Anda di halaman 1dari 5

10/14/2012

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia - FMIPA
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Gas Nyata
„ Pengamatan bahwa gas-gas nyata menyimpang dari hukum gas
ideal terutama sangat terlihat pada tekanan tinggi dan temperatur
rendah (relatif mendekati titik kondensasi gas).
TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) P rendah Æ Ideal T tinggi Æ Ideal
Sistem Gas Nyata

Drs. Iqmal Tahir, M.Si.


Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281

Tel : 087 838 565 047; Fax : 0274-545188


Email :
iqmal@ugm.ac.id atau iqmal.tahir@yahoo.com

Website :
http://iqmal.staff.ugm.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA
http://iqmaltahir.wordpress.com Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Gas Nyata Faktor pemampatan (kompresi), Z


Gas nyata berbeda dari gas ideal karena „ Faktor kompresi, Z, :
terdapat interaksi di antara molekul-molekulnya.
Rasio volume molar aktual suatu gas dibandingkan
‰ Gaya tolakan cukup berpengaruh saat

molekul-molekul akan saling bertumbuk


terhadap volume molar gas tersebut pada T & P yang
khususnya pada tekanan sangat tinggi. sama
„ Gas pada tekanan tinggi, gas yang kurang dimana V m = V/n
dapat terkompresi
‰ Gaya tarik yang akan bekerja saat jarak antar Menggunakan
M k hukum
hk gas ideal,
id l
molekul yang relatif jauh (beberapa kali
diameter molekul) V (Volume molar tereduksi) pV m = RTZ atau PV = nRTZ
„ Gas pada tekanan menengah yang lebih dapat
ditekan karena gaya tarik lebih dominan.
‰ Pada tekanan rendah, baik gaya tolakan
maupun tarikan tidak lagi berpengaruh
sehingga mendekati gas ideal.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Faktor Kompresi, Z Persamaan virial keadaan CO 2


„ Untuk gas karbondioksida
‰ Pada temperatur tinggi (>50°C) dan volume
„ Faktor kompresi suatu gas merupakan molar tinggi (V m > 0.3 L/mol), garis isotherm
ukuran penyimpangan dari keadaan terlihat mendekati gas ideal
ideal ‰ Kammerlingh-Onnes (1911) telah mengkaji
„ Tergantung pada tekanan (pengaruh gaya pola gas nyata dengan pendekatan
tolakan atau tarik) menggunakan ekspansi virial (persamaan
deret)
‰ z=1
Æp pada tekanan rendah, berkelakuan
secara ideal
‰ z<1 ‰ Lebih umum dengan berbasis n/V (1/V m)
Æ pada tekanan sedang maka gaya
tarikan dominan,
‰ z>1
Æ pada tekanan tinggi terlihat gaya ‰ B, C… tergantung pada temperatur
tolakan dominan ‰ B, C… disebut koefisien virial kedua, ketiga….
‰ Ekspansi virial ini umum digunakan pada
beberapa kajian kimia fisik
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

1
10/14/2012

Persamaan virial keadaan Persamaan virial keadaan


„ Gambaran koefisien virial kedua untuk berbagai gas pada variasi temperatur

„ Koefisien virial harus ditentukan secara eksperimen

„ Nilai koefisien ketiga dan seterusnya sangat kecil dibandingkan koefisien


kedua :
B/V m >> C/V m2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Persamaan virial keadaan Persamaan virial keadaan

„ Untuk campuran, koefisien tergantung pada fraksi mol „ Faktor kompresi, Z, adalah fungsi dari p dan T

B = x12B11 + 2 x1x2B12 + x22B22 ‰ Untuk gas ideal dZ/dp (slope grafik) = 0

x1x2B12 menunjukkan interaksi di antara kedua gas ‰ Untuk gas nyata, dZ/dp dapat ditentukan
dengan persamaan virial :
„ Substitusikan Vm (V =m Z= V
Z °);
V mdan
); dan
V °=RT/p
V m =RT/p

Slope = dZ/dP = B’ + 2pC’+ ….


„ Pada saat p → 0, dZ/dP → B’,
„ Namun demikian nilai B’ sendiri tidak perlu 0.
Oleh karena itu meskipun gas nyata Z Æ 1
ketika pÆ 0, maka kemiringan kurva Z terhadap
p tidak mendekati nol (nilai gas sempurna)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Temperatur Boyle PengembunanPada suatu temperatur T konstan, jika suatu gas nyata
„

„ Karena koefisien virial bergantung T, mungkin CO 2 ditekan dengan mengikuti isoterm berawal dari A, terlihat :
terdapat isoterm pada T tertentu yang memiliki ‰ Di dekat A, p meningkat mengikuti hukum Boyle
Z mendekati 1 dengan kemiringan nol pada (kelakuan sebagai gas nyata)
tekanan rendah atau volume molar tinggi. ‰ Mulai dari B sampai ke C mulai terjadi penyimpangan
hukum Boyle, tetapi p tetap bertambah
Æ disebut Temperatur Boyle, T b
‰ Pada titik C, p berhenti tidak bertambah (untuk CO2,~
„ PadaT B , B’ → 0 dan karena nilai koefisien kecil 60 atm)
maka berlaku p V m = RT untuk gas nyata „ Sifat gas ideal hilang
„ Jadi pada
p T b, sifat gas
g nyata
y sama dengan
g sifat „ Cairan mulai muncul dandan terdapat
terdapat dua
dua fasa
fasa
gas sempurna sewaktu p Æ 0 atau V m Æ → sepanjang garis CE
„ Gas tetap ada pada setiap titik karena kompresi
diimbangi dengan pengembunan.
2 phases
„ Tekanan pada kondisi garis CDE ini yakni saat
cairan dan uap berada pada keadaan
kesetimbangan disebut tekanan uap dari cairan
pada temperatur eksperimen.
‰ Pada titik E, seluruh gas mengembun menjadi cairan
‰ Pengurangan volume lebih jauh akan memerlukan
pengerahan tekanan yang sangat besar.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

2
10/14/2012

Konstanta Kritis Konstanta kritis untuk variasi gas


„ Untuk kasus CO2 pada isoterm T 404,19K
atau 31,04 oC, terdapat keadaan istimewa
pada teori keadaan materi, yang disebut
temperatur kritis (Tc).
„ Pada kondisi ini dua fasa cair dan gas tidak
berlangsung dan berimpit pada satu titik
tunggal, tanda * di kurva, yang disebut
sebagai titik kritis.
„ Kondisi pada titik kritis ini dinamakan
konstanta kritis meliputi :
Temperatur kritis (Tc)
Tekanan kritis (Pc)
Volume molar kritis (Vc)
„ Di atas Tc hanya ada fase gas, jadi fase
cairan suatu zat tidak mungkin terbentuk.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Variabel tereduksi Asas keadaan yang berkesusaian


„ Sebagai skala relatif untuk membandingkan sifat beberapa obyek
„ Menggunakan konstanta kritis sebagai sifat fisik suatu gas maka
akan diperoleh skala baru.
P
PR = (Tekanan tereduksi)
Pc
T
TR = (Temperatur tereduksi)
Tc

VR =
Vc
„ Pengamatan yang mewujudkan gas nyata pada volume dan
temperatur yang sama melakukan tekanan tereduksi yang sama
disebut asas keadaan yang bersesuaian.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Contoh : Persamaan keadaan lain


Sampel argon dengan volume molar 17,2 L.mol-1 dipertahankan pada „ Persamaan virial adalah bersifat fenomenologikal dimana
10,0 atm dan 280 K. Pada volume molar, tekanan dan temperatur konstantanya tertentu untuk suatu gas dan harus ditentukan secara
berapa sampel nitrogen dalam keadaan yang berkesusaian seperti eksperimen.
sampel argon itu ? „ Beberapa persamaan keadaan untuk gas nyata antara lain adalah:
Data : ‰ Berthelot (1898)
Gas Pc /atm Vc /(cm 3.mol -1) Tc / K „ Lebih baik dari pada persamaan van der Waals pada tekanan yang tidak lebih
dari 1 atm
Ar 48.0 75.3 150.7
N2 33 5
33.5 90 1
90.1 126 3
126.3 ⎛ na ⎞
2

⎜p + ⎟( → nB)) = nRT
⎟(V
P
⎝ TV ⎠ 2

PR = A, B merupakan suatu konstanta


Pc „

van der Waals (1873)


⎛n⎞
2

TR =
T ‰
nRT RT a
Tc p= → a⎜ ⎟ = →
V
V → nb ⎝ V ⎠ V →b V m m
2

VR =
Vc
RTe →a / RTV
m

‰ Dieterici (1899) p=
Vm → b
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

3
10/14/2012

Persamaan van der Waals Persamaan van der Waals


2 ⎛ 2 ⎞
nRT n a
P= → ⎜ P + n a ⎟(V → nb) = nRT
V → nb V 2 ⎜ V 2 ⎟⎠

Koreksi untuk Koreksi untuk gaya ⎛n⎞
2
nRT RT a
tolakan molekular tarikan molekular p= → a⎜ ⎟ = →
V → nb ⎝ V ⎠ V →b V m m
2

Gaya tolak menolak antarmolekul,


antarmolekul Gaya tarik menarik antarmolekul akan
menyebabkan volume molekul gas mengurangi gaya tumbukan pada Koefisien van der Waals
walaupun kecil tidak dapat diabaikan. dinding wadah yaitu sebanding dengan
Molekul gas tidak lagi bergerak bebas konsentrasi molar molekul gas (n/V). gas a b
dalam wadah dengan volume V, tetapi Karena p tergantung pada frekuensi / atm. L2. mol-2 /10-2L 2. mol-1
dalam ruangan yang lebih kecil (V – tumbukan dg dinding dan gaya tiap Ar 1.337 3.20
nb) tumbukan, maka tekanan gas riil
berkurang sebanding dengan (n/V) 2.
CO2 3.610 4.29
Sehingga : p V = nRT
menjadi p (V – nb) = nRT Sehingga : p V = nRT He 0.0341 2.38
menjadi (p + an 2/v2) V = n R T Xe 4.137 5.16
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Persamaan van der Waals J.D van der Waals


Ideal vs van derWaals Isotherms @ n = 1 Johannes Diderik van der Waals (1837-
60 1923), seorang fisikawan dari Belanda yang
Ideal Gas (150K)
memenangkan hadiah Nobel tahun 1920
Xe (150K)
Ideal Gas (450K)
50 dalam bidang fisika karena mengkaji
Xe (450 K)
persamaan keadaan gas dan cairan.
Ideal Gas (289.75K)
„ Di atas Tc, fiting cukup baik
Xe (Tc=289.75K)
40
Persamaan ini merupakan teori
„ Di bawah Tc, terdapat semiempirikal karena berbasis pada hasil
penyimpangan pengamatan eksperimen yang
30
dikombinasikan dengan perlakuan
termodinamik.
20

10

0
0.1 1 10
V (Liters)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Persamaan van der Waals Contoh


T = 260K; n = 0.25 moles
400

nRT n2a
P= →
350

300 Ideal Gas


CO2 (van der Waals) V → nb V 2
250

200

150

100

50

0
0 01
0.01 01
0.1 1
V (L)

„ Temperatus kritis CO 2 adalah 304.2 K (31.05°C)


„ Di bawah Tc, terjadi osilasi
‰ Loop van der Waals
‰ Model yang tidak realistik karena kenaikan p dapat menyebabkan kenaikan
volume.
‰ Umumnya diperbaiki dengan garis lurus pada area tersebut ( Konstruksi
Maxwell)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

4
10/14/2012

Ciri-ciri persamaan van der Waals


1. Isoterm gas ideal diperoleh pada T>>> dan Vm besar
P = RT/Vm-b - a/V2m
a/V2m dapat diabaikan, karena Vm >>> maka Vm-bÆ Vm
sehingga : P = RT/Vm (GAS IDEAL)

2. Cairan dan gas dapat berada bersama bila gaya kohesi dan efek
dispersi berada dalam keadaan kesetimbangan, yaitu bila :
RT/Vm – b = a/V2m (bentuk loop pada isoterm)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA


Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Ciri-ciri persamaan van der Waals Ciri-ciri persamaan van der Waals
3. Konstanta kritis berhubungan dengan koefisien-koefisien van der Waals 4.Temperatur Boyle juga berkaitan dengan temperatur kritis.
Untuk T < Tc, kurva isoterm berosilasi melalui suatu titik minimum dan Persamaan van der Waals dapat diubah menjadi persamanVirial
diikuti oleh suatu maksimum. Pada Tc, kurva isoterm mempunyai titik
infleksi dengan slope dan kelengkungannya sama dengan NOL
P = RT/Vm {1/(1-bVm-1) - a/(RT.Vm) }
(P + a/Vm ) (Vm – b) = R T
2
selama bVm-1 < 1, maka:
Pada Tc (Pc, Vc, dan Tc) :
Slope = dP/dVm = -RT/(Vm-b) 2 + 2a/V 3m = 0 (1-b/Vm)-1= 1 + b/Vm + b 2/V2m + …… sehingga:
Kelengkungan = d 2P/dV
P/dVm2m==2RT/(Vm-b)
2RT/(Vm-b) 3 – 6a/V 4m
m == 00
P = RT/Vm { 1 + b/Vm + (b/Vm) 2 + … - a/RTVm }
Hasil Penyelesaian:
Vm.c = 3b
Pc = a/3V 2m.c = a/27 b 2 P = RT/Vm { 1 + (b-a/RT) 1/Vm + …….. }
Tc = 8Pc.Vm.c/3R = 8a/27 R.b
Zc = Pc.Vm.c/R.Tc = 3/8 = 0.375 Koefisien virialkedua: B = b – a/RT
Pada suhu Boyle, B=0, sehingga: T B = a/Rb
Sementara itu: Tc = 8a/27R.b, shg: T B = 27/8 Tc
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM

Anda mungkin juga menyukai