1)Tasawuf berasal dari kata shaff yang berarti barisan. Pendapat ini
didasarkan realitas historis bahwa kaum sufi senantiasa berada di
barisan pertama dalam berjuang membela agama Allah
3)Tasawuf berasal dari kata shafa yang berarti suci, jernih dan
bersih. Sufi artinya mereka yang dibersihkan dan dicerahkan dengan
cahaya kearifan dan tauhid.
4)Tasawuf berasal dari kata sophia (orang yang bijak) dan theosofi
(ahli ilmu ketuhanan). Theo artinya Tuhan, dan Sophos artinya
kebijakan. Tasawuf artinya berjalan di atas kebijakan Tuhan.
5)Tasawuf berasal dari kata shufanah yang artinya kayu yang dapat
bertahan hidup dan tumbuh di atas kegersangan padang pasir.
1) Pengertian paling awal, ditinjau dari sisi historis, adalah pengertian yang mendasarkan tasawuf
pada dimensi sikap kesederhanaan.
2) Tasawuf kemudian diartikan sebagai jalan hidup zuhud. Zuhud adalah sikap hidup
kesederhanaan yang menjauhi faham keduniawian.
3 )Selain mengedepankan aspek mistik dan zuhud, tasawuf juga serindimaknai sebagai jalan hidup
yang dipenuhi dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Allah. Dalam konteks ini, tasawuf lebih
dimaknai sebagai praktik-praktik ibadah, sebagai bentuk paling nyata kesetiaan. Artinya, mereka
setia dan tunduk secara mutlak untuk menempuh perjalanan hidup di atas jalan Allah.
4)Tasawuf kemudian dikenal sebagai dunia pendekatkan diri kepada Yang Esa. Dunia tasawuf
mengajarkan cara untuk mensucikan diri, menyempurnakan rohani, meningkatkan moralitas,
guna mencapai kedekatan dengan Tuhan sebagai sebuah kebahagiaan hakiki dan tanpa akhir.
5)Annemarie Schimmel lebih menekankan definisi tasawuf dari perspektif unsur spiritualnya. Ia
mengatakan tasawuf adalah kehidupan spiritual dalam Islam. Hal ini berarti bahwa Schimmel
ingin menunjukkan bahwa apapun yang terkait dengan dimensi spiritual dalam islam, maka hal
tersebut menjadi inti dunia tasawuf.
Hujjatul Islam, al-Ghazali lebih menekankan tasawuf
dari aspek pelatihan jiwa dan peningkatan moral.
Hakikat tasawuf adalah tazkiyyah al-nafs dan perbaikan
budi pekerti. Al-Ghazali tidak memisahkan tasawuf
dengan syariah. Aspek-aspek syariah dihayati dengan
penghayatan bathiniyah. Tujuan menjalankan laku
syariah adalah tahliyyah bathiniyyah (menghias batin)
dan tajmilah bi al fadhilah (memperindah diri dengan
perilaku yang utama). al-Ghazali, Ibnu Taimiyah
menyebut ilmu tasawuf sebagai ilmu hati, dan
menyebut sufi sebagai ahl al-ilm al-quluub (ahli ilmu
hati). Bersihnya hati akan tercermin pada perilaku moral
keseharian.
Tasawuf era Nabi dan sahabat adalah sebuah praktik perilaku akhlaq dan esoterik tanpa nama. Istilah tasawuf
baru muncul pada abad II Hijriyah yaitu pada generasi tabi’in , yakni sejak Abu Hasyim al-Kufi (w. 772 M/ 150
H) diberi tambahan gelar panggilan al-Sufi di belakang namanya. Abu Hasyim adalah asketis (zahid) pada era
kekuasaan bani Umayyah. Sufi dimaknai sebagai orang yang menempuh laku spiritual bathiniyah, esoterisme,
yaitu upaya membersihkan diri dari kotoran maknawiyah yang ada dalam hati guna mendekatkan diri atau
sering disebut dengan taqarrub kepada Allah.
Ditilik dasi sejarah, tasawuf awalnya hanya merupakan amalan tanpa nama. Perkembangan tasawuf diawali
dari sebuah amalan menjauhi hal yang sifatnya keduniawian. Amalan itu kemudian dikenal dengan zuhud atau
asketisme. Zuhud berasal dari kata zahada,yakni raqab ‘an syay’in wa tarakuhu (tidak tertarik pada sesuatu dan
meninggalkannya. Dalam konteks tasawuf zuhud berarti tidak tertarik dan meninggalkan aspek keduniawian.
