Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Dosen Pengajar:

Agus Arifani, M.PD.I

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Oleh Kelompok V

Rachmad Indratama (180803101065)

Evi Yuli Astriningsih (180210401043)

Firha Nur Silfani (190210103114)

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Karena hidayah-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA” dengan tepat waktu. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang
penyusun alami dalam proses pengerjaannya, namun penyusun berhasil
menyelesaikannya dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun tidak lupa
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah. Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Bapak Drs. M. Hasan, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Jember yang
telah memberikan fasilitas kepada penyusun.
2. Bapak Agus Arifandi, M.Pd.I yang telah memberi bimbingan, jasa, dan
pemikirannya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas dengan baik.

Harapan penyusun semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca. Kepada para pembaca, penyusun mengharapkan
kritik dan saran atas makalah kami yang sederhana ini.

Jember, 9 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat............................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama ................................... 4
2.3 Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Umat ...................... 5
2.4 Ukhuwah ............................................................................................ 7
2.5 Keberagaman Umat Islam dalam Kehidupan Sosial .......................... 8

III. PENUTUP ............................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................... 14

IV. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerukunan antar umat beragama menjadi kunci penting untuk mencapai


tujuan masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan hidup di negeri ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kerukunan sendiri merujuk pada sikap
toleransi antar umatnya, sehingga kerukunan antar umat beragama mengandung
makna saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam suatu
persaudaraan umat manusia. Kerukunan antar umat beragama harus terus dijaga
guna menyikapi perbedaan suku, ras, aliran, dan perbedaan agama itu sendiri.
Berbagai macam perbedaan dari segala segi contohnya dari segi agama baik di
Indonesia maupun di negara lain harus dibarengi dengan adanya sikap toleransi,
sebab perdamaian nasional dan internasional hanya bias dicapai jika masing-
masing golongan agama pandai menghormati identitas golongan lain.

Agama islam mengakui hak hidup seseorang dalam memeluk agama lain
selain islam dan membiarkan para pemeluk agama lain tersebut menjalankan
ajaran agamanya masing-masing. Islam juga tidak mengenal konsep pemaksaan
dalam beragama. Setiap insan diberi kebebasan sepenuhnya untuk memeluk
agama tertentu karena manusia telah dibekali dengan akal dan fikiran. Allah SWT
berfirman dalam QS. Yunus (10) : 99 yang artinya :

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di
muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”

Hal itulah yang menjadi dasar agama islam mengenai materi kerukunan antar
umat beragama. Akan tetapi toleransi tidak diartikan sebagai sikap masa bodoh
terhadap agamanya. Istilah toleransi sendiri tidak pernah dikatakan dalam agama
islam, tetapi kata toleransi merupakan istilah modern yang bersumber dari sejarah
meliputi berbagai aspek contohnya kondisi politi, sosial, dan budaya yang khas.
Berdasarakan uraian di atas, telah kita ketahui bahwasannya latar belakang
dari materi kerukunan antar umat beragama ialah semua golongan agama
terutama agama islam ingin mewujudkan dunia yang damai dalam persaudaraan.
Persaudaraan didapat melalui sikap toleransi atau kerukunan antar umat
beragama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam makalah ini dapat
diambil rumusan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari kerukunan antar umat beragama ?
2. Apa yang dimaksud dengan “Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh
Alam” dan bagaimana cara mendapatkan rahmat tersebut ?
3. Apa yang dimaksud dengan Ukhuwah sehingga Ukhuwah merupakan salah
satu kunci dari kerukunan antar umat beragama ?
4. Apa saja keberagaman islam dalam kehidupan sosial itu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari kerukunan antar umat beragama.
2. Untuk mengetahui maksud dari “Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi
Seluruh Alam” dan cara memperoleh rahmat tersebut.
3. Untuk mengetahui pengertian Ukhuwah sehingga Ukhuwah merupakan salah
satu kunci dari kerukunan antar umat beragama.
4. Untuk mengetahui keberagaman islam dalam kehidupan sosial.
1.4 Manfaat
Penyusun dan pembaca mendapatkan manfaat dengan dibuatnya makalah ini,
yaitu sebagai berikut :
1. Kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita melalui karya
tulis yang berupa makalah. Kita mengetahui sampai dimana tingkat
pengetahuan kita tentang topik tertentu. Untuk mengembangkan topik itu, kita
harus berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki.
2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita harus
berpikir ilmiah, dan mengaitkannya dengan fakta yang ada.
3. Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang “Kerukunan Antar
Umat Beragama”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama
2.1.1 Pengertian Kerukunan
Secara etimologis, kerukunan yang berasal dari kata “rukun” yang berarti
damai, guyub, tentram dan berkasih-kasihan, dapat dibatasi sebagai
perkumpulan yang didasarkan atas tolong-menolong dan persahabatan atau
persaudaraan.

