Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aluminium adalah logam yang keberadaannya memiliki jumlah besar dan
beragam penggunaannya. Hal ini disebabkan beberapa hal yaitu kelimpahan
aluminium dikulit bumi cukup besar, pengolahanya relatif mudah dan murah,
serta aluminium mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah
dimodifikasi. Sebagai salah unsur golongan III A yang berada pada periode
ketiga, aluminium merupakan unsur golongan ligan dan dapat membentuk
senyawa oksida dan hidroksida amfoter.
Senyawa kompleks merupakan suatu senyawa yang atom pusatnya
berikatan dengan ligan-ligan. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks
oktahedral seperti kalium trioksaloto aluminat K3Al(C2O4).3H2O. pada senyawa
kompleks kalium trioksalato aluminat, unsur aluminium berperan sebagai atom
pusat dan berikatan dengan ligan C2O2. Anion trioksalat berfungsi sebagai
pelindung (zat pengkhelat) ion Al dapat bereaksi dengan unsur atau senyawa lain.
Kompleks netral ini larut dalam pelarut organik seperti benzene, n-heksena,
kloroform, dan sebagainya, tetapi tidak larut dalam pelarut polar seperti air.
Pada praktikum kali ini kita akan mencoba membuat Kalium Trioksilato
Aluminat K3Al(C2O4)3H2O dengan menggunkan aluminium foil.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dikaji dalam percobaan ini adalah bagaimana cara
pembuatan kalium trioksilato aluminat K3Al(C2O4)3H2O ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara
pembuatan kalium trioksalato aluminat K3Al(C2O4)3H2O.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini yaitu dapat mengetahui cara
pembuatan kalium trioksalato aluminat K3Al(C2O4)3H2O

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion


logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan
kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga
senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi (Susianty, 1987).
Senyawa koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana
(kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat
membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam
transisi dan ligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam
transisi.

Interaksi

reaksi asam-basa

antara kation

Lewis.

logam

transisi dengan ligan merupakan

Menurut Lewis, ligan merupakan basa

Lewis yang

berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam
transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor)
elektron.

Dengan

demikian,

antara ligan dengan kation

terjadi

logam

ikatan

transisi

kovalen

pada

proses

koordinasi

(datif)

pembentukan ion

kompleks. Kation logam transisikekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki


sekurangnya sepasang elektron bebas (Rivai, 1990).
Senyawa kompleks di laboratorium dapat disintesa dengan mereaksikan
ligan yang merupakan suatu basa dan mempunyai pasangan elektron bebas
dengan logam yang merupakan penerima pasangan electron yang didonorkan oleh
ligan. Berdasarkan banyaknya elektron yang didonorkan oleh ligan maka ligan
dapat diklasifikasikan menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan

multidentat. Ligan monodentat hanya dapat mendonorkan sepasang elektron yang


dimilkinya ke logam. Ligan bidentat dapat mendonorkan dua pasang elektron
yang dimilikinya ke logam, sedangkan banyak elektron yang bisa didonorkan ke
logam pada ligan multidentat. Ligan-ligan multidentat ini pula yang dapat
membentuk struktur kelat dalam kimia koordinasi oleh karena banyaknya
pasangan elektron yang bisa didonorkan ke logam (Saria, 2012).
Pembentukan senyawa kompleks atau khelat tersebut dapat bersifat
unidentat, apabila suatu molekul ligan berikatan dengan satu kation, sedangkan
bidentat, tridentat, tetradentat, atau pentadentat apabila molekul ligan masingmasing sebanyak dua, tiga, empat, atau lima berikatan dengan kation yang sama.
Pembentukan kompleks antara molekul organik dengan ion logam yang
membentuk lebih dari satu ikatan biasanya akan meningkatkan kestabilan
senyawa kompleks . Kation-kation polivalen seperti Cu2+, Ca2+, Zn2+, Al3+, Fe3+
cenderung membentuk ikatan polidentat yang menempati posisi dua atau lebih
ikatan dengan kation-kation tersebut (Zahrah, 2010).
Senyawa anorganik yang digunakan seperti nitrit, kromat, fosfat, dan urea.
Senyawa tersebut merupakan bahan kimia yang berbahaya, mahal, tidak ramah
lingkungan, karena sifat racunnya dapat menyebabkan kerusakan sementara atau
permanen pada sistem organ tubuh mahluk hidup seperti gangguan pada ginjal,
hati dan juga sistem enzim. Sedangkan senyawa organik yang digunakan adalah
senyawa yang mengadung atom N, O, P, S dan atom-atom lain yang memiliki
pasangan elektron bebas sehingga mampu membentuk senyawa kompleks dengan
logam (Irianty, 2013).

III.

METEDOLOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Percobaan ini di laksanakan pada hari Kamis tanggal 13 November 2014,
pada pukul 07.30 - 10.00, bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu gelas kimia 200 mL, gelas ukur 100
mL, corong, dan pemanas listrik.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu serutan aluminium foil, kalium
hidrosida, etanol, asam oksalat, KMnO4, alizarin, tissue dan kertas saring.

