Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW
bahkan sebelum diangkat menjadi rasul pun beliau sudah sering
melakukan kegiatan sufi dengan melakukan uzlah di gua Hiro’ sampai
beliau menerima wahyu pertama.1
Perkataan tasawuf atau sufi belum dikenal pada zaman nabi ataupun
zaman sahabat-sahabatnya. Tetapi perkataan dan perbuatan yang
dikerjakannya sudah mencerminkan kehidupan sufi.
Menurut catatan sejarah, sahabat yang pertama kali memfilsafatkan
ibadah dan menjadikan ibadah secara satu “thariqah” yang khusus adalah
khudzaifah bin Al-Yamani dan dialah yang pertama kali mendirikan
madrasah tasawuf tetapi belum terkenal dengan nama “tasawuf”.
Imam sufi yang pertama dalam sejarah islam adalah Al-Hasan Al-
Basry.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan tasawuf ?
2. Apa saja Dalil tentang Tasawuf?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui perkembangan tasawuf
2. Mengetahui Dalil tentang Tasawuf

BAB II

1
Ust. Drs. MOH. SYAIFULLOH AL AZIZ SENALI, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf
di terbitkan April 1998, Hal 49

1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Tasawuf


Tasawuf islam, pada taraf yang pertama berdasar dan bersumberkan
kepada perilaku hidup Rasulullah. Bahwa tasawuf pada masa Rasulullah
SAW adalah sifat umum yang terdapat pada seluruh sahabat-sahabat
Nabi tanpa kecuali. Sedikit demi sedikit lahirlah filsafat ibadah dan
penyelidikan mendalam pada cara ini, dan bersamaan dengan itu lahirlah
mazhab-mazhab Rohaniyah yang mendalami dan ini semua termasuk
dalam kata tasawuf adanya.Yang pertama member dasar tentang tasawuf,
ialah Nabi Muhammad SAW, berupa syari’at pada umumnya dan dengan
ilham kepada orang-orang khususnya.
Telah diketahui sejarah islam ditandai dengan peristiwa tragis yaitu
pembunuhan terhadap kholifah Usman bin Affan RA. Dari peristiwa
tersebut secara berantai terjadi kekacauan dan kerusakan akhlak. Hal ini
menyebabkan para sahabat yang masih ada dan para pemuka islam yang
mau berfikir, berikhtiyar rmengembalikan ajaran islam, iktikaf,
mendengarkan kishoh mengenai targib dan tarhib, mengenai keindahan
hidup zuhud dan sebagainya. Inilah benih tasawuf yang paling awal.

1. Masa Pembentukan

Tasawuf berasal dari kehidupan Rasulullah. Berkatalah Syeh


Abdul Baqy Surur, bahwa tahannus Rasulullah di Goa Hira,
merupakan cahaya-cahaya pertama dan utama bagi nur tasawuf atau
itulah benih-benih pertama meletakkan dasar hidup kerohanian dan
tariqahnya sekaligus bagi para pengikutnya sepanjang jaman. 2. Oleh
karena itu mereka memandang Rasulullah imam besar dan guru
pertama dari tasawuf,

2
Ust. Drs. MOH. SYAIFULLOH AL AZIZ SENALI, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf
di terbitkan April 1998, Hal 52

2
Abad 1 H bagian kedua Hasan Basri dengan ajaran khouf
tampilnya guru-guru yang lain yang dinamakan qori’ mengadakan
gerakan yang memperbaharui hidup kerahanian dikalangan kaum
muslimin. Telah dianjurkan mengurangi makan, menjauhkan diri
dari karamain duniawi, mencela dunia. Anjuran tersebut
menyimpulakan bibit tasawuf sudah ada sejak itu.

Abad II H tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad


sebelumnya. Persamaannya terdapat dalam corak kezuhudan, namun
penyebabnya berbeda. Penyebab pada abad ini adalah adanya
kenyataan pendangkalan ajaran agama dan formalisme dalam
melaksanakan syariat agama.

Menurut ibnu al jauzi dan khaldun, secara garis besar


kehidupan kerohanian dalam islam terbagi menjadi dua yaitu zuhud
dan tasawuf diakui bahwa keduanya merupakan istilah baru yang
belum ada pada masa Nabi Muhammad SAW. Dan tidak terdapat
dalam Al-Qur’an, kecuali zuhud yang disebut sekali dalam Surah
Yusuf (12) ayat 203

Abu al-wafak menyimpulkan zuhud islam abad 1 dan 2 H


mempunyai karakter yaitu: Menjauhkan diri dari dunia menuju
akhirat yang berakal pada nas agama, yang dilatar belakangi sosial-
politik, Masih bersifat praktis, Motif zuhutnya adalah rasa takut.,
Menjelang akhir abad 2 H, sebagian zahid menandai analisis yang
dipandang sebagai fase pendahuluan tasawuf atau cikal bakal
pendirita sawuf falsafi abad III dan IV H.

Pada abad ke 1 dan II H terdapat aliran-aliran tasawuf :


a. Aliran Madinah
b. Aliran Basrah
c. Aliran Khufah

3
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta:Amzah.2010).Halaman 128

3
d. Aliran Mesir
2. Masa Pengembangan

Abad III dan IV H corak tasawuf sangat berbeda dengan abad


sebelumnya. Pada abad ini tasawuf bercorak kefanaan, yang
menjurus kebersatuan hamba dengan kholik. Abu yazid Al-Bustami
adalah seorang sufi dari Persia yang pertama kali mempergunakan
istilah fanak dan memasukkan ide wahdatul wujut
Fanak merupakan persyaratan bagi seseorang untuk dapat mencapai
hakikat ma’rifat.
Pada akhir abad III orang-orang berlomba menyatakan
pemikirannya tentang kesatuan kesaksian, kesatuan kejadian,
kesatuan agama, dan sebagainya.

Pada abad III Dan IV H ini bisa dibilang bahwa


perkembangannya telah mencapai kesempurnaan. Para sufi ada
priode itu, mewakili masa keemasan tasawuf dalam peringkatnya
yang tertinggi dan terbersih.

Dengan demikian tasawuf abad III dan IV H telah berkembang


Abu Al-Wafa’ menyatakan bahwa tasawuf pada abad III dan IV H
diarahkan pada moral tinggah laku.

Abad III dan IV H terdapat dua aliran, yaitu: tasawuf suni, dan
tasawuf semi falsafi.

3. Masa Konsolidasi

Pada abad V H mengadakan konsolidasi dimasa ini ditandai


kompotensi dan pertarungan antara suni dan semi falsafi yang di
menangkan oleh tasawuf suni dan dapat berkembang. Kemenangan
ini dikarenakan teologi ahlisunnah wal jama’ah yang dipelopori
oleh Abu Hasan Al-Asy’ari, yang mengadakan kritik pedas terhadap
teori Abu yazid Al-Bustami dan Ahlaj. Al-qusyairi adalah seorang

4
tokoh sufi pertama abad V H, dia berusaha mengembalikan tasawuf
pada landasannya Al-Qur’an dan Hadis.

4. Masa Filsafi

Tasawuf falsafi tentang konsep ajaran mengenal Tuhan atau


marifat dengan pendekatan rasio atau filsafat. muncul pada abad VI
H, Ibn Kholdun menyimpulkan bahwa tasawuf filsafi mempunyai 4
obyek utama, yaitu:

a. Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta introspeksi yang


timbul darinya.
b. Illuminasi(menerangi) atau yang tersingkap dari alam ghaib.
c. Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh
terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluar biasaan.
d. Pemakaian ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas
samar-samar (syathahiyat).

5. Masa Kemurnian
Tasawuf pada masa itu ditandai bid’ah (keluar dari kebiasaan
yang ada di jaman Nabi Muhammad), khurufat (suatu kepercayaan
dan keyakinan pada segala sesuatu yang menyalahi aturan agama
islam), mengabaikan syari’at dan hukum-hukum moral dan
penghinaan terhadap ilmu pengetahuan, berbentengkan diri dari
dukungan awam untuk menghindarkan diri dari rasionalitas, dengan
menampilkan amalan yang irrasional.
Pada abad ini ahli tasawuf bergerak dalam kegiatan yang
dirahasiakan sehingga pemerintah sangat mengkhawatirkan hal itu.
Untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat pemerintah
menjalankan kewenangannya yang berakibat tertangkapnya para sufi
dan beberapa diantaranya melarikan diri ke Negara lain sehingga
negeri Arab dan Persia sunyi dari kegiatan ahli tasawuf.

5
Ibn taimiyah lebih cenderung bertasawuf sebagaimana yang
pernah diajarkan Rasulullah yakni menjelaskan dan menghayati
ajaran islam, tanpa embel-embel lain, tanpa mengikuti aliran tarekat
tertentu, dan tetap melibatkan diri dalam kegiatan social,
sebagaimana manusia pada umumnya. Tasawuf model ini yang
cocok untuk dikembangkan dimasa modern seperti sekarang.

Terlewatnya abad VII H dan memasuki abad VIII tidak


terdengar perkembangan atau pemikiran baru dalam tasawuf. Pada
abad ini ada seorang tokoh yang berusaha memurnikan ajaran
tasawuf dari unsur-unsur falsafat yaitu Ibnu Tamiyah.

Abad IX, X dan sesudahnya. Dalam beberapa abad ini, ajaran


tasawuf mulai memudar di dunia islam. Peneliti muslim menarik
kesimpulan bahwa ada 2 faktor yang sangat menonjol penyebab
runtuhnya pengaruh ajaran tasawuf di dunia islam:

a. Ahli tasawuf kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat


islam karena beberapa diantara mereka terlalu menyimpang dari
ajaran islam yang sebenarnya.

b. Penjajah bangsa Eropa yang beragama Nasrani telah menguasai


seluruh negeri islam.

Masa kejayaan tasawuf terjadi sekitar abad II, III, IV H dan


masa kejayaan tersebut tidak bisa dicapai hingga sekarang. Namun
ajaran tasawuf tetap hidup karena tasawuf adalah suatu unsur dari
ajaran islam, namun terkadang disalah gunakan oleh orang-orang
tertentu.

B. Dalil-dalil Tasawuf dalam Al-Qur’an dan Hadits

Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanya tasawuf


berazaskan kezuhudan sebagaimana yang diperaktekkan oleh Nabi Saw,

6
dan sebahagian besar dari kalangan sahabat dan tabi’in. Kezuhudan ini
merupakan implementasi dari nash-nash al-Qur’an dan Hadis-hadis Nabi
Saw yang berorientasi akhirat dan berusaha untuk menjuhkan diri dari
kesenangan duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk mensucikan
diri, bertawakal kepada Allah Swt, takut terhadap ancaman-Nya,
mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya dan lain-lain
sumber Tasawuf dalam al quran mengajarkan manusia untuk:
1. Surah Qaaf ayat 16 tentang dekat dengan Allah
“Dan sesungguh kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui
apa yang dibinasakan oleh jiwanya. Kami lebih dekat kepadanya
daripadanya urat lehernya”.
Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan
Rasulullah Muhammad Saw beserta para sahabat beliau yang telah
mendapatkan keridhaan Allah, maka akan ditemukan sikap kezuhudan
dan ketawadhu’an yang terpadu dengan ibadah-ibadah baik wajib
maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw tidak pernah
meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat kebanyakan
berdiri, ruku’ dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah
meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini
dilakukan oleh beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang
penggenggam jiwa dan alam semesta yang mencintainya Dia-lah Allah
yang cinta-Nya tidak pernah terputus kepada orang-orang yang
mencintai-Nya. diantara hadis-hadis tersebut adalah:
Artinya: Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa’idy beliau berkata: datang
seseorang kepada Rasulullah Saw dan berkata: ‘Wahai Rasulullah !
tunjukkanlah kepadaku sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka
Allah akan mencintaiku dan juga manusia’, Rasulullah Saw bersabda:
“berlaku zuhudalah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan

7
berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia,
maka mereka (manusia) akan mencintaimu”.4

BAB II

4
Muhammad bin Yazid al-Qazwiny Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Kitab; Zuhud, Bab;
Zuhud di Dunia, No Hadis; 4102. (Cet. I; Bandung: Maktabah Dakhlan, T.Th), Jld. II, h.
1373

8
PENUTUP
A. Simpulan

Kehidupan sufi sudah terdapat pada diri nabi dan kehidupan


sehari-hari beliau. Tetapi kata tasawuf belum muncul pada saat itu.
Sahabat nabi yang pertama kali mempelajari tentang filsafat ibadah dan
menjadikan ibadah secara satu tariqah yang khusus adalah Hudzaifah
bin Al-Yamani. Hudzaifah pula yang pertama kali mendirikan
madrasah tasawuf.
Dari madarsah tasawuf tersebut, lahir lah imam sufi yang
pertama yang bernama Al-Hasan Al-Basri. Dan dari Hasan Al-Basri
muncullah ilmu tasawuf yang diajarkan di madrasah yang ia
pelopori.disusul dengan berdirinya madrasah Sa’id bin Musayyab di
Irak dan diteruskan dikurasan Persia.
adapun tasawuf jika dilihat dari dasar-dasar qur’ani maupun
sunnah, maka dapat di pahami bahwa tasawuf dan sufi memiliki posisi
tertentu dalam lingkungan Islam atau dengan kata lain bahwa tasawuf
atau kehidupan sufi dapat ditemukan dalam Islam baik itu dijelaskan
dalam Al-Qur’an, hadis, maupun implementasi Nabi Saw dalam
kehidupan sehari-hari demikian juga dengan para sahabat beliau dan
tabi’in.

B. Saran
Kami selaku pemakalah sangat menyadari akan kekurangan-
kekurangan yang ada pada makalah kami ini. Baik segi ilmunya naupun
dari segi penulisannya. Itu semua disebabkan kurangnya referensi yang
digunakan dan kurangnya pengalaman kami selaku pemakalah. Untuk
itu, apa bila ada keritikan atau saran dari pembaca yang bersifat
membangun itu merupakan hal yang sangat kami harapkan, agar di
pembuatan makalah berikutny kami selaku pemakalah dapat
memperbaikinya

DAFTAR PUSTAKA

9
Prof. Dr. Amin Syukur, MA. Intelektualisme Tasawuf, cetakan pertama,
(Semarang, pustaka pelajar, Januari 2002)

Dr. Mustafa Zahri, Kunci Memahami Islam Tasawuf, PT. Bwa Ilmu

Ust Labib MZ dan Drs. Moh. Al-‘Aziz, thashawwuf danjalan hidup para
wali, cetakan pertama, (Surabaya, Bintang Usaha Jaya, 2000

Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, akhlak tasawuf, cetakan kesepuluh,


(Bandung, Pustaka Setia, 2010

Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S, Risalah Memahami Ilmu Tashwwuf,


cetakan pertama, (Surabaya, Terbit Terang, 1998)
Lihat Muhammad bin Yazid al-Qazwiny Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,
Kitab; Zuhud, Bab; Zuhud di Dunia, No Hadis; 4102. (Cet. I;
Bandung: Maktabah Dakhlan, T.ThIbid., Bab; Menjadikan Dunia
Sebagai Tujuan, No Hadis: 4105., h. 1375

10

Anda mungkin juga menyukai