Rukun dari bahasa Arab ruknun, yang artinya asas-asas atau dasar, seperti
rukun Islam. Rukun dalam arti objektif adalah baik atau damai. Kerukunan
hidup antar umat beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak
bertengkar walaupun berbeda agama. Kerukunan dalam Islam diberi istilah
tasamuh atau toleransi, sehingga yang dimaksud dengan toleransi ialah
kerukunan sosial kemasyarakatan, bukan dalam bidang akidah Islamiyah
(keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan tegas di dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits. Dalam bidang akidah atau keimanan seorang muslim
hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan
yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Kafirun ayat
1-6 disampaikan :
“katakanlah, “Hai orang-orang kafir! Aku tidak menyembah apa yang
kamu sembah. Dan tiada (pula) kamu menyembah Tuhan ysng aku sembah.
Dan aku aku bukan penyembah apa yang biasa kamu sembah. Dan kamu
bukanlah penyembah Tuhan yang aku semabah. Bagimu agamamu dan
bagiku agamaku”.
(Surat Al-Kafirun ayat 1-6).
Sementara secara harfiah kerukunan memiliki berbagai arti sesuai
sumbernya, contoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diartikan sebagai “ kesatuan
hati” dan “bersepakat tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran.
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati”
dan “bersepakat”.
Kerukunan (dari ruku, bahasa arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang
menopang rumah, penopang yang memberi kedamaian dan kesejahteraan
kepada penghuninya) secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan
kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku,
agama, ras, dan golongan.
Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidak rukunan, serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tentram. Menurut Dewan
Ensiklopedia Indonesia kerukunan dalam aspek sosial, politik adalah suatu
sikap membiarkan orang untuk memiliki keyakinan yang berbeda.
Sikap sinkritisme dalam agama yang menganggap bahwa semua agama
adalah benar, tidak sesuai dan tidak relevan dengan keimanan seorang
muslim. Meski demikian, dalam pergaulan sosial dan kemasyarakatan Islam
sangat menekankan prinsip toleransi atau kerukuan antar umat beragama.
Apabila terjadi perbedaan pendapat antara anggota masyarakat (muslim) tidak
perlu menimbulkan perpecahan umat, tetapi hendaklah kembali kepada Al-
Qur’an dan Al-Hadits. Dalam sejarah kehidupan Rasulullahu`alaihi Wa
Sallam, kerukunan sosial Kemasyarakatan telah ditampakkan pada
masyarakat Madinah. Pada saat itu rasul dan kaum muslim hidup
berdampingan dengan masyarakat Madinah yang berbeda agama (Yahudi dan
Nasrani). Konflik yang terjadi kemudian disebabkan adanya penghianatan
dari orang bukan Islam (Yahudi) yang melakukan persekongkolan untuk
menghancurkan umat Islam.
2.1.2 Pengertian Kerukunan Antar Umat beragama
Kerukunan hidup beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak
bertengkar walaupun berbeda agama. Seperti yang telah diuraikan diatas
bahwa meskipun agama Islam tidak mengakui adanya agama lain selain
agama Islam, namun dalam ajaran agama Islam kita senantiasa ditekankan
untuk toleransi dan kerukunan antar golongan agama lain.
Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan terpelihara pola-
pola interaksi yang beragam di antara unit-unit (unsur atau subsistem) yang
otonom. Kerukunan mencerminkan hunungan timbal balik yang ditandai oleh
sikap saling menerima, saling memercayai, saling menghormati dan
menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.
Dengan demikian, kerukunan hidup antarumat beragama artinya hidup
dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama, atau berada
dalam keadaan selaras, tenang dan tentram, tanpa perselisihan dan
pertentangan, bersatu dalam maksud untuk saling membantu. Hal ini bukan
berarti merelatifkan agama-agama yang ada dan melebur pada satu totalitas
(sinkretisme agama) dengan menjadikan agama-agama yang ada sebagai
mazhab dari agama totalitas itu, melainkan sebagai cara atau sarana untuk
mempertemukan,mengatur hubungan luar antara orang yang tidak seagama
atau antara golongan umat beragama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu, kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau
toleransi. Toleransi adalah kerukunan sosial kemasyarakatan, bukan dalam
bidang akudah Islamiyah (keimanan) karena akidah telah digariskan secara
jelas dan tegas dalam Al-Qur’an dan Hadis.
Kerukunan umat beragama didefinisikan juga sebagai keadaan sesama
umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya
dan kerja sama dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sikap rukun dan damai dibuktikan dengan tidak adanya konflik sosial atau
pertentangan yang dapat memecah belah kesatuan (integritas) masyarakat
dalam berbangsa dan bernegara, serta adanya kerja sama yang baik dan rapi
dalam pencapaian suatu tujuan bersama yang demikian ini dikenal dengan
istilah interaksi sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kerukunan hidup umat beragama mengandung tiga unsur penting. Pertama,
kesediaan untuk menerima perbedaan keyakinan dengan orang atau kelompok
lain.
Kedua, kesediaan membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang
diyakininya.
Ketiga, kemampuan untuk menerima perbedaan, yang selanjutnya
menikmati suasana kekhusyukan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka
mengamalkan ajaran agamanya.
Oleh karena itu, kerukunan harus ditanamkan dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya antarumat beragama. Karena kerukunan sangat
menunjang terciptanya kehidupan yang damai, tentram, dan penuh kasih
sayang.

