Anda di halaman 1dari 16

M AK ALAH

PANCASILA SISTEM ETIKA SEBAGAI SOLUSI


PROBLEM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA

LOGO ISM

Disusun Oleh :

STIE ISM
(Indonesia School of Management)
Kompleks Mahkota Mas
Jalan MH Thamrin Cikokol
Tangerang 15117

DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Etika dan Pengertiannya.................................................................................................................
2.1.1 Pengertian Etika..........................................................................................................................
2.1.2 Pengertian Moral........................................................................................................................
2.1.3 Pengertian Norma.......................................................................................................................
2.1.4 Pengertian Nilai..........................................................................................................................
2.2 Aliran dan Teori tentang Etika.......................................................................................................
2.3 Nilai dan Fungsi Pancasila.............................................................................................................
2.4 Implementasi 5 Sila dalam Pancasila............................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat
karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PANCASILA SISTEM
ETIKA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA
DAN BERNEGARA ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami juga ucapkan terimakasih
kepada Bapak ......... selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STIE
ISM.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan semester I (satu). Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu
pembaca baik mahasiswa mahasiswi maupun dosen sekalian untuk lebih memahami lagi mengenai
arti penting maupun peranan dari Pancasila sebagai solusi dari propblem kehidupan sehari hari
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Dalam penyusunan makalah ini tak jarang ada hambatan maupun kesulitan yang kami
hadapi. Namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan dari orang tua maupun teman teman
sekalian makalah ini dapat kami diselesaikan dengan baik.
Kami sangat terbuka atas usulan, kritik dan saran dari dosen pembimbing agar kedepannya
kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah yang telah kami susun
ini senantiasa dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menambah ilmu bagi pembaca
sekalian. Makalah ini pun tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu jika ada kesalahan baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja dalam hal penyampaian materi, isi maupun penulisan kami
mohon maaf. Terimakasih.

Tangerang, Desember 2015

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari peran penting
Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa. Sebuah pedoman luhur yang dicetuskan oleh para pendiri
bangsa. Pandangan visioner bagaimana sebuah ideologi tersebut bisa mengawal dan mengarahkan
cita-cita bangsa. Bukan hanya satu atau dua tahun ke depan, namun Pancasila diharapkan sebagai
pedoman abadi bangsa ini.
Berkenaan Pancasila sebagai Sistem Etika, kita menyadari bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan antara untaian sila dengan sila lainnya. Setiap
sila mengandung makna dan nilai tersendiri.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di dunia, bahwa cita-cita
Pancasila untuk membangun Indonesia dari berbagai aspek. Selain sebagai sebuah ideologi.
Pancasila juga memperhatikan nilai, norma, etika, moral bangsa Indonesia.
Masyarakat Indonesia kehilangan jati diri. Citra bangsa ini sebagai bangsa yang besar dan
ramah semakin memudar. Budaya ketimuran berubah dengan cepat menjadi kebaratan. Hal ini
memang tidak berlaku hanya di Indonesia. Banyak bangsa-bangsa timur yang budayanya tergesar
oleh budaya barat.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki peranan penting bagi bangsa
ini dalam pembangunan bangsa dan pembangunan jiwa bangsa ini serta untuk kehidupan sehari-hari
(bermasyarakat).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETIKA DAN PENGERTIANNYA
2.1.1 Pengertian Etika
Etika merupakan suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan
seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma yang berlaku. Etika berasal dari bahasa
Yunani yaitu ethikos yang artinya timbul dari kebiasaan, adalah sebuah sesuatu di

mana

bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang

menjadi

mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan

konsep

dan
studi

seperti

benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.


Etika adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatanperbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan
ataupun pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Karena adanya etika
pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik & buruknya. Etika itu bersifat
relative yaitu dapat berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman. Etika juga diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang
didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.

2.2.2 Pengertian Moral


Moral (dalam bahasa Yunani ; Moralitas) merupakan istilah merupakan menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah
hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi.
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika
lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli
filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan
moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Perbedaan moral dan etika terletak pada tolak ukur yang dipakai dengan moral untuk mengukur
tingkah laku manusia yaitu adat istiadat, kebiasaan, dll. yang berlaku di masyarakat. Etika & moral
sama artinya tetapi pemakaiannya dalam sehari-hari terdapat sedikit perbedaan. Moral digunakan
untuk perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem nilai yang ada.

Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik
buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
2.2.3 Pengertian Norma
Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan
sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk sosial lainnya
seperti budaya dan adat. Adan atau tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh
atas bagaimana seseorang berperilaku.
Norma merupakan aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk
mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada segelintir orang
yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Macam macam norma yang berlaku di masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang
mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan
yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
2. Norma Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah
salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.
3. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara
berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
4. Norma Kebiasaan (Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk
yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan norma ini dianggap
aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan
mudik atau pulang kampung adalah contoh dari norma ini.
5. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar ramburambu lalulintas adalah salah satu contoh dari norma hukum.

2.2.4 Pengertian Nilai


Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam pandangan
Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai kesejarahan.
Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian manusia, namun
Spranger mengakui akan kekuatan individual yang dikenal dengan istilah roh subjektif. Sementara
itu, kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh objektif. Kekuatan individual atau roh subjektif
didudukkan dalam posisi primer karena nilai-nilai kebudayaan hanya akan berkembang dan
bertahan apabila didukung dan dihayati oleh individu.
Spranger membagi nilai yang ada menjadi 6 kelompok besar diantaranya yaitu :
(1) Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional. Nilai
keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.
(2) Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas
dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama.
(3) Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai akibat
dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni.
(4) Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar perbuatan seseorang
atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari
berbagai pertimbangan material.
(5) Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri, baik
itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini dikontraskan dengan
nilai kuasa.
(6) Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan dirinya atau
kelompoknya.
2.2 ALIRAN DAN TEORI TENTANG ETIKA
Banyak paham mengenai aliran maupun teori tentang etika. Secara garis besar aliran dan teori ini
dapat dikelompokkan menjadi :
a. Etika Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani; deon, yang berarti sesuatu yang harus dilakukan atau

kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Etika deontologi
memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau
tidak dengan kewajiban. Sesuatu itu dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral, apapun
dampaknya dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang
menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau tidak. Istilah ini, digunakan kedalam suatu sistem
etika. Istilah ini digunakan pertama kali oleh filsuf dari Jerman yaitu Immanuel Kant.
Teori etika Immanuel Kant dikategorikan sebagai etika deontologis karena beberapa alasan yaitu :
1. Immanuel Kant menyatakan bahwa seseorang harus bertindak berdasarkan kewajibannya (deon)
bila ingin berbuat sesuatu yang benar secara moral.
2. Immanuel Kant juga menekankan bahwa suatu tindakan dianggap benar atau salah bukan
berdasarkan dampaknya, tetapi berdasarkan niatan dalam melakukan tindakan tersebut.
Tiga hal yang dirumuskan oleh Immanuel Kant yang berkaitan dengan Etika Deontologi :
1. Bertindaklah demikian seakan-akan maksim tindakanmu dapat, melalui kehendakmu, menjadi
hukum alam umum
2. Bertindaklah sedemikian rupa sehingga Anda selalu memperlakukan umat manusia entah di
dalam pribadi Anda maupun di dalam pribadi setiap orang lain sekaligus sebagai tujuan, bukan
sebagai sarana belaka.
3. Semua maksim dari perundangan sendiri harus dapat dicocokkan menjadi satu kerajaan tujuan
yang mungkin, satu kerajaan alam.
b. Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahas kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan
logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala
kejadian menuju pada tujuan tertentu.
Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu
tindakan yang dilakukan.
Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran
yang

terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Walaupun sebuah tindakan

dinilai salah menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu
dinilai baik. Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan
yang benar menurut hukum.

Jenis Etika Teologis dibagi menjadi 2 garis besar yaitu :


1. Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Seseorang tidak mempunyai kewajiban moral
selain untuk menjalankan apa yang paling baik bagi kita sendiri. Jadi, menurut egoisme etis,
seseorang tidak mempunyai kewajiban alami terhadap orang lain. Meski mementingkan diri sendiri,
bukan berarti egoisme etis menafikan tindakan menolong. Mereka yang egoisme etis tetap saja
menolong orang lain, asal kepentingan diri itu bertautan dengan kepentingan orang lain. Atau
menolong yang lain merupakan tindakan efektif untuk menciptrakan keuntungan bagi diri sendiri.
Menolong di sini adalah tindakan berpengharapan, bukan tindakan yang ikhlas tanpa berharap
pamrih tertentu.
2. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan
yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin
utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering
disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory).
Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Benthma dan
muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa
yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk
adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan
perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini,
tersusunlah teori tujuan perbuatan.
2.2 NILAI DAN FUNGSI PANCASILA
Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun
sebagai ideologi Negara, mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat
dan tidak dapat dirubah oleh siapapun.
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di
proklamirkan

tanggal

17

Agustus

Kita harus bersikap positif terhadap nilai nilai Pancasila yang didasari oleh fungsi Pancasila.
Macam nilai, fungsi, dan kedudukan pancasila, yaitu :
1) Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia

1945.

Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia. Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of
life, weltanschaung, wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia,
pandangan hidup, pegangan hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai
petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang.
2) Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi berasal dari kata Idea
yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita cita dan logos berarti
ilmu. Jadi Ideologi dapat diartikan sebagai Ilmu tentang ide atau gagasan yang
bersifat mendasar. Ideologi ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya
oleh suatu bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila
sebagai

ideologi

kebenarannya

nasional

oleh

Bangsa

merupakan
Indonesia

kumpulan
dan

nilai

yang

diyakini

digunakan

untuk

menata

masyarakat.
3) Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu
yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah
berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup
dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila
memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang
tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal
yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
4) Pancasila Sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan bangsa Indonesia.
Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Selain menyadari
pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, fungsi Pancasila sebagai asas persatuan dan
kesatuan bangsa juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita yang
tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus
disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Oleh karena itu, perbedaan-perbedaan tersebut
dipesatukan dan disatukan oleh Pancasila yaitu sila ketiga.
5) Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga
merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia
menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan

kehidupan kengaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman
Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di
daerah.
Masyarakat harus bisa memaknai arti dari Pancasila. Karena pancasila itu merupakan Jati Dirinya
bangsa Indonesia itu sendiri. Yang mana di dalam pancasila memiliki lima sila yang didalam sila
tersebut mempunyai makna yang sangat berarti dan bermanfaat.
6)Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia.
Pancasila

merupakan

sarana

yang

ampuh

untuk

mempersatukan

BangsaIndonesia. karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian


Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh
Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara, mengandung konsekuensi bahwa dalam setiap aspek
penyelenggaraan

negara

harus

sesuai

dengan

nilai

nilai

Pancasila.

Pancasila dalam asas kerohanian merupakan asas pemersatu dan asas hidup bersama. Makalah ini
memberi pengertian makna tentang Indonesia yang terdiri dari berbagai keanekaragaman mulai dari
berbagai suku, agama, bahasa daerah, adat istiadat, dan kebudayaan yang berbeda beda. Sehingga
mampu mendorong semangat untuk menjadikan satu tujuan membangun Indonesia sesuai dalam
kandungan setiap sila Pancasila.
2.3 IMPLEMENTASI 5 SILA DALAM PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta : paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila adalah dijiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang
BPUPKI oleh Ir. Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan sah
menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit Presiden
5 Juli 1959 dan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan Ketetapan No.
I/MPR/1988 No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah Negara Indonesia
hingga sekarang. Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara, maka
seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila. Landasan

hukum Pancasila sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan filosofis; yaitu kehidupan
negara dari bangsa ini haruslah berpedoman kepada Pancasila.
Berikut adalah Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari (bermasyarakat) :
IMPLEMENTASI SILA KE-1 :

Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap umat
harus mempelajari agama dan mengamalkannya;

Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang sosial,
perekonomian, dan keamanan lingkungan;

Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain;

Mengembangkan toleransi agama sejak dini;

Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu :

Kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa;

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannnya;

Negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran
kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia;

Negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap agama dan
kepercayaan yang dianutnya.

Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah :


Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh
penciptanya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-Nya.
IMPLEMENTASI SILA KE-2 :

Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan;

Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban);

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;

Tidak semena-mena terhadap orang lain;

Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi;


mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang;

Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll ;

Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu :

Pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri;

Negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak memeperlakukan sesama manusia


dengan cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya tinggi;

Pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia;

Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negara.

Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah :
Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya.
Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.
IMPLEMENTASI SILA KE-3 :

Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan ;

Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN;

Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang ;

Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu :

Perlindungan negara terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;

Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan


ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

Negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta pengakuan
negara terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan kehidupannya.

IMPLEMENTASI SILA KE-4 :

Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat ;

Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat;

Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab;

Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu :

Penerapan kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan dilakukan
oleh MPR;

Penerapan asas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan dalam
negara Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak.

Jaminan bahwa seluruh warga negara dapat memperoleh keadilan yang sama sebagai
formulasi negara hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta penyelenggaraan
kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat absolute.

Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan adalah :
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara
bulat.
Kebijaksaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi
kepentingan rakyat banyak.
IMPLEMENTASI SILA KE-5 :

Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong;

Berbuat adil: tidak pilih kasih ;

Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;

Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis;

Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan;

Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;

Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
antara lain :

Negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan;

Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup
orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam yang terdapat di atas
dan di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk kemakmuran rakyat banyak;

Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang adil di
segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual;

Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh pengajaran secara

maksimal;

Negara Republik Iindonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran


nasional yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Undang-Undang;

Pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh warga negara
Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga;

Negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Arti dan Makna Sila Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah :
Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain.
Jadi seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan
haknya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai konsep etika dapat disimpulkan bahwa sebernarnya arti dari Pancasila
mengandung suatu ajaran yeng mengatur secara sistematis mengenai etika dan beretika dalam
kuhidupan. Di mana etika itu sendiri merupakan cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku
manusia dipandang dari segi baik dan buruk.
Pancasila dijadikan pedoman, dasar, ideologi, pandangan hidup berbangsa, bernegara bahkan dalam
implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Peranan Pancasila begitu pentingnya sehingga tidak ada
satu hal pun yang dapat memisahkan Pancasila dari bangsa Indonesia.
Dengan adanya Pancasila sebagai suatu landasan ataupun tolak ukur berkehidupan maka setiap
warga negara wajib menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikannya demi
terwujudnya cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat adil makmur, damai dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai