TINJAUAN PUSTAKA
maka plot absorbansi terhadap volume titran terdiri dari 2 garis lurus
akhir titrasi. Bentuk kurva titrasi fotometri ditunjukkan pada Gambar 2.1:
5
6
Kurva (a) (Gambar 2.1) adalah tipe titrasi dimana titran saja yang
mengabsorpsi misal: titrasi arsenik (III) dengan larutan bromat-bromida; kurva (b)
adalah tipe dari sistem dimana produk reaksi yang mengabsorpsi, misal: titrasi
kobalt (II) oleh EDTA; kurva (c) akan dihasilkan apabila analit diubah menjadi
produk yang tidak mengabsorpsi, misal: titrasi toludin didalam butanol oleh asam
perklorat; kurva (e) dihasilkan apabila suatu analit berwarna diubah menjadi
produk yang tidak berwarna oleh titran yang berwarna, misal: reaksi brominasi
pada zat warna; kurva (d) dan (f) mungkin dihasilkan apabila terjadi reaksi
(Willard, 1988).
maksimum tidak menyebabkan suatu gangguan. Presisi 0,5% atau lebih dapat
pencapuran oleh spesies absorpsi lain dan perlukan absorpsivitas molar dimana
dapat menyebabkan perubahan dalam absorbansi selama titrasi untuk jatuh pada
rentang yang tepat. Sering panjang gelombang (λ) yang dipilih terletak jauh dari
lurus akan diperoleh bila dibuat suatu koreksi. Dengan koreksi ini pengukuran
Faktor koreksi =
7
Dimana V adalah volume larutan mula-mula dan v adalah volume titran yang
ditambahkan setiap saat. Jika koreksi tidak dibuat, garis lengkung ke bawah akan
diperoleh sehingga garis potong yang diperoleh adalah keliru (Willard, 1988).
Dalam titrasi fotometri lebih baik digunakan titran yang pekat dan
absorbansi terhadap kosentrasi maka akan dihasilkan garis lurus sampai suatu
nilai absorbansi di mana kesalahan akibat sesetan sinar mulai timbul. Metode
tersebut dapat digunakan untuk larutan dengan kekuatan ion tinggi atau pun
rendah dan juga pada pelarut bukan air. (Basset, 1994; Khopkar, 1990; Willard,
1988).
dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang sering
+ Na2EDTA +2
Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit kelebihan EDTA) maka kompleks
berbeda. Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara
lain: Hitam eriokrom; mureksid; jingga pirokatekol; jingga xilenol; asam kalkon
karbonat; kalmagit; dan biru hidroksi naftol (Abdul Rohman dan Ibnu Gholib,
2010).
Timbal sering juga disebut sebagai timah hitam atau plumbum, logam ini
disimbolkan dengan Pb. Timbal pada tabel periodik unsur kimia termasuk dalam
kelompok logam golongan IV-A. Timbal mempunyai nomor atom (NA) 82 dan
berat atom (BA) 207,2 merupakan suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan
dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1,725 °C. Pada suhu 550 - 600 °C (Palar,
2008). Timbal tetraetil dan timbal tetrametil digunakan sebagai senyawa antiketuk
dalam bensin untuk efisiensi energi supaya tidak banyak terbuang saat terjadi
ketukan pada mesin yang bekerja dengan kecepatan tinggi (Filov et al.1993;
Fieser dan Fieser, 1956). Timbal menguap dan membentuk oksigen dalam udara
lalu membentuk timbal oksida (Palar, 2008) adapun bentuk pokok pembuangan
tanaman. Tanaman sangat peka terhadap kandungan logam berat yang tinggi.
kadar timbal dalam tanaman yaitu umur tanaman, kandungan Pb dalam tanah
morfologi dan fisiologi tanaman, kandungan timbal dalam tanah dan faktor yang
+2 ↓PbCl2
Endapan larut dalam air panas, tetapi memisah lagi sebagai kristal yang
+2 ↓Pb (OH)2
+ Cr ↓ PbCrO4
+2 ↓ PbI2
(Svehla, 1990).
11