2.2 Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam


Satu hal yang diyakini umat Islam adalah kemanfaatan ajaran agama yang
diikutinya berlaku secara universal tidak terbatas pada pengikutnya saja, tapi
untuk seluruh alam ini. Hal ini lebih dikuatkan lagi dengan firman Allah
SWT:

Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk


(menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS.Al-Anbiya:107).
Serta firman Allah sebagai berikut :

Artinya : Katakanlah, “ Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah


bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. Maka hendaklah kamu
berserah diri (kepada-Nya)” (QS.Al-Anbiya:108).
Rasul Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam yang diutus oleh Allah
dengan risalah Al-Qur’an tidaklah semata memberi petunjuk bagi segolongan
manusia, tapi bagi seluruh alam. Apa yang disampaikan adalah kebenaran
tunggal untuk berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
menciptakan alam semesta ini. Dengan berserah diri, seluruh alam akan
mendapatkan rahmat-Nya.
Islam secara etimologis, berasal dari bahasa Arab salima, yang berarti
“selamat sentosa”. Kemudian kata itu dibentuk menjadi aslama, yang artinya
“memelihara dalam keadaan selamat sentosa” dan yang berarti juga
“menyerahkan diri, tunduk, damai, selamat, taat, dan patuh”. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama Iskam adalah agama yang mengandung
ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan dan
kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua
makhluk Allah pada umumnya, bukan untuk mendatangkan danmembuat
bencana atau kerusakan di muka bumi. Inilah yang disebut fungsi Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil alami).
Fungsi Islam sebagai agama rahmatal lil alamin tidak tergantung pada
penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi
ajarannya tersebut. Fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh
manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain, jika manusia
sebagai pengembangan amanat Allah telah mentaati dan menjalankan aturan-
aturan ajaran Islam dengan benar dan kaaffah.
Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,
dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 107 “Dan
tidaklah Kami mengutus kamu Muhammad Saw, melainkan untuk menjadi
rahmat bagi semesta alam”. Sedangkan bentuk-bentuk keahmatan Allah pada
ajaran Islam itu seperti berikut ini.
1). Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar
2). Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
3). Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun yang beragama lain.
4). Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.
5). Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.
Mencari Rahmat Islam
Allah SWT berfirman,

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya. Dan janganlah kamu langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al-Baqarah:208).
Ada beberapa dimensi universal dalam ajaran Islam. Diantaranya adalah,
dimensi rahmat. Rahmat Allah yang bernama Islam meliputi seluruh dimensi
kehidupan manusia. Allah telah mengutus rasul-Nya, kecuali mereka
bersungguh-sungguh mencari keridaan-Nya.

Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik
(QS. Al-Ankabut:69).
2.3 Ukhuwah
2.3.1 Makna Ukhuwah
Kata ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya, adanya perasaan simpati
dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu
kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang
maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk
saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan, dan sikap saling
membagi kesenangan kepada pihak lain yang mengalami kesulitan, dan sikap
saling membagi kesenangan pada pihak lain bila salah satu pihak menemukan
kesenangan. Ukhuwah yang perlu kita jalin bukan hanya inter seagama saja.
Akan tetapi yang lebih penting lagi adalah antar umat beragama.
2.3.2 Macam-macam Ukhuwah
Manusia yang baik adalah manusia yang dapat menjalin dan mempererat
ukhuwah antar sesama manusia. Ada tiga macam ukhuwah yang seharusnya
dijalin dalam kegiatan kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut :
A. Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan yang berlaku antar sesama umat islam
atau persaudaraan yang diikat oleh akidah/keimanan, tanpa membedakan
golongan. Sesame akidahnya sama (laa ilaaha illah) maka itu adalah
saudara kita dan harus kita jalin dengan sebaik-baiknya.
1). Sesama orang beriman adalah bersaudara. Sebagaimana dalam firman
Allah
SWT :

Artinya : Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antar kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat:10).
2). Sesama orang beriman juga dilarang saling bermusuhan, seperti dalam
firman Allah berikut :

Artinya : dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhun. Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu bersatu, dan sebelumnya kamu
telah berada ddi tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu, agar
kamu mendapatkan petunjuk (QS.Al-Imron:103)
3). Hablum minallah dan Hablum minannaas atau hubungan manusia dengan
Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia lainnya, dalam firman
Allah QS.Al-Imron ayat 112.
4). Berlaku sopan terhadap sesama orang beriman
5). Berlaku lemah lembut terhadap orang beriman dan suka bermusyawarah.
6). berkasih sayang terhadap orang beriman dan berlaku tegas terhadap orang
kafir.
B. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah, persaudaraan yang berlaku pada semua
manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, ras, dan aspek-
aspek kekhususan lainnya. Persaudaraan yang diikat oleh jiwa
kemanusiaan. Maksudnya, kita sebagai manusia harus memanusiakan
manusia dan memposisikan atau memandang orang lain dengan melihat
kebaikannya bukan keburukannya. Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi
oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah.
C. Ukhuwah Wathoniyah, persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme
/jiwa kebangsaan tanpa membedakan perbedaan agama, suku, warna kulit,
adat istiadat, budaya, dan aspek-aspek kekhususan lainnya. Semua itu
adalah saudara yang perlu untuk dijalin, karena kita sama-sama satu
bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Sebagai muslim kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, apabila ketiganya terjadi secara bersamaan, maka yang harus
kita prioritaskan adalah ukhuwah Islamiyah, karena ukhuwah ini
menyangkut kehidupan dunia akhirat.
2.3.3 Pentingnya Ukhuwah
Ditengah-tengah kehidupan jaman modern, yang cenderung individualis
dan materialis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat
penting untuk demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai.
Pentingnya Ukhuwah itu diantaranya sebagai berikut :
A. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan Islam.
Rasullulah Saw bersabda : “Al Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih” artinya
islam itu agama yang tinggi/hebat tidak ada yang lebih tinggi/hebat dari
Islam. Ketinggian dan kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala
umat islam mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya,
memperbanyak persamaan dan memperkecil perbedaan. Jika umat islam
sering bermusuhan, islam akan lemah dan tidak punya kekuatan.
B. Ukhuwah menghadirkan cinta yang tulus diantara sesama.
C. Ukhuwah menjadikan kita memiliki visi yang sama untuk mengejar cinta
dari Tuhan-Nya.
2.4 Keberagaman Islam dalam Kehidupan Sosial
Dalam kaitannya dengan agama islam merupakan petunjuk bagi manusia
menuju jalan yang lurus, benar dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an yang
telah diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Kalau dikaitkan dengan konteks
perubahan zaman sekarang, bagaimana Islam memandang keberagaman
/pluralitas yang ada di negeri ini, bahkan dunia. Sebagaimana yang telah
disebutkan berkali-kali oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Islam sangat
menjunjung keberagaman/pluralitas merupakan sunatullah yang harus kita
junjung tinggi dan kita hormati keberadaannya Seperti yang dikatakan dalam
Al-Qur’an :

