PEMBAHASAN
Sejarah perkembangan studi tasawuf terbagi menjadi beberapa periode dan setiap
periode memiliki karakteristik masing-masing. Periode tersebut adalah (1) abad pertama dan
kedua hijriah; (2) abad ketiga dan keempat hijriah; (3) abad keenam, ketujuh, dan kedelapan
hijriah; (4) abad kesembilan, kesepuluh hijriah, dan sesudahnya.1
1. Aliran Madinah
Sejak masa awal, di Madinah telah muncul para sufi. Mereka kuat berpegang
teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah, dan menetapkan Rasulullah SAW. Sebagai
panutan kezuhudannya.2 Hal ini wajar jika para sahabat menjadikan Rasulullah
sebagai teladan mereka dalam berperilaku sehari-hari, kehidupan beliau yang
sederhana dan hanya diabdikan pada Allah. Bahkan dari para sahabat ada yang rela
melepaskan kekayaannya untuk mengabdi, mendekatkan diri pada Allah dan
meneladani nabi.
Pada aliran madinah ini terlihat dari cara berperilaku setiap tokoh-tokoh diatas
yang mengutamakan kezuhudan dan kesederhanaan.
2. Aliran Bashrah
1
Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag.Akhlak Tasawuf. Bandung : CV. Pustaka Setia, hlm. 165.
2
Ibid.
Aliran yang kedua yaitu aliran bashrah, Louis Massigon mengemukakan bahwa
pada abad kesatu dan kedua Hijriah terdapat dua aliran asketisme3 islam yang
menonjol, yaitu aliran Bashrah dan Kufah.4 Pada aliran bashrah ini terdapat tokoh-
tokoh sufi yang sudah masyhur seperti,
a. Al-Hasan Al-Bashry
b. Rabi’ah Al-Adawiyah
c. Malik bin Dinar
Sedangkan pada aliran Bashrah ini karakteristik yang menonjol dari para sufinya
adalah perasaan takut yang berlebihan.
3. Aliran Kuffa
a. Sufyan Ats-Tsaury
b. Ar-Rabi` bin Khatsim
c. Sa`id bin Jubair
d. Thawus bin Kisan
Seperti yang kita ketahui bahwa aliran Bashrah maupun Kufah keduanya
memiliki tokoh-tokoh ilmuan maupun sufi yang terkenal akan kepamdaian dan
keluasan ilmunya, maka tidak heran jika kedua aliran ini sering berbeda pendapat
dalam hal keilmuan maupun yg lain seperto dalam hal nahwu.
4. Aliran Mesir
Untuk aliran yang keempat ini agak sedikit berbeda jika aliran-aliran sebelumnya
tersebar di abad ke-1 Hijriah dan masih di sekitar madinah, untuk aliran kempat ini
masuk ke abad kedua Hijriah dan wilayahnya nya pun sudah meluas ke wilayah
kekuasaan islam. Adapun tokoh-tokoh pada aliran ini diantara lain,
3
Asketisme yaitu ajaran-ajaran yang mengendalikan latihan rohani dengan cara mengendalikan tubuh dan jiwa
sehingga tercapai kebijakan-kebijakan rohani. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Asketisme )
4
Prof. Dr. Rosihon Anwar, op. Cit, hlm.171.
5
Ibid. Hlm 174.
b. `Abdurrahman bin Hujairah
c. Nafi`
d. Al-Laits bin Sa`ad
e. Hayah bin Syuraih
f. `Abdullah bin Wahab
Secara umum, tasawuf pada abad pertama dan kedua hijriah memiliki karakterisrik
sebagai berikut.
1. Adanya ide untuk menjauhi hal-hal duniawi demi meraih pahala dan memelihara
diri dari azab neraka.
2. Bercorak praktis. Para tokoh pada abad ini tidak menaruh perhatian teoritis atas
tasawuf. Pada abad ini tokoh-tokoh tasawuf lebih mengutamakan kezuhudan
mereka, bisa dikatakan pula bahwa aliran tasawuf masa ini lebih kepada tujuan
moral.
3. Memiliki motivasi rasa takut yang berlebihan, yaitu rasa takut yang dilandaskan
keagamaan dengan sungguh-sungguh. Selain itu muncul juga tasawuf cinta
kepada Allah SWT. Yang dibawa oleh Rabi`ah Al-`Adawiyah.
B. Abad Ketiga dan Keempat Hijriah
1. Perkembangan Pada Abad Ketiga Hijriah
Pada abad ini terjadi peralihan konkret pada asketisme islam.6 Pada abad ini
tokoh-tokohnya mulai dikenal dengan sebutan sufi, selain itu pada abad ini pula
mulai muncul konsep-konsep tasawuf seperti tingkatan-tingkatan dalam
tasawuf(maqam) keadaan (hal) , makrifat dan metode-metodenya, tauhid, fana’,
dan hulul. Pada abad ini bisa dikatakan bahwa seseungguhnya awal mula
tersusunya ilmu tasawuf dalam arti yang luas.
Adapun tokoh-tokoh tasawuf pada abad ini antara lain.
a. Abu Sulaiman Ad-Darani
b. Ahmad bin Al-Hawar Ad-Damasqy
c. Dzu An-Nun Al-Misri
d. Abu Yazid Al-Bustami
e. Junaid Al-Baghdadi
f. Al-Hallaj
2. Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keempat Hijriah
6
Ibid, hlm. 177.
Abad ini ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang semakin pesat, karena
pada abad ini para ulama tasawuf mengerahkan usaha yang maksimal untuk
mengembangkan ilmu tasawuf. Baghdad yang terkenal dengan pusat
perkembangan ilmu tasawuf pada saat itu sudah bukan menjadi satu-satunya kota
yang terkenal dengan ilmu tasawufnya melainkan kota-kota seperti persia, mesir,
nisabur dll. Juga menjadi pusat-pusat pengembangan ilmu tasawuf.
Tokoh-tokoh pada abad ini antara lain sebagai berikut,
a. Musa-Al-Anshary
b. Abu Hamid bin Muhammad Ar-Rubazy
c. Abu Zaid Al-Adamy
d. Abu Ali Muhammad bin Abdil Wahab As-Saqafy
Pada abad ini juga para ulama tasawuf mengajarkan tasawuf kepada orang-
orang dengan metode tarekat7. Sementara ciri lain pada abad ini yaitu semakin
kuatnya pengaruh filsafat yang disebabkan oleh banyaknya buku filsafat yang
merupakan terjemahan oleh orang-orang muslim sejak permulaan dinasti
Abbasiyah. Terdapat dua aliran tasawuf pada abad ini yaitu, aliran para sufi yang
pendapatnya moderat (tasawuf sunni) dan aliran tasawuf yang tokoh-tokohnya
terpesona oleh keadaan-keadaan fana’ (tasawuf semifilosofis).
Perkembangan tasawuf pada abad kelima
C. Abad Kelima, Keenam, Ketujuh, dan Kedelapan Hijriah
1. Abad kelima hijriah
Pada abad ini aliran tasawuf sunni mengalami perkembangan yang pesat
sedangkan tasawuf mulai tenggelam. Karena pada abad ini aliran teologi Ahlussunah
Wal Jamaah yang dibawa oleh Abu Hasan Al-Asy`ari mengalami kejayaannya.
Selain itu pada abad ini juga terjadi pembaharuan tasawuf dikarenakan adanya aliran-
aliran tasawuf yang dianggap menyimpang seperti aliran tasawufnya Abu yazid Al-
Bustami dan Al-Hallaj. Tokoh tokoh sufi pada abad kelima ini diantaranya,
a. Al-Qusyairi
b. Al-Harawi
c. Al-Ghazali
7
Sistem ini berupa pengajaran dari seorang guru terhadap murid-muridnya yang bersifat teoritis serta
bimbingan langsung mengenai cara pelaksanaan yang disebut suluk dalam ajaran tasawuf.
Pada abad ini juga corak tasawuf semakin mendekati corak tasawuf abad
pertama dan kedua hijriah.