Anda di halaman 1dari 8

UTS AKHLAQ TASAWUF

Nama: Mohammad Alfarouq Zanjabil


NIM: 53010230050
Kelas: B
Prodi: SPI
Dosen Pengampu: Drs. Taufiqul Mu’in, M.Ag.
SOAL
1. Di masa modern yang penuh gemerlapnya dunia, menjadikan akhlak tasawuf sangat
diperlukan untuk menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani. Jelaskan:

a. Arti kata tasawuf secara etimologi dan terminology


b. Jelaskan sejarah dan urgensi nya mempelajari akhlak tasawuf
c. Tujuan pokok mempelajari akhlak tasawuf

2. Salah satu maqommat dalam tasawuf dalam rangka seorang muslim ingin
mendekatkan diri dan dicintai oleh Allah, dikenal dengan taubat. Jelaskan:

a. dan terminology Arti kata taubat secara etimologi


b. Manfaat taubat dan hakikatnya dalam tasawuf
c. Sejarah munculnya istilah taubatan nasuha

3. Salah satu hal yang sangat penting dalam pendidikan tasawuf adalah mengatur
perilaku hati dalam rangka membenahi akhlak. Jelaskan:

a. Peran hati dalam membentuk perilaku hidup seseorang


b. Hubungan hati dan manfaatnya dalam mengenal Tuhan
c. Perbedaan antara zuhud dan wara’ dalam akhlak tasawuf

4. Zuhud merupakan salah satu maqom dalam tasawuf akhlaqi yang harus ada
dalam setiap hamba untuk mencapai tingkatan tasawuf falsafi. Jelaskan

a. Arti kata zuhud secara etimologi dan terminologi


b. Manfaat zuhud dan fungsinya dalam tasawuf
c. Cara melatih kesabaran agar optimal hasilnya
Jawaban:

1. a. Secara etimologi tasawuf berasal dari kata ash shaff, kata ini dikaitkan dengan saf
terdepan orang yang sholat, kenapa disebut demikian, karena orang bertasawuf selalu
menginginkan kemuliaan dari Allah SWT, sebagaimana orang yang datang ke masjid
lebih awal dan mendapatkan saf paling depan.

Dan secara terminologi, Abu al-wafa al-Gharimi at Taftazani, penulis buku”Sufi dari
zaman ke zaman”, mengatakan tasawuf merupakan pandangan filosofis untuk
mengembangkan moralitas jiwa manusia dan dapat direalisasikan melalui latihan
praktis tertentu untuk mencapai hakikat transendental atau realitas, yaitu Tuhan. H.M.
Amin Syukur mendefinisikan bahwa tasawuf adalah amalan yang sungguh-sungguh
(riyadlah, mujahadah) untuk mensucikan hati, menguatkan iman dan memperdalam
aspek ruhani untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan, sehingga seluruh
perhatiannya hanya tertuju kepada Tuhan. Syaikh Ibnu Ajibah mendefinisikan tasawuf
sebagai ilmu yang mendekatkan seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
pemurnian ruhani dan mempermanisnya dengan amal saleh dan jalan tasawuf, yang
pertama dengan ilmu, yang kedua dengan cinta dan yang terakhir adalah karunia Allah.
Namun, yang paling tepat adalah pengertian tasawuf berasal dari kata suf (bulu domba),
baik dilihat dari konteks kebahasaan, sikap sederhana para sufi maupun aspek
kesejarahan.

b. Tasawuf pertama kali muncul di abad 1 dan 2 Hijriyah, sebagaimana yang telah
disebutkan di awal tadi. Namun terdapat beberapa versi yang menyebutkan munculnya
ilmu tasawuf ini. Beberapa ada yang mempercayai sebenarnya tasawuf sudah ada
sebelum zaman Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi rasul.

Namun beberapa ada yang meyakini bahwa ilmu ini muncul setelah kerasulan Nabi.
Hal tersebut muncul ketika orang daerah Irak dan Iran baru masuk Islam yaitu sekitar
abad ke 8 M. walaupun telah masuk Islam namun hidupnya selalu memelihara
kesahajaan dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang berbau kemewahan dan
kesenangan duniawi.

Ada yang berpendapat asal usul ajaran tasawuf ini berasal dari zaman Rasul di mana
kata ini berasal dari kata suffa yang artinya beranda. Asal usul kata ini berasal dari ahl
al-suffa, pendapat lainnya menyebutkan ajaran ini muncul setelah zaman Nabi.

Hal tersebut diungkapkan karena tasawuf muncul saat pertikaian antar umat Islam
terjadi di zaman Khalifah Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib yang disebabkan
karena faktor politik.

Setelah pertikaian ini muncul berbagai reaksi dari masyarakat yang menganggap bahwa
politik serta kekuasaan adalah wilayah yang kotor.

Pada abad 1 dan 2 Hijriyah


Sejarah perkembangan tasawuf pada abad pertama dan kedua Hijriyah tercermin pada
perilaku para sahabat nabi yang mencontoh kehidupan dari Rasulullah dengan serba
sederhana. Hidup yang dilakukannya hanyalah semata-mata diabdikan untuk Allah.

Pada abad pertama ini beberapa sahabat tergolong Sufi berfungsi sebagai maha guru
khususnya bagi pendatang yang berasal dari luar kota Madinah. Sahabat yang tertarik
terhadap kehidupan Sufi ini di antaranya Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shiddiq,
Ustman bin Affan, Umar bin Khattab, Salman Al-Farisi, Ammar bin Yasir, dan masih
ada beberapa lagi.

Selanjutnya ada juga ulama sufi lainnya yang berasal dari kalangan Tabi’in. Golongan
ini merupakan murid dari para ulama sufi yang berasal dari kalangan sahabat. Tokoh
dari kalangan sufi Tabi’in ini di antaranya Al-Hasan Al-Bashri, Rabi’ah Al-Adawiyah,
Sufyan bin Said Ats-Tsaury, Syaqieq Al-Balkhiy.

Pada abad 3 dan 4 Hijriyah

Selanjutnya pada abad ketiga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut
ditandai dengan munculnya golongan ahli tasawuf yang mencoba mempunyai inti
ajaran tasawuf yang telah berkembang pada masa itu. Lalu pada abad keempat ditandai
dengan kemajuan ilmu ini yang sudah lebih pesat lagi.

Berbagai usaha maksimal dilakukan para ulama tasawuf dalam mengembangkan ajaran
tasawuf. Upaya tersebut dilakukan dengan mengembangkan ajaran tasawuf khususnya
di luar kota Baghdad.

Pada abad kelima Hijriyah

Meski banyak perkembangan yang telah dialami ilmu ini hingga abad keempat. Namun
pada abad kelima pertentangan terhadap ilmu ini semakin terlihat. Hal tersebut terlihat
dari ditemukannya pertentangan antara ulama sufi dan ulama fiqh.

Jadi pada abad ini keadaan sudah semakin rawan saat berkembangnya madzhab Syiah
Islamiyah yang merupakan maszhab atau paham yang berkeinginan untuk
mengembalikan kekuasaan pada pemerintahan keturunan dari Ali bin Abi Thalib.

Abad 6,7,8 H

Selanjutnya pada abad keenam hingga kedelapan muncul banyak ulama yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan ilmu ini yaitu Syihabuddin Abul Futu As-
Suhrawardy. Awal mulanya beliau mempelajari ilmu filsafat serta Ushul fiqh terhadap
Syekh Al Imam Majdudin Al-Jily di Allepo.

Abad 9,10 H dan sesudahnya

Pada abad yang terakhir perkembangan ilmu ini di sinilah tasawuf cukup terlihat sunyi
khususnya di dunia Islam. Nasib dari ilmu ini sudah lebih buruk dibandingkan keadaan
di abad sebelumnya. Faktor yang menyebabkan runtuhnya ajaran ini disebabkan karena
ahli tasawuf telah banyak kehilangan kepercayaan khususnya di kalangan masyarakat
Islam.
Banyak yang beranggapan bahwa ilmu yang ada pada tasawuf ini menyimpang dari
ajaran Islam yang sesungguhnya. Selain itu keberadaan penjajah bangsa Eropa juga
mulai menguasai seluruh negeri Islam yang menyebabkan ajaran ini hancur karena
dianggap bertentangan dengan paham Nasrani.

Itulah sedikit penjelasan sejarah perkembangan tasawuf yang perlu diketahui. Semoga
dengan mengetahui sejarah ini Anda bisa memahami ajaran yang menjadi bagian dari
agama Islam.

urgensinya ajaran taswuf memiliki peranan sangat penting dan sangat berimplikasi
dengan pendidikan islam, tasawuf dikatakan sebagai rangkaian atau sarana dalam
mencapai tujuan pendidian islam dalam membina mental, moral dan kepribadian
manusia yang berakhlaq mulia dan memperoleh ridho Allah SWT.

Akhlak tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
hingga saat ini dirasakan. Secara historis dan teologis, akhlak tasawuf tampil mengawal
dan memandu. Sejarah perkembangan akhlak tasawuf dimulai dari zaman Nabi
Muhammad SAW hingga saat ini. Ilmu akhlak membahas tentang tingkah laku manusia
untuk dinilai apakah perbuatan tersebut tergolong baik, mulia, terpuji atau sebaliknya,
yakni buruk, hina dan tercela. Sedangkan Ilmu Tasawuf membahas tentang sikap
mental yang selalu memelihara kesucian diri, hidup sederhana, beribadah sesuai dengan
kaidah-kaidah Islami. Hubungan antara Ilmu akhlak dengan ilmu Tasawuf menurut
Harun Nasution, adalah ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa al-Quran dan
al Hadits mementingkan akhlak. Al-Quran dan Al-Hadits menekankan nilai-nilai
kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong menolong,
murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, ramah,
mencintai ilmu agama, dan berpikiran lurus. Tasawuf merupakan disiplin ilmu yang
bertujuan untuk mendekatkan pengkajiannya (seorang Muslim) kepada Allah SWT.

c. Tujuan tasawuf adalah mempunyai sifat bertingkat-tingkat dan selalu berkembang


yaitu, tujuan akhlaq tasawuf yang hakiki adalah menciptakan kepasrahan yang tinggi
kepada Allah SWT, sikap tawakal segabai perwujudannya, yang mana semua itu
dilakukan tiada lain agar Allah SWT ridho, untuk mengenal Allah SWT secara hakiki,
sehingga antara manusia dengan Allah tidak ada perantara, dan juga bertujuan untuk
menerapkan dalam kehidupan semua akhlaq yang terpuji menurut apa yang telah
disunnahkan oleh Rosulullah SAW dan meninggalkan akhlaq yang tercela. Untuk
Pembinaan aspek moral, untuk makrifatullah melalui penyingkapan langsung atau
metode al-kasyf al-hijab, untuk membahas bagaimana system pengenalan dan
pendekatan diri kepada Allah secara mistis filosofis.

Berikut adalah beberapa tujuan mempelajari akhlak tasawuf yang dapat diambil dari
beberapa sumber:

- Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan


yang baik atau buruk
- Membangun karakter Islami dan memperbaiki akhlak
- Menyucikan hati dari dosa dan kesalahan
- Mendekatkan diri kepada Allah
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
- Membuka pintu rahmat dan ampunan Allah
- Menjaga diri dari dosa dan kesalahan di masa depan
- Menyadarkan manusia bahwa hidup ini bukan hanya untuk mengejar materi, tetapi
juga untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah
- Membantu manusia untuk menghadapi kehidupan ini dengan lebih baik
- Menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat

2. a. Secara etimologi kata tobat berasal dari Bahasa Arab yakni taubah: taabayatuubu-
taubatan yang berarti rujuk, kembali, atau kembali dari jalan yang jauh ke jalan yang
lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam ilmu tasawuf adalah kembali, meminta
pengampunan, taubat merupakan amalan yang menekankan kesadaran untuk kembali
dari keburukan menuju kepada kebaikan

1. Dan secara terminologi tobat berrti penyesalan sepenuhnya atas dosa di masa lalu
dengan pengucapan dan tindakan serta tekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Menangglkan perbuatan dosa karena kejelekannya, dan menyesal atas kealpaanya serta
bertekad untuk meninggalkan kebiasaan buruk. Taubat ada dua macam, yaitu taubat
mutlak dan taubat muqayyad (terikat). Taubat mencakup penyerahan diri seorang
hamba kepada Rabbnya, inabah (kembali) kepada Allah dan konsisten menjalankan
ketaatan kepada Allah. Sekedar meninggalkan perbuatan dosa, namun tidak
melaksanakan amalan yang dicintai Allah, maka itu belum dianggap bertaubat. Taubat
tidak bermakna jika orang yang bertaubat itu masih tetap menjalankan kemaksiatan
yang ia sesali itu. Segera bertaubat dari dosa adalah kewajiban yang harus dilakukan
segera, dan tidak boleh ditunda.

b. Manfaat Taubat adalah membantu membersihkan jiwa dari beban dosa dan
membawa kedamaian batin dan memungkinkan seorang muslim mendekatkan diri
kepada Allah dan merasahlan kasih sayang-nya. Dalam ilmu taswuf taubat adalah
kembali, meminta ampunan. Perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang
sudah terjadi lalu mengarahkan hati kepada Allah SWT pada sisa usianya serta
menahan diri dari dosa. Manfaat taubat adalah Allah mencintai orang yang bertaubat
seperti firmanya dalam surat Al-Baqarah ayat 222, lalu bertobat akan membuat diri
bahagia sebab bertobat adalah membersihkan hati sehingga merasa lebih ringan, sama
seperti beban dosa yang membuat terasa berat, lalu bertobat juga dapat menjauhkan diri
dari kesulitan firman ini tercantum surat at taubah ayat 126, semakin banyak diri
berbuat dosa maka akan kehilangan berkah Allah dan akan banyak cobaan yan g
mungkin harus ditanggung, taubat akan membawa kesuksesan sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Qur’an pada surat An nur ayat 31, adapun contoh kesuksesan yang
akan didapat ialah kekayaan, anak-anak, peningkatan produktivitas dan keberkahan
c. Dalam kitab al–Matsnawi karya Jalaludin Rumi disebutkan bahwa istilah taubatan
nasuhah (taubat nasuha) diilhami dari kisah seorang pemuda yang bernama Nasuh.

Ketika masih muda Nasuh bekerja sebagai seorang pelayan di pemandian perempuan,
sehingga Nasuh menyamarkan dirinya dengan pakaian perempuan agar identitas
aslinya tidak terbongkar. Di pemandian tersebut, Nasuh biasa melakukan intrik yang
sangat memalukan dan hina (bagian ini tidak perlu diceritakan secara rinci, sebab
pembaca jauh lebih pandai dalam berimajinasi) terhadap para gadis yang datang ke
pemandian.

Kebiasaan buruk Nasuh terus belanjut dalam kurun waktu tertentu, hingga Nasuh tiba
di suatu waktu yang membuka mata hatinya terhadap perbuatan dosa yang telah
dilakukannya. Nasuh memutuskan untuk pergi bertemu orang yang suci dan meminta
didoakan agar dosa-dosanya diampuni oleh Sang Pemilik Semesta.

Si Orang Suci tidak menyebut dosa-dosa Nasuh, kecuali hanya dengan sebuah doa
“Semoga Pemilik Semesta menganugerahimu pertobatan atas dosa yang
menyelimutimu”. Doa orang suci tersebut benar-benar dikabulkan oleh Sang Pemilik
Semesta, sebab doa orang-orang yang disayangi oleh-Nya seperti kehendak Sang
Pemilik Semesta sendiri.

3. a. Sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah
tindakan itu baik atau buruk, pegangan atau peraturan peraturan konkret di dalam
kehidupan sehari –hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

Berikut adalah beberapa peran hati dalam membentuk perilaku hidup seseorang:
- Hati mempengaruhi seluruh perilaku manusia, termasuk karakternya.
- Hati adalah pengarah bagi pancaindera yang lahir.
- Hati memainkan peran penting ke arah mengukuhkan keimanan dan
memantapkankeyakinan akidah.
- Hati menjadi sumber kekuatan semangat bagi umat dalam menjalani rutinitas
kehidupan.
- Hati menjadi pegangan dan pedoman hidup bagi umatnya, sekaligus menjadi tolak
ukur yang mengatur tingkah laku penganutnya dalam kehidupan sehari-hari.
- Hati menjadi pusat penilaian baik buruknya manusia.
- Hati menjadi manajer yang akan menentukan apakah seluruh anggota badan diarahkan
diperintahkan untuk menjadi baik dan buruk.
- Hati menjadi cerminan perilaku dalam setiap hidup manusia.
- Hati menjadi pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-
hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.

b. Hatilah yang mengenal Allah, hatilah yang mndekati Allah, dialah yang bekerja
karena Allah, sesunguhnya anggota badan adalah pengikut, pelayan, alat yang
digunakan oleh hati seperti raja memimpin rakyatnya. apabila kita mengenal hati maka
kita kita mengenal diri kita apabila kita mengenal diri kita maka kita mengenal tuhan
dan akan membuahkan akhlaq mulia, kita akan merasa ditatap, didengar dan
diperhatikan oleh Allah SWT sehingga langah dan gerak kita terarah pada jalan yang
dikendaki Allah SWT. Kenapa harus mengenal Allah agar kita bisa atau akan
membuahkan akhlaq mulia, cara mengenal Allah adalah dengan kenali ciptaan Allah,
kenali bububiyah Allah mengenal uluhiyah Allah, mengenal nama dan sifat Allah
SWT, “ barang siapa megenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya”. Terdapat
nilai jika kita mengenal Allah dengan mengenal Allah akan membuahkan rasa takut
kepada-nya, tawakal, berharap, mengantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-
nya, dengan begitu umat islam dapat mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi
segala apa yang dilarang oleh-nya. Dan apa yang terjadi kita tidak mengenal Allah,
mengenal Allah dengan benar (ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup
dunia ahirat, orang yang tidak mengenal Allah tidak akan mengenal kemaslahatan
dirinya, melanggar hak hak orang lain, menzalimi diri sendiri, bahkan menebar
kerusakan di muka bumi tanpa rasa malu.

c. Wara berarti meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat, sedangkan


zuhud berarti meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat di akhirat, maka tentu
sesuatu yang mudarat untuk akhirat pasti ditinggalkan oleh orang zuhud.

Perbedaan antara zuhud dan wara' menurut beberapa ulama:

- Zuhud adalah meninggalkan semangat untuk meraih hal yang tidak bermanfaat bagi
akhirat seperti berlebihan dalam hal-hal yang mubah yang dapat membuat seseorang
lalai dari ketaatan kepada Allah. Sedangkan wara’ yang syar’i adalah meninggalkan
hal-hal yang dapat membahayakan nasib kita di akhirat, termasuk di dalamnya adalah
meninggalkan hal-hal yang haram dan syubhat karena perkara syubhat itu terkadang
merupakan hal membahayakan nasib seseorang di akhirat.
- Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Sedangkan
wara' adalah meninggalkan sesuatu yang membawa mudarat di akhirat.
- Zuhud adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat, sedangkan
wara' adalah meninggalkan hal-hal yang membahayakan akhirat.

Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa zuhud dan wara' memiliki
perbedaan dalam akhlak tasawuf. Zuhud adalah meninggalkan semangat untuk meraih
hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat, sedangkan wara' adalah meninggalkan hal-hal
yang membahayakan akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk
memahami perbedaan antara zuhud dan wara' agar dapat mengaplikasikan keduanya
dalam kehidupan sehari-hari dan memperbaiki akhlaknya.

4. a. Zuhud secara etimologi kata zuhud berasal dari kata zahada yang berarti benci dan
meninggalkan sesuatu.
secara terminologi kata zuhud artinya adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang
berkaitan dengan dunia.
Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa zuhud dan wara' memiliki
perbedaan dalam akhlak tasawuf. Zuhud adalah meninggalkan semangat untuk meraih
hal yang tidak bermanfaat bagi akhirat, sedangkan wara' adalah meninggalkan hal-hal
yang membahayakan akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk
memahami perbedaan antara zuhud dan wara' agar dapat mengaplikasikan keduanya
dalam kehidupan sehari-hari dan memperbaiki akhlaknya.

b. Manfaat zuhud sebagai pertahan diri, pribadi menjadi tenang, senantiasa menebar
kabiakan, khusuk dalam ibadah, dan memiliki motivasi yang baik dalam menjalani
hidup, fungsinya untuk memiliki posisi utama setelah bertakwa kepada Allah SWT,
pasalnya zuhud menjadikan seseorang mencintai Allah dengan segenap hatinya.
Berikut adalah manfaat zuhud dan fungsinya dalam tasawuf:

- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.


- Membantu seseorang untuk lebih fokus pada akhirat dan meninggalkan
kecenderungan untuk terlalu memikirkan dunia.
- Membantu seseorang untuk lebih menghargai nikmat Allah dan tidak terlalu terikat
pada harta dan materi.
- Membantu seseorang untuk lebih menghargai waktu dan menggunakannya dengan
sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah.
- Membantu seseorang untuk lebih menghargai dirinya sendiri dan orang lain, serta
menjaga hubungan baik dengan sesama.
- Membantu seseorang untuk lebih menghargai lingkungan dan alam sekitar.

c. sabar, menyadari apa yang jadi alasan tidak sabar, ingatkan diri bahwa hanya merasa
tidak nyaman, alihkan perhatian, ketahui apa yang menjadi pemicu ketidak sabaran,
berlatih empati, relakssasi, tidur yang cukup, jangan hanya diam

Anda mungkin juga menyukai