Artinya : “ Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan perempuan yang menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan
bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal” (QS. Al-Hujurat:13)
Dari ayat tersebut, menunjukkan bahwa Allah sendirilah yang telah
menciptakan keberagaman, artinya keberagaman di dunia ini mutlak adanya.
Ketegasan Syariah Islam memberikan gambaran betapa perhatiannya
Islam terhadap masalah keberagaman, dengan mengutamakan persaudaraan,
keharmonisan, dan perdamaian. Islam memberikan beberapa prinsip dasar
dalam menyikapi dan memahami pluralisme ini.
Contoh dari keberagaman Islam dalam kehidupan sosial yaitu sebagai
berikut
BAB III
PENUTUP
3.1 Ukhuwah
3.1.1 Kerukunan hidup beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak
bertengkar walaupun berbeda agama. Seperti yang telah diuraikan diatas
bahwa meskipun agama Islam tidak mengakui adanya agama lain selain
agama Islam, namun dalam ajaran agama Islam kita senantiasa ditekankan
untuk toleransi dan kerukunan antar golongan agama lain.
3.1.2 Agama Islam merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam mengandung arti
bahwa agama Islam telah diakui kemanfaatan ajaran agama yang
diikutinya berlaku secara universal tidak terbatas pada pengikutnya saja,
tapi untuk seluruh alam ini. Hal ini lebih dikuatkan lagi dengan firman
Allah SWT yang artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu
(Muhammad) , melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
(QS.Al-Anbiya:107).
3.1.3 Kata ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya, adanya perasaan simpati
dan empati antara dua orang atau lebih. Ada tiga macam ukhuwah, yaitu
ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan antar sesama umat muslim,
ukhuwah Insaniyah adalah persaudaraan antar seluruh umat manusia
secara universal, dan ukhuwah Wathoniyah persaudaraan yang diikuti rasa
nasionalisme. Karena mengatur tiga aspek penting tersebut, maka kunci
dari kerukunan antar umat beragama adalah persaudaraan atau ukhuwah.
3.1.4 Keberagaman umat beragama dalam kehidupan sosial bermakna bahwa
dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat Islam tetap menekankan
sikap toleransi karena hal tersebut sudah dianjurkan dalam firman Allah
SWT surat Al-Hujurat ayat 13 bahwa keberagaman dalam Islam memang
benar adanya.
3.2 Saran
Dengan adanya keberagaman agama di Indonesia maupun di Dunia
hendaknya kita selalu berperilaku bijak dalam menyikapi perbedaan yang
ada. Setidaknya kita harus menghindari perpecahan agar berbagai macam
bangsa di dunia ini hidup dengan aman, damai dan sejahtera dalam
persaudaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah.2017.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta : ANDI.

Jamaludin, Adon Nasrullah. 2015.Agama dan Konflik Sosial. Bandung :

Pustaka Setia.

Wahyuddin, dkk.2009.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.

Grasindo : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai