Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH DAN

PEMIKIRAN
TASAWUF DI
ACEH
Ahmad Na’im
Supriyadi
Himatul Aliyah
A. Sejarah Masuknya Islam di Aceh
■ Semua sejarahwan sepakat bahwa
Islam pertama kali masuk ke
Nusantara bermula di Aceh
■ Melalui jalur perdagangan yang ■ Islam datang sebagai kegiatan
dilakukan oleh saudagar-saudagar dakwah dan kekuatan politik
Arab. dengan lahirnya kerajaan-kerjaan
islam di sumatera, antara lain:
■ Beberapa dari mereka menikahi
pendudukan setempat dan melahirkan 1. Kerajaan perlak
generasi baru muslimin di gugusan
pulau melayu di abad ke-7 M. 2. Kerajaan samudera pasai

■ Dengan demikian, Islam datang ke 3. Kerajaan Teumiang


gugusan pulau-pulau melayu melalui 4. Kerajaan Pidie
lautan India dan laut China Selatan
secara langsung dari negeri Arab 5. Kerajaan Indera Pura
6. Kerajaan Indera Jaya
A. Sejarah Masuknya Islam di Aceh
■ Dalam perkembangan selanjutnya, ■ Puncak kemakmuran dan kejayaan
kenam daerah kerjaan tersebut Aceh pada masa pemerintah Sultan
tersatukan menjadi daerah Iskandar Muda (Wafat 1636 M).
“Aceh” oleh Sultan Husein Syah
■ Kemakmuran dan kemasyhurannya
yang memerintah Aceh
membuat kerajaan ini kerap
Darussalam pada tahun 870-885
dikunjungi ulama dan orang-orang
H/ 1465-1480 M.
yang datang dari dunia Timur
■ Di masa inilah baru terbentuk maupun barat.
kesatuan Aceh, yaitu satu agama,
■ Berkat kedatangan para ulama,
satu bangsa, dan satu negera.
pemikiran, pengalaman, pengalaman
■ Dengan kesatuan ini Aceh menjadi keagaama, tasawuf adan tarekat
kuat dan megah hingga mencapai berkembang pesat mewarnai
zaman gemilangnya. kehidupan keagamaan di Aceh.
B. Penyebaran Islam dalam Pendekatan Sufistik
Beberapa pendekatan yang digunakan
para penyebar Islam di Nusantara,
antara lain:
3. Pendekatan politik (kekuasaan),
1. Pendekatan ekonomi-bisnis yaitu upaya dakwah yang
(perdagangan), yaitu sejak lama dilakukan para pedagang dan
bangsa Indonesa sudah menjalin pendatang muslim untuk
hubungan perdagangan dengan megislamkan raja-raja dan
bangsa Arab, Gujarat, dan China pembesar Istana, kemudiam
mengislamkan kerajaan hindu
2. Pendekatan perkawinan, yaitu
budha
para pendatang dan pedagang-
pedagang muslim dari Timur 4. Pendekatan sufistik, dimana
Tengah menjalin hubungan ulama-ulama tampil mempraktikan
kekeluargaan dengan penduduk moral-moral ketasawufan dan
setempat kerap kali membawa dan
mempraktikan tarekat tertentu.
B. Penyebaran Islam dalam Pendekatan Sufistik
■ Pendekatan sufistik lebih diakui
dan dipegang, misalnya oleh A.H.
John. ■ Uka tjandrasasmita berpendapat, sejak
abag ke-13 masuknya Islam ke
■ Para sufi pengembaralah yang
Indonesia melalui tasawuf termasuk
kelihatan lebih berhasil melakukan kategori yang berfungsi membentuk
penyiaran islam daripada lainnya. kehidupan social bangsa Indonesia
■ Faktor utamanya adalah karena sifat spesifik tasawuf yang
kemampuan para sufi menyajikan memudahkan penerimaan masyarakat
Islam dalam kemasan atraktif, yang belum Islam kepada
khususnya dengan menekannkan lingkungannya.
kesesuaian islam atau kontinuitas ■ Acara tahlilan, sykuran, ratiban,
ketimbang perubahan dalam marhaban, sekaten cenderung
kepercayaan dan praktik mengikuti tradisi kesufian dan
keagamaan lokal ketarekatan yang ditinggalkan oleh
tokoh-tokoh sufi terdahulu.
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
■ Aceh  Serambi Makkah” atau halaman depan atau gerbang ke tanah suci Makkah.
■ Pemikiran tasawuf di Aceh banyak terkait dengan pemikiran-pemikiran tasawuf di
wilayah-wilayah lain di Nusantara, baik dari aspek sejarah maupun substansi
pemikirannya.

■ Aspek Sejarah
■ Aspek Substansial
Banyak terbukti
bahwa dari tokoh- Pemahaman tasawuf di Aceh
tokoh-tokoh sufi Aceh memengaruhi daerah-daerah lain,
inilah kemudian sehingga di beberapa daerah lain ada
tasawuf menyebar kecenderungan isi dan corak pemikiran
dan membentuk tasawufnya mirip dengan tasawuf di
jaringan-jaringan ke Aceh, kendatipun sebetulnya sedikit
seluruh Nusantara. banyak telah mengalami pergeseran-
pergeseran atau mengalami modifikasi
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
1. Hamzah Fansuri dan Pemikiran Tasawufnya
■ Dilahirkan di Kota Barus ■ Pemikiran tasawufnya banyak dipengaruhi
wahdatul wujudnya ibnu arabi
■ Tidak diketahui pasti tahun
kelahiran dan kematianya, ■ Ia menolak ajaran pranayama dalam agama
diperkirakan masa hidupnya Hindu yang membayangkan Tuhan berada
sebelum tahun 1630-an di bagian tertentu dari tubuh seperti ubun-
■ Orang banyak menolak ubunyang dipandang sebagai jiwa dan
pemikirannya karena faham dijadikan titik konsentrasi dalam usaha
wihdatul wujud, hulul dan mencapai persatuan.
ittihadnya. ■ Orang memahami Fansuri sebagai penganut
■ Banyak orang mengecapnya wujudiyah dan menggolongkannya sebagai
zhindiq, sesat, kafir, dan sufi falsafi – karena ajarannya mengandung
sebagainya muatan filsafat yang disulit dicerna oleh
orang awam dan dikhawatirkan dapat
■ Dalam bidang tasawuf, membuat orang sesat.
mengikuti Traekat Qadiriyah
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
2. Syamsuddin Sumatrani dan Pemikiran Tasawufnya
■ Merupakan murid dari Hamzah
Fansuri, hidup pada masa
■ Tanazul (tanzil) diartikan sebagai
kekuasaan Sultan Iskandar
turunnya Wujud dengan penyinkapan
Muda
Tuhan dari kegaiban ke alam
■ Dalam pemikiran tasawufnya, ia penampakan melalui berbagai tingkat
membahas tentang martabat perwujudan.
tujuh dan sifat dua puluh
■ Martabat Tujuh masuk ke nusantara
Tuhan.
pada abag ke-17 merupakan
■ Konsep martabat Tujuh pengembanagn paham penghayatan
cenderung berhubungan dengan union-mistik dari ajaran al-Hallaj dan
teori Tanazzul dalam tasawuf. Ibn Arabi.
■ Syamsuddin dikategorikan sebagai
penganut wahdat al-wujud
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
3. Nuruddin Al-Raniri dan Pemikiran Tasawufnya

■ Nama lengkap : Nur al-Din Disiplin tasawuf menurun Al-Raniri, meliputi:


Muhammad ibn Ali ibn Hasanji ibn 1. Lathaif al-asrar
Muhammad al-Raniri.
2. Nubdzah fil da’wa azh-zhil ma’a shahibih
■ Dilahirkan di Ranir dekat Gujarat
(India) dan meninggal pada 22 3. Asrar al-ihsan fi ma’rifa ar-ruh wa ar-Rahman
Dzulhijjah 1096 H/ 21 Sept 1658 M. 4. Hill azh-zhil
■ Tiba di Aceh pada masa Sultan 5. Ma’al-Hayati li ahl al-mamat
Iskandar Muda, kemudian
meninggalkan Aceh karena tidak 6. Fath al-Mubin ala al-mulhidin
mendapatkan perhatikan dari sultan 7. Jawahir al-ulum fi kasy al-ma’lum
yang berkuasa. Kemudian kembali
kedua kalinya pada tahun 1637-1644 8. Syifa al-qulub
mendapatkan tempat di Istana 9. Hidayat al-iman bi fadhl al-manan
dalam perlindungan sultan.
10. Aqa-id ash-shufiyyah al-muwahhidin
■ Penganut Tarekat Rifa’iyyah
11. Rahiq al-muhammadiyyah fi tahriq ash-shufiyyah
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
3. Nuruddin Al-Raniri dan Pemikiran Tasawufnya
Kendati pemikiran tasawuf al-Raniri terkesan sangat luas, namun dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
4. Tentang Wujudiyah, inti ajaran ini berpusat
1. Tentang Tuhan, bahwa ungkapan pada wahdat al-wujud. Jika benar Tuhan dan
“wujud Allah dan alam esa” berarti makhluk hakikatnya satu, maka dapat
bahwa alam itu merupakan sisi dikatakan bahwa manusia adalah Tuhan dan
lahiriyah dari hakikatnya yang batin, Tuhan adalah manusia, maka jadilah seluruh
yaitu Allah. makhluk itu adalah makhluk itu adalah
2. Tentang Alam, bahwa alam diciptakan Tuhan. Semua yang dilakukan manusia baik
Allah melalui tajalli. buruk atau baik, Allah turut melalukannya.
Jika demikian halnya, maka manusia
3. Tentang manusia, merupakan makhluk memiliki sifat-sifat Tuhan
Allah yang paling sempurna di dunia
ini. 5. Tentang hubungan syariat dan hakikat,
syariat merupakan landasan esensial dalam
tasawuf
C. Sejarah Pemikiran Tasawuf di Aceh
4. Abd. Rauf al-Sinkli dan Pemikiran Tasawufnya
■ Tokoh ulama dan mufti besar
kerajaan Aceh pada abad ke-17 Pemikiran tasawuf al-Sinkli:
■ Nama lengkap : Abd. Al-Rauf bin Ali ■ Satu-satunya wujud hakiki yakni Allah.
al-Jawi al-Fansuri al-Sinkli Alam ciptaan-Nya hanya bayangan dari
■ Menerima baiat Tarekat Syathariyyah yang hakiki.

■ Ulama yang berupaya mendamaikan ■ Allah berbeda dengan alam, walaupun


faham wahdatul wujud/wujudiyah demikian, antara bayangan (alam) dengan
yang memancarkan bayangan (Allah) tentu
dengan paham sunnah
memperoleh keserupaan.
■ Namun tetap menolak paham
■ Maka sifat manusia adalah bayangan Allah,
wujudiyah yang mengangap adanya seperti yang hidup, yang tahu, yang melihat.
penyatuan antara Tuhan dan hamba Pada hakikatnya setiap perbuatan adalah
perbuatan Allah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai