Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN DAN

SEJARAH MUNCULNYA
TASAWUF
Drs. Edy Yusuf Nur Samsu Santosa, MM., M.Si.
PENGERTIAN TASAWUF
 Secara etimologi, tasawuf berasal dari bahasa Arab
yaitu kata shuuf yang berarti bulu. Pada waktu itu para
ahli tasawuf memakai pakaian dari bulu domba sebagai
lambang merendahkan diri.
 Sedangkan secara terminologi, para sufi dalam
mendefinisikan tasawuf itu sendiri sesuai dengan
pengalaman batin yang telah mereka rasakan masing-
masing. Dan karena dominannya ungkapan batin ini,
maka menjadi beragamnya definisi yang ada. Sehingga
sulit mengemukakan definisi yang menyeluruh.
 Dari beberapa definisi para sufi, Noer Iskandar
mendefinisikan bahwa tasawuf adalah kesadaran murni
(fitrah) yang mengarahkan jiwa yang benar kepada
amal dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
sedekat mungkin.
PENGERTIAN TASAWUF
 Tasawuf atau sufisme berasal dari bahasa
arab: ‫تصوف‬
 Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai
dengan asal-usul kata tersebut antara lain :
1. Shafa (suci), karena kesucian batin sufi dan
kebersihan tindakannya.
2. Shaff (barisan), karena para sufi memiliki iman
yang kuat, jiwa yang bersih, dan senantiasa
memilih barisan terdepan dalam shalat
berjamaah.
3. Shaufanah, yakni sejenis buah-buahan kecil
berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir
jazirah Arabia.
4. Shuffah (serambi tampak duduk), yakni shufah
masjid Nabawi di Madinah yang disediakan bagi
para tunawisma dan kalangan muhajirin dimasa
Rasulullah SAW.
5. Shafwah (yang terpilih atau terbaik), sufi adalah
orang yang terpilih diantara hamba-hamba Allah
SWT.
6. Shuf (bulu domba), karena para sufi memakai
pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai
lambang kerendahan hati, untuk menghindari
sikap sombong disamping untuk menerangkan
jiwa serta meninggalkan usaha-usaha yang
bersifat duniawi.
DEFINISI TASAWUF MENURUT
AHLI
 Imam al-Ghazaly mengemukakan pendapat Abu
Bakar al-Kattaany yang mengatakan: tasawuf
adalah budi pekerti; barang siapa yang memberi
bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberi
bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka jiwa yang
menerima (perintah) untuk beramal, karena
sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan
Nur (petunjuk Islam). Dan ahli zuhud yang jiwanya,
menerima (perintah) untuk melakukan beberapa
akhlak (terpuji) karena mereka telah melakukan
suluk dengan Nur (petujuk) imannya.
DEFINISI TASAWUF MENURUT
AHLI
 Asy-Syekh Muhammad Amin al-
Qurdy. Tasawuf adalah suatu ilmu yang
dengannya dapat diketahui hal ihwal
kebaikan dan keburukan jiwa, cara
membersihkannya dari (sifat-sifat) yang
buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat
yang terpuji, cara melakukan suluk,
melangkah menuju (keridhaan) Allah dan
meninggalkan (larangan-Nya) menuju
kepada (perintah-Nya).
SEJARAH MUNCULNYA
TASAWUF
 Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf
merupakan paham yang sudah berkembang sebelum
Nabi Muhammad menjadi Rasulullah, khususnya
orang-orang Islam di daerah Irak dan Iran sekitar abad
8 M. Mereka sebelumnya merupakan orang-orang
yang memeluk agama non Islam atau menganut
paham-paham tertentu dan menjauhkan diri dari
kemewahan dan kesenangan keduniaan.
 Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul
ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad.
Berasal dari kata (suffa), dan pelakunya disebut dengan
ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka
dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang
berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad.
 Pada masa rasulullah belum dikenal istilah
tasawuf, yang dikenal pada waktu itu hanyalah
sebutan sahabat Nabi.
 Munculnya istilah tasawuf baru dimulai pada
pertengahan abad III Hijriyyah oleh abu
Hasyimal-Kufi (w. 250 H.) dengan meletakkan
al-Sufi dibelakang namanya.
 Dalam sejarah Islam sebelum timbulnya
aliran tasawuf, terlebih dahulu muncul aliran
zuhud. Aliran zuhud timbul pada akhir abad I
dan permulaan abad II Hijriyyah.
Masa Pembentukan
 Pada masa awal Islam (Nabi SAW dan Khulafaur
Rasyidin) istilah tasawuf belum dikenal. Meski
demikian, bukan berarti praktek seperti puasa, zuhud,
dan senadanya tidak ada. Hal ini dibuktikan dengan
perilaku Abdullah bin Umar yang banyak melakukan
puasa sepanjang hari dan shalat atau membaca al-
Qur’an di malam harinya. Sahabat lain yang terkenal
dengan hal itu antara lain Abu al-Darda, Abu Dzar al-
Ghiffari, Bahlul bin Zaubaid, dan Kahmas al-Hilali.
Adapun tokoh-tokoh sufi yaitu Hasan Bashri (642-728
M) dengan mengajarkan ajaran Khauf (takut) dan Raja’
(berharap), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (w.801 M/185 H)
ajaran cinta kepada Tuhan (Hubb al-Ilah).
Masa Pengembangan
 Masa pengembangan ini terjadi pada kurun
antara abad ke-III dan ke-IV Hijriyah. Pada
kurun ini muncul dua tokoh terkemuka, yakni
Abu Yazid al-Bushthami (w.261 H)
memunculkan ajaran Fana’ (leburnya
perasaan), Liqa’ (bertemu dengan Allah SWT)
dan Wahdat al-Wujud (kesatuan wujud atau
bersatunya hamba dengan Allah Swt) dan
Abu Mansur al-Hallaj (w.309 H) dengan
memunculkan ajaran Hulul (inkarnasi Tuhan),
Nur Muhammad dan Wahdat al-Adyan
(kesatuan agama).
Masa Konsolidasi
 Masa yang berjalan mulai pada abad V
Hijriyah ini merupakan konsolidasi yang
ditandai dengan kompetisi dan
pertarungan antar tasawuf falsafi dan
tasawuf sunni. Adapun tokoh-tokoh pada
masa ini antara lain Al-Qusyairi (376-465
H), Al-Harawi (w.396 H), dan Al-Ghazali
(450-505 H).
Masa Falsafi
 Pada abad VI dan VII H ini muncul dua hal
penting yakni; Pertama, kebangkitan kembali
tasawuf semi-falsafi yang setelah
bersinggungan dengan filsafat maka muncul
menjadi tasawuf falsafi, dan kedua, munculnya
orde-orde dalam tasawuf (thariqah). Tokoh-
tokoh utama tasawuf falsafi antara lain ialah
Ibnu ‘Arabi dengan Wahdat al-Wujud,
Shuhrawardi dengan teori Isyraqiyyah, Ibnu
Sabi’in dengan teori Ittihad, Ibnu Faridh
dengan teori cinta, Fana’ dan Wahdat al-
Syuhud.
Masa Pemurnian
 Ibn ‘Arabi, Ibn Faridh, dan ar-Rumi adalah masa
keemasan gerakan tasawuf baik secara teoritis
maupun praktis. Pengaruh dan praktek-praktek
tasawuf tersebar luas melalui tarekat-tarekat.
Bahkan para sultan dan pangeran tidak segan-
segan lagi mengeluarkan perlindungan dan
kesetiaan pribadi kepada mereka. Meski demikian,
lama kelamaan timbul penyelewengan-
penyelewengan dan skandal-skandal yang berakhir
pada penghancuran citra baik tasawuf itu sendiri.
Dengan fenomena di atas, muncullah Ibn Taimiyah
yang dengan lantang menyerang ajaran-ajaran yang
dia anggap menyeleweng tersebut. dia ingin
mengembalikan kembali tasawuf kepada sumber
ajaran Islam,Al-Qur’an dan Al-Hadits.
SEJARAH PERKEMBANGAN
TASAWUF
Fase dalam perkembangan tasawuf:
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada
tasawuf itu belum diperlukan, karena pada
era itu, semua orang adalah ahli takwa,
waraa, dan ahli ibadah. Mereka semua
berlomba mengikuti dan meneladani
Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh karena
itu, mereka belum membutuhkan tasawuf
karena segala sesuatunya didasarkan pada
perkataan, perbuatan dan ketetapan
Rasulullah.
2. Pada masa sahabat dan tabi’in sudah
menggunakan tasawuf, tetapi belum
mengggunakan istilah tasawuf, karena para
sahabat dan tabiin merupakan sufi yang
sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat
umum yang terdapat pada hampir seluruh
sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanya
perasaan takut dan cintanya mereka kepada
Allah dan Rasulullah melebihi dirinya sendiri.
3. Setelah masa sahabat dan tabi’in beragam
bangsa mulai memeluk Islam. Bidang ilmu
pengetahuan semakin meluas dan terspesialisasi,
muncullah ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits,
ilmu ushul fiqih, ilmu faraid, dan ilmu-ilmu
lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam
sedikit demi sedikit melemah. Manusia mulai
lupa akan kewajibannya kepada Allah, sehingga
ahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikan
ilmu tasawuf serta menerangkan kemuliaan dan
keutamaannya diantara ilmu-ilmu lainnya. Mulai
dari fase inilah ilmu tasawuf berkembang.
KARAKTERISTIK TASAWUF
 Ajarannya benar-benar menurut al-qur’an
dan sunnah, terikat, dan tidak keluar dari
ajaran-ajaran syariah islamiah.
 Lebih cenderung pada prilaku atau moral
keagamaan dan pada pemikiran.
 Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
 Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang
lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu
cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,
dan lebih mementingkan keagungan tuhan
dan bebas dari egoisme.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai