Anda di halaman 1dari 25

SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN ( STIQ ) KEPRI

PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR

MATKUL ULUMUL HADITS


HADITS MURSAL & RUANG
LINGKUPNYA
TUJUAN PEMBELA JARAN

SETELAH MEMPELAJARI TERKAIT DENGAN HADITS MURSAL,


MAHASISWA DAPAT MENDIFINISIKAN, MELAFADZKAN BUNYI
HADITS MURSAL, SERTA MENGURAIKAN HUJJAH DARI HADITS
MURSAL.
INDIKATOR PEMBELA JARAN

MACAM-MACAM HADITS

2
MURSAL

1
DIFINISI HADITS MURSAL

HUKUM BERHUJJAH
4 3 CONTOH
HADITS MURSAL
DENGAN HADITS MURSAL
1 DIFINISI HADITS
MURSAL
PEMAHAMAN MATERI
AL HADITS MURSAL
Menurut bahasa, mursal berasal dari kata " "‫س ََل‬
َ ‫ ا َ ْر‬yang artinya
melepaskan, mursal berarti sesuatu yang dilepaskan. Dinamakan
mursal adalah dikarenakan sanadnya ada yang terlepas atau gugur
yakni dari kalangan sahabat atau tabi’in.
Sedangkan menurut istilah” para ulama memberikan difinisi
tentang hadits mursal sebagai berikut:
1. AL-BAIQUNI:
‫هو ما سقط من س ند الصحايب‬
Hadis yang gugur dari sanadnya seorang sahabat .
2. ULAMA MUHADDITSIN
‫هو ما سقط من اخر اس ناده من بعد التابعي‬
Hadits yang gugur dari akhir sanadnya orang setelah tabi’in
(sahabat).
3. ULAM HADITS “ AL-HAKIM, IBNU ASH-SHALAH, IBN HAJAR
‫هو رواية التابعي مطلقا عن النيب صىل هللا عليه وسمل‬
Adalah periwayatan tabi’in secara mutlak (baik senior atau yunior) dari
Nabi saw.
4. AL-KHATIB AL-BAGHDADI, ABU AL-HASAN BIN AL-QATHAN, DAN AN-
NAWAWI, MENDIFINISIKAN:
‫هو ما انقط اس ناده يف اي موضع من الس ند‬
Hadits mursal adalah yang terputus isnadnya dari asal sanad.
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa hadis mursal adalah
hadits yang diriwayatkan oleh tabi’in dari
Nabi baik dari perkataan, perbuatan, atau
persetujuan, baik tabi’in senior atau yunior
tanpa menyebutkan penghubung antara
seorang tabi’in dengan Nabi saw. yaitu
SEORANG SAHABAT.
KUE APA YANG ISINYA DILUAR BUNGKUSNYA DI
DALAM ?

2
MACAM- MACAM
HADITS MURSAL
‫الحديث المرسل‬

‫المرسل الجالى‬ ‫المرسل التابعى المرسل الصحابى‬

‫المرسل الخفى‬
HADITS MURSAL TABI’IN

TABI'I BERARTI sebangsa TABI'IN, sedangkan


Mursal Tabi'i adalah hadits yang diriwayatkan
langsung dari seorang tabi'in dari Nabi SAW tanpa
menyebutkan sahabat. Artinya, ada sahabat yang
gugur atau terputus di dalam sanad hadits ini.

BINATANG APA YANG SELURUH TUBUHNYA


BERADA DIKEPALA
CONTOH TABI’IN
‫َأخ ر رَْب ي ِْن ُم رح َّم ُد ْب ُن ا ْ رْس يع ْي رل ْب ين ا ْب ررا يه ْ رْي قرا رل رح َّدثرنرا يُ ْون ُ ُس قرا رل رح َّدثرنرا ر ََّحا ٌد رع ْن َأي ْو رب رع ْن الْ رق يي‬
‫اِس ْب ين ر يرب ْي رع رة‬
ِ ِ
‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل خ ررط رب ي ر ْو رم الْ رف ْت يح‬
ُ ٰ ‫اّلل رص َّىل ه‬ ‫َأ َّن رر ُسو رل ه ٰ ي‬
QASIM BIN RABI'AH adalah seorang tabi'in pertengahan, namun beliau langsung
meriwayatkan dari Nabi SAW tanpa menyebutkan sahabat.
( Fathul Makkah Asbabul Nuzul Qs.Ali Imran : 159 )
‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل روه رُو‬ ُ ‫رر روى ا ْ رْس يعي ُل ْب ُن ا ْب ررا يه رْي رع ْن َأي ْو رب رع ْن يع ْك ير رم رة قرا رل ْاحتر رج رم رر ُس‬
‫ول ه ٰ ي‬
ُ ٰ ‫اّلل رص َّىل ه‬
ِ ِ
ٌ ‫ُم ْح ير ٌم رص ي‬
‫ائ‬
"ISMAIL BIN IBRAHIM meriwayatkan, dari Ayyub, dari Ikrimah berkata,
"Rasulullah SAW melakukan bekam sedangkan Beliau sedang ihram dan
berpuasa" (HR. Tirmidzi No. 706).
LANJUTAN
Meskipun hadits tersebut sambung kepada Nabi SAW dari jalur lainnya,
namun dari jalur Ismail bin Ibrahim disebut Hadits Mursal karena IKRIMAH adalah
seorang tabi'in dan dia tidak menyebutkan riwayat hadits dari Sahabat Ibnu Abbas ra.

‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل رَك رن‬


ُ َّ ‫رح َّدثرنرا ُم رس َّد ٌد رح َّدثرنرا ه رُش ْ ٌْي رع ْن ُح رص ْ ٍْي رع ْن ُم رعا يذ ْب ين ُزه رْر رة َأن َّ ُه برلر رغ ُه َأ َّن النَّ ي َّيب رص َّىل‬
‫ا رذا َأفْ رط رر قرا رل اللَّهُ َّم ر رَل ُ ُْص ُت روعر رىل ير ْز يق رك َأفْ رط ْر ُت‬
(Abu Dawud menyatakan) Telah menceritakan kepada kami Musaddad (ia
ِ
berkata) telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Hushain dari Muadz bin
Zuhroh bahwasanya telah sampai berita kepadanya bahwasanya Nabi shollallahu
alaihi wasallam jika berbuka mengucapkan: Allaahumma Laka Shumtu wa ‘alaa
rizqika afthortu (H.R Abu Dawud)
Syaikh al-Albaniy melemahkan hadits itu dengan menyatakan:
‫ رو ي ِْب يل ْر رس يال َأعر َّ َُ الْ رحا يف ُ الْ ُم ْن يذ يري‬،‫إ ْس نرا ُد ُه ضر يع ْي ٌف ُم ْر رس ٌل؛ ُم رعاذ ره رذا َتر يب يع ٌّي رم ْجه ُْو ٌل‬
Sanadnya lemah lagi mursal. Muadz ini (Muadz bin Zuhroh adalah seorang
Tabi’i yang majhul (tidak dikenal). Al-Hafidz al-Mundziri menganggap riwayat ini
memiliki illat karena mursal (Dhaif Abi Dawud (2/264))

Jadi, hadits itu lemah setidaknya karena 2 hal, yaitu:


1. Di dalam sanadnya terdapat perawi yang majhul, yaitu Muadz bin Zuhroh.
2. Tidak ada Sahabat Nabi dalam mata rantai perawi pada hadits tersebut.
Hadits mursal jika bersendirian, tidak bisa dijadikan sebagai hujjah karena
sanadnya terputus. Namun, jika suatu hadits mursal sanadnya shahih, ia bisa menjadi
penguat bagi jalur riwayat yang lain.
Mursal Shahabi ( ِ‫حبا ى‬
ََ ‫ص‬ َ ‫)ا ْل ُم ْر‬
َّ ‫س ُلَال‬

SHAHABI artinya sebangsa sahabat, sedangkah


Mursal Shahabi adalah hadits yang diriwayatkan oleh
sahabat dari Nabi SAW, namun sahabat itu tidak secara
langsung melihat atau mendengarnya dari Nabi SAW.
Artinya, sahabat itu hanya mendengar dari sahabat lain,
sedangkan ia tidak menyebutkan sahabat lain tersebut

CONTOH
‫ْس راق رسأَ رل رر ُج ٌل الْ ر رَبا رء رو َأ رَن َأ ْ رْس ُع قرا رل َأ رشهيدر عر ي ٌِّ ب ر ْد ارا قرا رل رِب رر رز رو رظا ره رر‬
‫رع ْن َأ ي ْيب ا ْ ر‬
Dari Abu Ishaq, seseorang bertanya kepada Bara' dan aku mendengar Bara'
ِ
mengatakan "Aku menyaksikan Sahabat Ali bin Abi Thalib di perang Badar" Bara'
mengatakan, "Sahabat Ali bin Abi Thalib melakukan perang tanding dan menang"". (HR.
Bukhari No. 3674).

