PETUNJUK UMUM:
1. Ujian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memotivasi pembelajaran Anda tentang materi
dalam mata kuliah Ulumul Hadis.
2. Baca setiap pertanyaan dengan seksama sebelum menjawab.
3. Ujian ini diperuntukan secara individu. Karenanya, hindari kerja sama antar mahasiswa dan
hindari plagiarisme. Jawaban Anda harus sepenuhnya asli dan disertai dengan referensi yang
sesuai jika Anda menggunakan sumber-sumber tertentu.
4. Jawaban diketik dalam format file Ms Word.
5. Batas waktu pengumpulan jawaban adalah Senin, 4 April 2024 pukul 15.00 WIB. Pastikan untuk
mengirimkan jawaban Anda sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jawaban lengkap yang
dikirimkan lebih awal mendapatkan tambahan poin.
6. Pengumpulan file Ms Word sebagai jawaban UTS dilakukan melalui tautan berikut:
https://forms.gle/BFfyXaQBKoYFKYZs5
7. Jadikan UTS ini sebagai media pembelajaran individu yang bermakna.
SOAL UJIAN:
1. Terdapat beberapa jenis dan pembagian hadis yang penting untuk dipahami dalam studi Ulumul
Hadis. Berikan penjelasan tentang jenis hadis berikut dan sertakan satu contoh hadis untuk setiap
jenis hadis:
a. Berdasarkan jenisnya
1) Hadis Qauli: hadis yang berdasarkan segala bentuk perkataan atau ucapan yang
disandarkan kepada Rasulullah.
َم ْن َك َذ َب َع َلَّي ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو ْأ َم ْقَعَده ِم َن الَّناِر: َقاَل َرُسْو ُل ِهلل َص َّلى هلل َع َلْيِه َو َس َّلَم: َعْن َأِبي ُهَرْيَر ة َقاَل
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w., besabdah “Barang siapa
sengaja berdusta atas diriku, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat
tinggalnya di neraka.”
2) Hadis Fi’li: hadis yang berdasarkan segala perbuatan yang disandarkan kepada
Rasulullah.
َألَّلُهَّم َهِذِه ِقْس َم ِتْي ِفْيَم ا َأْم َلَك َفال ُتْلِمِني: َعْن َعاِئَشة َأَّن الَّنِبَّي صلى هلل عليه وسلم َك اَن َيْقِس ُم َبْيَن ِنَس اِئِه َفَيْعِد ُل َو َيُقْو ُل
ِفْيَم ا َتْم ِلُك َو ال َأْم َلك
Artinya: Dari A’isyah, sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w., membagi (nafkah
batin dan giliranya), diantara istri-istrinya dengan adil. Beliau bersabdah, “Ya
Allah! Inilah pembagiankau pada apa yang aku miliki.
Janganlah engkau mencelaku dalam perkara yang tidak aku miliki.” (H.R. Abu
Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
3) Hadis Taqiri:
hadis ini mengandung ketetapan Rasulullah terhadap apa yang dating atau
dilakukan oleh para sahabatnya.
ال ُيَص ِّلْيَن َأَح ُد اْلَعْص َر ِإال ِفي َبِنْي ُقَرْيَض ة
Artinya: Janganlah sorang pun melakukan shalat Ashar, kecuali nanti di Bani
quraidhoh. (H.R Al-Bukhori).
b. Berdasarkan ketersambungannya kepada Nabi Muhammad SAW
1) Hadis Marfu: segala perkataan, perbuatan dan taqrir (kesepakatan) yang
disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik bersambung sanadnya, maupun tidak.
baik yang menyandarkan itu Sahabat Nabi maupun bukan.
ال يقبل هلال صالة بْغ ي طهور: عن عمر بن اخلطاب رضي هلال عنه قالَ سعت رسول هلال صلى هلال عليه وسلم يقول
وال صدقة من غلول
Dari Umar bin Khattab ra, beliau berkata : saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : Allah SWT tidak menerima sholat dari orang yang tidak suci, dan tidak
menerima sedekah dari tipu daya. (HR. Muslim)
2) Hadis Mauquf: perkataan atau perbuatan yang disandarkan kepada Sahabat,
baik sanadnya bersambung maupun tidak.
عن ابن عمر قال من استفاد ماال فال زكاة فيه حىت حيول عليه احلول رواه اِلتمذى
Dari Ibn Umar ra berkata : “barang siapa mendapatkan harta, maka tidak ada
zakat atasnya kecauali setelah melewati satu tahun. (HR. Turmuzi)
3) Hadis Maqtu: perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabi'in serta
di-mauquf-kan (berhenti sanadnya) kepadanya, baik sanadnya
bersambung atau tidak.
صل وعليه بد عته: قول احلسن البصري يف الصالة خلف املبتدع
Perkataan Hasan Bashri mengenai shalat di belakang ahli bid'ah, "Shalatlah dan
dia akan menanggung dosa atas perbuatan bid'ahnya".
c. Berdasarkan Kuantitas Periwayatan
1) Mutawatir: hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak pada setiap
tingkatan sanadnya, yang menurut akal tidak mungkin para perawi tersebut
sepakat untuk memalsukan hadis.
1. Hadis Mutawatir Lafzdi: hadis mutawatir yang lafaz dan maknanya
sesuai dengan riwayat aslinya (Nabi saw).
من كذب علي متعمدًا فليتبوأ مقعده من النار
“Barangsiapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka dia akan
mendapatkan tempat duduknya dari api neraka”.
2. Hadis Mutawatir Ma’nawi: hadis mutawatir yang secara redaksional
berbeda antara satu riwayat dengan riwayat lainnya tetapi ada kesamaan
makna.
قال موسى ما رفع رسول هلال صلى هلال عليه وسلم يديه حىت رؤى بياض إبطه يف شيئ
من دعائه إاال ىف اإلستسقاء رواه اليخار ومسلم
“Abu Musa berkata Rasulullah SAW pada waktu berdoa tidak mengangkat
kedua tangannya begitu tinggi sehingga terlihat kedua ketiaknya yang putih,
kecuali pada waktu berdoa memohon hujan”. (HR. Mutafaq’ Alaihi).
3. Hadis Mutawatir Amali: hadis yang berupa amalan agama (ibadah) yang
dikerjakan Rasulullah, kemudian diikuti para sahabat, lalu para tabi’in dan
seterusnya sampai pada generasi kita sekarang ini.
*** 000***