yang bereaksi + Cl- yang pindah dari katoda ke anoda
- Analisis terhadap larutan di daerah katoda :
Na+ yang ada di daerah katoda = Na+ mula-mula + Na+ yang pindah dari anoda ke katoda
Cl- yang ada di daerah katoda = Cl- mula-mula + Cl- hasil reaksi - Cl- yang pindah dari katoda ke anoda

Contoh :
Larutan AgNO3 0,01 M dielektrolisis selama waktu tertentu dalam sel Hittorf menggunakan dua elektrode
perak. Dalam waktu tesebut arus listrik sebanyak 28,8 C dialirkan ke dalam larutan. Analisis dari larutan dalam
katoda dan anoda pada akhir percobaan memberikan data sbb :

Lar.Katoda Lar.Anoda
Massa Larutan 27,12 g 20,09 g
Jumlah ion Ag+ yg ada 11,54 mg 39,66 mg
Tentukan bilangan hantaran kation dan anion.
Jawab :
Analisis larutan di katoda :
g
MrAgNO3 + 170 mol
Massa AgNO3 = x Massa Ag = g x 11,54 mg = 18,165 mg
Ar Ag 108 mol

Massa H2 O = massa larutan massa AgNO3 = 27120 mg 18,165 mg = 27101,835 mg =


27,101835 g = 27,101835 mL
0,01 mol
Mol Ag + mula mula = x 27,101835 mL = 0,000271 mol
1000 mL
11,54 x 103 g
Mol Ag + yang ada = g = 0,000107 mol
108 mol

Mol Ag+ yang bereaksi = jumlah arus yang dialirkan


28,8 C
= = 0,000298 mol
96500 Cmol
Mol Ag + yang ada = mol Ag + mula2 mol Ag + yang bereaksi + mol Ag + yang pindah dari anoda ke katoda
Mol Ag + yang pindah dari anoda ke katoda = mol Ag + yang ada mol Ag + mula2 + mol Ag + yang bereaksi
= 0,000107 mol 0,000271 mol + 0,000298 mol
= 0,000134 mol = 0,000134 F
0,000134 F
+ = = 0,449
0,000298
3 = 1 0,449 = 0,551
Dengan melakukan analisis larutan di sekitar anoda akan diperoleh bilangan hantaran untuk kation yang sama dengan yang
diperoleh di atas. Demikian pula dengan bilangan hantaran anionnya.

10. Penggunaan Pengukuran Daya Hantar


A. Penentuan Kelarutan Garam yang Sulit Larut
Penentuan kelarutan garam yang sulit larut didasarkan atas persamaan (4) :
1000 Ls 1000 Ls
= atau C =
C
Pada persamaan ini Ls sebenarnya menyatakan daya hantar jenis yang disebabkan oleh ion-ion saja. Untuk
garam yang besar kelarutannya daya hantar ini sama dengan daya hantar oleh larutan (ion-ion + pelarut),
karena daya hantar oleh air sangat kecil dan dapat diabaikan. Akan tetapi untuk garam yang sulit larut dalam
air, konsentrasi ion-ion dalam larutan rendah sekali dan Ls (H2O), sekalipun kecil, tidak dapat lagi diabaikan.
Oleh karena itu Ls pada persamaan di atas harus diganti dengan Ls-Ls(H2O). Dalam percobaan ini biasanya daya
hantar air ditentukan secara terpisah.
Bagi garam yang kelarutannya sangat kecil, misalnya AgCl, BaSO4, CaF2, dsb jumlah ion dalam larutan sedikit
sekali, sehingga sebagi pendekatan dapat diambil = o, yaitu daya hantar ekivalen pada pengenceran tak
hingga. o kemudian dihitung menggunakan persamaan (6) :
o = o+ + o-
Jadi konsentrasi C dalam persamaan di atas akhirnya ditentukan melalui persamaan :
1000 [Ls - Ls (H2 O)]
C= (17)
o+ + o-

Perhitungan yang lebih teliti akan diperoleh jika harga diperkirakan dari persamaan Onsager :

= o (o + a) C
Dalam hal ini konsentrasi C mula-mula dihitung dari persamaan (17), kemudian dengan harga C ditentukan
dengan persamaan persamaan di atas.

Contoh :
Penentuan kelarutan AgCl pada 25 oC
Data eksperimen : Ls (lar.jenuh) = 3,41 x 10-6 -1 cm-1
Ls (H2O) = 1,60 x 10-6 -1 cm-1
Data dari tabel (2) : o (Ag+) = 61,92 -1 cm2 ekiv-1
o (Cl-) = 76,34 -1 cm2 ekiv-1
Persamaan Onsager bagi AgCl pada 25 oC : = 138,26 91,21 C
Hitung kelarutan AgCl dalam satuan ekiv/L.
Jawaban :
Berdasarkan persamaan (17) :
1000 (3,41- 1,60) 10 6
C= = 1,309 x 10-5 ekiv/L
61,92 + 76,34
Perhitungan yang lebih teliti :
= 138,26 91,21 1,309 x 105 = 137,93 -1 cm2 ekiv-1
1000 (3,41- 1,60) 10 6
C= = 1,312 x 10-5 ekiv/L
137,93

B. Penentuan Derajat Disosiasi Elektrolit Lemah


Besaran ini dapat ditentukan menggunakan persamaan :
= o
Hanya perlu diingat bahwa persamaan ini berlaku sebagai pendekatan saja oleh karena pada penurunannya
diandaikan bahwa mobilitas ion tidak bergantung pada konsentrasi.
Contoh :
Dari tabel (1) untuk larutan amonia dalam air :
Pada konsentrasi 0,01 ekiv/L : = 11 -1 cm2 ekiv-1
Pada pengenceran tak hingga : o = 271 -1 cm2 ekiv-1
Jadi, derajat disosiasi larutan NH3 0,01 M adalah :
= (11/271) = 0,04

C. Penentuan Tetapan Hidrolisis


Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah atau dari asam lemah dan basa kuat selalu
mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air. Proses ini disertai dengan perubahan daya hantar dan
pengukuran daya hantar ini dapat digunakan untuk menentukan derajat hidrolisis dan tetapan hidrolisis garam
yang bersangkutan.
Misalnya garam MCl yang berasal dari basa lemah MOH dan asam kuat HCl. Dalam air garam ini menghasilkan
ion-ion M+ dan Cl-. Ion M+ mengalami hidrolisis sesuai persamaan : M+ + H2O MOH + H+
Proses ini disertai dengan peningkatan daya hantar karena sebagian dari ion M + yang mempunyai daya hantar
rendah diganti dengan ion H+ yang daya hantarnya tinggi. Jumlah ion M+ yang mengalami hidrolisis bergantung
pada derajat hidrolisis , h.
Jika = dhe larutan MCl dengan konsentrasi C ekiv/L
= dhe larutan MCl dengan konsentrasi C ekiv/L, jika seandainya garam ini tidak mengalami hidrolisis
= dhe larutan HCl dengan konsentrasi C ekiv/L
Maka akan berlaku :
= (1-h) + h
- '
Sehingga , h = (18)
'' - '
Dengan menentukan derajat hidrolisis, maka tetapan hidrolisis, Kh, kemudian dapat dihitung :
[MOH][H+ ]
Kh=
[M+ ]
2h
= (19)
1 - h
Catatan :
Daya hantar ditentukan dengan cara mengukur daya hantar larutan MCl yang ditekan hidrolisisnya dengan
menambahkan MOH secara berlebih.

Contoh :
Garam anilin hidrogenklorida, C6H5NH3Cl, yang terbentuk dari basa lemah anilin, C6H5NH2, dan asam kuat HCl,
menghasilkan ion-ion C6H5NH3+ dan ion Cl- dalam larutan. Ion C6H5NH3+ terhidrolisis menurut :
C6H5NH3+ + H2O C6H5NH2 + H3O+
Pada konsentrasi 0,00781 M, daya hantar anilin hidrogenklorida yang diukur adalah 119,4 -1 cm2 ekiv-1,
sedangkan daya hantar larutan HCl pada konsentrasi yang sama adalah 413,0 -1 cm2 ekiv-1.
Jika pada larutan anilin hidrogenklorida 0,00781 M ditambahkan cukup anilin untuk menekan hidrolisis, maka
daya hantar larutan yang diukur adalah 103,0 -1 cm2 ekiv-1. Hitung derajat hidrolisis dan tetapan hidrolisis.

Jawab :
Diketahui = 119,4 -1 cm2 ekiv-1
= 103,0 -1 cm2 ekiv-1
= 413,0 -1 cm2 ekiv-1
Berdasarkan persamaan (18) :
(119,4 -103,0)-1 cm2 ekiv-1
h = -1 2 -1
= 5,29 x 10-2
(413,0 103,0) cm ekiv
(5,29 102 )2 (0,00781)
Kh= = 2,31 x 10-5
1 - 5,29 102

D. Penentuan Struktur Senyawa Kompleks


Kobal (III) klorida dapat membentuk berbagai senyawa kompleks, misalnya :
(a) [Co(NH3)6]Cl3
(b) [Co(NH3)5 (NO2)]Cl2
(c) [Co(NH3)4 (NO2)2]Cl
(d) [Co(NH3)3 (NO2)3]

Senyawa (a) memberikan 4 ion dalam larutan, sehingga daya hantarnya kira-kira akan sama dengan daya
hantar suatu elektrolit lain yang juga memberikan 4 ion pada konsentrasi yang sama, misalya lantanum
klorida, LaCl3.

Demikian pula larutan senyawa kompleks (b) mempunyai daya hantar yang kurang lebih sama besar dengan,
misalnya larutan CaCl2 pada konsentrasi yang sama.

Jadi, jika daya hantar larutan senyawa kompleks diukur dan kemudian dibandingkan dengan daya hantar suatu
elektrolit dengan jumlah ion diketahui, maka dapat diketahui jumlah ion dari senyawa kompleks itu dan jika
komposisinya juga diketahui, maka strukturnya dapat pula ditentukan. Data di bawah merupakan hasil
pengukuran daya hantar beberapa senyawa kompleks kobal (III) klorida dan elektrolit sederhana pada
konsentrasi 0,001 M, pada 25 oC.

(-1 cm2) (-1 cm2)


[Co(NH3)6]Cl3 461 LaCl3 411
[Co(NH3)5 (NO2)]Cl2 263 CaCl2 263
[Co(NH3)4 (NO2)2]Cl 105 NaCl 124
[Co(NH3)3 (NO2)3] 1,6
E. Kontrol Kualitas Air
Air yang diproses untuk konsumsi dan aqua-dm (demineralized) harus dikontrol dengan ketat jumlah ion
yang terlarut di dalamnya agar tidak melampaui batas-batas tertentu. Cara yang paling mudah untuk
melaksanakan ini ialah dengan pengukuran daya hantarnya.

F. Penentuan Kecepatan Reaksi


Bagi reaksi yang disertai dengan perubahan jumlah ion atau perubahan jenis ion, jalannya reaksi dapat
diikuti dengan mengukur daya hantar campuran reaksi selama reaksi itu berlangsung. Salah satu reaksi yang
dapat dikaji dengan metoda ini adalah reaksi penyabunan ester oleh basa :
CH3COOC2H5 + OH- CH3COO- + C2H5OH
Pada reaksi ini ion OH- yang mempunyai daya hantar tinggi diganti dengan ion asetat yang daya hantarnya
jauh lebih rendah, sehingga selama reaksi berlangsung daya hantar larutan akan berkurang.