BARA' adalah salah satu sahabat Nabi ‫صلى هللا عليه وسلم‬, tetapi dia tidak ikut dalam
Perang Badar. Jadi, saat dia ditanya mengenai Perang Badar, dia pasti pernah
mendengar dari sahabat lain namun tidak disebutkan sahabat siapa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan’bahwa hadits Mursal Sahaby adalah hadits
yang disandarkan kepada sahabat Nabi, tetapi berita atau hadits yang ia dapatkan dari
sahabat juga tanpa menyebut nama sahabat yang menjadi sumber awal.
Mursal Jali ( ‫س ُلَاَْل َج ىل‬
َ ‫ا ْل ُم ْر‬
JALI (‫ ) الجالى‬artinya terang, nyata, atau jelas. Sedangkan Mursal Jali adalah
hadits yang diriwayatkan dari seorang rawi dari rawi lainnya, namun dia TIDAK
SEMASA dengan rawi tersebut.Jadi yang dimaksud hadits Mursal aljali adalah hadits
yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang hadits tesebut dia dapatkan dari seorang
perawi namun di tidak hidup semasa dengan perawi pertama.
CONTOH

‫ ان َّ ُ ُْك ت ُْد رع ْو رن ي ر ْو رم‬: ‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل‬ ‫ قرا رل رر ُس ْو ُل ه ٰ ي‬،‫اّلل ْب ين َأ ي ْيب رز رك ير ََّّي رع ْن َأ ييب ادلَّ ْردرا يء قرا رل‬
ُ ٰ ‫اّلل رص َّىل ه‬ ‫رع ْن رع ْب يد ه ٰ ي‬
ِ
‫الْ يق ريا رم ية يبأَ ْ رْسائي ُ ُْك رو َأ ْ رْسا يء أ رِبئي ُ ُْك فرأَ ْح يس ُن ْوا َأ ْ رْس راء ُ ْك‬
Dari Abudullah bin Abu Zakariyya, dari Sahabat Abu Darda' berkata, Rosulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya kalian di hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama
kalian dan nama-nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian"". (HR. Abu
Dawud No. 4297).
IMAM ABU DAWUD mengatakan dalam riwayat haditsnya bahwa ABDULLAH
BIN ABU ZAKARIYYA TIDAK PERNAH BERTEMU DENGAN ABU DARDA' karena tidak
hidup dalam masa yang sama.
ُ َّ ‫رع ْن ُ رُع رر ْب ين رع ْب يد الْ رع يزْي يز رع ْن ُع ْق رب رة ْب ين عرا يم ٍر الْ ُجه ي ي ٰرن رع ْن النَّ ي ي ٰيب رص َّىل‬
ُ َّ ‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل قرا رل رر يح رم‬
‫اّلل رح يار رس‬
‫الْ رح رر يس‬
"Dari Umar bin Abdul Aziz, dari Sahabat Uqbah bin 'Amir Al-Juhani,
dari Nabi SAW bersabda, "Semoga Allah SWT merohmati orang yang
menjaga para penjaga (orang yang menjaga kaum muslimin)"" (HR. Ad-
Darimi No. 2294).
Diketahui bahwa UMAR BIN ABDUL AZIZ tidak pernah bertemu
dan tidak pernah hidup dalam satu masa dengan Sahabat UQBAH BIN
'AMIR AL-JUHANI.
Mursal Khafi (‫الْ ُم ْر رس ُل الْ رخ يفى‬
KHAFI artinya samar, sedangkan MURSAL KHAFI adalah seorang rawi
yang meriwayatkan dari rawi lain yang sezaman, tetapi dia tidak pernah bertemu
dengannya dan tidak pernah mendengar hadits secara langsung .

CONTOH
‫اّلل عرلر ْي يه رو رس َّ رمل يا رذا قرا رل ب ريَل ٌل‬ ‫رع ين الْ رع روا يم ْب ين رح ْو رش ٍب رع ْن رع ْب يد ه ٰ ي‬
ُ ٰ ‫ رَك رن النَّ ييب رص َّىل ه‬: ‫اّلل ْب ين را ي ْيب را ْو رف قرا رل‬
‫الص رَل ُة َنر ر رض رو رك َّ رَب‬
َّ ‫قر ْد قرا رم يت‬
"Dari Awam bin Hausyab, dari Abdullah bin Abu Aufa berkata, "Ketika
Sahabat Bilal bin Rabah mengumandangkan "qod qomatis sholat" (sholat telah
didirikan), maka Nabi SAW bergerak dan takbir.

Diketahui bahwa AWAM BIN HAUSYAB tidak pernah bertemu dengan Sahabat
ABDULLAH BIN ABU AUFA.
APA PERSAMAAN JUAL SATE DENGAN JUAL
SOTO

3 HUKUM
HADITS MURSAL
Hadis mursal pada dasarnya adalah berkualitas dha’if yang
mardud, karena tidak terdapatnya sebagian syarat hadis maqbul yaitu
bersambungnya sanad dan tidak diketahuinya perawi yang terbuang
serta adanya kemungkinan bahwa perawi yang terbuang itu adalah
perwai bukan sahabat. Dalam keadaan seperti ini berarti hadis tersebut
adalah dha’if.
Akan tetapi para ULAMA AHLI HADIS DAN LAINNYA berbeda
pendapat dalam menentukan hukum dan berhujjah dengannya, karena
masing-masing berbeda dalam menentukan letak terputusnya sanadt
tersebut.
Untuk jelasnya tentang pendapat para ulama terkait berhujjah
dengan hadits mursal sebagai berikut
1. Menurut pendapat yang kuat, HADITS MURSAL SHAHABI
(generasi pertama) bisa diterima karena lebih mendekati pada
tidakadanya dusta dari sahabat, sehingga kemungkinan besar
bahwa mereka benar-benar mendengar hadits dari sahabat lain
meskipun menggugurkannya.
2. DHAI’F DAN MARDUD; Pendapat ini menurut sebagian ulama
hadis, kebanyakan ulama fiqh dan ushul fiqh. Argumentasi
mereka adalah karena tidak diketahuinya keadaan perawi yang
terbuang tersebut dan adanya kemungkinan perawi yang
terbuang itu tidak dari golongan sahabat.
3. SHAHIH yang dapat dipakai hujjah; Pendapat ini menurut IMAM
ABU HANIFAH, IMAM MALIK DAN IMAM AHMAD serta kelompok
ulama yang lain dengan syarat bahwa mursil (yang menyampaikan
hadits) adalah orang yang tsiqah dan ia tidak menerimanya kecuali
dari perawi yang tsiqah. Alasannya karena seorang tabi’in yang
tsiqah mustahil menyatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda,
kecuali telah mendengarnya dari perawi yang tsiqah.

KENAPA AYAM KALAU BERKOKOK MATANYA


MEREM
Menurut Imam Hanafi dan Imam Maliki berpendapat bahwa
Hadits Mursal dari generasi kedua dan generasi ketiga masih dapat
diterima :
A. Hadits Mursal dari generasi kedua masih dapat diterima karena
kepercayaan pada tabi'in masih dianggap kuat, seperti Hadits
Mursal yang diriwayatkan oleh Said bin Musayyab, Amir As-
Sya'bi, Hasan Al-Basri, dan lainnya, hadits-hadits tersebut masih
bisa diterima.
B. Sedangkan Hadits Mursal dari generasi ketiga, upaya
memursalkan hadits atau menyembunyikan rawinya yang
dilakukan oleh tabi'it tabi'in, meskipun rawi yang disembunyikan
tidak adil, adalah salah satu upaya tadlis saja ( Pemutusan sanad
yang dilakukan oleh perawi secara sembunyi - sembunyi )
Sedangkan generasi tabi'it tabi'in biasanya tidak dimungkinkan
melakukan hal demikian itu.
4. MAKBUL atau diterima sebagai hujjah dengan beberapa syarat. Pendapat ini
menurut Imam Syafi’I dan sebagian ulama ahli ilmu. Syarat tersebut ada tiga
untuk PERAWI HADITS sebagai berikut:
A. yang meriwayatkan hadits mursal tersebut tabi’in senior
B. Penerima hadits mursal menyebutkan telah menerima dari orang yang
tsiqah.
C. Beberapa perawi yang hafidz dan terpercaya bersepakat dengannya dan
tidak menentangnya.
Jika ketiga syarat diatas digabungkan maka terdapat syarat dari hadits tersebut
1. Hadits tersebut terdapat riwayat dari jalur sanad lain
2. Dikuatkan oleh ucapan seorang sahabat
3. diriwayatkan melalui sanad lain yang sama-sama mursal tapi tidak dari
perawi-perawi hadis mursal yang pertama; ( tidak sama perawinya)
4. Atau sesuai dengan perkataan sahabat
5. Atau kebanyakan ahli ilmu memberikan fatwa dengannya.
6. Dikuatkan oleh pendapat atau kesepatakan mayoritas ulama' hadits
HADITS MU’ALLAQ DAN RUANG
LINGKUPNYA

Anda mungkin juga menyukai