Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Percobaan Pertama, percobaan ini bertujuan untuk mengetahui proses


pembuatan gas klor dan gas brom dalam skala laboratorium. Percobaan
dilakukan dengan mereaksikan garam halogen dengan oksidator dalam
suasana asam. Langkah pertama dalam percobaan ini adalah pembuatan
gas klor dengan mereaksikan seujung sendok serbuk batu kawi, MnO 2
berwarna abu-abu kehitaman dengan beberapa butir NaCl berupa kristal
berwarna putih dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan
sedikit larutan H2SO4 0,1 N tak berwarna dan dihasilkan larutan berwarna
hitam. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 NaCl(aq) + 2 H2SO4(aq) MnSO4(aq) + 2 HCl(aq) + Cl2(g)
+Na2SO4(aq)
Berdasarkan reaksi diatas dapat diketahui bahwa MnSO 4 (batu kawi)
sebagai oksidator yang mengoksidasi ion Cl - pada garam NaCl menjadi Cl2.
Sedangkan Mangan(IV) pada MnO2 mengalami reduksi menjadi Mangan(II),
yaitu dari bilangan oksidasi +4 menjadi +2. Penambahan asam sulfat,
H2SO4 berfungsi sebagai pembawa suasana asam agar reaksi dapat
berjalan dengan baik. Setelah itu larutan dipanaskan perlahan-lahan dan
timbul gas klor berwarna putih. Kemudian untuk menguji kebenaran
adanya gas klor maka diidentifikasi dengan meletakan kertas saring yang
telah dibasahi dengan larutan KI dan larutan amilum sehingga dihasilkan
kertas saring yang berubah dari warna putih menjadi ungu kehitaman.
Timbulnya
Penggunaan

warna

ini

larutan

menunjukan
KI

pada

positif

perlakuan

terbentuknya
diatas

gas

berfungsi

klor.
untuk

membuktikan adanya gas klor yang mereduksi ion I - pada KI menjadi I2.
Hal ini dikarenakan klor lebih reaktif dibandingkan iod. Sedangkan
penambahan amilum berfungsi sebagai indikator. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + KI(aq) KCl(aq) + I2(g)
Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah pembuatan gas brom.
Prosedur percobaan yang digunakan hampir sama dengan pembuatan gas

klor hanya mengganti penggunaan butiran NaCl dengan butiran KBr yang
berupa kristal berwarna putih. Setelah seujung sendok kecil batu kawi,
MnO2 abu-abu kehitaman direaksikan dengan butiran KBr berupa kristal
putih dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan larutan H 2SO4
0,1 N tak berwarna dihasilkan larutan berwarna hitam. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 KBr(aq) + 2 H2SO4(aq) MnSO4(aq) + 2 H2O(aq) + Br2(g)
+K2SO4(aq)
Berdasarkan reaksi diatas dapat diketahui bahwa MnSO 4 (batu kawi)
sebagai oksidator yang mengoksidasi ion Br - pada garam KBr menjadi Br 2.
Sedangkan Mangan(IV) pada MnO2 mengalami reduksi menjadi Mangan(II),
yaitu dari bilangan oksidasi +4 menjadi +2. Penambahan asam sulfat,
H2SO4 berfungsi sebagai pembawa suasana asam agar reaksi dapat
berjalan dengan baik. Setelah itu larutan dipanaskan perlahan-lahan dan
timbul gas brom berwarna putih. Kemudian untuk menguji kebenaran
adanya gas brom maka diidentifikasi dengan meletakan kertas saring
yang telah dibasahi dengan larutan KI dan larutan amilum sehingga
dihasilkan kertas saring yang berubah dari warna putih menjadi ungu
kehitaman. Timbulnya warna ini menunjukan positif terbentuknya gas
brom. Penggunaan larutan KI pada perlakuan diatas berfungsi untuk
membuktikan adanya gas brom yang mereduksi ion I - pada KI menjadi I2.
Hal ini dikarenakan brom lebih reaktif dibandingkan iod. Sedangkan
penambahan amilum berfungsi sebagai indikator. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Br2(g) + KI(aq) KCl(aq) + I2(g)

