- Kesimpulan :
Hantaran elektrolitik terjadi karena :
a. Elektron masuk ke dalam dan keluar dari larutan melalui reaksi pada kedua elektroda.
b. Elektron lewat dalam larutan melalui migrasi ion.
= . (2)
Dengan : Ls = daya hantar jenis larutan
satuannya -1cm-1 atau -1m-1 (dalam satuan SI)
atau S.m-1 (S = Siemens)
Catatan :
- perhatikan bahwa konduktor sepanjang 1 cm dan luas 1 cm2 mempunyai volume 1 cm3. Akan tetapi tidak
selalu benar untuk menyatakan bahwa Ls adalah daya hantar 1 cm3 larutan.
- Ls suatu larutan elektrolit ditentukan dengan cara mengukur tahanannya dalam suatu sel daya hantar.
- Suatu sel daya hantar tertentu, dan A adalah tetap. Angka banding /A disebut tetapan sel, .
o slope = -b
0 C
5. Hukum KOHLRAUSCH
Untuk menentukan om yang berlaku baik untuk elektrolit kuat maupun elektrolit lemah didasarkan atas
hukum KOHLRAUSCH.
Pada pengenceran tak terhingga ion-ion bergerak secara bebas tanpa terpengaruh oleh gaya tarik-menarik
antar ion, dalam hal ini daya hantar molar sama dengan jumlah daya hantar molar tiap jenis ion dalam
larutan
om = om + + om (6)
dengan om = daya hantar ekivalen (molar) kation pada pengenceran tak terhingga
om = daya hantar ekivalen (molar) anion pada pengenceran tak terhingga
Penerapan utama hukum KOHLRAUSH adalah untuk mencari harga om elektrolit lemah dari garam-
garamnya yang merupakan elektrolit kuat.
om (AD) = om (AB) + om (CD) - om (CB)
om (AD) = oA+ + oB- + oC+ + oD- - oC+ - oB-
om (AD) = oA+ + oD- (7)
dengan om adalah daya hantar molar pada pengenceran tak terhingga dari spesies, AD, AB, CD, dan CB, dan
umumnya ini merupakan elektrolit kuat kecuali AD.
Contoh : om untuk asam asetat, HAc dapat ditentukan sebagai berikut :
om (HAc) = om (NaAc) + om (HCl) - om (NaCl)
6. Hukum Disosiasi Arrhenius
Menurut Arrhenius, daya hantar molar menurun jika konsentrasi larutan dinaikkan disebabkan karena
berkurangnya jumlah ion pembawa arus dan hal ini terjadi karena elektrolit dalam larutan tidak mengion
dengan sempurna.
Derajat disosiasi larutan elektrolit lemah dapat ditentukan dari angka banding daya hantar pada konsentrasi
tertentu dengan daya hantar pada pengenceran tak hingga. Dengan asumsi bahwa ion-ion yang bermuatan
listrik tidak mempunyai pengaruh timbal balik terhadap sifatnya masing-masing.
m
= (8)
Catatan :
- Teori Arrhenius cukup memuaskan bila diterapkan pada larutan elektrolit lemah, tetapi gagal untuk
larutan elektrolit kuat.
- Elektrolit kuat dianggap mengion dengan sempurna dalam larutan, dan adanya ion-ion yang bermuatan
listrik pasti mempunyai pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat larutan.
Hukum disosiasi Arrhenius dapat digunakan untuk menentukan konstanta disosiasi larutan elektrolit lemah.
Misalnya, untuk suatu elektrolit lemah biner AB
AB A+ + B-
Mula-mula 1M - -
Terurai M M M
Akhir (1-M) M M
[+ ][ ]
=
[]
()()
=
(1)
2
= (9)
(1)
Tabel 4. Mobilitas ion dalam air pada pengenceran tak hingga pada 25 oC
Kation U Anion U
(m2 V-1 s-1) (m2 V-1 s-1)
H3O+ 36,25 x 10-8 OH- 20,64 x 10-8
Li+ 4,01 x 10-8 F- 5,74 x 10-8
Na+ 5,19 x 10-8 Cl- 7,91 x 10-8
K+ 7,62 x 10-8 NO3- 7,41 x 10-8
NH4+ 7,62 x 10-8 ClO3- 6,70 x 10-8
Mg2+ 5,50 x 10-8 CH3COO- 4,24 x 10-8
Ca2+ 6,17 x 10-8 SO43- 8,29 x 10-8
Pb2+ 7,20 x 10-8 CO32- 7,18 x 10-8
Cu2+ 5,56 x 10-8 C6H5COO- 3,36 x 10-8
Pada pengenceran tak hingga, gaya antar ion tidak ada, sehingga (Cl) mempunyai nilai yang sama dalam
larutan NaCl, KCl, dan sebagainya.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa H3O+ dan OH- memiliki mobilitas paling besar di antara kation dan anion lainnya.
MENGAPA ????
8. Bilangan Hantaran
Bilangan hantaran suatu jenis ion menyatakan fraksi dari arus total yang dihantar oleh ion tersebut. Fraksi
dari arus total yang dibawa oleh masing-masing ion tidak sama. Misalnya dalam larutan asam nitrat encer, ion
nitrat hanya membawa 0,16 bagian dari arus total, sementara ion hidrogen membawa 0,84 bagian. Ion
hidrogen membawa fraksi arus total yang lebih besar karena ion tersebut bergerak lebih cepat dibandingkan
ion nitrat.
+
+ = atau = (13)
dengan t+ = bilangan hantaran ion positif
t- = bilangan hantaran ion negatif
karena Itot = I+ + I-
maka t + + t- = 1
Hubungan antara bilangan hantaran dengan kecepatan ion dinyatakan dengan :
+ +
= (14)
jika di dalam larutan terdapat lebih dari satu jenis elektrolit, maka :
= 1 (14)
9. Penentuan BIlangan Hantaran
A : amperemeter
B : baterai
C : coulometer
R : tahanan
- Elektrolit yang dipelajari dimasukkan ke dalam alat sebagai lapisan atas, sementara lapisan bawahnya
merupakan suatu garam dengan anion yang sama dengan elektrolit, dan kation nya harus mempunyai
mobilitas lebih kecil dari kation elektrolit.
- Contoh, jika larutan HCl yang akan dipelajari, maka HCl digunakan sebagai lapisan atas dan lapisan
bawahnya bisa menggunakan larutan CdCl2.
- Jika arus listrik dialirkan, baik ion H+ dan ion Cd2+ bergerak ke arah elektroda negatif, dan ion H+ bergerak
relatif lebih cepat. Anion Cl- akan bergerak ke elektroda positif.
- Antara larutan HCl dan larutan CdCl2 terdapat perbatasan yang jelas karena ion-ion Cd2+ tidak dapat
mendahului ion-ion H+. Saat ion H+ naik, tempatnya digantikan oleh ion Cd2+, karena itu perbatasan antar
kedua larutan juga bergerak naik.
- Misalnya volume yang dilewati oleh gerakan perbatasan adalah dari a ke b jika listrik dialirkan.
- Jumlah listrik yang lewat adalah sebesar Q (ditentukan oleh Coulometer)
- Jika konsentrasi larutan HCl adalah C, maka konsentrasi H+ juga C. Berarti H+ yang berpindah dari a ke b
adalah sebesar V x C
- Dengan mengetahui jumlah mol H+ yang berpindah dapat dihitung jumlah muatan yang diangkutnya, Q+
- Dengan demikian maka t+ dapat ditentukan :
+
+ = (15)
dimana + = + +
Contoh soal :
Bilangan hantaran Na+ dalam larutan NaCl 0,020 M ditentukan dengan metode perbatasan bergerak. Batas
antara larutan NaCl dan CdCl2 bergerak sejauh 6,00 cm dalam waktu 34,5 menit dengan kuat arus 1,60 mA.
Luas penampang sel 0,120 cm2. Hitung bilangan hantaran Na+.
9.2 Metode HITTORF
Metode ini didasarkan atas penentuan perubahan konsentrasi elektrolit di sekitar elektroda, yang disebabkan
karena migrasi ion dan elektrolisis.
Alat HITTORF
A : ruang anoda
T : ruang tengah
K : ruang katoda
B : baterai
R : tahanan
M : amperemeter
C : coulometer
- Sel tediri dari tiga bagian yang terpisah.
- Untuk menghitung jumlah listrik yang mengalir, sel Hittorf dihubungkan dengan coulometer, C., kemudian
dihubungkan dengan sumber arus B dan tahanan R. Amperemeter, M, berguna untuk mengatur arus.
- Sel diisi dengan elektrolit yang konsentrasi awalnya diketahui.
- Arus listrik dialirkan dan larutan dielektrolisis cukup lama sampai diperoleh perubahan konsentrasi yang
cukup nyata di sekitar elektroda. Arus listrik kemudian dihentikan dan larutan dari salah satu elektroda atau
kedua elektroda dikeluarkan secara terpisah kemudian ditimbang dan dianalisis.
- Dengan mengetahui jumlah masing-masing ion pada keadaan awal dan akhir serta jumlah listrik total yang
mengalir, dapat ditentukan jumlah ion-ion yang pindah sehingga bilangan hantaran dari ion dapat
diketahui.
+
- Untuk kation : + =
- Untuk anion : =
Contoh penentuan bilangan hantaran Ag+ dan NO3- didasarkan pada aliran listrik melalui sel Hittorf yang diisi
dengan larutan AgNO3, dengan elektroda Ag.
Alternatif lainnya bisa digunakan elektroda yang reversibel terhadap anion, yaitu reaksi elektrodanya dapat
menghasilkan dan mengurangi anion. Misalnya, sel diisi dengan larutan NaCl dengan elektrode perak-perak
klorida (Ag-AgCl) yakni elektroda perak yang dilapisi dengan perak klorida.
- Saat listrik dialirkan, di anoda terjadi oksidasi Ag menjadi Ag +. Ag+ hasil reaksi akan bertemu dengan Cl- dari
larutan NaCl membentuk endapan AgCl. Dengan demikian reaksi yang terjadi di anoda adalah :
Ag (s) + Cl- (aq) AgCl (s) + e
- Dan di katoda terjadi reaksi reduksi Ag+ (dalam bentuk AgCl) membentuk logam Ag :
AgCl (s) + e Ag (s) + Cl- (aq)
- Ion-ion Na+ bermigrasi dari anoda ke katoda dan ion-ion Cl- bermigrasi dari katoda ke anoda.
- Analisis terhadap larutan di daerah anoda :
Na+ yang ada di daerah anoda = Na+ mula-mula - Na+ yang pindah dari anoda ke katoda
Cl- yang ada di daerah anoda = Cl- mula-mula Cl- yang bereaksi + Cl- yang pindah dari katoda ke anoda
- Analisis terhadap larutan di daerah katoda :
Na+ yang ada di daerah katoda = Na+ mula-mula + Na+ yang pindah dari anoda ke katoda
Cl- yang ada di daerah katoda = Cl- mula-mula + Cl- hasil reaksi - Cl- yang pindah dari katoda ke anoda
Contoh :
Larutan AgNO3 0,01 M dielektrolisis selama waktu tertentu dalam sel Hittorf menggunakan dua elektrode
perak. Dalam waktu tesebut arus listrik sebanyak 28,8 C dialirkan ke dalam larutan. Analisis dari larutan dalam
katoda dan anoda pada akhir percobaan memberikan data sbb :
Lar.Katoda Lar.Anoda
Massa Larutan 27,12 g 20,09 g
Jumlah ion Ag+ yg ada 11,54 mg 39,66 mg
Tentukan bilangan hantaran kation dan anion.
Jawab :
Analisis larutan di katoda :
g
MrAgNO3 + 170 mol
Massa AgNO3 = x Massa Ag = g x 11,54 mg = 18,165 mg
Ar Ag 108 mol
Perhitungan yang lebih teliti akan diperoleh jika harga diperkirakan dari persamaan Onsager :
= o (o + a) C
Dalam hal ini konsentrasi C mula-mula dihitung dari persamaan (17), kemudian dengan harga C ditentukan
dengan persamaan persamaan di atas.
Contoh :
Penentuan kelarutan AgCl pada 25 oC
Data eksperimen : Ls (lar.jenuh) = 3,41 x 10-6 -1 cm-1
Ls (H2O) = 1,60 x 10-6 -1 cm-1
Data dari tabel (2) : o (Ag+) = 61,92 -1 cm2 ekiv-1
o (Cl-) = 76,34 -1 cm2 ekiv-1
Persamaan Onsager bagi AgCl pada 25 oC : = 138,26 91,21 C
Hitung kelarutan AgCl dalam satuan ekiv/L.
Jawaban :
Berdasarkan persamaan (17) :
1000 (3,41- 1,60) 10 6
C= = 1,309 x 10-5 ekiv/L
61,92 + 76,34
Perhitungan yang lebih teliti :
= 138,26 91,21 1,309 x 105 = 137,93 -1 cm2 ekiv-1
1000 (3,41- 1,60) 10 6
C= = 1,312 x 10-5 ekiv/L
137,93
Contoh :
Garam anilin hidrogenklorida, C6H5NH3Cl, yang terbentuk dari basa lemah anilin, C6H5NH2, dan asam kuat HCl,
menghasilkan ion-ion C6H5NH3+ dan ion Cl- dalam larutan. Ion C6H5NH3+ terhidrolisis menurut :
C6H5NH3+ + H2O C6H5NH2 + H3O+
Pada konsentrasi 0,00781 M, daya hantar anilin hidrogenklorida yang diukur adalah 119,4 -1 cm2 ekiv-1,
sedangkan daya hantar larutan HCl pada konsentrasi yang sama adalah 413,0 -1 cm2 ekiv-1.
Jika pada larutan anilin hidrogenklorida 0,00781 M ditambahkan cukup anilin untuk menekan hidrolisis, maka
daya hantar larutan yang diukur adalah 103,0 -1 cm2 ekiv-1. Hitung derajat hidrolisis dan tetapan hidrolisis.
Jawab :
Diketahui = 119,4 -1 cm2 ekiv-1
= 103,0 -1 cm2 ekiv-1
= 413,0 -1 cm2 ekiv-1
Berdasarkan persamaan (18) :
(119,4 -103,0)-1 cm2 ekiv-1
h = -1 2 -1
= 5,29 x 10-2
(413,0 103,0) cm ekiv
(5,29 102 )2 (0,00781)
Kh= = 2,31 x 10-5
1 - 5,29 102
Senyawa (a) memberikan 4 ion dalam larutan, sehingga daya hantarnya kira-kira akan sama dengan daya
hantar suatu elektrolit lain yang juga memberikan 4 ion pada konsentrasi yang sama, misalya lantanum
klorida, LaCl3.
Demikian pula larutan senyawa kompleks (b) mempunyai daya hantar yang kurang lebih sama besar dengan,
misalnya larutan CaCl2 pada konsentrasi yang sama.
Jadi, jika daya hantar larutan senyawa kompleks diukur dan kemudian dibandingkan dengan daya hantar suatu
elektrolit dengan jumlah ion diketahui, maka dapat diketahui jumlah ion dari senyawa kompleks itu dan jika
komposisinya juga diketahui, maka strukturnya dapat pula ditentukan. Data di bawah merupakan hasil
pengukuran daya hantar beberapa senyawa kompleks kobal (III) klorida dan elektrolit sederhana pada
konsentrasi 0,001 M, pada 25 oC.
Atau
1,824 106 1
ln = 3 | + | () 2 (27.b)
() 2
Karena kebanyakan eksperimen dilakukan pada larutan dengan pelarut air dan suhu 25 oC, maka persamaan
(27) akan menjadi :
1
ln = 0,509| + | () 2 (28)
dimana :
| + | = muatan tanpa melihat tanda
= kekuatan ionik = 12 2
= konstanta dielektrik, untuk air pada 25 oC besarnya adalah 78,4
T = suhu (K)
N0 = bilangan Avogadro
e = muatan ion
k = konstanta Boltzman
Teori Debye-Huckel sangat bermanfaat untuk menjelaskan sifat-sifat larutan elektrolit, namun hanya
berlaku pada larutan dengan konsentrasi rendah. Pada konsentrasi yang tinggi, yaitu pada nilai I yang tinggi,
akan semakin meningkat dengan semakin besarnya kekuatan ionik.
Karena sifat koligatif larutan hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut yang terdapat dalam larutan,
maka dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya nilai untuk suatu larutan elektrolit, jumlah partikel zat
terlarut yang terdapat dalam larutan itu akan semakin besar. Karena dalam larutan elektrolit partikel yang
terdapat dalam larutan adalah ion, maka dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan elektrolit bergantung
pada banyaknya io n dalam larutan.
Jadi untuk larutan elektrolit biner seperti NaCl dapat diharapkan bahwa penurunan titik beku larutan ini dua
kali penurunan titik beku larutan nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama dengn asumsi bahwa elektrolit
tersebut terdisosiasi sempurna.
Faktor vant Hoff dapat didefinisikan kembali sebagai :
jumlah partikel sebenarnya dalam larutan
= (30)
jumlah partikel sebelum disosiasi
Untuk elektrolit yang tidak terdisosiasi sempurna, hubungan antara dan derajat disosiasi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bila dalam larutan terdapat n molekul elektrolit AB, maka bila adalah derajat disosiasi pada kesetimbangan
maka akan diperoleh :
+
+ + + +
Konsentrasi pada kesetimbangan : (1 ) +
Dari persamaan (30) :
(1) + + +
=
n
+ + +
=
n
Jika = + + maka = jumlah partikel dalam larutan
Sehingga :
+
=
n
= 1 +
1
Atau : =
1