Anda di halaman 1dari 17

1

PERKEMBANGAN TASAWUF DARI ABAD KE ABAD

Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah

Agama islam 1

Oleh:

Haritsah Haikal Adam

NPM : 22120000074

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS HUKUM

PRODI ILMU HUKUM

KEDIRI

2022
2

ABSTRAK: Tasawuf berasal dari kata suffah. Suffah adalah istilah atau istilah
untuk orang yang hidup sederhana, dan bisa dikatakan miskin yang jauh dari
kesan glamor. Mereka adalah para sahabat Nabi yang hijrah dan tinggal di sekitar
masjid Madinah. Tasawuf berasal dari kata shuf. Shuf berarti benang wol.
Sebutkan orang-orang yang menggunakan wol kasar atau pakaian domba. Tidak
seperti wol sekarang, itu digunakan oleh kebanyakan orang miskin. Sedangkan
orang kaya di masa lalu biasanya menggunakan pakaian yang terbuat dari sutra.
Tasawuf berasal dari kata Syafa’ yang artinya, orang yang mensucikan hatinya
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Inilah yang dikatakan Samsul Munir Amin
dalam bukunya yang berjudul The Knowledge of Sufism. Sedangkan menurut
istilah tasawuf adalah, bagaimana mensucikan jiwa dan hati dari segala bentuk
hiruk pikuk dan mengisinya dengan cinta kepada Allah SWT. Hal ini
dimaksudkan untuk mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan. Tasawuf
sendiri muncul pada masa Tabi'in pada abad kedua. Kemudian pada abad-abad
berikutnya, abad III dan IV kemudian muncul dalam tasawuf. Artikel ini
membahas tasawuf mulai dari landasan dan motivasi lahirnya tasawuf, sejarah
perkembangan tasawuf dan fase-fasenya, jenis tasawuf, dan manfaat tasawuf
dalam dunia pendidikan Islam.

Kata kunci: tasawuf dan suffah, dunia pendidikan


3

A. Pendahuluan
Munculnya tasawuf dalam Islam bertepatan dengan lahirnya Islam itu
sendiri, sebagaimana Muhammad SAW diutus oleh Rasulullah untuk seluruh
umat manusia dan seluruh alam semesta. Fakta sejarah menunjukkan bahwa sosok
Muhammad berulang kali dipenjara dan diasingkan di Gua Hira sebelum
ditahbiskan sebagai utusan (Muhammad Fauqi H., 2013: 7). Perlawanan dan
keterasingan Muhammad SAW, melalui berbagai lika-liku kehidupan, mencari
petunjuk dan hidayah dari Sang Pencipta alam semesta ini, mencari esensi sejati
yang dapat dikuasai, ketenangan pikiran dan kesucian hati. Semua baik-baik saja.
Dalam situasi ini, Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT yang penuh
dengan ajaran dan aturan sebagai pedoman bagi umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Semua pola dan tindakan, perbuatan dan atribut Muhammad sebelum
menjadi Rasul adalah manifestasi dari kemurnian hatinya dan kemurnian jiwanya
yang telah melekat dalam dirinya sejak kecil. Tanggal 16 bulan ini adalah Nabi
Muhammad SAW yang diangkat dan diutus sebagai utusan untuk
mengembangkan tatanan Allah, membawa umat manusia keluar dari lembah
kebodohan dan kesalahpahaman, dan menyelamatkan kebahagiaan kehidupan
duniawi. dari. Demikian pula wahyu yang diturunkan oleh Nabi mampu
mentransformasikan masyarakat Arab Jahiliyah menjadi masyarakat yang maju
sesuai dengan perkembangan peradaban dan budaya manusia. Ada perbedaan
pendapat tentang sumber-sumber yang menjadi dasar tasawuf Islam.
Ada yang berpendapat bahwa sumber tasawuf Islam adalah ajaran Islam
itu sendiri. Yang lain percaya bahwa asal-usul tasawuf berasal dari Persia, Hindu,
Kristen, dll. (Syamsun Ni'am, 2014: 122). Mechignon orientalis mengatakan
tentang sumber-sumber tasawuf dalam Encyclopedia of Islam: Memecahkan dan
menemukan Islam. yaitu “tasawuf” antara sekte tasawuf dan sekte ahli Sunnah
Wal Jama'a. R.A. menjelaskan bahwa ia menyukai tasawuf Islam. Nicholson
menyatakan: "Definisi tasawuf Islam adalah impor ke dalam Islam dan tidak dapat
diterima. Saya telah melihat bahwa ketika seorang Muslim membaca Al-Qur'an
4

dan Hadits Nabi, menyentuh hati semua keluarga Jamaah Muslim" (Harun
Nasution, 1990: 58).
Dari komentar di atas jelas bahwa ada perbedaan pendapat tentang asal-
usul tasawuf Islam, namun sebagian orientalis yang tidak jujur percaya bahwa
tasawuf Islam adalah benih yang tumbuh dan berkembang setelah Islam itu sendiri
ditanamkan dalam Islam. seseorang dapat mengatasinya tidak dapat disangkal.”,
dalam arti lain, dapat ditegaskan bahwa kemurnian ajaran Islam sebenarnya
mengandung nilai-nilai spiritual yang menjadi sumber moralitas. Seluruh umat
Islam, khususnya para sufi, yang selalu berusaha mensucikan dan menghiasi hati
dan jiwanya dengan sifat-sifat yang terpuji dan menjauhi watak keji (Harun
Nasution, 1990: 58). Dengan demikian, tetapi kemudian perkembangan dengan
pengaruh non-Islam. Tasawuf Islam memiliki unsur-unsur yang jauh dalam
perkembangannya. elemen dekat dan jauh. Unsur-unsur yang dekat adalah Al-
Quran, Hadits, Sirah Nabi, Sirah Krafaurasiddin, Struktur Sosial 3, Filka Filka,
dan unsur-unsur yang jauh adalah pengaruh Kristen, Yahudi, Budha dan Persia.

B. Pembahasan

1. Sejarah dan Tahapan Perkembangan Tasawuf

Perkembangan tasawuf dalam Islam telah melalui beberapa tahapan.


Sikap ini secara luas dipandang sebagai pengantar munculnya tasawuf. Pada tahap
ini, beberapa Muslim mengabdikan diri untuk berdoa dan tidak tertarik pada
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. (Muhammad Fauqi H., 2013: 17). Tingkat
pertama, tasawuf, masih berbentuk Zhud dalam arti yang sangat sederhana.
Dengan demikian, pada abad pertama dan kedua Masehi, kelompok-kelompok
Muslim mengalihkan perhatian mereka untuk memfokuskan hidup mereka
semata-mata pada amalan ibadah demi mengejar kepentingan akhirat. Al-Hasan
Al-Basri (w. 110 H) dan Rabi 'ah Al-Adawwiyah (w.185 H) Kehidupan 'model'
Zhud dikembangkan pada abad ke-3 H oleh para sufi. mulai memperhatikan aspek
teoritis psikologis yang berkaitan dengan pembentukan perilaku hingga tasawuf
menjadi ilmu moralitas agama.
5

Diskusi yang luas di bidang moralitas mendorong lahirnya pendalaman


psikologi, dan gejala psikologis yang termasuk dalam topik ini sejak lahir
berhubungan langsung dengan diskusi tentang hubungan manusia dengan Allah
SWT. Inilah bagaimana konsep seperti Fana muncul, khususnya Abu Yazid al-
Bustami (w. 261 H) Dengan demikian, suatu ilmu khusus yang berkembang di
kalangan para sufi berbeda dengan ilmu fikih baik dari segi materi pelajaran,
metodologi, tujuan maupun istilah ilmiah yang digunakan. Antara lain ada juga
karya Al-Risalah Al-Qusyairiyyah karya Qusayri dan 'Awarif Al-Ma'arif' karya
Al-Suhrawardi Al-Baghdadi.

Tasawuf kemudian menjadi ilmu, dan sampai saat itu hanya ibadah
praktis. Pada abad ke-3 Hijriah, para sufi mulai mengkaji persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan jiwa dan perbuatan tasawuf, yang berkembang menjadi
Ilmu Moralitas Agama, atau Ilmu Moralitas Agama. Tasawuf saat itu identik
dengan akhlak (perkembangan ± 1 abad). Pada abad ke-3 Hijriah, muncul jenis
tasawuf lain yang menekankan pemikiran eksekutif, dan al-Halaj kemudian
dijatuhi hukuman mati karena menyuarakan pendapatnya tentang Hururu (309 H).
Al Haraj mungkin pernah mengalami peristiwa naas tersebut karena
pemahamannya tentang Hurul saat itu sangat tidak sesuai dengan realitas
masyarakat yang menganut tasawuf moral. (Samsul Mounir Amin, 2015: 209).

Di sisi lain, selama abad ke-3 dan ke-4 tokoh sufi seperti al-Huanid, Salih
al-Sakati dan al-Haraz muncul, mengajar dan mendidik siswa secara komunal.
Untuk pertama kalinya dalam Islam, didirikan tarekat yang merupakan semacam
lembaga pendidikan yang memberikan berbagai pelajaran teoretis dan praktis
kehidupan sufi kepada siswa dan orang-orang yang ingin memasuki dunia
tasawuf. Demikian pula ajaran tasawuf al-Suhrawardi, pendiri mazhab Islakiya,
memproklamirkan dirinya sebagai nabi yang kaya akan cahaya Ilahi dan diakhiri
dengan fatwa ulama. Ia kemudian digantung di Aleppo pada tahun 587 H pada
usia 38 tahun. Sama dengan Ibnu Sabuin yang membunuh dan mengambil jalan
pintas Karena serangan ulama yang sangat agresif menentang ajaran sufi yang
diajarkannya.
6

Banyak ulama menantang ajaran sufi Ibn Arabi, yang mengajarkan


panteisme bahwa Tuhan dan alam adalah entitas yang terpisah. . Satu-satunya
perbedaan adalah nama, sebenarnya ada satu. Pada akhirnya, ilmu tasawuf
mengalami kemunduran yang luar biasa karena banyaknya ajaran yang
menyimpang dari syariah, akhirnya kehilangan perannya dalam ilmu keislaman
dan tidak mengenalkan hal baru pada ajaran spiritual Islam. Pada abad ke-5
Hijriah, Imam al-Ghazali menentang jenis tasawuf yang dia lihat tidak sesuai
dengan Al-Quran dan Sunnah, membawa tasawuf ke kehidupan asketis,
pendidikan jiwa, dan pendidikan moral. Pemikiran-pemikiran dalam ranah
tasawuf dan makrifat yang diperkenalkan oleh al-Ghazali begitu mendalam dan
sampai sekarang belum diketahui. Dia meletakkan dasar yang kuat untuk tasawuf
yang lebih moderat, dan mengikuti garis keturunan teologis Ahl al-Sunna wal
Jama'a, membawa kritik keras dari berbagai sekolah filosofis, ide-ide Mutajir dan
keyakinan spiritual. (Samsul Mounir Amin, 2015: 233). Dalam arah umum dan
rincian di mana ia terungkap, berbeda dari konsep yang dikenal sebagai tasawuf
Sunni.

Al-Ghazali berpendapat dalam Al-Munqidz min Al-Dhalal: Pertama,


sejak munculnya Al-Ghazali, pengaruh tasawuf Sunni mulai menyebar ke seluruh
dunia Islam. Bahkan tokoh-tokoh sufi terkemuka muncul dan mendirikan Talekat
untuk melatih para santri. Garis keturunan tasawuf Ghazali membuat pilihan yang
sama dari generasi berikutnya. Di antara mereka adalah Syekh Abu al-Hasan al-
Shajiri (w. 650 H) dan murid-muridnya Abu al-Abbas al-Mursi (w. 686 H) dan
Ibn Arthur. Illah al-Sakandari (w. 709 H). Model tasawuf yang mereka
kembangkan merupakan kelanjutan dari tasawuf al-Ghazali. Kedua, pada abad ke-
6 Hijriah, pengaruh tasawuf Sunni menyebar ke seluruh penjuru dunia karena
pengaruh tokoh besar al-Ghazali. Di antaranya adalah Sukhrawardi AL-Maqtul
(w. 549 h) dan Syekh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi (w. 635 h). 5
7

2. Jenis Tasawuf Ada dua jenis

a. Tasawuf Sunni

Tasawuf Aflaki juga dikenal sebagai tasawuf Sunni. Tasawuf ini


menitikberatkan pada peningkatan akhlak dan akhlak seseorang. Orientasi adalah
pencarian esensi sejati yang dapat membawa manusia ke dunia Mariphatian.
Pencerahan adalah penyatuan manusia dan Tuhan dalam beberapa cara yang
mapan. Sufisme moral juga banyak dikembangkan oleh ulama Salakhsari.
(Samsul Mounir Amin, 2015: 2). “Dan jiwa dan kesempurnaannya
(penciptaannya), dan Allah menanamkan kejelekan dan ketakwaan ke dalamnya
(QS Ash Syams: 7-8). Dijelaskan bahwa boleh melakukan perzinahan dan
kemunkaran. Al Aql dan Al Qalb bisa berbuat baik. Kemungkinan berbuat baik
disebut keinginan, dan itu membantu Setan membisikkan kejahatannya, tidak
pernah menipu orang. Memang, menurut para sufi, memasuki tasawuf
membutuhkan persiapan tidak hanya pada sisi spiritual, tetapi juga pada sisi
eksternal. Yang pertama masuk tasawuf harus fokus menghindari perilaku buruk
atau tercela (masumma) dan mampu secara konsisten menghasilkan perilaku yang
baik. Ini Mahmuda. (Samsul Mounir Amin, 2015: 332

Menurut para sufi, ajaran ini melatih manusia untuk mengendalikan hawa
nafsu dan menahannya. Tentu saja, dibutuhkan latihan yang keras dan
pembiasaan. Di antara para sufi yang mengembangkan ajaran tasawuf adalah
Hasan al-Bashri (21 H - 110 H), Al-Muhashibi (165 H - 243 H), Al-Qushairi (376
H - 465 H), Syekh Ada Al Islam Sultan Al. -Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470-561
H), Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Gajali (450 H-505 H), Ibnu Atoilah As-
Sakandari. (Samsul Mounir Amin, 2015: 141). Tentu saja, pelaksanaan tasawuf
tidak akan dilakukan sekali atau dua kali untuk mencapai proses tertinggi, tujuan
mencapai Marifat. Proses ini dilakukan sedemikian rupa sehingga budi pekerti
atau budi pekerti yang baik selalu melekat pada diri seseorang.

Akhlak keji dan buruk lainnya akan hilang, dan tidak akan mengganggu
atau mengganggu kesucian jiwa manusia, untuk itu kesucian jiwa harus dipenuhi
8

dan terus dipupuk. Proses atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan tasawuf
Aqhlak. Takhali adalah proses pertama yang dijalankan oleh para sufi. Kegiatan
tahari ini merupakan upaya untuk membersihkan masyarakat dari perilaku keji.
Salah satu akhlak keji yang ditekankan tasawuf adalah kecintaan yang berlebihan
terhadap urusan duniawi oleh manusia, mengabaikan kesucian jiwa dan kerelaan
untuk kembali kepada Allah.

Tahari berbeda dengan Tahari. (M Hamdani Bakran adz-Dzaky, 2002:


259). Tahari adalah proses pengisian dan penghias manusia dengan budi pekerti
dan kebiasaan yang baik. Proses ini dilakukan oleh para sufi untuk membersihkan
jiwa dari segala kebiasaan buruk. Mereka melaksanakan keputusan-keputusan
keagamaan dengan mengintegrasikannya di dalam dan di luar diri mereka sendiri.

Permukaan luarnya adalah komitmen seperti shalat, puasa, dan haji. Di


sisi lain, bagi mereka yang tertutup, iman, ketaatan, dan cinta adalah untuk Allah.
(Mustafa Zahri, 1998: 82). Tajalli adalah proses penguatan dan pendalaman
materi yang diwariskan dalam proses Tahalli. Tajalli berarti wahyu dari cahaya
yang tidak terlihat. Proses ini harus memperkuat dan menambatkan perilaku baik
ini dalam jiwa. Oleh karena itu, proses ini mengembangkan cinta dan kekaguman
yang mendalam kepada Allah SWT. Untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan terpenting manusia, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan tujuan penciptaan manusia, proses penciptaan manusia, hakikat penciptaan
manusia, konsep manusia dalam Islam, dll.

Menghubungkan fitrah manusia menurut Islam sesuai dengan fungsi


agama yang terkandung dalam Al-Qur'an. (Mustafa Zahri, 1998: 245). b. Tasawuf
Irfani Secara etimologis, kata Irfan adalah kata (mashdar) yang berasal dari kata
arafa (mengetahui/memperkenalkan). Secara terminologi, Irfan disamakan dengan
Sufi Marifat. Ahli Irfan adalah orang yang berjanji setia kepada Allah. Irfan
dicapai oleh orang yang mengikuti jalan al-idrak al-mubasyir al-manifesti
(keterikatan langsung secara emosional) daripada keterikatan rasional. Irfan
sebagai ilmu memiliki dua sisi: sisi praktis dan sisi teoritis. Sisi praktis adalah
9

bagian yang menjelaskan hubungan dan tanggung jawab manusia terhadap dirinya
sendiri, dunia, dan Tuhan.

Sebagai ilmu praktis, bagian ini menyerupai etika. Bagian praktis ini
disebut Sayr wa Suluk (perjalanan spiritual). Pada bagian ini, kita akan mengupas
bagaimana seorang pengembara spiritual (Sarik) yang ingin mencapai puncak
kemanusiaan, tauhid, memulai perjalanannya, berkembang melalui tahapan
perjalanan (Makam), dan mengalami keadaan jiwa (Mono). Apa yang kau
butuhkan. setelah lulus. (Samsul Munir Amin, 2015: 241) Di sisi lain, “Teori
Irrfan berfokus pada pertanyaan tentang keberadaan (ontologi) dan membahas
manusia, Tuhan dan alam semesta.

Seperti filsafat, bagian ini mendefinisikan prinsip-prinsip dan masalah,


tetapi jika filsafat mendasarkan argumentasinya hanya pada prinsip-prinsip
rasional, maka “Irfan itu mistik.” (Samsul Munir Amin, 2015: 241) Bilangan
tasawuf Irfani adalah Rabi'ah adalah Rabi'ah binti Ismail Al Adawiyah AL
Bashriyah Al. Qaisiyah . Dalam perkembangan tasawuf Islam, Rabi'ah Al
Adawiyah diakui sebagai pendiri tasawuf yang berlandaskan cinta kepada Allah.
Rabi'ah Al Adawiyah adalah satu-satunya wanita muslimah yang dikenal dengan
tasawufnya. Eko Ariwidodo mengutip B.R. Wolfman: Posisi wanita selalu di
bawah posisi pria. “Perempuan tidak diberi status tinggi karena tidak tahu
bagaimana mengambil keputusan yang sulit” (Eko Ariwidodo, 2016: 333). Tidak
sulit bagi Rabi'ah Al-Adawiyah untuk mengembangkan akumulasi ilmu agama
untuk mencapai tingkat kecintaan. Ini menggambarkan perasaan tulus cinta sejati
kepada Tuhan dengan cara feminis. Lebih dari sufi lainnya yang berjenis kelamin
laki-laki. Generasi sebelumnya mempelopori tren asketisme Islam berdasarkan
rasa takut dan berharap kepada Tuhan. Di sisi lain, Rabia adalah orang pertama
yang mengusulkan konsep ketulusan dan cinta berdasarkan permintaan wakil dari
Tuhan. (Samsul Mounir Amin, 2015: 242).

b. Tasawuf Irfani
10

Secara etimologis, kata Irfan adalah kata (mashdar) yang berasal dari kata
arafa (mengetahui/memperkenalkan). Secara terminologi, Irfan disamakan dengan
Sufi Marifat. Ahli Irfan adalah orang yang berjanji setia kepada Allah. Irfan
dicapai oleh orang yang mengikuti jalan al-idrak al-mubasyir al-manifesti
(keterikatan langsung secara emosional) daripada keterikatan rasional. Irfan
sebagai ilmu memiliki dua sisi: sisi praktis dan sisi teoritis. Sisi praktis adalah
bagian yang menjelaskan hubungan dan tanggung jawab manusia terhadap dirinya
sendiri, dunia, dan Tuhan. Sebagai ilmu praktis, bagian ini menyerupai etika.
Bagian praktis ini disebut Sayr wa Suluk (perjalanan spiritual). Pada bagian ini,
kita akan mengupas bagaimana seorang pengembara spiritual (Sarik) yang ingin
mencapai puncak kemanusiaan, tauhid, memulai perjalanannya, berkembang
melalui tahapan perjalanan (Makam), dan mengalami keadaan jiwa (Mono). Apa
yang kau butuhkan setelah lulus (Samsul Munir Amin, 2015: 241) Di sisi lain,
“Teori Irrfan berfokus pada pertanyaan tentang keberadaan (ontologi) dan
membahas manusia, Tuhan dan alam semesta. (Filsafat Tuhan) Seperti filsafat,
bagian ini mendefinisikan prinsip-prinsip dan masalah, tetapi jika filsafat
mendasarkan argumentasinya hanya pada prinsip-prinsip rasional, maka “Irfan itu
mistik.” (Samsul Munir Amin, 2015: 241) Bilangan tasawuf Irfani adalah Rabi'ah
adalah Rabi'ah binti Ismail Al Adawiyah AL Bashriyah Al. Qaisiyah .

Dalam perkembangan tasawuf Islam, Rabi'ah Al Adawiyah diakui sebagai


pendiri tasawuf yang berlandaskan cinta kepada Allah. Rabi'ah Al Adawiyah
adalah satu-satunya wanita muslimah yang dikenal dengan tasawufnya. Eko
Ariwidodo mengutip B.R. Wolfman: Posisi wanita selalu di bawah posisi pria.
“Perempuan tidak diberi status tinggi karena tidak tahu bagaimana mengambil
keputusan yang sulit” (Eko Ariwidodo, 2016: 333). Tidak sulit bagi Rabi'ah Al-
Adawiyah untuk mengembangkan akumulasi ilmu agama untuk mencapai tingkat
kecintaan. Ini menggambarkan perasaan tulus cinta sejati kepada Tuhan dengan
cara feminis. Lebih dari sufi lainnya yang berjenis kelamin laki-laki. Generasi
sebelumnya mempelopori tren asketisme Islam berdasarkan rasa takut dan
berharap kepada Tuhan. Di sisi lain, Rabia adalah orang pertama yang
11

mengusulkan konsep ketulusan dan cinta berdasarkan permintaan wakil dari


Tuhan. (Samsul Mounir Amin, 2015: 242).
12

c. Tasawuf Filsafat

Tasawuf Filsafat dapat dibedakan menjadi dua bahasa, yaitu tasawuf


Antasa dan tasawuf. Tasawuf berarti cinta ilahi, sedangkan filsafat Islam
berurusan dengan akal dan roh. Filosofi disini adalah metode yang digunakan
dalam tasawuf. (Samsul Munir Amin, 2015: 264) Tasawuf Far Safi merupakan
cabang tasawuf yang memadukan antara visi mistik dan rasional. Tasawuf ini
merupakan hasil pengungkapan pemikiran tokoh-tokohnya secara filosofis.
Tasawuf ini tidak bisa disebut tasawuf murni karena menggunakan pendekatan
rasional dan rasional, tetapi tidak bisa disebut filsafat yang utuh karena didasarkan
pada rasa. Dengan kata lain, tasawuf Farsafi adalah perpaduan antara rasa dan
keseimbangan.

Dengan kata-kata, kita dapat menyimpulkan bahwa makna tasawuf


filosofis adalah mempelajari Tuhan, manusia, dll dengan menggunakan akal atau
metode akal. Aliran-aliran tasawuf Farsafi tampak tidak jelas karena banyak
istilah-istilah yang dinyatakan dalam angka-angka yang tidak dapat dipahami
akibat penggunaan istilah filosofis di mazhab ini. Tokoh-tokoh tasawuf filosofis
pada umumnya memahami dan menguasai filsafat dengan baik. Mereka
mempelajari filsafat Barat, filsafat Yunani kuno, dan filsafat Islam, dan menjadi
akrab dengan gagasan-gagasan para filosof Barat seperti Socrates dan Aristoteles,
dan para filosof Islam seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina. (Abdul Qadir Riyadi,
2014: 199).

Menurut Ibnu Khaldun, yang dikutip dalam bukunya Al Ma'rifat, kajian


tasawuf filosofis ini memiliki empat tujuan. Pertama, praktik mental atau spiritual
menggunakan rasa, intuisi, dan introspeksi pada tingkat keadaan, objek, dan
perasaan. Kedua, studi tentang sifat-sifat Tuhan, malaikat, singgasana, kursi,
wahyu, kenabian, roh, esensi alam gaib dan nyata, komposisi alam semesta dan
sifat penciptaannya. Biasanya, dalam studi dan praktik spiritual mereka, para
filsuf meninggalkan dunia ini dan mengingat dengan membuka kekhidmatan
mereka kepada Allah. Ketiga, peristiwa eksternal. Peristiwa alam atau kosmik
yang mempengaruhi yang suci. Keempat, mempublikasikan teori dalam istilah
13

filosofis. Istilah ini sama sekali tidak dapat dipahami oleh orang awam. Istilah
tasawuf filosofis hanya dapat dipahami oleh orang tasawuf filosofis.