Percobaan kedua, percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi


adanya senyawa klor dan brom dalam reaksi yang dihasilkan. Langkah
pertama dalam percobaan ini adalah identifikasi senyawa klor yang
dilakukan dengan mereaksikan 1 ml larutan NaCl tak berwarna dengan
beberapa tetes larutan AgNO3 tak berwarna pada tabung 1, 1 ml larutan
NaCl tak berwarna dengan beberapa tetes larutan HgNO 3 tak berwarna

pada tabung 2, dan 1 ml larutan NaCl tak berwarna dengan beberapa


tetes larutan Pb(CH3COO)2 tak berwarna pada tabung 3. Dari perlakuan ini
diperoleh larutan keruh dan terbentuk endapan putih pada tabung 1,
dimana menurut teori endapan putih tersebut adalah endapan AgCl yang
membuktikan bahwa percobaan positif menghasilkan senyawa klor. Hal ini
sesuai dengan persamaan reaksi yang terjadi :
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Pada tabung 2, dihasilkan larutan kuning jernih dengan endapan kuning,
yang didentifikasi sebagai endapan Hg2Cl2 yang membuktikan bahwa
reaksi positif menghasilkan senyawa klor.

Hal ini juga sesuai dengan

persamaan reaksi yang terjadi :


2NaCl(aq) + 2HgNO3(aq) Hg2Cl2(s) + 2NaNO3(aq)
Sedangkan pada tabung 3, dihasilkan larutan sedikit keruh dengan
endapan putih, dimana menurut persamaan reaksinya endapan ini
merupakan endapan PbCl2 yang mengindentifikasikan bahwa reaksi positif
menghasilkan senyawa klor juga. Persamaan reaksi yang terjadi :
2NaCl(aq) + Pb(CH3COO)2 (aq) PbCl2(s) + 2NaCH3COO (aq)
Berdasarkan ketiga reaksi diatas menunjukan bahwa kelarutan Cl- dalam
air sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang
merupakan senyawa klor. Hal ini juga sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa apabila kation golongan pertama (Ag +, Pb2+, dan Hg+)
membentuk garam dengan ion klorida maka tidak dapat larut dalam air.
Prosedur yang sama juga diperlakukan untuk identifikasi senyawa brom,
pada tiga tabung reaksi yang berbeda, dimasukan 1 ml larutan KBr tak
berwarna. Kemudian ditambahkan kedalamnya beberapa tetes AgNO 3 tak
berwarna pada tabung 1, beberapa tetes HgNO 3 tak berwarna pada
tabung 2, dan Pb(CH3COO)2 tak berwarna pada tabung 3. Dari perlakuan
tersebut diperoleh larutan keruh dengan endapan kuning pada tabung 1,
dimana menurut persamaan reaksi yang terjadi endapan tersebut adalah
endapan AgBr, sehingga terbukti bahwa reaksi positif menghasilkan
senyawa brom. Persamaan reaksi yang terjadi :
KBr(aq) + AgNO3(aq) AgBr(s) + KNO3(aq)

Pada tabung 2, dihasilkan larutan tidak berwarna dan endapan putih,


dimana menurut persamaan reaksi yang terjadi, endapan tersebut adalah
endapan Hg2Br2 yang membuktikan bahwa reaksi postiif menghasilkan
senyawa prom. Persamaan reaksi yang terjadi :
2 KBr (aq) + 2HgNO3(aq) Hg2Br2(s) + 2KNO3(aq)
Sedangkan pada tabung 3, dihasilkan larutan keruh kebiruan dan
terbentuk endapan putih, dimana menurut persamaan reaksi yang terjadi
endapan tersebut adalah endapan PbBr 2 yang menunjukan bahwa reaksi
juga positif menghasilkan senyawa brom. Persamaan reaksi yang terjadi :
2 KBr (aq) + Pb(CH3COO)2 (aq) PbBr2(s) + 2KCH3COO (aq)
Berdasarkan ketiga

reaksi yang terjadi

diatas menunjukan bahwa

kelarutan Br- jua rendah yang ditunjukan dengan terbentuknya endapan


AgBr, Hg2Br2, dan PbBr2 pada masing-masing reaksi ketika pembentukan
senyawa brom. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa
logam Ag+, Pb2+, dan Hg+ merupakan golongan kation pertama yang
apabila membentuk garam dengan ion klorida maka akan tak dapat larut
dalam air.
Percobaan ketiga, percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat
gas klor. Langkah pertama dalam percobaan ini adalah mereaksikan
seujung sendok serbuk putih Ca(Ocl)2 dengan setabung reaksi akuades.
Dari perlakuan ini dihasilkan campuran berwarna putih dan berbau
menyengat. Kemudian campuran tersebut disaring dan dihasilkan residu
putih yang berdasarkan teori merupakan Ca(OH) 2 dan filtrat berupa
larutan

jernih

tak

berwarna

yang

berdasarkan

persamaan

reaski

merupakan HOCl. Persamaan reaksi yang terjadi :


Ca(OCl)2 + H2O HOCl + Ca(OH)2
Kemudian filtrat dibagi kedalam 2 tabung sama banyak. Pada tabung
pertama ditambahkan sehelai kertas berwarna dan dibiarkan ditempat
terbuka. Pada detik ke-30 dihasilkan kertas warna yang memudar.
Sedangkan pada tabung kedua, ditambahkan beberapa tetes HCl 0,1 N
dan kemudian dimasukan kertas berwarna kedalamnya, pada detik ke-17

kertas warna memudar. Penambahan HCl berfungsi untuk mengoksidasi


Cl menjadi Cl2. . persamaan reaksi yang terjadi :
HOCl + HCl Cl2 + H2O
Berdasarkan reaksi diatas dan juga hasil percobaan yang menunjukan
bahwa

penambahan

HCl

menjadikan

pemudaran

warna

kertas

membuktikan bahwa gas klor mempunyai sifat penglantang yaitu dapat


melunturkan warna pada kertas.
Percobaan keempat, percobaan ini bertujuan untuk membuat gas HCl,
gas HBr, dan gas HI dalam skala laboratorium. Langkah pertama dalam
percobaan ini adalah pembuatan gas HCl dengan mereaksikan sesendok
kecil serbuk NaCl berwarna putih dengan larutan H 2SO4 pekat dan
dihasilkan buih dalam campuran tersebut. kemudian tabung reaksi ditutup
dengan segera oleh penyumbat karet agar gas yang dihasilkan tidak
segera menguap. Dimana menurut persamaan reaksi, gas yang terbentuk
adalah gas HCl. Persamaan reaksi yang terjadi :
NaCl (s) + H2SO4 (aq) NaHSO4(s) + HCl (g)
Kemudian ditata sedemikian rupa, sehingga tabung reaksi

dapat

terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.

Setelah itu tabung reaksi dipanaskan. Tujuan dari pemanasan

tersebut adalah untuk mempercepat reaksi sehingga gas HCl yang


dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat. Uji menguji apakah gas HCl
benar-benar terbentuk, maka iuji dengan kertas lakmus pada air yang
sudah dialiri gas lewat selang dan dihasilkan kertas lakmus merah tetap
merah sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal
inimenunjukan bahwa air sudah dialiri dengan gas HCl, karena HCl bersifat
asam maka kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas lakmus
merah tetap merah. Kemudian gas yang keluar di uji warna nya dengan
menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan KI dan amilum.
Penambahan KI bertujuan untuk membuktikan adanya gas HCl yang
mereduksi ion I- pada KI menjadi I2. Hal ini dikarenakan klor lebih reaktif
dibandingkan iod. Sedangkan penambahan amilum berfungsi sebagai

indikator. Dan dihasilkan kertas saring putih berubah menjadi ungu, hal ini
menunjukan bahwa gas HCl benar-benar terbentuk. Warna ungu terbentuk
karena reaksi I2 hasil oksidasi klor terhadap I- dengan amilum.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan gas HBr, dengan prosedur yang
hampir sama. Seujung sendok NaCl pada langkah pertama diganti dengan
seujung sendok serbuk putih Kbr dan direaksikan dengan larutan H 2SO4
tak berwarna. Dari perlakuan ini dihasilkan larutan berwarna kuning dan
ada gelembung gas.