11. Aktivitas Ionik


Salah satu kekurangan dari teori Arrhenius adalah bahwa teori ini berlaku untuk elektrolit lemah, tetapi
tidak berlaku untuk elektrolit kuat. Hal ini disebabkan elektrolit kuat berdisosiasi sempurna menjadi ion-
ionnya dan bukan berdisosiasi sebagian sebagaimana diramalkan oleh teori Arrhenius.
Bila zat terlarut tidak berdisosiasi (seperti zat terlarut nonelektrolit) maka aktifitasnya () sama dengan
konsentrasi (C) dikalikan dengan koefisien aktifitas () :
= (20)
Nilai pada pengenceran tak terhingga akan mendekati satu. Tetapi apabila zat terlarut dapat berdisosiasi
(seperti zat terlarut elektrolit), maka untuk menghitung aktifitas menjadi lebih rumit.
Sebagai contoh perhatikan elektrolit kuat AB yang berdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya :
+
+ + + + +
z+ dan z- adalah muatan kation dan anion
v+ dan v- adalah jumlah kation dan anion per molekul
Aktifitas kation diberi simbol + dan aktifitas anion , maka aktifitas rata-rata elektrolit adalah ( ) :
+ 1
+
= (+ ) atau = (+ ) (21)
dimana = + +
Aktifitas kation dan anion juga dapat dinyatakan dalam konsentrasi dan koefisisen aktifitasnya, sehingga :
+ = + + dan = (22)
+ dan adalah molalitas kation dan anion
+ dan adalah koefisien aktiftas kation dan anion
Bila konsentrasi elektrolit juga dinyatakan dalam molalitas (m), maka :
+ = + dan = (23)
Molalitas rata-rata dapat dituliskan sebagai :
+ 1
= (+ ) (24)
Jadi akan diperoleh :

= (25)

Karena nilai dapat diperoleh secara percobaan dari hasil pengukuran sifat-sifat koligatif, maka aktifitas rata-
rata larutan elektrolit dapat dihitung. Pada pengenceran tak terhingga, aktifitas rata-rata akan mendekati nilai
1.
Contoh soal :
Tuliskan persamaan koefisien aktifitas rata-rata dari :
a. Larutan CaCl2 1 molal
b. Larutan Mg3(PO4)2 1 molal
Jawab :
a. Untuk larutan CaCl2 1 molal akan diperoleh :
+ = 1 m dan = 2 m
+ 1
Jadi = (+ )
= [(1)1 (2)2]1/3 m
= 41/3 m

Sehingga =

2 )13
(+
= 1
4 3
2 )13
(+
=
1,587

12. Teori Elektrolit Debye-Huckel


Debye-Huckel memulai teorinya dengan asumsi bahwa elektrolit kuat akan berdisosiasi secara sempurna
menjadi ion-ionnya. Untuk larutan yang encer (< 0,01 m), interaksi yang terjadi antar ion-ion hanyalah gaya
tarik-menarik atau tolak-menolak yang memenuhi hukum Coulomb, yaitu :
1 2
= (26)
2
1 dan 2 = besar muatan listrik
= jaral antar muatan
= konstanta dielektrik
Pada pengenceran tak terhingga, ion-ion tidak saling mempengaruhi satu sama lain, dan karena jarak
besar, gaya Coulomb menjadi sangat kecil. Tetapi bila konsentrasi elektrolit cukup besar, ion-ion dengan
muatan yang berlawanan akan saling berinteraksi.karena adanya interaksi ini, konsnetrasi ion negatif di sekitar
ion positif lebih besar daripada konsentrasi ion negatif pada bagian larutan lainnya, demikan pula sebaliknya.
Karena adanya hal ini, terdapat kecenderungan suatu untuk menyelimuti dirinya dengan atmosfer yang
terdiri dari ion-ion yang berlawanan. Debye-Huckel menurunkan sebuah teori kuantitatif yang berlaku untuk
larutan elektrolit kuat encer. Debye-Huckel menurunkan sebuah persamaan untuk koefisien aktiftas ionik rata-
rata ( ) yang dikenal dengan hukum pembatasan Debye-Huckel :
1
3 | + | 20 2
ln = 3 ( ) (27.a)
() 2 (1000)

