Website :
http://iqmal.staff.ugm.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA
http://iqmaltahir.wordpress.com Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
1
10/14/2012
Untuk campuran, koefisien tergantung pada fraksi mol Faktor kompresi, Z, adalah fungsi dari p dan T
x1x2B12 menunjukkan interaksi di antara kedua gas Untuk gas nyata, dZ/dp dapat ditentukan
dengan persamaan virial :
Substitusikan Vm (V =m Z= V
Z °);
V mdan
); dan
V °=RT/p
V m =RT/p
Temperatur Boyle PengembunanPada suatu temperatur T konstan, jika suatu gas nyata
Karena koefisien virial bergantung T, mungkin CO 2 ditekan dengan mengikuti isoterm berawal dari A, terlihat :
terdapat isoterm pada T tertentu yang memiliki Di dekat A, p meningkat mengikuti hukum Boyle
Z mendekati 1 dengan kemiringan nol pada (kelakuan sebagai gas nyata)
tekanan rendah atau volume molar tinggi. Mulai dari B sampai ke C mulai terjadi penyimpangan
hukum Boyle, tetapi p tetap bertambah
Æ disebut Temperatur Boyle, T b
Pada titik C, p berhenti tidak bertambah (untuk CO2,~
PadaT B , B’ → 0 dan karena nilai koefisien kecil 60 atm)
maka berlaku p V m = RT untuk gas nyata Sifat gas ideal hilang
Jadi pada
p T b, sifat gas
g nyata
y sama dengan
g sifat Cairan mulai muncul dandan terdapat
terdapat dua
dua fasa
fasa
gas sempurna sewaktu p Æ 0 atau V m Æ → sepanjang garis CE
Gas tetap ada pada setiap titik karena kompresi
diimbangi dengan pengembunan.
2 phases
Tekanan pada kondisi garis CDE ini yakni saat
cairan dan uap berada pada keadaan
kesetimbangan disebut tekanan uap dari cairan
pada temperatur eksperimen.
Pada titik E, seluruh gas mengembun menjadi cairan
Pengurangan volume lebih jauh akan memerlukan
pengerahan tekanan yang sangat besar.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
2
10/14/2012
VR =
Vc
Pengamatan yang mewujudkan gas nyata pada volume dan
temperatur yang sama melakukan tekanan tereduksi yang sama
disebut asas keadaan yang bersesuaian.
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
⎜p + ⎟( → nB)) = nRT
⎟(V
P
⎝ TV ⎠ 2
TR =
T
nRT RT a
Tc p= → a⎜ ⎟ = →
V
V → nb ⎝ V ⎠ V →b V m m
2
VR =
Vc
RTe →a / RTV
m
Dieterici (1899) p=
Vm → b
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM
3
10/14/2012
10
0
0.1 1 10
V (Liters)
nRT n2a
P= →
350
200
150
100
50
0
0 01
0.01 01
0.1 1
V (L)
4
10/14/2012
2. Cairan dan gas dapat berada bersama bila gaya kohesi dan efek
dispersi berada dalam keadaan kesetimbangan, yaitu bila :
RT/Vm – b = a/V2m (bentuk loop pada isoterm)
Ciri-ciri persamaan van der Waals Ciri-ciri persamaan van der Waals
3. Konstanta kritis berhubungan dengan koefisien-koefisien van der Waals 4.Temperatur Boyle juga berkaitan dengan temperatur kritis.
Untuk T < Tc, kurva isoterm berosilasi melalui suatu titik minimum dan Persamaan van der Waals dapat diubah menjadi persamanVirial
diikuti oleh suatu maksimum. Pada Tc, kurva isoterm mempunyai titik
infleksi dengan slope dan kelengkungannya sama dengan NOL
P = RT/Vm {1/(1-bVm-1) - a/(RT.Vm) }
(P + a/Vm ) (Vm – b) = R T
2
selama bVm-1 < 1, maka:
Pada Tc (Pc, Vc, dan Tc) :
Slope = dP/dVm = -RT/(Vm-b) 2 + 2a/V 3m = 0 (1-b/Vm)-1= 1 + b/Vm + b 2/V2m + …… sehingga:
Kelengkungan = d 2P/dV
P/dVm2m==2RT/(Vm-b)
2RT/(Vm-b) 3 – 6a/V 4m
m == 00
P = RT/Vm { 1 + b/Vm + (b/Vm) 2 + … - a/RTVm }
Hasil Penyelesaian:
Vm.c = 3b
Pc = a/3V 2m.c = a/27 b 2 P = RT/Vm { 1 + (b-a/RT) 1/Vm + …….. }
Tc = 8Pc.Vm.c/3R = 8a/27 R.b
Zc = Pc.Vm.c/R.Tc = 3/8 = 0.375 Koefisien virialkedua: B = b – a/RT
Pada suhu Boyle, B=0, sehingga: T B = a/Rb
Sementara itu: Tc = 8a/27R.b, shg: T B = 27/8 Tc
LABORATORIUM KIMIA FISIKA LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia – FMIPA, UGM Jurusan Kimia – FMIPA, UGM