Anda di halaman 1dari 14

TAREKAT CHISTIYAH

MAKALAH

Disusun guna untuk memenuhi tugas struktur pada mata kuliah sejarah peradaban
islam periode pertengahan

Dosen Pengampu: Sidik Fauzi,M.Hum.

Oleh Kelompok: XIX

Ilham Aji Pradana :1717503012

Imam Bisri Mustofa :1717503013

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah adalah cermin, dimana dengan mempelajari sejarah kita


bisa mengetahui apa yang sudah terjadi di masa lalu, memperkenalakn
orang-orang hebat di masa lalu kepada generasi sekarang. dengan
kehebatan yang mereka miliki atau yang mereka lakukan, agar generasi
sekarang jauh lebih baik dari apa yang telah mendahuluinnya. Dalam
agama islampun, memiliki banyak catatan sejarah, yang menjadikan
agama ini dapat diketahui oleh kebanyakan orang dan mengikutinya.

Didalam agama islam ada yang namannya tarekat, di mana


taerekat ini bisa di artikan sebagai perjalanan spiritual, yaitu perkumpulan
spiritual yang di pimpin oleh seorang guru (mursyid) dan para
khalifahnya. Dalam konteks inilah yang kami maksud dalam judul
makalah kami yaitu sejarah Tarekat Chistiyah.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal mula tarekat chistiyah.
2. Bagaimana perkembangan dari tarekat chistiyah.
3. Siapa pendiri dari tarekat chistiyah.
4. Apa saja yang di ajarkan dalam tarekat chistiyah.

1
3. Tujuan Penulisan
Dari uraian di atas yang menjelaskan sedikit tentang taeraktat kami
memberikan tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Mengetahui awal mula tarekat chistiyah.
2. Mengetahui perkembangan tarekat chistiyah.
3. Mengetahui pendiri tarekat chistiyah.
4. Megetahui ajaran tarekat chistiyah.
4. Manfaat Penulisan
Dalam ranah teoritis, penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan ilmiah bagi para pembaca. Sedangkan pada ranah
praktis, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran juga
rujukan yang ilmiah untuk penulisan dan pembahasan yang sama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Tarekat Chistiyah

Tarekat chisytiyah adalah salah satu tarekat sufi utama di asia


selatan. asal-usul tarekat ini dapat di lacak hingga abat ke-3 H./9 M., di
kota Chist-dari kata inilah tarekat itu menamakan diri yang dalam wilayah
afganistan modern terletak beberapa ratus kilometer di timur harat. Tarekat
ini menyebar ke seluruh kawasan india, Pakistan, dan Bangladesh. Namun
tarekat ini hanya terkenal di india saja. Cabang-cabang lainya yang sempat
menyebar ke transoxiana dan khurasan tidak dapat bertahan lama.
Chisytiyah memiliki silsilah spiritual yang jejaknya dapat
ditelusuri sampai kepada hasan al-basri (21-110 H./642-728 M.). mereka
menyakini bahwa hasan merupakan murid ali ibn abi tholib, sebuah klaim
yang validitasnya mereka temukan secara spiritual. Kemudian, mereka
memberikan tempat terhormat  dalam silsilah mereka terhadap abu said
ibn abi al-khair (357-440 H./967-1049 M.), yang lahir dan meninggal di
maihan (sekarang menjadi mana, dekat sarakhs), tetapi hidup dalam
jangkah waktu yang lama di nishapur.latihan asketik yang keras di
praktikkan sejumlah pengikut Chisytiyah. Seperti mengantung diri di di
sumur dengan kepala beradah di di bawah, ajaranya memberikan inspirasi
kepada pengikutnya agar setia terhadap mursyid (pembimbing spiritual)
tanpa banyak bertanya, mengeletak tak berdaya di hadapanya, melakukan
penyangkalan diri, serta melayani keperluan orang lain.
Di india pendiri tarekat ini bernama khawajah  mu’in al-din hasan.
Informasi mengenai awal kehidupanya tidak diketahui. Berdasarkan tangal
kematianya yaitu 6 rajab 633 H./16 maret 1236 M., Di hitung dari usianya
yang di kenal sampai 97 tahun, maka ia bias di pastikan lahir pada 536
H./1141 M. di sistan.
3
Ketika ayahnya meningal du dunia ia berusia 50 tahun. Khawajah
mewarisi sebuah tana dan kincir air di pengilingan, tetapi
dia meningalkan itu semua demi hidup yang di ingginkanya yaitu
mengembara dan mencari ilmu. Di harwan, daerah bagian Nishapur, ia
menjadi murid khawajah utsman harwani.mursyd paling terkemuka
chisytiyah pada waktu itu. Selama 20 tahun ia menemaninya mengembara
ke berbagai wilayah sampai ia mengembara seorang diri. Di bahdad, ia
mengunjungi syekh Abdul Qadir al-jailani, seorang pendiri tarekat
qodiriyyah, serta sufi-sufi yang terkemuka lainya. Kemudian ia
meningalkan bahdad, melalui irak dan iran, lalu tiba di wilayah ghazni
pada usia 52 tahun. Di sana dia berjumpa kembali dengan mursyd
khawajah yang menyuruhnya kembali ke india. Di Negara ini tasawuf
telah mapan dan kokoh terutama di Punjab dan sind.
Dia pun meningalkan Ghasni dan menuju ke india, lalu ke Lahore,
kemudian ke Delhi. Blakangan ia pindah ke Ajmer, yang telah di taklukan
oleh kesultanan delhi pada 592 H./1195-96 M. dan memiliki gubenur
muslim. Untuk seterusnya ia menetap di Ajmer. Kehidupanya yang
sederhana dan asketik menjadi inspirasi bagi para serdadu muslim turki
dan kaum Hindu mualaf. Sekitar 606 H./1209-10 M., khawajah menikah
dengan anak perempuan anak dari gubenur local. Ia juga menikahi putri
seorang bangsawan hindu yang menjadi tahanan perang.
Ulama zaman berikutnya menceritakan keajaiban-keajaiban yang
di lakukan oleh khawarij ketika di ajmer. Para akademisi modern pun
menyakini bahwa ia memberantas praktek hindu tanpa ampun, serta
melakukan islamisasi penganut hindu dalam jumlah yang besar. Namun,
karakter dan ucapan khawarij di ketahui tidak mendukung legenda yang
berkisah tentang sejarah kehidupanya tersebut. Ia menuliskan aturan
kehidupan spiritual sebagai berikut.

4
1. Tidak boleh mencari uang.
2. Tidak boleh meminjam uang pada siapapun.
3. Tidak boleh mengungkapkan atau meminta tolong kepada siapapu,
sekalipun belum makan selama 7 hari.
4. Jika mendapat kelebihan makanan, uang, padi-padian, atau pakaian, hanya
boleh di simpan sampai hari berikutnya.
5. Tidak boleh mencelah orang lain; jika teraniyaya, berdoa kepada tuhan
agar memberikan petunjuk kepada orang yang telah menganiyaya kita agar
ditunjukan jalan yang benar.
6. Jika melakukan perbuatan terpuji maka harus menyadari bahwa sumber
kebaikan adalah mursyd sebagai perantara nabi dan rahmat tuhan.
7. Jika melakukan perbuatan dosa, harus menyadari bahwa dirinya
bertangung jawab atas dan berlindung dari perbuatan tersebut, dia harus
berhati-hati dalam mengerjakan berbagai hal yang dapat menimbulkan dosa
karna takut tuhan.
8. Setelah memenuhi semua tuntutan di atas, harus berpuasa secara teratur
dan melakukan sholat malam.
9. Menyedikitkan bicara dan hanya membuka mulut jika memang keadaan
menuntut hal tersebut. Syariat melarang berbicara berlebihan atau berdiam
diri secara mutlak. Seorang harus mengucapkan kata-kata yang membuat
tuhan senang.
Ajaran khawajah menjelma menjadi fondasi struktur utama kehidupan
chisytiyah sekalipun penyesuaianya dan pengondifikasianya menyesuaikan
waktu.

5
Selama hidupnya, khawajah mu’in al-din memiliki hubungan-
hubungan erat dengan syekh hamid al-din shufi (w. 673 H./1274 M.) dia salah
seorang murid yang menjadikan pedesaan di sekitar nagawr, rajashtan sebagai
pusat kegiatanya. Murid khawajah mu’in al-din yang lain, khawajah quthb al-
din bahtiar kaki,bermukim di delhi, dan pada saat itu sultan syams al-din
iltutmisy (606-633 H./1211-1236 M.) amat memuliakan dirinya. Ia menetap di
Baghdad dan memilih untuk menjadi murid dari khawarij, meskipun syeekh
terkenal dari tarekat suhrawardiyyah dan tarekat kubrawiyyah bermukim pula
di kota itu. Setelah meningalkan Baghdad, quthb al-din berkelana dalam
waktu yang lama dan tiba di delhi sekitar 618 H./1221 M. di sana, ia menjadi
seorang yang amat terkenal. Para ulama fikih gagal mempengaruhi sultan
syams al din iltutmisy untuk menghentikan persaudaraan sama atau kegiatan
audisi tasawuf yang mengunakan music dan tari-tarian. Dan pada 14 rabiul
awal 633 H./27 november 1235 M.
Pewaris khawajah Quthb al-din adalah syekh farid al-din mas’ud, di
lahirkan di kahtwal, dekat multan, pada 571 H./1175-76 M. ia di besarkan
dengan pendidikan pesantren lokal, tetapi pengaruh terbesar didapat dari
kehidupan ibunya sendiri yang hidup dengan amat salehah setelah menjadi
murid Quthb al-din, ia menjalankan praktek asketik yang amat keras. Ia
berdoa selama empat puluh malam tanpa henti, dengan ritual yang sudah di
jelaskan di atas yaitu dengan mengantungkan diri di sumur. Untuk waktu yang
lama, ia bermukim di hansi,distrik hisar, delhi bagian barat, tetapi menetap di
ajobhan, dan meningal dunia pada tanggal 5 muharam 664 H./17 oktober
1265 M. baba farid berhubungan dengan berbagai segmen masyarakat.

6
Penerus dari baba farid adalah syekh nizham al-din auliyah’, ia
menetap di delhi sampai ajal menjemputnya pada 18 rabi al-tsani 725 H./3
April 1325 M., memperkuat ajaran chisytiyah di utara india. Tarekat ini pun
di perkenalkan di deccan selama masa hidupnya. Sang syekh memiliki
pemahaman yang mendalam tentang watak dasar manusia
berdasarkanpengalamanya dalam berinteraksi dengan berbagai tipe manusia.
Para tamu kebanyakan lebih dari sekedar puas mendengar nasihat-nasehatnya.
Dia berjasa amat besar bagi orang-orang yang meminta bantuan kepadanya,
bahkan para ulamak fikih yang membenci para sufi di buat terhenyak dalam
percakapan bersama dirinya. Dia di kenal sangat ahli dalam pengajaran
tasawuf dengan mengunaka anekdod-anekdod.
Murid utama syekh Nizham al-Din Auliya’ adalah Amir Khusraw. Ia
dilahirkan pada 651 H./1253 M. di patyali, sekitar 150 kilometer dari delhi
dan keluarga administrator terkemuka dan pejuang. Tapi sebenarnya di sangat
berminat terhadap penulisan syair. Ia sudah menggubah komposisi pertanyaan
pada usia delapan tahun.

Amir khusraw menulis matsnawi yang bersifat kesejaraan dan melahirkan


ghazal dalam kuantitas yang menajubkan. Ia juga seorang composer sejumlah
jenis dan melodi music serta di kenal sebagai musisi piawai. Kematian
mursyid-nya amat mengejutkan jiwanya secara mendalam sehingga ia hanya
dapat bertahan hidup selama enam bulan berikutnya.
Syekh nizam al-din auliya’ memiliki seorang pewaris spiritual, syekh
Nashir al-din dari Awadh, atau yang terkenal sebagai Chirag atau ‘’lentera’’
kota delhi. Sultan Muhammad ibn Tughuq (725-752 H./1325-1351 M.)
memaksa nashir al-din bersama murid-muridnya yang terkenal untuk
membatukelancaran pemerintahan dalam rancangan yang berlebihan demi
meningkatkan popularitas pribadi.

7
Mereka menolak untuk menaati sehingga mereka mendapatkan perlakuan
keras. Sebagaian diantaranya memilih untuk meningalkan delhi menuju ke
devagiri dan pada waktu itu sultan sudah menyiapkan tempat tinggal kedua
untuknya.beliau mengembuskan napas terakhir pada 18 ramadhan 757 H./14
september 1356 M.
Pada waktu itu murid dari baba farid dan syekh nizam al-din auliyah
telah banyak mendirikan perguruan chistiyah. Yang terpenting diantaranya
adalah perguruan shabiriyah di kaliyar, saranpur, bagian timur delhi, yang
didirikan oeh ala’ al-din ali ibnu ahmad shabir (w. 691 H./1291 M.),seorang
murid baba farid. Penerusnya mendirikan cabang di lanipat, rudawali dan
gangoh. Ahmad abdul al-haqq (w. 944 H./1537 M.), amat terkenal di
rudawali. Ia mempopulerkan ajaran baba farid dalam dalam puisi berdialek
lokal. Hal ini kemudian di sempurnakan oleh syekh abd al-quddus gangohi
(w. 944 H./1537 M.) yang merupakan tokoh yang amat terkemuka dalam
tarekat ini. Kartanya, rusyd-namah, menulis beberapa karya dengan bahasa
hindi dan diteruskan oleh ara penerusnya dengan komposisi sebaik yang di
tulis sendiridalam jumlah besar. Mereka mengarisbawahi kemiripan yang
terdapat antara chisytyah dan ajaran that yogi. Penerus yang terpenting syekh
abd al-quddus gangohi adalah syekh muhhib allah shadpuri dari allahabab (w.
1058 H./1648 M.). ia jelas –jelas penapsir ajaran wahdat al-wujudibn arabi
yang sangat mumpuni dalam tarekat chisytiyah.

Murid-murid syekh nizam al-din auliya mendirikan peguruan


chisytiyah di jawnpuni, malwa, Gujarat, dan deccan. Syekh siraj al din (w.
759 H./1357 M.) menjadikan gawr, daerah di Bengal, sebagai pusat
kegiatanya. Nur qutbhi alam (w.813 H./1410 M.). dari pandawa adalah
seorang sufi terkemuka dari cabang peguruan ini. Di Dawlatabad, pusat
kegiatan chisytiyah didirikan oleh syekh burhan al-din. Beiau membuat
penguasa lokal dinasti khandesh amat terpesona sehigah menanamkan darah
tersebut dengan namanya, burhanpur.
8
Namun, sufi terkemuka di deccan adalah penerus syekh nashir al-din
chiragh dihlawi, yakni sayyid Muhammad ibn yusuf al-husini, (w. 815
H./1422 M.) setelah perisiwa pembantaian masal di delhi pada 801 H./1398
M. oleh timur lenk, gisu daraz meninggalkan tempat pemukimanya semula
dan tingal di Gujarat, kemudian dari sana ia berangkat ke deccan. Sekitar 815
H./1412-13 M., ia tiba di gulbargadi ujung usianya yang ke Sembilan puluh
tahun. Ia hanya bertahan sepuluh tahun kemudian, tetapi ia dapat
mengukuhkan cabang chisytiyah di sana. Ia merupakan penulis puisi dan
pengarang yang sangat produktif. Menjelang akhir hayatnya, ia meninggalkan
skema spiritual ibn arabi yang sejak lama menjadi pedomanya dan beralih
menjadi pengikut spiritual syekh ala al-daulah simnani.
Di antara murid-murid syekh nizam al-din auliya, maulana syihab al-
din menduduki status sebagai pemimpin. Murid pertama syekh syihab al-din,
syekh rukn al-din, tidaklah di kenal luas, tetapi muridnya masud bakk
merupakan ulama yang sangat di segani. Ia tidak ragu-ragu dalam
menyampaikan gagasan-gagasanya yang bersumber dari konsep wahdat al-
wujud dalam karya-karyanya. Salah satunya adalah diwan yang berjudul nur
al-yaqin serta sebuah prosa yang berjudul mi’rat al-arifin  merupakan
sumbangan yang pentng bagi literatur sufisme.
Sahabat yang sezaman denganya adalah sayyid Muhammad bin
Husaini ibn jafar al-makki. Ia menampik posisi penting di pemerintahan,
kemudia menjadi sufi pengembara, mengarungi Arabia, Persia, dan irak.
Koleksi surat-suratnya yang sebagian bertahun 824 H./1421 M. dan 825
H./1422 M. membuktikan ketajamanya dalam dunia spiritual maupun
duniawi. Dia percaya penekanan terhadap fikih yang berlebihan maka akan
menjauhkan atau mengasingkanya dari imam yang sejati, layaknya seekor
anjing yang terasing dari masjid.

9
Pada awal abad ke-12 H./18 M., cabang nizhamiyyah dari tarekat
chisytiyah kembali marak sejak di pimpin oleh syekh kalim allah jahanabati
(w. 1142 H./1729 M.). maulana fakhr al-din, putra muridnya, syekh nizam al-
din, memimpin pusat kegiatan nizhamiyyah-chisytiyah di dehi sejak 1165
H./1751-52 M., hinggat tahun kematianya,1199 H./1751 M. ia berupaya
merembeskan kehidupan spiritual yang seimbang di kota delhi, yang telah
terkoyak oleh pertentangan sunni-syiah. Para muridnya membangun pusat
kegiatan baru di Punjab, bareilly, dan rajashtan.
Secara garis besar ada empat masa kejayaan aktifitas tarekat chisytiyah
ini di india :
1. Masa kejayaan syekh mu’in al-din hasan chisyti, yaitu pada awal pendirian
tarekat ini (597 H./1200 M.). hingga 757 H./1356 M.
2. Masa penyebaran khanaqah di banyak provinsi di india (abad ke-8 H./14
M. dank e-9 H./15 M.)
3. Masa pertumbuhan cabang sabiriyyah abad ke-9 H./15 M.
4. Masa perkembangan cabang nizamiyyah abad ke-12 H./18 M.
Tarekat ini menyebar dengan cepat. Pada masa itu, banyak orang islam
yang memeluk agama islam berkat kerja keras para wali chisyti. Khudbah-
khutbah mereka yang sederhana sekaligus di iringi dengan tindakan yang
nyata yang menunjukan rasa cinta yang mendalam terhadap Allah dan sesame
manusia.
Hal ini mampu mengundang simpatik orang-orang hindu, terutama mereka
yang berasal dari kasta rendah. Anggota dari kasta yang lebih tinggi pun
banyak yang terkesan.

10
Kenyataan bahwa khanaqah chisytiyah menghindari diskriminasi antar
murid dan menjalankan paham masyarakat tak berkelas ternyata berhasil
menarik anggota baru kepada tarekat mereka. Mu’in al-din menyederhanakan
paham ajaranya dalam tiga asas, yang mula-mula di susun oleh abu yazid al-
busthami (w. 261 H./874 M.) yaitu bahwa seorang sufi harus memiliki
‘’kemurahan hati, watak yang halus, dan kerendahan hati’’. Meskipun di
perbatasan india terkadang msih ada tentara muslim yang berbatasan dengan
kaum ‘’kafir’’, namun islamisasi Negara india dicapai terutama dengan dakwa
sufistik para ulama, bukan dengan pedang. Begitulah sejarah tarekat
chisytiyah yang berkembang pesat di india.

11
BAB III
                                               PENUTUP                
1. Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai sejarah tarekat di atas, kami menyimulkan
sebagai berikut:
a. Tarekat chisytiyah ini adalah termasuk tarekat sufi yang berasal
dari asia selatan yaitu kota chist dan berkembang sangat cepat di
Negara india.
b. Pendiri tarekat ini di india adalah khawajah  mu’in al-din hasan.
c. Tarekat ini termasuk dalam aliran sunni.
d. Masa kejayaan tarekat chisytiyah Masa kejayaan syekh mu’in al-
din hasan chisyti, yaitu pada awal pendirian tarekat ini (597
H./1200 M.), hingga 757 H./1356 M, Masa penyebaran khanaqah
di banyak provinsi di india (abad ke-8 H./14 M. dank e-9 H./15
M.), Masa pertumbuhan cabang sabiriyyah abad ke-9 H./15 M,
Masa perkembangan cabang nizamiyyah abad ke-12 H./18 M.

2. Saran
Masih banyak tarekat selain chisytiyah yang berbeda faham dan
keyakinan dalam mencari jalan menuju Allah SWT. Maka dari itu tidak
cukup kiranya kita mempelajari satu jenis tarekat saja, akan jauh lebih baik
jika kita mempelajari semua tarekat agar pandangan kita lebih luas dalam
mata kuliah tasawuf, lebih dari itu agar kita juga dapat mencari jalan
menuju tuhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Media zainul bahri, tasawuf mendamaikan duia, Erlanga, Jakarta, 2010.


2. Musstafa zahri, kunci memahami ilmu tasawuf,PT. bina ilmu, Surabaya, 1995.
3. Abdussalam Alwi al-Hinduan, tarekat adalah perintah allah swt, Cahaya Ilmu
Publisher
4.ia 22 tarekat dalam tasawuf, imtiyaz, Surabaya, 2011.
5.awuf, PT. Grafindo persada , Jakarta, 2010.
6.wuf, CV pustaka setia, bandung, 2007.
7.asawuf, CV pustaka setia, bandung, 2010.

13

Anda mungkin juga menyukai