Setelah itu, tabung reaksi ditutup dengan karet

penyumbat agar gas yang terbentuk tidak segera menguap, dimana


menurut persamaan reaksi yang terjadi gas yang terbentuk adalah gas
HBr. Terbentuknya larutan berwarna kuning juga mengindikasi bahwa
gelembung gas yang terbentuk adalah gas yang mengandung brom,
karena brom membawa sifat warna kuning. Persamaan reaksi yang terjadi
:
2KBr (s) + 2H2SO4(aq) 2HBr (g) + K2SO4 (aq)
Kemudian ditata sedemikian rupa, sehingga tabung reaksi

dapat

terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.

Setelah itu tabung reaksi dipanaskan. Tujuan dari pemanasan

tersebut adalah untuk mempercepat reaksi sehingga gas HBr

yang

dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat. Uji menguji apakah gas HBr
benar-benar terbentuk, maka diuji dengan kertas lakmus pada air yang
sudah dialiri gas lewat selang dan dihasilkan kertas lakmus merah tetap
merah sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal
inimenunjukan bahwa air sudah dialiri dengan gas HBr, karena HBr
bersifat asam maka kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas
lakmus merah tetap merah. Kemudian gas yang keluar di uji warna nya
dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan KI dan
amilum. Penambahan KI bertujuan untuk membuktikan adanya gas HBr
yang mereduksi ion I- pada KI menjadi I2. Hal ini dikarenakan brom lebih
reaktif dibandingkan iod. Sedangkan penambahan amilum berfungsi
sebagai indikator. Dan dihasilkan kertas saring putih berubah menjadi
ungu, hal ini menunjukan bahwa gas HBr benar-benar terbentuk. Warna

ungu terbentuk karena reaksi I2 hasil oksidasi brom terhadap I- dengan


amilum.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan gas HI, dengan prosedur yang
hampir sama. Seujung sendok NaCl pada langkah pertama diganti dengan
seujung sendok serbuk putih KI dan direaksikan dengan larutan H 2SO4 tak
berwarna. Dari perlakuan ini dihasilkan larutan berwarna tak berwarna
dan ada gelembung gas. Setelah itu, tabung reaksi ditutup dengan karet
penyumbat agar gas yang terbentuk tidak segera menguap, dimana
menurut persamaan reaksi yang terjadi gas yang terbentuk adalah gas HI.
Persamaan reaksi yang terjadi :
2KI (s) + 2H2SO4 (aq) HI (g) + K2SO4 (aq)
Kemudian ditata sedemikian rupa, sehingga tabung reaksi

dapat

terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.

Setelah itu tabung reaksi dipanaskan. Tujuan dari pemanasan

tersebut adalah untuk mempercepat reaksi sehingga gas HI

yang

dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat. Uji menguji apakah gas HI benarbenar terbentuk, maka diuji dengan kertas lakmus pada air yang sudah
dialiri gas lewat selang dan dihasilkan kertas lakmus merah tetap merah
sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal inimenunjukan
bahwa air sudah dialiri dengan gas HI, karena HI bersifat asam maka
kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas lakmus merah
tetap merah. Kemudian gas yang keluar di uji warna nya dengan
menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan KI dan amilum.
Penambahan KI bertujuan untuk membuktikan adanya gas HI

yang

mereduksi ion I- pada KI menjadi I2. Sedangkan penambahan amilum


berfungsi sebagai indikator. Dan dihasilkan kertas saring putih berubah
menjadi ungu, hal ini menunjukan bahwa gas HI benar-benar terbentuk.
Warna ungu terbentuk karena reaksi I 2

dengan amilum. Tidak terjadi

ikatan kimia dalam hal ini, melainkan molekul-molekul polimer amilum


membungkus diri dis sekitar molekul iodin. Karena karakteristik inilah
amilum digunakan sebagai indikator dari suatu reaksi yang melibatkan
spesies iodin

Percobaan kelima, percobaan ini bertujuan mengetahui kelarutan dari


halogen. Dalam tiga tabung reaksi yang berbeda, masing-masing
dimasukan 1 ml NaCl tak berwarna pada tabung 1, 1 ml KBr tak berwarna
pada tabung 2, dan 1 ml KI tak berwarna pada tabung 3. Kemudian dialiri
gas Cl2 yang terbentuk dari percobaan 1.

