Lokal : PGMI C
PRODI PGMI
(Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)
SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN
AMUNTAI 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah Swt. Rabb semesta Alam.
Tidak ada daya dan upayaselain dari pada-Nya. Semoga kiya selalu dilimpahkan
rahmat dan karunia Nya dalam mengamalkan al-Qur’an dan Hadis dalam
keseharian kita
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau sampai akhir zaman. Aamiin
yaa rabbal alamin.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen/Mu’alim H.
Mahmuddin, Lc.,M.H yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu
kepada Mahasiswa/I STIQ Amuntai.
Alhamdulillah dengan izin-Nya lah, sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah Ulumul Hadis yang berjudul “
Bentuk-bentuk Hadis dan Unsur-unsur Hadis”.
Dalam makalah dijelakan tentang definisi bentuk-bentuk hadis dan unsur-
unsur yang berkenaan dengan hadis dan beberapa perbuatan/ tauladan Nabi
semasa beliau.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “ulumul” hadis dan dapat di
gunakan sebagaimana mestinya.
2
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MAKALAH
A. Apa saja yang termasuk unsur-unsur hadis.
B. Apa saja istilah-istilah dalam hadis.
C. Apa saja bentuk-bentuk dalam hadis.
TUJUAN MAKALAH
A. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam bentuk-bentuk hadis.
B. Untuk mengetahui unsur-unsur hadis.
C. Untuk Mengetahui istilah-istilah dalam hadis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk-Bentuk Hadis
1. Hadis Qauli
Hadis Qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan
kepada Nabi SAW. dengan kata lain, Hadis qauli adalah hadis berupa perkataan
Nabi SAW yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syara’, peristiwa dan
kisah, yang berkaitan dengan aspek aqidah, syarat maupun akhlaq. Diantara
contoh hadis qauli adalah hadis tentang peringatan/kecaman Rasul kepada orang-
orang yang mencoba memalsukan hadis-hadis nabi SAW.1
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َ ي ُ ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل َس ِمع
َّ ِ النَّب,ْت َ َع ْن ْال ُم ِغ
ِ ير ِة َر
ُي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّو ْأ َم ْق َع َدهَّ َب َعل َ ب َعلَى أَ َح ٍد َم ْن َك َذ ٍ ْس َك َك ِذَ ي لَي
َّ َإِ َّن َك ِذبًا َعل
ِ َِّم ْن الن
ار
1
M. Agus Solahudin, Ulumul Hadis 1, (Jakarta :Pustaka Setia :2009), h. 20-21
4
2. Hadis Fi’li
3. Hadis Taqriri
2
Mukarom Faisal Rosidin, Ngatimin, Menelaah Ilmu Hadis, (Jakarta: Aqila :2015) h. 68
5
كلواافا ﻦﻪ ﺤالل,ولﻜﻦﻪ ليس في ا رض قومي,ﻻ
“Tidak, hanya saja binatang ini tidak ada di negeriku. Makanlah jika kalian ingin
memakannya. H.R. al-Bukhari dan Muslim.
4. Hadis Hammi
Hadits Hammi ialah segala hadits Nabi saw yang berupa keinginan beliau
yang belum sempat terealisasikan, seperti halnya keinginan untuk berpuasa pada
tanggal 09’ Asyura’, sebagai contoh adalah hadis dari ibn Abbas sebagai berikut,
yang artinya :
3
Abas mutawali hamadah, al-Sunnah al-Nabawiyah wamakatukha fi al tasyri’,(Kairo:Dar al-
kaumiyah li-altab’ah wa-alnasyi’,1965),hlm.21.22.
6
Sewaktu Rasulullah Saw.berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan
para sahabat untuk berpuasa, mereka berkata Ya Rasulullah sesungguhnya,
hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani’. Rasulullah
SAW. Kemudian bersabda, tahun akan datang insya Allah aku akan
berpuasa pada hari yang kesembilan. Abdullah ibn Abbas
mengatakan,”belum tiba tahun mendatang itu, rasulullah saw pun wafat
HR Muslim.4
5. Hadits Ahwaliy
Hadis Ahwali Adalah hadis yang berupa hal ikhwal Nabi SAW. yang tidak
termasuk kedalam kategori keempat bentuk hadis yang termasuk kategori ini
adalah hadis-hadis yang menyangkut sifat-sifat dan kepribadian Nabi SAW. Serta
keadaan fisik Nabi SAW. Contohnya seperti hadis yang diriwayatkan oleh al-
Barra’ ibn ‘Azib, seperti,
Artinya “ Rasulullah saw adalah manusia yang memiliki sebaik-baik rupa
dan perawakan.kondisi fisiknya, tidak tinggi dan juga tidak pendek”.
B. Unsur-unsur Hadis
Secara unsur, hadis terdiri atas empat komponen, yakni sanad atau isnad
(rantai penutup), matan (redaksi hadis), rawi dan mukharij. Berikut adalah
paparan mengenai pengertian komponen tersebut.