Pada hakikatnya ciri khas tasawuf Farsafi adalah perpaduan antara pikiran
atau rasionalitas dan perasaan (dzuq). Aliran ini didasarkan pada proposisi Nakuri
dan diungkapkan dalam istilah filosofis. (Ahmad Mubarok, 2001: 124). Filsuf sufi
lainnya adalah Ibnu Arabi yang bernama lengkap Muhammad bin Ali bin Ahmad
bin Abdullah As Tah Al-Haitami. Lahir di Murcia, Andalusia tenggara, Spanyol.
Pada 560 SM ia tinggal di Hijaz dan meninggal di sana pada 638 SM. Ada tiga
ajaran Ibnu 'Arabi. Wahdad al Wujud - Kesatuan Keberadaan. Hakikat semua
makhluk hidup adalah satu: keberadaan Sang Pencipta. Hakiqat Muhammadiyah -
Wahdad Al Wujud diikuti oleh Hakikat Muhammadiyah, yang menurut Ibnu
Arabi menyatakan bahwa penciptaan alam semesta adalah kelebihan Tuhan. Dari
sinilah muncul semua makhluk dengan segala proses perkembangannya. Wahdad
Al Adyan - Turunan ketiga dari Wahdatul Wujud adalah Wahdatul Adyan, yang
berarti persamaan agama.

Semua agama berasal dari Tuhan. (Amin Syukur, 2002: 7) Al Jilli, Nama
lengkap Al Jilli adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jilli, lahir tahun 1365 M dan
meninggal tahun 1417 M. Tempat lahirnya Jiri (Giran), yang kemudian menjadi
Al-Jiri. Dia adalah seorang sufi terkenal di Bagdad. Ia belajar di bawah asuhan
Abdul Qadir Al Jailani, seorang sufi asal India, pemimpin Tarekat Kadarya.
Ajaran Al Jiri adalah: Insan Kamil - Untuk memahami Insan Kamil atau manusia
sempurna sebagai wujud Tuhan dibandingkan dengan cermin. Anda hanya bisa
melihat diri Anda di cermin. Makamat-Al-Jiri merumuskan tahapan-tahapan yang
harus dilalui seorang sufi sebagai berikut: (Samsul Mounir Amin, 2015: 281). 10
Ibn Sabuin, nama lengkap Ibn Sabuin adalah Abdul Haq ibn Ibrahim Muhammad
ibn Nasr. Ia lahir di Murcia pada tahun 614.

. Ibnu Sabi'in adalah anak seorang bangsawan kaya. Namun, ia memilih


menjauhkan diri dari segala bentuk kemewahan. Ia mempelajari ilmu-ilmu seperti
bahasa dan sastra Arab, studi agama, fikih (fiqh perkawinan, perdagangan fiqh
muammara), filsafat dan logika. Ajaran Ibnu Sab'in adalah: Keesaan Mutlak -
14

Keesaan Mutlak adalah ajaran pemahaman bahwa hanya ada satu esensi, wujud
Tuhan. Penolakan Pemahaman Aristoteles - Pada dasarnya, Ibnu Sabuin berusaha
merumuskan logika baru yang menyangkal adanya konsep jamak. Konsep ini
dibangun untuk mencapai kesatuan mutlak ini. Menurut Ibnu Sab'in, logika ini
menggunakan argumentasi yang sakral atau sakral. Cara berpikir ini
memungkinkan orang untuk melihat dan mendengar hal-hal baru yang belum
pernah mereka lihat atau dengar sebelumnya.

3. Manfaat tasawuf Dalam dunia Islam


Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan dan dunia islam, di
bawah ini adalah 10 manfaat tasawuf yaitu: Dalam bidang kecerdasan emosional,
apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat mengendalikan
emosionalnya dengan baik pula; Dalam bidang kecerdasan spiritual, tasawuf
mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu beribadah,
beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.

Dalam bidang Agama, tasawuf ini sangat diperlukan agar umat islam bisa
mengamalkan teori Islam secara kaffah dan juga untuk mengembangkan integrasi
sosial dan kerukunan hidup dalam beragama serta bebangsa; Dalam bidang etos
kerja, tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu
wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.

Dalam bidang Pendidikan, tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran


yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk
mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif dan utuh serta untuk
mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju; Dalam
bidang Ilmu Pengetahuan, tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk
mengambil keputusan yang bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki
tanggung jawab sosial; Sumber Pengingat, apa yang akan membantu kita terhadap
hal ini adalah mengingat Allah bahwa Allah menjamin kita akan penyediaan, dan
pengetahuan dan kekuatan-Nya sempurna, dan bahwa Dia terlepas dari penciptaan
dan jauh dari kelupaan dan dari ketidakmampuan. Syaikh Ibn Ataillah menulis
dalam bukunya The Abandonment of the Management of Affairs: “Percayakan
15

urusan kita kepada Allah juga merupakan kualitas yang sangat penting untuk
diperoleh. (Mustafa Zahri, 1998: 82-89).

Tanpa pemahaman ini, fondasi kehidupan, umat Islam selamanya lumpuh.


Tapi dengan itu, umat Islam bebas menjadi budak. Artinya, bisa diikuti tanpa
hambatan. Masalah dengan mencoba mengikuti tanpa pemahaman adalah Anda
hanya bisa melakukan apa yang Anda bisa. Tetapi menaati dan mempercayai
Tuhan berarti membuang semua batasan praktis dan mulai melakukan apa yang
Dia perintahkan untuk kita lakukan. Pembatas pengetahuan dalam Islam,
Tasauwh, menundukkan semua pengetahuan lainnya kepada pengetahuan
tertinggi, Lailahaillah. Sufisme mengakui bahwa pengetahuan tentang Allah lebih
unggul dari semua pengetahuan lainnya. Di Tasawwuf Anda bisa mencicipi La
hawla wa la quwwata illa billah seperti Amali Tasawuf. Lebih mencintai Allah,
Allah dilaporkan dalam Al Qur'an sebagai pengikut orang Firaun mengatakan:
"Pada kenyataannya, Allah akan melindungi kita dari bahaya dan ketidakamanan."
(Abdin Nata 1996: 13).

C.Kesimpulan

Tasawuf adalah ilmu tentang jalan menuju Allah. Tasawuf adalah ilmu
yang sejalan dengan cara Islam dengan mengalami realitas secara langsung,
daripada belajar dari kata-kata dan buku. Ini berarti semua tugas teologis. Tauhid
tidak logis. Dalam hal ini Tasawwuf adalah pelindung Tauhid: La ilaha illallah
Muslim mengklaim: La hawla wa la quwwata illa billah Artinya tidak ada dua
kekuatan di alam semesta. La hawla wa la quwwata illa billah juga berarti
memiliki sumber kekuasaan. Tuhan memberdayakan kita dan membimbing kita
melampaui batas kita.

Oleh karena itu, kita adalah sumber ketidakbahagiaan kita sendiri. Anda
bebas menggunakan cara apapun. Dari sinilah Tawakkur berasal: Hasbunullahu
wa ni'mal Rep., "Cukuplah Allah bagi kita dan Dialah sebaik-baik pelindung".
Dalam masyarakat malam yang tercerahkan ini, tasawuf pasif dan patuh. Jangan
16

jadi konsumen . Sufisme adalah transformasi pikiran Anda untuk menyadari


bahwa Anda bertanggung jawab atas dunia dan dunia tidak bertanggung jawab
atas Anda. Hal ini memungkinkan kita untuk memahami bahwa perintah Allah itu
mungkin dan menunjukkan kepada kita bagaimana mencapai tujuan akhir
Fisabilira, saya akan memberikannya kepada Anda..
17

DAFTAR PUSTAKA

Ariwidodo, Eko. Kontribusi Pekerja Perempuan Pesisir Sektor Rumput Laut Di


Bluto Kabupaten Sumenep. Jurnal Nuansa :jurnal penelitian ilmu sosial dan
keagamaan Islam. Volume 13. No.2 Juli-Desember 2016. LP2M IAIN
MADURA. Dikutip pada tanggal 8 November 2022.

Fauqi H, Muhammad. (2013). Tasawuf Islam dan Akhlak. Jakarta : Amzah.


Mubarok, Achmad. (2001). Psikologi Qur’ani. Jakarta : Pustaka Firdaus.
Munir Amin, Samsul. (2015). Ilmu Tasawuf. Jakarta. Amzah.

Ni'am, Syamsun. (2014). Pengantar Belajar Tasawuf. Jakarta : Ar-ruz Media.


Riyadi, Kadir. (2014). Antropologi Tasawuf. jakarta : LP3ES.
Syukur, Amin. (2002). Menggugat Tasawuf. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Zahri, Mustafa. (1998). Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya : PT. Bina
ilmu.

Anda mungkin juga menyukai