Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Gus Maula Nadhief Rosyid


Nim : 1221095
Kelas : HES C
Mata kuliah : Ulumul Hadis
Nama Dosen : Khafid Abadi, M.H.I

1. Hadist Mutawatir
a. Pengertian Hadist Mutawatir
Mutawatir menurut bahasa bararti mutatabi, yakni sesuatu yang datang berikut dengan kita
atau yang beriring-iringan antara satu dengan lainnya tanpa ada jaraknya. Adapun pengetian
hadist mutawatir menurut istilah, sebagai berikut:
‫مَاَر َو ا َجْم ٌع عضْن َجْم ٍع َتِح ْىُل اْلعَاَد ُة َتَو ا ُطُؤ ُهْم َع َل اْلَك ِذِب‬
Artinya : “Hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang menurut adat mustahil
mereka bersepakat terlebih dahulu untuk berdusta.”
b. Contoh hadist mutawatir :
‫َح َّد َثَنا ُم وَس ى َقاَل َح َّد َثَنا َأُبو َع َو اَنَة َع ْن َأِبي َحِص يٍن َع ْن َأِبي َص اِلٍح َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫َتَسَّم ْو ا ِباْس ِم ي َو اَل َتْك َتُنوا ِبُكْنَيِتي َو َم ْن َر آِني ِفي اْلَم َناِم َفَقْد َر آِني َفِإَّن الَّشْيَطاَن اَل َيَتَم َّثُل ِفي ُصوَرِتي َو َم ْن َك َذ َب َع َلَّي‬
‫ْأ‬
‫ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو َم ْقَع َد ُه ِم ْن الَّناِر‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu
'Awanah dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah nama dengan
namaku dan jangan dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya
sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai
bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat
duduknya dalam neraka."
c. Skema sanad :
Abdur Rahman bin Shakhr - Dzakwan - Utsman bin 'Ashim bin
Hushain - "Wadldloh bin 'Abdullah,
maula Yazid bin 'Atha'" - Musa bin Isma'il.

Hadist Masyhur
a. Pengertian Hadist Masyhur Menurut bahasa ialah al-intisyar wa az-zuyu’ (sesuatu yang
sudah tersebar dan populer). Menurut istilah hadist masyhur adalah :
‫مَاَر َو اُه ِم َن الَّصاَبِة َعَد ٌد ل َالَيْبُلُغ َح َّد الَّتَو اُتِر ُثَّم َتَو اُتَرَبْع َد الَّصحَاَبِة َو َم ْن َبْع َد ُهْم‬
Artinya : “Hadist yang diriwayatkan dari sahabat, tetapi bilangannya tidak mencapai ukuran
bilang mytawatir, kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan demikian pula setelah
mereka”.
b. Contoh Hadist Masyhur :
‫َح َّد َثَنا َحَس ٌن اْلُح ْلَو اِنُّي َو َع ْبُد ْبُن ُح َم ْيٍد َجِم يًعا َع ْن َأِبي َعاِص ٍم َقاَل َع ْبٌد َأْنَبَأَنا َأُبو َعاِص ٍم َع ْن اْبِن ُج َر ْيٍج َأَّنُه َسِمَع َأَبا الُّز َبْيِر َيُقوُل‬
‫َسِم ْع ُت َج اِبًرا َيُقواُل َسِم ْع ُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل اْلُم ْس ِلُم َم ْن َسِلَم اْلُم ْس ِلُم وَن ِم ْن ِلَس اِنِه َوَيِدِه‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hasan al-Hulwani dan Abd bin Humaid
semuanya dari Abu Ashim, Abd berkata, telah memberitakan kepada kami Abu Ashim dari
Ibnu Juraij bahwa dia mendengar Abu az-Zubair dia berkata, "Saya mendengar Jabir berkata,
'Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim (yang sejati)
adalah orang yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya."
c. Skema sanad
Jabir bin 'Abdullah bin
'Amru bin Haram - Muhammad bin Muslim bin
Tadrus - Abdul Malik bin 'Abdul
'Aziz bin Juraij - Adl Dlahhaak bin Makhlad
bin Adl Dlahhaak bin
Muslim.
Hadist Ahad
a. Pengertian Hadist Ahad
Kata ahad atau wahid berdasarkan segi bahasa berarti satu, maka khabar ahad, atau khabar
wahid berarti yang disampaikan oleh satu orang. Adapun yang dimaksud dengn hadist ahad
menurut istilah yaitu sebagai berikut :
‫مَا َلْم َتْبُلُغ َنْقُلُتُه ف اْلَك ْثَر ِة َم ْبَلَغ اْلَخ َبِر اْلُم َتَو اِتِر َس َو اٌء َك اَن اْلُم ْخ ِبُر َو اِح ًدا أْو ِاْثَنْيِن َأوَثَالثًا َاْو َأْر َبَع ًة َأوَخ ْمَس ًة َاْو َغْيَر ٰذ ِلَك ِم َن‬
‫اَألعضَداِد اَّلتِىل َال َتْش ُعُر بَأَّن اْلَخ َبَر َد َخ َل ِبهَا فِى َخ َبِر اْلُم َتَو اِتِر‬
Artinya : “Khabar yang jumlah perawinya tidak sebanyak junlah perawi hadist mutawatir,
baik perawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang memeberikan
pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak mencapai jumlah perawi hadist mutawatir”.
b. Contoh hadis ahad yaitu sebagai berikut :
‫َح َّد َثَنا اْلُح َم ْيِد ُّي َع ْبُد ِهَّللا ْبُن الُّز َبْيِر َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َقاَل َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َسِع يٍد اَأْلْنَص اِر ُّي َقاَل َأْخ َبَرِني ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْبَر اِهيَم‬
‫الَّتْيِمُّي َأَّنُه َسِمَع َع ْلَقَم َة ْبَن َو َّقاٍص الَّلْيِثَّي َيُقوُل َسِم ْع ُت ُع َم َر ْبَن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع َلى اْلِم ْنَبِر َقاَل َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا‬
‫َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َوِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأْو ِإَلى اْمَر َأٍة‬
‫َيْنِك ُح َها َفِهْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَج َر ِإَلْيِه‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata,
Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata;
saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan
(balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya
karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
c. Skema sanad
Umar bin Al Khaththab bin
Nufail - Alqamah bin Waqash bin
Mihshan - Muhammad bin Ibrahim bin
Al Harits bin Khalid - Yahya bin Sa'id bin Qais - Sufyan bin 'Uyainah bin
Abi 'Imran Maimun.
2. Pengertian Hadis shahih
a. Hadis shahih adalah Setiap hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di
dalamnya syadz dan 'illah.

b. Syarat Hadis shahih : 1) Sanadnya Bersambung. Setiap rawi dalam sanad hadis menerima
periwayat hadis dari periwayat terdekat sebelumnya, 2) Periwayat Bersifat Adil.
Periwayat adalah seorang muslim yang baligh, berakal sehat, adil, selalu memelihara
perbuatan taat dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, 3) Perawi Bersifat Dhabit.
Dhabit adalah orang yang kuat hafalannya tentang apa yang telah didengarnya dan
mampu menyampaikan hafalannya kapan saja ia menghendakinya, 4) Tidak Tanggal atau
Syadz. Syarat hadis shahih selanjutnya, tentu yang tidak bertentangan dengan hadis lain
yang sudah diketahui tinggi kualitas ke-shahih-annya, 5) Terhindar dari 'Illat. Hadis yang
memiliki cacat atau 'illat, disebabkan adanya hal-hal yang tidak baik atau yang kelihatan
samar-samar.
c. Contoh Hadis shahih :

‫ َع ْن َأِبي َس ِع يٍد‬، ‫ َع ْن َع َط اِء ْبِن َيَس اٍر‬، ‫ َع ْن َص ْفَو اَن ْبِن ُس َلْيٍم‬، ‫ َق َر ْأُت َع َلى َم اِل ٍك‬: ‫ َقاَل‬،‫َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َيْح َيى‬
‫ «اْلُغ ْسُل َيْو َم اْلُج ُمَعِة َو اِج ٌب َع َلى ُك ِّل ُم ْح َتِلٍم‬: ‫ َقاَل‬، ‫ َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬،‫اْلُخْد ِر ِّي‬
Artinya : “telah mengabarkan kepadaku yahya bin yahya, ia berkata: aku membacakan
kepada malik, dari safwan bin sulaim, dari atha’ bin yasar, dari sa’id al-khudri,
bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “mandi pada hari jum’at
hukumnya wajib, yakni bagi yang telah bermimpi (yang telah balig)” (HR. Muslim)
Pengertian Hadis Hasan
a. Hadits Hasan merupakan tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi
yang tertuduh dusta (pada matan-nya), tidak ada kejanggalan (syadz), dan (hadist
tersebut) diriwayatkan pula melalui jalan lain.”

b. Syarat hadis hasan : Para perawinya yang adil, Ke-dhabith-an perawinya di bawah
perawi Hadist shahih, Sanad-sanadnya bersambung, Tidak terdapat kejanggalan atau
syadz, Tidak mengandung 'illat.
c. Contoh Hadis hasan

‫ِط يُب الِّر َج اِل َم ا َظَهَر ِر يُحُه َو َخ ِفَى َلْو ُنُه َوِط يُب الِّنَس اِء َم ا َظَهَر َلْو ُنُه َو َخ ِفَى ِريُحُه‬

Artinya : “Sifat parfum laki-laki, baunya nampak sedangkan warnanya tersembunyi.


Adapun sifat parfum wanita, warnanya nampak namun, baunya tersembunyi.”

3. Hadits Dhaif

a. Hadits dhaif ialah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hadits
hasan. Dalam Mandzumah Bayquni disebutkan hadits hasan adalah:

‫ فهو الضعيف وهو اقسام كثر‬# ‫وكل ما عن رتبة الحسن قصر‬

Setiap hadits yang kualitasnya lebih rendah dari hadits hasan adalah dhaif dan hadits
dhaif memiliki banyak ragam.

b. Pandangan para Ulama

Jumhur ulama ahlil hadist mengecam sebagian kalangan yang menyamakan hadits dhaif
dengan hadits palsu. ... Artinya, “Hadits dhaif pada dasarnya tetap dinisbatkan kepada
Nabi Muhammad SAW, berbeda dengan hadits maudhu yang merupakan kebohongan
yang diada-adakan (atas nama Nabi SAW).

4. Hadis Maudhu’

Hadis palsu diistilahkan sebagai hadis maudhu'. Di tempat lain, istilahnya adalah muzayyaf.
Syuhudi mendefinisikan hadis palsu sebagai "pernyataan, atau pernyataan-pernyataan, yang
sesungguhnya bukanlah hadis Nabi SAW, tetapi beberapa kalangan menyebutnya sebagai
hadis Nabi SAW.

Hukum meriwayatkan dan mengamalkan:

a. Secara mutlak, ulama sepakat bahwa meriwayatkan hadits Maudhu’’ itu hukumnya
haram bagi mereka yang sudah jelas mengetahui bahwa hadits itu palsu. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi SAW. “Barang siapa yang menceritakan hadits dariku
sedangkan ia mengetahui bahwa itu dusta, maka dia termasuk para pendusta.”
b. Bagi mereka yang meriwayatkan dengan tujuan memberi tahu kepada orang bahwa
hadits ini adalah palsu (menerangkan kepada mereka sesudah meriwayatkan atau
membacanya) maka tidak ada dosa atasnya.
c. Mereka tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkan atau mereka mengamalkan
makna hadits tersebut karena tidak tahu, maka tidak ada dosa atasnya.

5. ‫َح َّد َثَنا ُم وَس ى َقاَل َح َّد َثَنا َأُبو َع َو اَنَة َع ْن َأِبي َحِص يٍن َع ْن َأِبي َص اِلٍح َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َتَسَّم ْو ا‬
‫ِباْس ِم ي َو اَل َتْك َتُنوا ِبُكْنَيِتي َو َم ْن َر آِني ِفي اْلَم َناِم َفَقْد َر آِني َفِإَّن الَّش ْيَطاَن اَل َيَتَم َّثُل ِفي ُصوَرِتي َو َم ْن َك َذ َب َع َلَّي ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو ْأ‬
‫َم ْقَع َد ُه ِم ْن الَّناِر‬

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abu
'Awanah dari Abu Hushain dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah nama dengan
namaku dan jangan dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya
sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai
bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat
duduknya dalam neraka."
Abdur Rahman bin Shakhr - Dzakwan - Utsman bin 'Ashim bin
Hushain - "Wadldloh bin 'Abdullah,
maula Yazid bin 'Atha'" - Musa bin Isma'il.
6. ‫َح َّد َثَنا َأُبو ُنَع ْيٍم َح َّد َثَنا َزَك ِرَّياُء َع ْن َعاِم ٍر َقاَل َسِم ْع ُت َع ْبَد ِهَّللا ْبَن َع ْم ٍر و َيُقوُل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم اْلُم ْس ِلُم َم ْن َسِلَم‬
‫اْلُم ْس ِلُم وَن ِم ْن ِلَس اِنِه َوَيِدِه َو اْلُمَهاِج ُر َم ْن َهَجَر َم ا َنَهى ُهَّللا َع ْنُه‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami
Zakaria dari Amir mengatakan, aku mendengar Abdullah bin Amru mengatakan;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Muslim yang sempurna adalah yang
muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Dan orang yang berhijrah
adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang."
Abdullah bin 'Amru bin Al
'Ash bin Wa'il - Amir bin Syarahil - Zakariya bin Abi Za'idah
Khalid - Al Fadlol bin Dukain bin
Hammad bin Zuhair.
7. ‫َح َّد َثَنا اْلُح َم ْيِد ُّي َع ْبُد ِهَّللا ْبُن الُّز َبْيِر َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َقاَل َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َسِع يٍد اَأْلْنَص اِر ُّي َقاَل َأْخ َبَرِني ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْبَر اِهيَم ال ْيِمُّي‬
‫َّت‬
‫َأَّنُه َسِمَع َع ْلَقَم َة ْبَن َو َّقاٍص الَّلْيِثَّي َيُقوُل َسِم ْع ُت ُع َم َر ْبَن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع َلى اْلِم ْنَبِر َقاَل َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأْو ِإَلى اْمَر َأٍة َيْنِكُح َها‬
‫َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَج َر ِإَلْيِه‬

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia
berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan
kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah
bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas
mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa
yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau
karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa
dia diniatkan".

Umar bin Al Khaththab bin

Nufail - Alqamah bin Waqash bin

Mihshan - Muhammad bin Ibrahim bin

Al Harits bin Khalid - Yahya bin Sa'id bin Qais - Sufyan bin 'Uyainah bin

Abi 'Imran Maimun.

Anda mungkin juga menyukai