PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan tasawuf ?
2. Apa saja Dalil tentang Tasawuf?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui perkembangan tasawuf
2. Mengetahui Dalil tentang Tasawuf
BAB II
1
Ust. Drs. MOH. SYAIFULLOH AL AZIZ SENALI, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf
di terbitkan April 1998, Hal 49
1
PEMBAHASAN
1. Masa Pembentukan
2
Ust. Drs. MOH. SYAIFULLOH AL AZIZ SENALI, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf
di terbitkan April 1998, Hal 52
2
Abad 1 H bagian kedua Hasan Basri dengan ajaran khouf
tampilnya guru-guru yang lain yang dinamakan qori’ mengadakan
gerakan yang memperbaharui hidup kerahanian dikalangan kaum
muslimin. Telah dianjurkan mengurangi makan, menjauhkan diri
dari karamain duniawi, mencela dunia. Anjuran tersebut
menyimpulakan bibit tasawuf sudah ada sejak itu.
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta:Amzah.2010).Halaman 128
3
d. Aliran Mesir
2. Masa Pengembangan
Abad III dan IV H terdapat dua aliran, yaitu: tasawuf suni, dan
tasawuf semi falsafi.
3. Masa Konsolidasi
4
tokoh sufi pertama abad V H, dia berusaha mengembalikan tasawuf
pada landasannya Al-Qur’an dan Hadis.
4. Masa Filsafi
5. Masa Kemurnian
Tasawuf pada masa itu ditandai bid’ah (keluar dari kebiasaan
yang ada di jaman Nabi Muhammad), khurufat (suatu kepercayaan
dan keyakinan pada segala sesuatu yang menyalahi aturan agama
islam), mengabaikan syari’at dan hukum-hukum moral dan
penghinaan terhadap ilmu pengetahuan, berbentengkan diri dari
dukungan awam untuk menghindarkan diri dari rasionalitas, dengan
menampilkan amalan yang irrasional.
Pada abad ini ahli tasawuf bergerak dalam kegiatan yang
dirahasiakan sehingga pemerintah sangat mengkhawatirkan hal itu.
Untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat pemerintah
menjalankan kewenangannya yang berakibat tertangkapnya para sufi
dan beberapa diantaranya melarikan diri ke Negara lain sehingga
negeri Arab dan Persia sunyi dari kegiatan ahli tasawuf.
5
Ibn taimiyah lebih cenderung bertasawuf sebagaimana yang
pernah diajarkan Rasulullah yakni menjelaskan dan menghayati
ajaran islam, tanpa embel-embel lain, tanpa mengikuti aliran tarekat
tertentu, dan tetap melibatkan diri dalam kegiatan social,
sebagaimana manusia pada umumnya. Tasawuf model ini yang
cocok untuk dikembangkan dimasa modern seperti sekarang.
6
dan sebahagian besar dari kalangan sahabat dan tabi’in. Kezuhudan ini
merupakan implementasi dari nash-nash al-Qur’an dan Hadis-hadis Nabi
Saw yang berorientasi akhirat dan berusaha untuk menjuhkan diri dari
kesenangan duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk mensucikan
diri, bertawakal kepada Allah Swt, takut terhadap ancaman-Nya,
mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya dan lain-lain
sumber Tasawuf dalam al quran mengajarkan manusia untuk:
1. Surah Qaaf ayat 16 tentang dekat dengan Allah
“Dan sesungguh kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui
apa yang dibinasakan oleh jiwanya. Kami lebih dekat kepadanya
daripadanya urat lehernya”.
Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan
Rasulullah Muhammad Saw beserta para sahabat beliau yang telah
mendapatkan keridhaan Allah, maka akan ditemukan sikap kezuhudan
dan ketawadhu’an yang terpadu dengan ibadah-ibadah baik wajib
maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw tidak pernah
meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat kebanyakan
berdiri, ruku’ dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah
meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini
dilakukan oleh beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang
penggenggam jiwa dan alam semesta yang mencintainya Dia-lah Allah
yang cinta-Nya tidak pernah terputus kepada orang-orang yang
mencintai-Nya. diantara hadis-hadis tersebut adalah:
Artinya: Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa’idy beliau berkata: datang
seseorang kepada Rasulullah Saw dan berkata: ‘Wahai Rasulullah !
tunjukkanlah kepadaku sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka
Allah akan mencintaiku dan juga manusia’, Rasulullah Saw bersabda:
“berlaku zuhudalah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan
7
berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia,
maka mereka (manusia) akan mencintaimu”.4
BAB II
4
Muhammad bin Yazid al-Qazwiny Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Kitab; Zuhud, Bab;
Zuhud di Dunia, No Hadis; 4102. (Cet. I; Bandung: Maktabah Dakhlan, T.Th), Jld. II, h.
1373
8
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Kami selaku pemakalah sangat menyadari akan kekurangan-
kekurangan yang ada pada makalah kami ini. Baik segi ilmunya naupun
dari segi penulisannya. Itu semua disebabkan kurangnya referensi yang
digunakan dan kurangnya pengalaman kami selaku pemakalah. Untuk
itu, apa bila ada keritikan atau saran dari pembaca yang bersifat
membangun itu merupakan hal yang sangat kami harapkan, agar di
pembuatan makalah berikutny kami selaku pemakalah dapat
memperbaikinya
DAFTAR PUSTAKA
9
Prof. Dr. Amin Syukur, MA. Intelektualisme Tasawuf, cetakan pertama,
(Semarang, pustaka pelajar, Januari 2002)
Dr. Mustafa Zahri, Kunci Memahami Islam Tasawuf, PT. Bwa Ilmu
Ust Labib MZ dan Drs. Moh. Al-‘Aziz, thashawwuf danjalan hidup para
wali, cetakan pertama, (Surabaya, Bintang Usaha Jaya, 2000
10