KIMIA TEMBAGA
OLEH :
II. TUJUAN
1. Membuat dan mengidentifikasi garam rangkap K2[Cu(C2O4)2] dari
bahan awal senyawa tembaga (II) sulfat pentahidrat;
2. Membuat dan mengidentifikasi logam tembaga, tembaga (I) klorida,
tembaga (II) klorida, tembaga (II) oksida dari produk (2) dan (3) di atas
dan selanjutnya menjadi tembaga (II) sulfat pentahidrat kembali dalam
suatu percobaan bersiklus tertutup yang selain hemat juga ramah
lingkungan.
Tabel Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah Keterangan
1 CuSO4. 5 H2O - 5g Berupa padatan
berwarna biru
digunakan sebagai
bahan dasar awal
pembuatan
[Cu(NH3)4]SO4
2 Aquades - secukupnya Berupa cairan
transparan digunakan
sebagai pelarut
3 Amoniak pekat 25% 20 mL Larutan amoniak
beruap, karena wujud
NH3 berupa gas
bersifat iritatif
4 Etanol 70% 45 mL Berwujud cairan
digunakan sebagai
media non polar
5 Asam sulfat pekat Secukupnya Cairan bersifat
oksidator dan korosif
terhadap logam
6 K2C2O4.H2O - 16 g Wujud padatan,
berbentuk kristal,
berbau tajam,
digunakan dalam
preparasi senyawa
kompleks tembaga
oksalat
7 Air es - Secukupnya Digunakan sebagai
penangas dalam
mempercepat
terbentuknya kristal
8 Silika gel - Secukupnya Digunakan sebagai
bahan pengering
dalam desikator
9 HCl Setengah 100 mL Wujud cairan beruap,
pekat berbau menyengat,
digunakan dalam
preparasi tembaga
10 Serbuk besi - Secukupnya Serbuk berwarna
kecoklatan digunakan
dalam preparasi
logam tembaga
11 NaOH 30% Secukupnya Berwujud cairan
bening, bersifat basa
dan korosif
12 Na2CO3 - Secukupnya Wujud padatan
berfungsi
menghasilkan gas
CO2
13 H2O2 30% Secukupnya Berwujud cairan
sangat berbahaya
karena bersifat
oksidator dan
digunakan dalam
proses daur ulang
tembaga vitriol
V. PROSEDUR KERJA
Preparasi CuCl
No. Prosedur Kerja Bahaya Reaktan Pengamatan Teoritis Hasil Pengamatan Eksperiment
dan produk
1. Larutan CuCl2 diperoleh dari 2HCl + Na2CO3 → 2 NaCl + CO2(g) + H2O Pemanasan bertujuan
2- 2+ -
melarutkan padatan CuCl2 [CuCl4] + 6 H2O [Cu(H2O)6] (aq) + 4 Cl menghilangkan oksigen terlarut
pada air kemudian dipanaskan [CuCl4]2- + Cu → 2 [CuCl2]- dalam larutan
- -
dalam sebuah gelas beaker [CuCl2] → CuCl + Cl
untuk menghilangkan gas
oksigen yang terlarut.
menghilangkan gas oksigen
yang terlarut.
2. Diteteskan larutan asam HCl : berbau Penambahan HCl dilakukan untuk
klorida pekat secara perlahan- menyengat, mencapai pH = 2
lahan ke dalam larutan CuCl2 bersifat iritatif
tersebut sampai pH mencapai
1-3.
3. Ditambahkan soda (natrium Terbentuk gelembung- gelembung
karbonat) ke dalam larutan gas yang dapat bertahan dengan
tersebut seujung spatula untuk waktu singkat.
menghasilkan suatu CO2
pelindung atmosfer.
4. Semua serbuk tembaga yang Terjadi perubahan warna campuran
dihasilkan pada sebelumnya menjadi hijau tua.
ditambahkan ke dalam larutan
tersebut, kemudian diaduk
pelan-pelan sambil panaskan
selama 30-35 menit (atur
nyala api atau suhu agar
menghasilkan panas kira-kira
suam-suam
kuku).
5. Ditambahkan(bila diperlukan) Terbentuknya gelembung gas saat
sedikit soda dan asam klorida penambahan natrium karbonat dan
untuk mempertahankan pH 1- penambahan HCl berfungsi untuk
3 dan untuk mempertahankan mempertahankan pH
CO2 pelindung atmosfer.
Gelas beaker ditutup dengan
kaca
arloji.
6. Selama pemanasan, uapkan Terbentuk larutan berwarna hijau
75ml air dari larutan, tua
kemudian dinginkan sisa
larutan pada suhu 0oC dan
ditambahkan 3ml larutan
asam sulfat (untuk
menstabilkan CuCl dari
oksidasi oleh oksigen dalam
udara).
7. Larutan tersebut disaring Penyaringan dalam air es, dimana
dalam air es (akan terpisah filtrat dimasukkan ke dalam air es
CuCl yang tak terlarut dari menyebabkan terbentuk endapan
larutan[CuCl2]-) dan dekantasi putih dan larutan berwarna hijau.
endapan putih yang terbentuk
dengan segera, kemudian cuci
endapan tersebut dengan
sedikit etanol. Padatan yang
didapat dikeringkan di dalam
desikator.
8. Jika sisa larutan sudah tidak Dihasilkan filtrat yang tidak
berwarna, buang ke bak cuci. berwarna.
Jika masih berwarna biru,
berarti masih mengandung ion
Cu2+ dan perlu ditangani lebih
lanjut.
Nb. Simpan larutan berwarna
biru itu untuk pengolahan
lebih lanjut pada percobaan
selanjutnya.
Ion CO32- akan bereaksi dengan Cu+ untuk menghasilkan Cu2CO3 yang kemudian
bereaksi dengan H+ dari penambahan HCl untuk membentuk H2O dan CO2. reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
2Cu+ + CO32- → Cu2CO3(s)
Cu2CO3 + 2H+ → 2Cu+ + H2O + CO2(g)
Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan semua serbuk Cu yang dihasilkan
pada percobaan sebelumnya dan dipanaskan selama beberapa menit, yang menyebabkan
larutan menjadi berwarna coklat. Pemanasan dilakukan agar semua serbuk dapat terlarut
dengan baik atau sempurna (tidak ada endapan serbuk Cu yang belum terlarut). Pemanasan ini
dijaga, agar tetap suam - suam kuku agar Cu+ yang telah terbentuk tidak teroksidasi lagi
menjadi Cu2+. Reaksi yang terjadi adalah:
2+ +
Cu (aq) + Cu(s) 2 Cu (aq)
Pada larutan ini ditambahkan soda kue untuk membentuk CO2 pelindung atmosfir.
Larutan kemudian dipanaskan dan ditutup dengan kaca arloji, agar tidak ada oksigen yang
masuk ke dalam larutan, yang dapat mengoksidasi Cu+ menjadi Cu2+ kembali. Selama
pemanasan diuapkan 75 mL air dari larutan. Penguapan bertujuan untuk menjaga larutan CuCl2
dari pendesakan ligan Cl- oleh ligan air menurut persamaan berikut:
[CuCl4]2- + 6 H2O [Cu(H2O)6]2+(aq) + 4 Cl-
Setelah penguapan dihentikan, larutan yang berwarna hijau tersebut dimasukkan ke dalam
penangas es kemudian ditambahkan asam sulfat pekat dengan tujuan untuk menstabilkan CuCl
yang terbentuk dari oksidasi oleh oksigen dari udara. Pada saat penambahan asam sulfat pekat
ini, terbentuk larutan kuning muda sedikit kehijauan, kemudian didinginkan terbentuk endapan
berwarna putih dan larutan yang berwarna kuning muda kehijauan yang kemungkinan
mengandung CuCl2,. Selanjutnya, endapan yang diperoleh dipisahkan dengan cara dekantasi
dan dipisahkan dengan filtratnya.
Filtrat hasil dekantasi dipanaskan kembali agar airnya teruapkan sehingga larutan akan
lebih jenuh. Endapan putih ini merupakan CuCl, yang selanjutnya dicuci dengan sedikit etanol
dan didekantasi. Setelah didekantasi dan dicuci dengan sedikit etanol didapat endapan putih
CuCl yang tidak larut dalam [CuCl2]- menurut reksi berikut:
[CuCl2]- → CuCl + Cl-
Daur Ulang Tembaga Vitriol
Hasil preparasi dari percobaan sebelumnya akan didaur ulang untuk memperoleh
tembaga vitriol, dimana padatan CuCl yang diperoleh pada percobaan sebelumnya diletakkan
di tempat yang terbuka. Setelah beberapa saat padatan tersebut berubah warna menjadi hijau.
Hal ini disebabkan karena di tempat terbuka terdapat oksigen yang mampu mengoksidasi Cu +
menjadi Cu2+ kembali, sehingga terbentuk senyawa CuCl2. Kemudian disuspensikan dengan
20 mL HCl encer, terbentuk suspensi yang berwarna hijau. Selanjutnya ditambahkan sisa reaksi
dari percobaan sebelumnya yang berwarna kuning muda kehijauan sehingga terbentuk
campuran berwarna lebih hijau tua.
Larutan ini kemudian ditambahkan H2O2 30 % sebanyak 4 tetes. Tujuan dari penambahan
H2O2 30 % adalah untuk menyempurnakan reaksi CuCl menjadi CuCl2, artinya agar semua Cu+
dapat teroksidasi menjadi Cu2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CuCl + H2O2 → CuCl2 + H2O
Setelah penambahan hidrogen peroksida ini. Larutan masih tetap berwarna hijau dengan
pH yang terukur adalah 0. Kemudian larutan ini ditambahkan larutan NaOH 30 % dan peroleh
pH = 5. Pada saat penambahan NaOH ke dalam larutan timbul endapan hitam dipermukaan
larutan dan lama-kelaman menghilang. Tujuan dari penambahan NaOH ini adalah untuk
menetralkan asam yang berlebihan dalam larutan tersebut.
Larutan tersebut kemudian dipanaskan dengan api kecil, yang selanjutnya ditambahkan
serbuk natrium karbonat (berupa serbuk yang berwarna putih) sambil tetap dipanaskan. Dengan
penambahan natrium karbonat ini, larutan berubah warna menjadi coklat dan terbentuk
gelembung-gelembung gas pada permukaan larutan. Gelembung gas ini merupakan gas CO2
yang dihasilkan dari reaksi sebagai berikut:
CuCl2(aq) + Na2CO3(s) → CuO(s) + NaCl(aq) + CO2
∆
2. Daur ulang tembaga vitriol dilakukan dengan mereaksikan CuCl2 dengan Na2CO3
menghasilkan CuO yang selanjutnya direaksikan dengan H2SO4 menghasilkan
CuSO4.
DAFTAR PUSTAKA