Zuhud bukan berarti antiterhadap dunia, sebagaimana dikatakan oleh Hujjatul Islam al-Imam al-Ghazali bahwa
zuhud bukanlah ketiadaan harta, tetapi kosongnya hati dari keterbudakan diri dari harta dan aspek
keduniawian lainnya. Zuhud artinya perilaku olah jiwa dengan menjauhkan diri dari keterbudakan duniawi. Al-
Ghazali mengibaratkan zuhud sebagai upaya menyucikan diri dari pengaruh nafsu jasmani, sehingga dapat
menemukan kebahagiaan dan keindahan abadi, dan tidak lagi mempedulikan kenikmatan badani.
Pada era sahabat, ada beberapa sahabat yang
menekuni secara mendalam kehidupan
kerohanian ini, di banding sahabat yang lain. Di
antaranya adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali
bin AbiThalib, Salman al-Farisi, Abu Dzar al-
Ghifari, Hudzaifah, Bilal dan lainnya. Pada zaman
sahabat, zuhud menjadi moralitas dan perilaku
keseharian, dan belum menjadi gerakan spiritual
sebagaimana yang lazim dikenal dalam dunia
tasawuf dewasa ini. Praktik zuhud ini kemudian
berkembang menjadi faham dan gerakan moral-
spiritual, sampai memperoleh bentuknya yang
matang pada abad ke-4 Hijriyah. Tasawuf pun
kemudian mengambil bentuk-bentuk yang
beragam.
Tasawuf Pada Masa Awal
Adapun fase-fase historis perkembangan tasawuf secara mencakup
fase zuhud (abad I-II H), fase formatif (Abad III-IV H), fase tasawuf
akhlaqi-sunni (abad V H), fase tasawuf falsafi (abad VI H), dan fase
tarekat (abad VII H sampai dengan sekarang).
5)Kelima, fase tarekat. Fase ini berkembang pada abad VII H hingga dewasa ini. Fase ini ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan institusionalisasi tasawuf, yakni melembaganya ikatan
persaudaraan (organisasi, lembaga) para sufi yang disebut thariqah (tarekat). Tarekat merupakan
sebuah metode spiritual yang dibakukan oleh para pengikutnya. Ordo-ordo (familia) kesufian
tersebut berkembang di bawah payung ajaran masing-masing guru sufi. Persaudaraan para sufi
dalam satu aliran pun semakin menguat, dan hal ini menjadi potensi keberlangsungan aliran
tersebut di masa mendatang.
Diantara thariqat yang lahir pada kurun waktu ini dan berkembang sampai sekarang adalah
Tarekat Qadiriyah (dari ajaran Syaikh Abdul Qodi Jaelani), Suhrawardiyah (Syihabuddin al-
Suhrawardi), Rifa’iyah (Ahmad Rifa’i), Syadziliyah (Abu Hasan al Syadzili), Naqsyabandiyah
(Muhammad Ibn Bahauddin al Uwaisi al Bukhari), Badawiyah (Ahmad al Badawy), dan lain-lain.
Masing-masing tarekat memiliki metode dan jenis dzikir tertentu serta amalan yang variatif.
Tarekat kemudian berkembang dalam banyak aliran, dan masingmasing mengembangkan ajaran
ke berbagai penjuru dunia. Secara kultural, perkembangan Islam banyak terkait dengan
perkembangan ajaran tarekat. Perkembangan tasawuf seiring dengan perkembangan Islam di luar
Arab. Dengan demikian, sejarah perkembangan tasawuf sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari
sejarah perkembangan islamisasi itu sendiri.
Pengertian dari Asal kata .Terdapat beberapa pendapat diantaranya;
Kesimpulan
1)Tasawuf berasal dari kata shaff yang berarti barisan.
2)Tasawuf berasal dari kata ahl as-shuffah. Shuffah adalah serambi
tempat duduk di Masjid Nabawi.
3)Tasawuf berasal dari kata shafa yang berarti suci, jernih dan
bersih.
4)Tasawuf berasal dari kata sophia (orang yang bijak) dan theosofi
(ahli ilmu ketuhanan). Theo artinya Tuhan, dan Sophos artinya
kebijakan. Tasawuf artinya berjalan di atas kebijakan Tuhan
5)Tasawuf berasal dari kata shufanah yang artinya kayu yang dapat
bertahan hidup dan tumbuh di atas kegersangan padang pasir.
6) Tasawuf berasal dari kata shuf yang berarti bulu domba.