1. Sanad
Sanad secara istilah bahasa berarti َماارْ تَفَ َع منَ اأْل َرْ ض , yaitu bagian
bumi yang menonjol, sesuatu yang ada di hadapan Anda dan yang jauh dari kaki
bukit ketika Anda memandangnya. Bentuk jamaknya adalah أس ناد. Segala
4
https://adinawas.com/contoh-contoh-hadist-qouliyah-filiyah-dan-taqririyah.html, diakses pada
tanggal 29 agustus 2018, pukul 15.33
7
sesuatu yang anda sandarkan kepada yang lain disebut مسند. Dikatakan أسند فى
حدثنا أيوب: حدثنا عبد الوهاب الثقفي قال: حدثنا محمد بن المثنى قال
عن أبي قالبة عن أنس بن مالك رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم
8
Selain istilah sanad, terdapat juga istilah lainnya yang mempunyai kaitan
erat dengan istilah sanad, seperti, al-isnad, al-musnad, dan al-musmid.
Istilah al-isnad, berarti menyandarkan, menegaskan (mengembalikan ke
asal), dan mengangkat yang di maksud di sini adalah,
Istilah al-musnad mempunyai beberapa arti yang berbeda dengan istilah al-
isnad, yaitu pertama, berarti hadis yang diriwayatkan dan disandarkan atau di-
isnad-kan kepada seseorang yang membawakannya, seperti Ibn Syihab Az-
Zuhri,Malikbin Anas, dan Amrah binti Abd. Ar-Rahman, kedua, berarti nama
suatu kitab yang menghimpun hadis-hadis dengan sistem penyusunan berdasarkan
nama-nama para sahabat rawi hadis (disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW).
Rangkaian sanad itu berdasarkan perbedaan tingkat ke-dhabit-an dan
keadilan rawi yang dijadikan sanad-nya, ada yang berderajat tinggi, sedang, dan
lemah. Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadis lebih
tinggi derajatnya daripada hadis yang rangkaian sanad-nya sedang dan lemah.
Adapun jenis-jenis sanad yakni:
a. Sanad ‘aliy
Sanad yang jumlah rawinya lebih sedikit dari sanad yang lain, sanad ‘aliy,
terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Sanad ‘aliy yang bersifat mutlak, sebuah sanad yang jumlah rawinya
hingga sampai ke Rasulullah lebih sedikit jika dibandingkan dengan
sanad yang lain.
2. Sanad ‘aliy yang bersifat nisbi, sebuah sanad yang jumlah rawi di
dalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam ahli hadis.
b. Sanad nazil
9
Sanad yang jumlah rawinya lebih banyak jika dibandingkan dengan sanad
yang lain.
2. Matan
Matan adalah bahasa arab yang dalam bahasa berarti : tanah yang
tinggi .Sedang menurut istilah ialah lafal-lafal hadits yang mengandung makna-
makna tertentu.
Contoh yang dinamakan matan adalah:
ْاريثُ َّمأ َ ْعطَ ْيتُفَض ْ َ بَ ْينَاأَنَانَائِ ٌمأُتِيتُبِقَ َد ِحلَبَنٍفَ َش ِر ْبتُ َحتَّىإِنِّيأَل َ َرىالرِّ يَّيَ ْخ ُر ُجفِيأ
ِ َ ظف
ار ُسواَل للَّ ِهقَااَل ْل ِع ْل َم
َ َلِي ُع َم َر ْبنَ ْال َخطَّابِقَالُوافَ َماأَ َّو ْلتَهُي
Artinya:
Ketika aku tidur, aku bermimpi di beri segelas susu lalu aku meminumnya
sehingga aku melihat pemandangan yang bagus keluar dari kuku-kuku ku,
kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat mulia ku Umar bin Khattab orang-
orang bertanya “ apa takwilnya wahai Rasulullah saw. “beliau menjawab, ilmu.
3. Rawi Hadis
10
Akan tetapi, yang membedakan antara kedua istilah diatas, jika dilihat
lebih lanjut, adalah dalam dua hal, yakni: pertama dalam hal pembukaan hadis.
Orang yang menerima hadis-hadis, kemudian menghimpunya menghimpunnya
dalam satu kitab tadwin, disebut dengan rawi.
Dengan dimikian rawi dapat di sebut mutaddawin (orang yang
menumpulkan dan menghimpun hadis). Adapun orang-orang yang menerima
hadis dan hanya menyampaikan nya kepada orang lain, tanpa membukukan nnya
dis ebut sanad hadis. Berkaintan dengan ini dapat dikatakan bahwa setiap sanad
adalah rawi pada tiap-tiap thabaqah nya. Tetapi tidak setiap rawi disebut sanad
hadis, sebab hanya seorang perawi lah yang membukukan hadis.
Kedua, dalam penyebutan silsilah hadis, untuk sanad yang disebut sanad
pertama adalah orang yang langsung menyampaikan hadis tersebut kepada
penerimanya, sedangkan perawi yang disebut rawi pertama adalah para sahabat
Rasul saw.5
5
M. Agus Solahudin, Ulumul Hadis 1, (Jakarta :Pustaka Setia :2009), h. 99-101
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan bentuk-bentuk hadis dan unsur-unsur hadis dapat
diketahui bahwa bentuk-bentuk hadis terbagi menjadi lima yaitu Qauli, Fi’li,
Taqriri, Hammi, dan Ikhwali. Sedangkan unsur-unsur hadis terbagi menjadi empat
yaitu Sanad, Matan, dan Rawi.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang telah kami jelaskan
diatas mengenai bentuk-bentuk dan unsur-unsur hadits dalam makalah ini. Kami
harap dapat memberi banyak manfaat bagi kita semua. Dan kami sebagai manusia
biasa memang tidak luput dari kesalahan dengan makalah kami buat.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua. Aamiin.
12