Atau
1,824 106 1
ln = 3 | + | () 2 (27.b)
() 2

Karena kebanyakan eksperimen dilakukan pada larutan dengan pelarut air dan suhu 25 oC, maka persamaan
(27) akan menjadi :
1
ln = 0,509| + | () 2 (28)
dimana :
| + | = muatan tanpa melihat tanda
= kekuatan ionik = 12 2
= konstanta dielektrik, untuk air pada 25 oC besarnya adalah 78,4
T = suhu (K)
N0 = bilangan Avogadro
e = muatan ion
k = konstanta Boltzman

Teori Debye-Huckel sangat bermanfaat untuk menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit, namun hanya
berlaku pada larutan dengan konsentrasi rendah. Pada konsentrasi yang tinggi, yaitu pada nilai I yang tinggi,
akan semakin meningkat dengan semakin besarnya kekuatan ionik.

13. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Apabila sifat koligatif larutan yang terdiri dari ion-ion yang dipelajari, akan tampak bahwa sifat koligatif
larutan ini menyimpang dari sifat koligatif yang diperlihatkan oleh larutan non elektrolit.
Bila elektrolit yang dipelajari tidak bersifat volatil, akan tampak bahwa penurunan tekanan uap dan kenaikan
titik didih yang terjadi kebih besar daripada yang diharapkan, demikian pula untuk teknan osmosis dan
penurunan titik beku.
Untuk menyatakan besarnya penyimpangan dari sifat-sifat ideal dapat digunakan faktor vant Hoff ().
didefinisikan sebagai :
nilai sifat koligatif yang teramati
= (29)
nilai sifat koligatif normal
Untuk larutan nonelektrolit, pada semua konsentrasi, akan bernilai satu. Untuk larutan elektrolit, nilai
selalu lebih besar daripada satu, besarnya nilai bergantung pada elektrolit yang digunakan. Misalnya nilai
untuk barium klorida lebih besar daripada nilai untuk kalium klorida. Juga semakin encer larutan, nilai akan
semakin besar ( akan semakin besar) dan akan mencapai nilai maksimum pada pengenceran tak terhingga.
Nilai maksimum untuk barium klorida adalah tiga, sedangkan nilai maksiumum untuk kalium klorida adalah
dua. Nilai akan semakin besar dengan meningkatnya suhu. Jadi sifat-sifat koligatif yang dihitung berdasarkan
nilai hanya berlaku pada suhu dimana diukur.
Contoh soal :
Suatu larutan yang terdiri dari 2 gram NaOH dalam 100 gram air membeku pada suhu -1,7 oC. Berapa faktor
vant Hoff untuk larutan ini ? (Diketahui Kb air = 1,86)

Karena sifat koligatif larutan hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut yang terdapat dalam larutan,
maka dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya nilai untuk suatu larutan elektrolit, jumlah partikel zat
terlarut yang terdapat dalam larutan itu akan semakin besar. Karena dalam larutan elektrolit partikel yang
terdapat dalam larutan adalah ion, maka dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan elektrolit bergantung
pada banyaknya io n dalam larutan.
Jadi untuk larutan elektrolit biner seperti NaCl dapat diharapkan bahwa penurunan titik beku larutan ini dua
kali penurunan titik beku larutan nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama dengn asumsi bahwa elektrolit
tersebut terdisosiasi sempurna.
Faktor vant Hoff dapat didefinisikan kembali sebagai :
jumlah partikel sebenarnya dalam larutan
= (30)
jumlah partikel sebelum disosiasi

Untuk elektrolit yang tidak terdisosiasi sempurna, hubungan antara dan derajat disosiasi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bila dalam larutan terdapat n molekul elektrolit AB, maka bila adalah derajat disosiasi pada kesetimbangan
maka akan diperoleh :
+
+ + + +
Konsentrasi pada kesetimbangan : (1 ) +
Dari persamaan (30) :
(1) + + +
=
n
+ + +
=
n
Jika = + + maka = jumlah partikel dalam larutan
Sehingga :
+
=
n
= 1 +
1
Atau : =
1

Anda mungkin juga menyukai