”Jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka aku dekat dan
mengabulkan seruan yang memanggil jika Aku dipanggil.
* Amaliah Tasawuf yang dipandang paling penting adalah dzikir. Al- Qur’a>n
juga menempatkan dzikir dan orang-orang yang suka dzikir setiap saat dan setiap
keadaan dalam kedudukan istimewa yang mempunyai pengetahuan dan kesadaran
mendalam (Ulil Albab) adalah orag yang senantiasa dzikir kepada Allah sambil
berdiri, duduk dan sambil berbaring disamping merenungi penciptaan langit dan
bumi.
* Dzikir merupakan konsep sentral dalam ibadah menurut tasawuf,
* juga adalah konsep sentral dalam ibadah menurut Al-Qur’an> . Itulah
* sebabnya disamping menempatkan dzikir dalam tempat istimewa dan sistem
ibadah Islam, Allah memerintahkan manusia untuk dzikir sebanyak-banyaknya.
C. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan
Tasauf
Tasawuf sebagai sebuah ilmu pengetahuan baru muncul setelah masa sahabat
dan tabi’in. Nabi SAW dan para sahabat pada hakikatnya sudah sufi. Mereka
mempraktekkan selalu terhadap hal-hal yang tidak pernah mengagungkan
kehidupan dunia, tapi juga tidak meremehkannya.
Dalam sejarahnya, bahwa dakwah Nabi di Makkah tidaklah semulus yang
diharapkan. Kemudian Nabi melakukan tahannus di guwa Hiro sebelum
turunnya wahyu pertama. Kegiatan ini dalam rangka menenangkan jiwa,
menyucikan diri. Dalam proses ini Rasulullah melakukan riyadhah dengan
bekal makanan secukupnya, pakaian sederhana yang jauh dari kemewahan
dunia.
Dengan demikian setelah menjalani proses-proses tersebut jiwa Rasulullah
SAW telah mencapai tingkatan spiritual tertentu sehingga benar-benar siap
menerima wahyu melalui Malaikat Jibril. Dengan memperhatikan praktek-
praktek Nabi SAW di atas menunjukkan Islam merupakan agama yang
memiliki akar tradisi spiritual yang tinggi.
Pada prinsipnya perkembangan tasawuf itu ada tiga tahapan,
pertama periode pembentukan dengan menonjolkan gerakan-gerakan zuhud
sebagai fenomena sosial. Periode ini berlangsung selama abad pertama dan kedua
hijriyah yang dipelopori oleh para sahabat, tabi’in, dan tabi’i tabi’in. Pada masa ini
fenomena yang terjadi adalah semangat untuk beribadah dengan prinsip-prinsip
yang telah diajarkan oleh Nabi SAW, untuk kemudian mereka mencoba menjalani
hidup zuhud. Tokoh-tokoh sufi pada periode ini adalah Hasan Bashri (110 H.)
dengan konsep khouf dan Rabi’ah Al-Adawiyah (185 H.) dengan konsep cinta (Al-
Hubb).70
* Kedua, memasuki abad ketiga dan ke-empat hijriyah tasawuf kembali menjalani
babak baru. Pada abad ini tema-tema yang diangkat para sufi lebih mendalam.
Berawal dari perbincangan seputar akhlak dan budi pekerti, mereka mulai ramai
membahas tentang hakikat Tuhan, esensi manusia serta hubungan antar keduanya.
Dalam hal ini kemudian muncul tema-tema seperti ma’rifat, fana’, dzauk, dan lain
sebagainya.71 Para tokoh pada masa ini diantaranya Imam Al-Qusyairi,
Suhrawardi Al-Baghdadi, Al-Hallaj, dan Imam Ghazali.
* Ketiga, abad ke-enam dan ketujuh tasawuf kembali menemukan suatu bentuk
pengalaman baru. Persentuhan tasawuf dengan filsafat berhasil mencetak tasawuf
menjadi lebih filosofis yang kemudian dikenal dengan istilah teosofi. Dari sinilah
kemudian muncul dua varian tasawuf, Sunni dengan coraknya amali dan Falsafi
dengan corak iluminatifnya. Adapun tokoh-tokoh teosofi abad ini adalah
Dalam perkembangannya, ajaran kaum sufi dapat dibedakan dalam
beberapa periode, yaitu :
* Pertama, perkembangan tasawuf pada abad pertama dan kedua Hijriyah.
Masa ini menyangkut perkembangan tasawuf pada dekade sahabat yang
dipelopori oleh Abu Bakar Shiddiq (wafat 13 H.), ’Umar bin Khaththab>
(wafat. 23 H.), ’Usman>Bin ’Affa>n (wafat. 35 H.), ’Ali bin Abi Tha>lib
(wafat. 40 H.), Salman Al-Farisi, Abu> Dzar Al-Ghifari, Ammar Bin
Yasir, Huzaidah Bin al-Yaman, dan Miqdad Bin Aswad. Dalam dekade
ini juga termasuk pada masa tabi’in; tokoh-tokohnya adalah Hasan Bashri
(22– 110 H), Rabi’ah al-Adawiyah (96 – 185 H), Sufyan Ats-Tsauri (97 –
161 H.), Daud Ath-Thaiy (wafat 165 H.), dan Syaqiq al-Balkhi (wafat
194 H.).
* Kedua, perkembangan tasawuf pada abad ketiga dan ke-empat Hijriyah.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada abad ketiga adalah Abu Sulaiman ad-
Darani (wafat 215 H.), Ahmad Bin Al-Hawary Ad-Damasyqi (wafat 230
H.), Dzun Al-Mishri (155 – 245 H), Abu> Yazid> al-Bustamiy
* (wafat 261 H.), Junaid Al-Baghdadi (wafat 298 H.), dan Al-Halla>j (lahir 244
H.). Sedangkan pada abad ke-empat Hijriyah para pengembangnya adalah Musa
al-Anshari (wafat 320 H.), Abu Hamid Bin Muhammad Ar- Rubazy (wafat 322
Ketiga, perkembangan tasawuf abad kelima dan ke-enam Hijriyah ditandai dengan
sosok Imam Ghazali (450 H / 1058 M – 505 H / 1111 M) dan Syaikh ’Abdul
Qa>dir al-Jailaniy (470 H - 561 H) yang mengkompromikan para ulama
Fiqih dengan ajaran tasawuf yang berpaham syi’ah. 77 Pada abad ke-enam Hijriyah
sufi yang terkenal adalah Suhrawardi al-Maqtul (wafat 587 H), dan Al-Ghaznawi
(wafat 545 H).
Ke-empat, perkembangan tasawuf pada abad ketujuh, dan kedelapan Hijriyah. Pada
abad ketujuh yang berpengaruh adaalah Unzar Ibnul Faridh (576 – 632 H), Ibnu
Sab’in (613 – 667 H), dan Jalaluddin Ar- Rumi (604 – 672 H). Pada abad kedelapan
Hijriyah yang muncul adalah pengarang kitab Tasawuf, yaitu Al-Kisany (wafat 739
H),78 dan Abdul Kari>m Al-Ji>ly dengan karyanya Al-Insan> al-Kamil.>
Kelima, perkembangan tasawuf pada abad kesembilan dan kesepuluh Hijriyah serta
masa berikutnya. Pada abad kesembilan dan kesepuluh Hijriyah nasibnya kurang
menguntungkan karena dianggap sudah kehilangan kepercayaan masyarakat
(penyimpangan ajaran Islam). Namun ajaran tasawuf tidak hilang begitu saja. Ini
terbukti masih adanya ahli tasawuf yang memunculkan ajarannya dengan mengarang
kitab dan mendirikan tarekat yang berisikan ajaran-ajaran tasawuf, antara lain :
.
Abdul Wahha>b Asy-Sya’ra>ni (898 – 973 H). Karyanya
berjudul Al- Latha>-iful Mina>n (Ketulusan Hati).
Abul ’Abbas> Ahmad Bin Muhammad Bin Mukhtar> At-
Tijaniy> (1150-1230 H). Ia mendirikan tarekat
Tija>niyah. Sidi Muhammad Bin ’Ali As-Sanu>siy (lahir
1206 H). beliau adalah pendiri tarekat Sanusiyah.
Syeikh Muhammad Amin al-Kurdiy (wafat 1322 H) seorang
penulis kitab Tanwi>rul Qulu>b fi Mu’a>malah ’Alla>mil
Ghuyu>b dan termasuk pengikut tarekat
Naqsabandiyah.79
Sekian terimakasih