Dan dihasilkan larutan tak

berwarna pada seluruh tabung. Fungsi penambahan gas Cl2 adalah


sebagai pendesak ion halida pada garamnya untuk menjadi gas halogen.
Setelah itu ditambahkan sedikit larutan CS2

kedalam masing-masing

tabung dan dihasilkan 2 lapisan pada seluruh tabung. Penambahan CS 2


berfungsi sebagai pelarut organik yang menguji kelarutan dari halogen
yang diindikasi dengan terbentuknya larutan tak berwarna dengan 2
lapisan gel di permukaan dasar tabung, lapisan gel tersebut menunjukan
bahwa gas-gas Cl2, Br2, dan I2 yang terlarut dalam CS2.. Persamaan reaksi
yang terjadi :
Tabung 1 : NaCl (aq) + Cl2 (g) + CS2 (aq) NaCl (aq) + Cl2 (g)
Tabung 2 : 2 KBr (aq) + Cl2 (g) + CS2 (aq) 2 KCl (aq) + Br2 (g)
Tabung 3 : 2 KI (aq) + Cl2 (g) + CS2 (g) 2 KCl (aq) + I2 (g)
Bila dilihat dari gelembung yang terjadi setelah penambahan Cs 2, maka
kelarutan dalam pelarut organik dalam hal ini Cs2 gas Cl2 >Br2> I2
Percobaan keenam, percobaan ini bertujuan

untuk mengetahui

kelarutan I2, percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan I 2 pada


tabung reaksi, I2 berupa padatan (serbuk berwana hitam), kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi pada tabung reaksi 1 ditambahkan air,
larutan berwarna kuning jenih dan tidak larut, kemudian pada tabung
reaksi 2 larutan berwarna kuning kecoklatan, dan pada tabung reaksi 3
larutan berwarna kuning (++) dan tidak larut. Dari hasil percobaan
tersebut dapat diketahui bahwa I2sukar larut dalam air disebabkan karena
iodin adalah melekul non polar

sedangkan air

adalah pelarut polar,

sehingga kelarutan dalam air sangat rendah. Persamaan reaksi yang


terjadi :
I2(s) + 2 H2O(aq)

Kemudian pada tabung reaksi 2 menunjukkan iodin sangat larut dalam KI,
hal ini disebabkan karena KI merupakan

larutan

iodida dalam air,

sehingga terjadi keseimbangan dengan triiodida I3 sebagai berikut :


I2

(s)

+KI

(aq)

KI3 (aq)

Kemudian pada tabung 3 iodin sedikit larut dalam HCl karena HCl
merupakan pelarut polar dan iodin merupakan molekul-molekul polar,
sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:
I2(s) + 2 HCl(aq)

KESIMPULAN
1. Di labolatorium gas Cl2 dapat di buat melalui reaksi antara batu kawi
(MnO2), NaCl dengan H2SO4. Sedangkan Br2 dapat di hasilkan melalui
reaksi antara KBr dengan H2SO4
2. Ion Cl- dan ion Br- apabila membentuk garam dengan kation golongan
1 (Ag, Hg, dan Pb) maka akan terbentuk endapan putih.
3. Gas Cl2 mempunyi sifat pengelantang yaitu dapat memudarkan
kertas berwarna
4. Pembuatan gas

HCl

di

laboratorium

dapat

dilakukan

dengan

mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat. Reaksi antara KBr dengan


H2SO4 menghasilkan gas HBr, dan reaksi antara KI dengan H 2SO4
menghasilkan gas HI .
5. Kelarutan gas Halogen dalam pelarut organik (Cs2) F2 > Cl2 > Br2
6. Kelarutan Iodin dalam KI > HCl> H2O

Anda mungkin juga menyukai