Anda di halaman 1dari 52

2 SKS

DISUSUN OLEH :
Dr. AFRIZAL, S.Si., M.Si.

Tahun 2021
 Keramik didefinisikan sebagai material sintetik
yang komponen dasarnya ialah material
nonlogam anorganik. Keramik merupakan salah
satu golongan material tertua yang dibuat
manusia. Keramik mengandung senyawa kimia,
dan benda keramik yang berguna hampir selalu
merupakan campuran beberapa senyawa.
 Keramik silikat, yang meliputi jambangan, barang pecah-
belah, dan batu bata, dibuat dari mineral lempung
aluminosilikat. Semua mengandung gugus SiO4 tetrahedral.
Keramik silikat meliputi material yang sangat beragam
komposisi, struktur, dan kegunaannya. Material ini
berkisar mulai dari batu bata dan tembikar sampai semen,
porselin halus, dan kaca. Kekuatan strukturalnya
didasarkan pada pengikatan ion tetrahedron silikat yang
sama yang memberikan struktur pada mineral silikat di
alam.
Pada keramik oksida, silikon merupakan
komponen minor atau noneksisten. Sebaliknya,
sejumlah logam bergabung dengan oksigen
menghasilkan senyawa seperti alumina (Al2O3),
magnesia (MgO), atau itria (Y2O3). Titik leleh
keramik oksida jauh lebih tinggi dari titik leleh
unsur logam penyusunnya. Suhu yang tinggi ini
sukar dicapai dan dipertahankan, dan lelehan
oksida mengkorosi kebanyakan material
wadahnya. Dengan demikian, benda keramik
oksida tidak dibentuk dengan melelehkan oksida
yang bersangkutan dan menuangkannya ke
dalam cetakan. Keramik ini harus difabrikasi
melalui proses pelengketan, seperti keramik
silikat.
 Alumina (Al2O3) merupakan material keramik nonsilikat yang
paling penting. Material ini meleleh pada suhu 20150C dan
mempertahankan kekuatannya bahkan pada suhu 1500
sampai 17000C. Alumina mempunyai ketahanan listrik yang
tinggi dan tahan terhadap kejutan termal dan korosi. Sifat ini
membuatnya menjadi material yang baik untuk isolator, busi,
dan sebagian besar busi sekarang menggunakan alumina 94%.
 Keramik non-oksida mengandung nitrogen atau
karbon yang menggantikan tempat oksigen dalam
kombinasi dengan silikon atau boron. Beberapa
senyawa penting dalam keramik non-oksida ialah
silikon nitrida (Si3N4), silikon karbida (SiC), dan
boron karbida (B4C). Semua senyawa ini mempunyai
ikatan kovalen pendek yang kuat. Semuanya keras,
kuat, tetapi getas.
 Salah satu sifat penting keramik ialah porositasnya.
Keramik berpori mempunyai rongga-rongga kecil yang
dapat dirembesi oleh fluida (khususnya udara atau air).
Keramik yang benar-benar rapat tidak mempunyai
rongga seperti itu. Dua keping keramik dapat memiliki
komposisi kimia yang sama tetapi kerapatan yang
sangat berbeda, jika yang satu berpori dan yang lainnya
tidak.
Fasa keramik ialah sebarang bagian dari benda utuh yang
secara fisis homogen dan terikat oleh permukaan yang
memisahkannya dari bagian lain. Fasa-fasa yang berbeda
bisa dilihat secara sekilas dalam keping keramik yang
bebutir kasar; dalam keping keramik berbutir halus, fasa-
fasa dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Jika
diperiksa pada skala yang lebih halus, kebanyakan keramik,
seperti halnya logam adalah mikrokristal, terdiri atas butir-
butir kristal kecil yang disatuka semen. Mikrostruktur benda
seperti ini meliputi ukuran dan bentuk butir, ukuran dan
distribusi rongga (celah diantara butir-butir) dan retakan,
identitas dan distribusi butiran asing, dan adanya tekanan
di dalam struktur. Variasi mikrostruktur sangat penting
artinya sebab perubahan sedikit saja pada tingkat ini
sangat mempengaruhi sifat keping keramik. Hal seperti ini
tidak terjadi pada benda dari plastik dan logam.
 Mikrostruktur benda keramik sangat bergantung pada
perincian fabrikasinya (pembuatannya). Teknik-
teknik pembentukan dan pembakaran keping
keramik sama pentingnya seperti komposisi kimianya
dalam menentukan sifat akhir keramik sebab teknik
pembentukan dan pembakaran tersebut akan
menghasilkan mikrostruktur yang unik.
Pembuatan kebanyakan keramik meliputi
empat langkah : (1) penyiapan bahan baku;
(2) pembuatan bentuk yang diinginkan,
seringkali dilakukan dengan mencampur
serbuk dengan air atau pengikat lain dan
mencetak massa lentur yang dihasilkan; (3)
pengeringan dan pembakaran keping, juga
dinamakan densifikasi, sebab pori-pori
(rongga) dalam keramik kering akan terisi;
dan (4) pengerjaan akhir (finishing) keping
dengan penggergajian, pengguratan,
penggerusan, dan pemolesan.
 Bahan baku untuk keramik tradisional ialah lempung
alami yang diambil dari tanah berupa serbuk atau
pasta kental, yang setelah kadar airnya disesuaikan
menjadi cukup lentur untuk bisa dibentuk dengan
tangan atau dengan roda mesin tembikar. Keramik
khusus (baik oksida dan non-oksida) memerlukan
bahan baku yang murni secara kimia yang dihasilkan
secara sintetik.
 Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya
digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
 kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang
rendah.
 Tahan korosi
 Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor
bahkan superkonduktor
 Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
 Keras dan kuat, namun rapuh.
 Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik, yakni
ikatan ionik dan kovalen. Sifat keseluruhan material
bergantung pada ikatan yang dominan. Klasifikasi
bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas :
kristalin dan amorf (non kristalin). Dalam material
kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun
jarak jauh, sedang dalam material amorf mungkin
keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak
jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik
dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
 Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen) dan struktur
internal (kristalin atau amorf) mempengaruhi sifat-sifat bahan
keramik. Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas
panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal.
Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap
disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut. Keramik
biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi
dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan
menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi
kristalnya.
 Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi
panas adalah pada pesawat ruang angkasa. Hampir
semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik
yang terbuat dari serat silika amorf. Titik leleh
aluminium adalah 660ºC. Ubin menjaga suhu tabung
pesawat yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175ºC,
walaupun eksterior pesawat mencapau 1400ºC.
 Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat
ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan
bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya,
dan biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen,
atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas,
mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas
terfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque
tidak mentransmisikan cahaya.
 Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini.
Transparansi gelas membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa,
filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni. Pengubahan
antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan
semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya
penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik fluoresensi
dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan layar-
layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan
telepon dan data komputer yang didasarkan atas refleksi internal
total sinyal cahaya.
 Keramik biasanya material yang kuat, dan
keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini
bersama dengan kerapatan yang rendah dan
juga titik lelehnya yang tinggi, membuat
keramik merupakan material struktural yang
menarik.
 Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi
plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila
bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam
logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi
memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya
tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah
yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah
pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi
ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah
bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang
terlalu besar diterapkan.
 Sifatlistrik bahan keramik sangat bervariasi.
Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3)
dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai
kapasitor.
 Keramik lain menghantarkan elektron bila
energi ambangnya dicapai, dan oleh karena
itu disebut semikonduktor. Tahun 1986,
keramik jenis baru, yakni superkonduktor
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan
jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki
hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang
disebut sebagai piezoelektrik dapat
menghasilkan respons listrik akibat tekanan
mekanik atau sebaliknya.
 Sering pula digunakan bahan yang disebut
dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat
dipolarisasi pada tingkat molekular. Material
semacam ini digunakan untuk menyimpan
muatan listrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah
kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan
elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor
dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak
ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan
tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus
mengalir dalam kapasitor, dan mungkin disertai
dengan kerusakan material karena meleleh,
terbakar atau menguap. Medan listrik yang
diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu
disebut kekuatan dielektrik.
 Beberapa keramik mempunyai kekuatan
dielektrik yang sangat besar.Porselain
misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar
hantaran listrik dalam padatan dilakukan
oleh elektron. Di logam, elektron penghantar
dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat
dengan kenaikan suhu, maka hambatan
logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.
 Beberapa keramik memiliki sifat
piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan "canggih" yang
sering digunakan sebagai sensor. Dalam
bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau
tekanan dipermukaannya akan menginduksi
polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi
bahan tersebut mengubah tekanan mekanis
menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser, yang ditemui
pada mikrofon, dan sebagainya.
 Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga
dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-
ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan
dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat
kimia sampai generator daya listrik skala besar.
Salah satu teknologi yang paling prominen adalah
sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion
didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk
memungkinkan anion oksigen bergerak,
sementara pada waktu yang sama tetap berupa
isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan
kalsia (CaO), adalah contoh padatan ionik.
 Refractorybila diterjemahkan secara bebas
adalah Material Tahan Panas. Karena panas
sering dihubungkan dengan api, maka dapat
disebut juga material tahan api. Bahan
utama penyusun Refractory serupa dengan
keramik, yaitu unsur-unsur tanah yang
dimurnikan. Unsur utama refractory biasanya
adalah alumina atau Al2O3 dan silica SiO2.
unsur penunjang tambahan antara lain MgO,
Zircon (ZrO2) dan Fe2O3.
 Refractory banyak digunakan dan dibutuhkan di
industri yang menggunakan Furnace, Klin atau
dapur peleburan, seperti industri gelas, kaca,
steel, aluminium dan pembakaran seperti
industri keramik, sebagai bahan penyekat antara
produk yang bersuhu tinggi dengan udara luar,
atau sebagai wadah tempat produk mengalami
proses peleburan. Material ini juga cocok dipakai
untuk pesawat ulang alik, oven-furnace, dan clay
building material. Untuk tiap aplikasi, material
penyusunnya berbeda-beda, misalkan untuk
gelas banyak menggunakan alumina, silika,
zircon; sedang untuk steel mengandung banyak
magnesium.
 Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari
kristal alumino silikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah
dalam kerangka tiga dimensi. Ion-ion logam
tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa
merusak struktur zeolit dan dapat menyerap air
secara reversibel. Zeolit biasanya ditulis dengan
rumus kimia oksida atau berdasarkan satuan sel
kristal M2/nO Al2O3 a SiO2 b H2O atau Mc/n
{(AlO2)c(SiO2)d} b H2O. Dimana n adalah valensi
logam, a dan b adalah molekul silikat dan air, c
dan d adalah jumlah tetrahedra alumina dan
silika. Rasio d/c atau SiO2/Al2O bervariasi dari 1-
5.
 Mineral zeolit telah dikenal sejak tahun 1756 oleh
Cronstedt ketika menemukan Stilbit yang bila dipanaskan
seperti batuan mendidih (boiling stone) karena dehidrasi
molekul air yang dikandungnya. Pada tahun 1954 zeolit
diklasifikasi sebagai golongan mineral tersendiri, yang
saat itu dikenal sebagai molecular sieve materials.
 Zeolitalam; Zeolit alam banyak dijumpai
dalam lubang-lubang batuan lava, dan dalam
batuan sedimen. Kristalinitas zeolit alam
pada umumnya rendah, tidak stabil dan
biasanya ditemukan dalam keadaan
tercampur dengan mineral-mineral tanah
yang lain. Oleh sebab itu, kemampuan zeolit
alam sebagai adsorben dan katalis menjadi
relatif rendah. Untuk meningkatkan aktivitas
zeolit tersebut biasanya dilakukan dengan
cara aktivasi fisik maupun kimia.
 Zeolitsintetis; Zeolit sintetis direkayasa oleh
manusia secara proses kimiawi karena sifat
zeolit yang unik yaitu susunan atom maupun
komposisinya dapat dimodifikasikan, maka
para peneliti berupaya untuk membuat zeolit
sintetis yang mempunyai sifat khusus sesuai
dengan keperluannya.
 Dalam bidang nuklir zeolit digunakan untuk :
dekontaminasi air pendingin reaktor,
penyerapan gas radioaktif reaktor Chernobiel
yang terbakar, pemisahan radionuklida hasil
fisi dalam air kolam penyimpanan bahan
bakar nuklir, menyerap gas RuO4 pada suhu
50ºC, memisahkan logam berat (Pb, Cu, Cd,
Zn, Co, Ni, dan Hg), serta memisahkan 99%
ammoniak atau ammonium dari limbah
industri.
 Sebagai drying agent dari senyawa organik,
zeolit dapat digunakan untuk :
 Proses pemurnian metil klorida dalam
industri karet.
 Pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzena,
xylene, LPG, LNG, pada industri petrokimia.
 Penyerap klorin, bromin, dan fluorin.
 Menurunkan humiditas ruangan.
 Bahan komposit merupakan suatu bahan campuran
yang terbuat dari dua atau lebih bahan logam,
keramik atau polimer dengan tidak terjadi ikatan
secara kimia. Sedangkan komposit polimer adalah
komposit dengan matriks dari bahan polimer dengan
bahan pengisi (filler) bahan jenis lain. Sifat bahan
komposit merupakan paduan dari sifat-sifat bahan
pendukungnya.
 Matriks adalah bahan dasar pembentuk bahan
komposit yang mengikat pengisi dengan tidak terjadi
ikatan secara kimia. Bahan yang umumnya
dipergunakan sebagai bahan matriks pada komposit
adalah polimer, logam, dan keramik. Setiap bahan
tersebut memiliki sifat fisik dan mekanik tertentu.
Bahan komposit polimer cukup luas dipakai.
 Bahan matrik polimer memiliki struktur yang
lebih komplek dibandingkan dengan bahan
keramik atau logam. Hal ini disebabkan
jumlah atom pembentuk yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan senyawa yang
berat atomnya rendah. Umumnya suatu
polimer dibangun oleh satuan struktur yang
tersusun secara berulang diikat oleh gaya
tarik menarik yang kuat dimana setiap atom
dari pasangan terikat menyumbangkan satu
elektron untuk membentuk sepasang
elektron.
 Matrikspolimer yang mempunyai berat
molekul besar dan berikatan kovalen,
memiliki sifat-sifat yang berbeda dari bahan
organik yang berikatan kovalen, tetapi
mempunyai berat molekul rendah. Bahan
dengan berat molekul rendah berubah
menjadi cair dengan viskositas rendah atau
menguap bila dipanaskan, sedangkan untuk
bahan polimer mencair sangat kental dan
tidak menguap.
 Komposit polimer yang akan dibahas
dipusatkan pada polimer polipropilena
dengan berbagai bahan pengisi. Bahan
pengisi (filler) adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam matriks untuk
mengurangi jumlah volume matriks dalam
material komposit. Murahnya harga bahan
pengisi akan menyebabkan harga produk
akhir menjadi semakin rendah, sehingga dari
sisi ekonomi akan menguntungkan produsen
dan konsumen.
Polimer
Polimer, poli : banyak dan meros : bagian (molekul)
Zat/Material yang terdiri dari banyak molekul kecil atau monomer-monomer.
Bangian terkecil itu disebut satuan unit ulang.

Polimer diidentifikasi berdasarkan : sumbernya, strukturnya, sifatnya,


dan aplikasinya.

Many of these molecules contain backbones of carbon atoms, they are


usually called "organic" molecules and the chemistry of their formation is
taught as organic chemistry.

The most common types of polymers are lightweight, disposable, materials


for use at low temperatures. Many of these are recyclable. But polymers are
also used in textile fibers, non-stick or chemically resistant coatings,
adhesive fastenings, bulletproof windows and vests, and so on.
Polymers
Polymer : Materials are made up of many (poly) identical chemical
units (mers) that are joined together to construct giant molecules.
Carbon – 1s22s22p2
It has four electrons in its outermost shell, and needs four more to make a
complete stable orbital. It does this by forming covalent bonds, up to 4 of which
can be formed.
The bonds can be either single bonds, ie one electron donated by each
participating element, or double bonds (2 e- from each), or triple bonds (3 from
each) X2 X2

X4 C X1 X4 C X1

X4 X4
Xi can be any entity ex H, O, another C, or even a similar monomer
Polymers – many repeating units
X2 X2

X4 C X1 + X4 C X1 +…

X4 X4

C C C C C
And so on… if the bonds can keep getting formed, entire string-like structures
(strands, or chains) of the repeating units are created. C is the most common
element in polymers. Occasionally, Si may also participate in such bonding.
Classes of Polymers
Thermoplastics:
Consist of flexible linear molecular chains that are tangled
together like a plate of spaghetti or bucket of worms. They
soften when heated.
Thermosets:
Remain rigid when heated & usually consist of a highly cross-
linked, 3D network.
Elastomers:
Consist of linear polymer chains that are lightly cross-linked.
Stretching an elastomer causes chains to partially untangle but
not deform permanently (like the thermoplastics).

Of all the materials, polymers are perhaps the most versatile, not only because the
properties can be drastically modified by simple chemistry, but the behavior is also
dependent on the architecture of the chains themselves.
From proteins to bullet-proof jackets to bottles, polymers are INDISPENSIBLE to life
as we know it
©2003 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning™ is a trademark used herein under license. Illustration

backbone

c) Is a simpler 2-D
representation
side-group

a) & b) 3 dimensional models,


Polymer Synthesis - I

Addition
in which one “mer” is added to the
structure at a time.

This process is begun by an initiator


that "opens up" a C=C double bond,
attaches itself to one of the
resulting single bonds, & leaves the
second one dangling to repeat the
process
Polymer Synthesis - II

Condensation
in which the ends of the
precursor molecules lose atoms
to form water or alcohol, leaving
bonds that join with each other
to form bits of the final large
molecules. An example is shown
in the Detail - the formation of
nylon.
Contoh Polimer Adisi

Nama Formula Monomer

Polietena Etena/ethylene
–(CH2-CH2)n–
Polyethylene CH2=CH2

Polipropena Propena/propylene
–[CH2-CH(CH3)]n–
Polypropylene CH2=CHCH3

Vinil klorida/vinyl
Polivinilklorida
–(CH2-CHCl)n– chloride
Poly(vinyl chloride)/PVC
CH2=CHCl

Polistirena Stirena/styrene
–[CH2-CH(C6H5)]n–
Polystyrene CH2=CHC6H5
Contoh Polimer Adisi
Nama Rumus Monomer

Politetrafluoroetena Tetrafluoroetena/
Polytetrafluoroethylene/ –(CF2-CF2)n– etrafluoroethylene
PTFE, Teflon CF2=CF2
Polimetilmetakrilat
Metil metakrilat/
Poly(methyl
–[CH2-C(CH3)CO2CH3]n– methyl metha crylate
methacrylate)/PMMA,
CH2=C(CH3)CO2CH3
Lucite, Plexiglas
Vinil asetat/
Polivinilasetat
–(CH2-CHOCOCH3)n– vinyl acetate
Poly(vinyl acetate)/PVAc
CH2=CHOCOCH3
Isoprena/
cis-Polyisoprene
–[CH2-CH=C(CH3)-CH2]n– isoprene
natural rubber
CH2=CH-C(CH3)=CH2
Contoh Polimer Kondensasi
Rumus Tipe/Nama Monomer
~[CO(CH2)4CO-OCH2CH2O]n~ polyester HO2C-(CH2)4-CO2H
HO-CH2CH2-OH
polyester para HO2C-C6H4-CO2H
Dacron HO-CH2CH2-OH
Mylar

polyester meta HO2C-C6H4-CO2H


HO-CH2CH2-OH

polycarbonate (HO-C6H4-)2C(CH3)2
Lexan (Bisphenol A)
X2C=O
(X = OCH3 atau Cl)

Anda mungkin juga menyukai