C. Prosedur Kerja
1 g Serutan
aluminium

14 g oksalat
dihidrat
- ditambahkan

- ditimbang dalam gelas kimia

sedikit demi

200 mL 10 mL

sedikit kedalam

- ditambahkan 300 mL larutan

aquades panas

KOH 20%
- di didihkan
Larutan I

Larutan II

- di aduk dan disaring dengan kertas


saring whatman
- di dinginkan sampai suhu kama
- di tambahkan 50 ml etanol
- dikocok
- dicuci kristal yang terbentuk
dengan etanol 50 % dan etanol
murni.
Berat kristal

= 5,67 gram

%Rendamen

= 67,71%

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Diketahui: Berat kristal =

gram

Ditanya: % rendamen?
Penyelesaian:
% rendamen =

=
= 67,71%
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Al (s) + 3H2CO2O4 (aq)

KOH

K3Al (C2O4) 3H2O (aq)

2Al + 2OH- + 6H2O 2[Al(OH)4]- + 3H2


[Al(OH)4]- + 3 C2O42- [Al(C2O4)3]3- + 4OH[Al(C2O4)3]3- + 2OH + 3 K K3Al(C2O4)3.H2O
Al3+ + 3OH- Al(OH)3

B. Pembahasan
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion
logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan
kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga
senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi.
Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion kompleks
adalah kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negative yang terdiri atas
sebuah logam atom pusat dan jumlah ligan yang mengelilingi logam atom pusat.
Logam atom pusat memiliki bilangan oksida nol, positif sedangkan ligan bisa
bermuatan netral atau anion pada umumnya. Beberapa contoh senyawa kompleks
yaitu : [Co3+,(NH3)6]3+ - [Ni0(CN)4]4- dan [Fe2+,(CN)6]4- - [Co+,(CO)4]3.
Pada praktikum kali ini digunakan kalium trioksaloto aluminat
K3Al(C2O4).3H2O sebagai salah satu ion kompleks, dimana unsur aluminium
berperan sebagai atom pusat yang berikatan dengan ligan C2O4 dan counter ion
kalium. Dalam pembuatan kalium trioksaloto aluminat melalui beberapa tahap
diantaranya penyaringan, pemanasan, dan pengeringan. Pada tahap penyaringan
diperoleh berat kertas saring sebesar 0,431 gram, setelah tahap penyaringan maka
dilakukan pengeringan pada desikator hingga terbentuk kristal. Pada pembuatan
trioksaloto aluminat K3Al(C2O4).3H2O ini 1 gram serutan aluminium kedalam
gelas kimia 200 mL ditambahkan 30 mL KOH 20% sedikit demi sedikit,
larutannya akan berbuih dengan hebat karena terjadi pelepasan gas H2 . setelah itu
larutan ini disaring ditambahkan lagi 14 gram oksalat dihidrat. Penggunaan

larutan 50 mL etanol berfungsi sebagai pemurni larutan sehingga diperoleh Kristal


murni.
Berat kristal yang terbentuk diperoleh dari berat kristal + berat kertas
saring dikurang dengan berat kertas saring tersebut. Hingga diperoleh berat kristal
sebesar 4,74gram . Berdasarkan berat kristal yang diperoleh maka dilakukan
analisis

untuk

menentukan

%rendamen

yang terbentuk.

menunjukkan bahwa %rendamen yang terbentuk sebesar 67,71%.

Hasil

analisis

V.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan kalium triosalato aluminat K3Al (C2O4).3H2O melalui beberapa tahap
diantaranya penyaringan, pemanasan, dan pengeringan.
yang di peroleh yaitu

Adapun berat Kristal

gram dengan persen rendamen sebesar

DAFTAR PUSTAKA

Rivai. 1990. Kimia Anorganik. Media Pustaka. Jakarta.


Susianty. 1987. Kimia Dasar Anorganik. Gramedia. Jakarta.
Zahrah S. 2010. Serapan Hara N, P, K, dan Hasil Berbagai Varietas Tanaman
Padi Sawah dengan Pemberian Amelioran Ion Cu, Zn, Fe, pada Tanah
Gambut. Jrnal Natur Indonesia. Vol.12. No.2.
Irianty S.R., Khairat. 2013. Ekstrak Daun Pepaya sebagai Inhibitor Korosi pada
Baja AISI 4140 dalam Medium Air Laut. Jurnal Teknobiologi. Vol.4.
No.2.
Saria Y., Lucyanti, Hidayati N., Lesbani A. 2012. Sintesis Senyawa Kompleks
Kobalt dengan Asetilasetonato. Jurnal Penelitian Sains. Vol.15. No.3.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I


PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM TRIOKSALATO ALUMINAT (K3Al(C2O4).3H2O)

OLEH:
NAMA

: KEFFIN ARIGHI

STAMBUK

: F1C1 13 047

KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN

: ABDUL WAHAB

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai