Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok

SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWWUF


DALAM ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Agama Islam 3


Dosen Pengampu: Rozi El-Umam. S. Ud, M. Ag

Oleh:
Sakinatul Fuadiyah
Qorina El Hariza

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
TAHUN AKADEMIK 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..
D. Metode Penulisan……………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Tasawwuf………………………………………………


B. Masa Pembentukan……………………………………………………………….
C. Masa Pengembangan……………………………………………………………….
D. Masa Konsolidasi………………………………………………………………..
E. Masa Filsafi……………………………………………………………………
F. Masa Kemurnian……………………………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan
Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah
Perkembangan Tasawwuf dalam Islam ’’. Tidak lupa Shalawat serta salam, kami sampaikan
kepada baginda Besar Nabi Muhammmad Saw., beserta keluarga, sahabat dan para pengikut
beliau hingga akhir zaman.

Kami selaku penulis dalam pembuatan makalah ini, menyadari betul bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami memohon dengan ikhlas kepada
pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan kritik dan saran guna membangun demi
kesempurnaan makalah yang lebih baik.

Akhir kata, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak terutama
kepada dosen pengampu mata kuliah Agama Islam 3 yakni, Rozi El-Umam, S.Ud.M.Ag, dan
juga kepada segenap teman-teman yang turut serta memberikan bantuan, dukungan dan semangat
kepada kami. Dan kami harapkan semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.

Guluk-Guluk, 21 Agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW bahkan sebelum diangkat
menjadi rasul pun beliau sudah sering melakukan kegiatan sufi dengan melakukan uzlah di gua
Hiro’ sampai beliau menerima wali pertama.
Perkataan tasawuf atau sufi belum dikenal pada zaman nabi ataupun zaman sahabat-
sahabatnya. Tetapi perkataan dan perbuatan yang dikerjakannya sudah mencerminkan kehidupan
sufi.
Menurut catatan sejarah, sahabat yang pertama kali memfilsafatkan ibadah dan menjadikan
ibadah secara satu “thariqah” yang khusus adalah khudzaifah bin Al-Yamani dan dialah yang
pertama kali mendirikan madrasah tasawuf tetapi belum terkenal dengan nama “tasawuf”.

Imam sufi yang pertama dalam sejarah islam adalah Al-Hasan Al-Basry. Dia adalah seorang
murid pertama dari Hudzaifah bin Yamani. Sedangkan, tokoh sufi dari kalangan ahlul bait adalah
Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi tholib, dan Ja’far As-Shodiq.

B.     Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan tasawuf dari abad 1 sampai sekarang?


2. Siapa tokoh tasawuf disetiap abad?
3. Apa saja aliran-aliran dalam tasawuf?

C.    Tujuan Masalah

1. Mengetahui perkembangan tasawuf dari abad 1 sampai sekarang


2. Mengetahui tokoh tasawuf disetiap abad
3. Mengetahui aliran-aliran dalam tasawuf
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Tasawwuf

Ibnu al-jauzi dan ibnu kholdun secara garis besar kehidupan kerohanian dalam islam terbagi
menjadi dua yaitu zuhud dan tasawuf. Keduanya merupakan istilah baru karena belum ada pada
Muhammad SAW.

Tasawuf islam, pada taraf yang pertama berdasar dan bersumberkan kepada peri hidup
Rasulullah. Bahwa tasawuf pada masa Rasulullah SAW adalah sifat umum yang terdapat pada
seluruh sahabat-sahabat Nabi tanpa kecuali. Sedikit demi sedikit lahirlah filsafat ibadah dan
penyelidikan mendalam pada cara ini, dan bersamaan dengan itu lahirlah mazhab-mazhab
Rohaniyah yang mendalami dan ini semua termasuk dalam kata tasawuf adanya.Yang pertama
member dasar tentang tasawuf, ialah Nabi Muhammad SAW, berupa syari’at pada umumnya dan
dengan ilham kepada orang-orang khususnya.

Istilah tasawuf pada masa beliau adalah sahabat, panggilan kehormatan bagi pengikutnya.
Mereka orang-orang yang terhindar dari sifat syirik dan pola kehidupan jahiliyah, selalu mendengar
dan meresapi Al-Qur’an. Ada istilah baru muncul yaitu muhajir dan ansor, istilah tersebut muncul
ketika beliau bersama para sahabat hijrah keMadinah.

Ketika islam berkembang dan terjadi perkembangan strata social, muncul istilah baru
dikalangan sahabat yaitu Quro’, AhluAssufah, serta fuqoro’. Masa Khulafaur Rosyidin ketiga,
istilah quro’ sebagai panggilan bagi pengkaji Al-Qur’an. Pada masa kholifah keempat muncul
istilah mu’tazilah, bersamaan dengan itu muncul istilah khowarij, mereka semua kelompok zuhut
yang umumnya disebut quro’. Setelah kematian Ali dan Husain muncul istilah Tawwabin, Qossos,
Nussak, Rabbaniyah, dan sebagainya.

Telah diketahui sejarah islam ditandai dengan peristiwa tragis yaitu pembunuhan terhadap
kholifah Usman bin Affan RA. Dari peristiwa tersebut secara berantai terjadi kekacauan dan
kerusakan akhlak. Hal ini menyebabkan para sahabat yang masih ada dan para pemuka islam yang
mau berfikir, berikhtiyar rmengembalikan ajaran islam, iktikaf, mendengarkan kishoh mengenai
targib dan tarhib, mengenai keindahan hidup zuhud dan sebagainya. Inilah benih tasawuf yang
paling awal.

2. Masa Pembentukan

Tasawuf berasal dari kehidupan Rasulullah. Berkatalah Syeh Abdul Baqy Surur, bahwa
tahannus Rasulullah di Goa Hira, merupakan cahaya-cahaya pertama dan utama bagi nur tasawuf
atau itulah benih-benih pertama bagi kehidupan rohaniyahyang disebut dengan ilham hati atau
renungan-renungan rohaniyah.
Dalam hal ini, maka ahli-ahli tasawuf memandang pekerjaan Rasulullah sehari-hari
merupakan dasar ilmu tasawuf. Oleh karena itu mereka memandang Rasulullah imam besar dan
guru pertama dari tasawuf.    

Abad 1 H bagian kedua Hasan Basri dengan ajaran khouf tampilnya guru-guru yang lain
yang dinamakan qori’ mengadakan gerakan yang memperbaharui hidup kerahanian dikalangan
kaum muslimin. Telah dianjurkan mengurangi makan, menjauhkan diri dari karamain duniawi,
mencela dunia. Anjuran tersebut menyimpulakan bibit tasawuf sudah ada sejak itu.
Abad II H tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya. Persamaannya terdapat
dalam corak kezuhudan, namun penyebabnya berbeda. Penyebab pada abad ini adalah adanya
kenyataan pendangkalan ajaran agama dan formalisme dalam melaksanakan syariat agama.
Abu al-wafak menyimpulkan zuhud islam abad 1 dan 2 H mempunyai karakter yaitu:

a. Menjauhkan diri dari dunia menuju akhirat yang berakal pada nas agama, yang dilator
belakangi sosio-politik.
b. Masih bersifat praktis.
c. Motif zuhutnya adalah rasa takut.
d. Menjelang akhir abad 2 H, sebagian zahid menandai analisis yang dipandang sebagai fase
pendahuluan   tasawuf atau cikal bakal pendirita sawuf falsafi abad III dan IV H.
e. Pada abad ke 1 dan II H terdapat aliran-aliran tasawuf   :
1. Aliran Madinah

Para sufi berpegang teguh pada Al-qur’an dan sunah,menetapkan Rasulullah sebagai
panutan kezuhudannya. Sahabat yang mengikuti Rasulullah bertasawuf pada abad ini adalah:

 Abu bakar Ash shidiq (W.13H)


 Umar bin khatab (W.23H)
 Ustman bin Affan (W.35H)
 Ali bin Abi Thalib (W.40H)
 Salman Al-farisi (W.32H)
 Abu Dzar Al-Ghifary (W.22H)
 Ammar bin Yasir (W.37H)
 Hudzaifah bin Al-Yaman (W.36H)
 Al-Miqdad bin Al-aswad (W.33H)
2. Basrah

Louis masignan mengemukakan bahwa pada abad 1 dan 2 H terdapat 2 aliran asketisme
islam yang menonjol yaitu basrah dan khufah. Dengan tokoh sufi dari aliran basrah :

 Al-Hasan Al-Bashry (22 H-110 H)


 Rabiah Al-adawiyah (96 H-185 H)
 Malik bin Damar (w.131 H)
3. Aliran Khufah

Aliran ini bercorak idealistis, menyukai hal-hal aneh dalam nahwu, imajinasi dalam puisi,
harfiah dalam hadist, dan kecenderungan pada aliran syi’ah dan murji’ah. Tokoh-tokohnya:

 Sufyan Ats Tsaury (97H-161H)


 Ar-rabi’ bin Khatsim (W.67H)
 Sa’id bin Jubair (W.95H)
 Thawus bin Khisan (W.106H)

4. Aliran Mesir
Tokohnya :
 Salim bin ‘Atar At-Tajibi (W.75H)
 Abdurrahman bin Hujairah (W.69H)
 Nafi’ (W.117H)
 Al-laits bin Sa’ad (W.175H)

B.     Masa Pengembangan

Abad III dan IV H corak tasawuf sangat berbeda dengan abad sebelumnya. Pada abad ini
tasawuf bercorak kefanaan, yang menjurus kebersatuan hamba dengan kholik. Abu yazid Al-
Bustami adalah seorang sufi dari Persia yang pertama kali mempergunakan istilah fanak dan
memasukkan ide wahdatul wujut. Beberapa pandangan Abu Yazid antara lain, artinya: “Aku keluar
dari yang haq kepada yang haq sehingga dia berteriak hei zad kau adalah aku”.

Fanak merupakan persyaratan bagi seseorang untuk dapat mencapai hakikat ma’rifatSesudah
Abu Yazid Al-Bustami lahirlah seorang sufi yaitu Al-Halaj dengan teorinya Al-Hulul. Menurutnya
manusia mempunyai dua sifat yakni sifat kemanusiaan dan sifat ketuhanan dalam dirinya.
Pencampuran antara ruh dengan tuhan diumpamakan oleh Al-Halaj bagaikan bercampurnya air
dengan khomer.

Pada akhir abad III orang-orang berlomba menyatakan pemikirannya tentang kesatuan
kesaksian,  kesatuan kejadian, kesatuan agama, dansebagainya. Yang semua itu tidak mungkin
dicapai oleh para sufi kecuali dengan latihan yang teratur.

Pada abad III Dan IV H ini bisa dibilang bahwa perkembangannya telah mencapai kesempurnaan.
Tokoh abad ke III, yaitu   :

  o   Abu Sulaiman Ad-Darani (W.215 H)

  o   Ahmad bin Al-Hawary Ad-Damasqiy (W.230 H)

  o   Dzun An-Nun Al-Misri (155 H-245 H)

  o   Abu Yazid Al-Bustami (W.261H)

  o   Junaid Al-Baghdadi (W.298 H)

  o   Al-Hallaj (lahir tahun 244 H)

Tokoh Abad IV

o Musa Al-Anshary (W.320 H)


o Abu Hamid bin Muhammad Ar-Rubazy (W.322 H)
o Abu Zaid Al-Adamy (W.314 H)
o Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahhab As-Saqafy  (W.328 H)

Kemudian datanglah Junaidi Al-bardadi dengan dasar-dasar ajaran taawuf dan tarikah.
Dengan demikian tasawuf abad III dan IV H telah berkembang Abu Al-Wafa’ menyatakan bahwa
tasawuf pada abad III dan IV H mengarah pada cirri psikocoret moral dan perhatiannya diarahkan
pada moral tinggah laku. Abad III dan IV H terdapat dua aliran, yaitu: tasawuf suni, dan tasawuf
senifalsafi.

C. Masa Konsolidasi

Pada abad V H mengadakan konsolidasi dimasa ini ditandai kompotensi dan pertarungan
antara suni dan semi falsafi yang di menangkan oleh tasawuf suni dan dapat berkembang.
Kemenangan ini dikarenakan teologi ahlisunnah wal jama’ah  yang dipelopori oleh Abu Hasan Al-
Asy’ari, yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Abu yazid Al-Bustami dan Ahlaj. Al-qusyairi
adalah seorang tokoh sufi pertama abad V H, dia berusaha mengembalikan tasawuf pada
landasannya Al-Qur’an dan Hadis.

Tokoh Ke V H :

o Al-Qusyairi (W.465 H)
o Al-Harawi (lahir 396 H)
o Al-Ghazali (W.405 H)

D. Masa Filsafi
Tasawuf falsafi muncul pada abad VI H, Ibn Kholdun menyimpulkan bahwa tasawuf filsafi
mempunyai 4 obyek utama, yaitu:
a) Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta introspeksi yang timbul darinya.
b) Illuminasi atau yang tersingkap dari alam ghaib.
c) Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai bentuk
kekeramatan atau keluarbiasaan.
d) Pemakaian ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyat).

Abad VI dilanjutkan abad VII H muncul orde-orde sufi kenamaan.

Anda mungkin juga menyukai