Anda di halaman 1dari 17

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Dosen pengampu:
Oyon Suryono S. Pd. I

Disusun oleh:
Cantika Anashwa Bardiawangi (0290223071)
Rika Sonia (0290223093)
Siti Asmaa Khairina (0290223097)
Apra Sulawati (0290223066)
Haikal Abrar (0290223075)
Ilham Nurcholis (0290223078)
Muhamad Aldi Alfiyansyah (0290223087)
Putri Ramadani (0290223091)
Habsa Fauzia
Elisa

AKADEMI FARMASI PERSADA KOTA SUKABUMI


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungan dan Kesehatan
sehingga penyusun dapat Menyusun makalah dengan judul “KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
PENDIDIKAN AGAMA.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun


banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi. Dengan adanya kendala dan
keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun beusaha semaksimal mungkin untuk
Menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Sebagai manusia, penyusun
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan yang lebih baik di masa yang akan ating.

Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amiin.

Sukabumi, 19 November 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kerukunan...................................................................................... 3
B. Kerukunan antar umat beragama..................................................................... 5
C. Tujuan kerukunan antar umat beragama.......................................................... 7
D. Faktor-Faktor terjadinya kerukunan antar umat beragama ............................ 8
E. Faktor-Faktor Penghambat terjadinya kerukunan antar umat beragama.........10
F. Faktor-Faktor Pendukung terjadinya kerukunan antar umat beragama...........11
G. Menjaga kerukunan hidup antar umat beragama............................................12

BAB III

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................13


3.2 Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih
satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di
Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul
terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus
Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan
masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan
memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau
ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama,
yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.

Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua


masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting, Agama islam
merupakan Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya
dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan
sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian
Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul- rasul
berikutnya.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari


beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu
mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-masing dan
berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena
keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama

1
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan,
Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan
tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar
umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong
menolong.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama
yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua
anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari "ledakan konflik
antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba".
Makalah ini akan membahas tentang pentingnya menciptakan kerukunan antar
umat beragama dilingkungan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari kerukunan?


2. Apakah definisi dari kerukunan antar umat beragama?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kerukunan antar umat
beragama?
4. Bagaimana cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:


1. Mengetahui definisi dari kerukunan
2. Mengetahui definisi kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat kerukunan antar umat
beragama
4. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KERUKUNAN
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna "baik" dan "damai".
Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan "kesatuan hati" dan "bersepakat untuk tidak
menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut
dijadikan pegangan, maka "kerukunan" adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan
dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan
seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai
sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah,
toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan
interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia memerlukan kerja
sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material
maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong
(ta'awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa,
dan agama.

Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada
hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang
pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang- orang Islam, melainkan
cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau
persaudaraan yang bersifat Islami. Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara
keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramina bam
Adam (QS 17:70)

3
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling
mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).

Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata Allah
menghendaki. Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam kesatuan umat. Allah
SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi secara sehat dalam
menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48)

Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang satu dengan yang lain,
wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).

Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an dan hadist sekurang-
kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah, yakni:

1. Ukhuwah ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang
tunduk kepada Allah.

2. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama- sama memiliki
kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman
maupun berbeda keyakinan).

3. Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari keterikatan


keturunan dan kebangsaan.

4. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.

Esensi dari persaudaraan terletak pada kasih sayang yang ditampilkan bentuk
perhatian, kepedulian, hubungan yang akrab dan merasa senasib sepenanggungan. Nabi
menggambarkan hubungan persaudaraan dalam haditsnya yang artinya Seorang mukmin
dengan mukmin yang lain seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka
seluruh tubuh akan merasakan demamnya. Ukhuwwah adalah persaudaraan yang berintikan
kebersamaan dan kesatuan antar sesama. Kebersamaan di kalangan muslim dikenal dengan
istilah ukhuwwah Islamiyah atau persaudaraan yang diikat oleh kesamaan aqidah.

Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar
manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-
bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada
dalam ruang lingkup kebaikan.

4
B. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan
agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan
kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan
damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi
dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang
untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal tersebut akan
merusak nilai agama itu sendiri.

Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar umat beragama
tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan bahwa kerukunan umat
beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah sesuatu yang dinamis, karena itu harus
dipelihara terus dari waktu ke waktu. Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti
keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian,
menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat
beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada
dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling
menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang
satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan dalam
Alqur'an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah akidah dan
ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan adanya toleransi, sesuai
dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya: "Bagimu agamamu, bagiku
agamaku". Beberapa prinsip kerukunan antar umat beragama berdasar Hukum Islam:

a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-Baqarah:
256).

5
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak boleh
memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak memerangi dan tidak
mengusir orang Islam (QS. Al- Mutahanah: 8).

e. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at agamanya


masing-masing (QS. Al-Baqarah:139). d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati
hak-hak tetangga, tanpa membedakan agama tetangga tersebut Sikap menghormati terhadap
tetangga itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis
Nabi riwayat Muttafaq Alaih). e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang
mempunyai perjanjian perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga,
padahal bau surga itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari
Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM
yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya sedikit yang
melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan yang tidak melanggar
dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko, Irlandia dan masih sangat banyak yang tidak
saya sebut satu persatu yang tetap menjaga perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian
damai dengan orang Islam. Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap menjaga
perdamaian dengan orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut tidak akan mencium bau
surga bagi yang membunuh orang tersebut tanpa kesalahan yang jelas.

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari- hari. Dengan
adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan hidup saling
berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat beragama bukan berarti
kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran agama mereka.

Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga agar tidak terjadi konflik-
konflik antar umat beragama. Terutama di masyarakat Indonesia yang multikultural dalam hal
agama, kita harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara.

C. TUJUAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


Dari pengertian kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya
benturan dan konflik agama.

6
Maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan agama agama kerukunan hidup beragama
dapat berjalan secara harmonis, sehingga bangsa ini dapat melangsungkan kehidupannya
dengan baik .

Adapun tujuan kerukunan hidup beragama itu diantaranya ialah:


1. Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan masing-masing
pemeluk agama. Masing- masing penganut agama adanya kenyataan agama lain,
akan semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam ajara-
ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkannya. Maka dengan
demikian keimanan dan keberagamaan masing-masing penganut agama akan
dapat lebih meningkatkan lagi. Jadi semacam persaingan yang bersifat positif,
bukan yang bersifat negatif. Persaingan yang sifatnya positif perlu dikembangkan.
2. Untuk mewujudkan stabilitas nasional yang mantap. Dengan terwujudnya
kerukunan hidup beragama, maka secara praktis ketegangan-ketegangan yang
ditimbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan
dapat dihindari. Dapat dibayangkan kalau pertikainan dan perbedaan paham
terjadi di antara pemeluk agama yang beraneka ragam ini, maka ketertiban dan
keamanan nasional akan terganggu. Tapi sebaliknya kalau antar pemeluk agama
sudah rukun, maka hal yang demikian akan dapat mewujudkan stabilitas nasional
yang semakin mantap.
3. Menunjang dan mensukseskan pembangunan dari tahun ke tahun pemerintah
senantiasa berusaha untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan dari
segala bidang. Usaha pembangunan akan sukses apabila didukung dan ditopang
oleh segenap lapisan masyarakat. Sedangkan apabila umat beragama selalu
bertikai, saling curiga-mencurigai tentu tidak dapat mengarahkan kegiatan untuk
mendukung serta membantu pembangunan. Bahkan dapat berakibat sebaliknya,
yakni bisa menghambat usaha pembangunan itu sendiri.
Membangun dan berusaha untuk memakmurkan bumi ini memang sangat
dianjurkan oleh agama Islam. Untuk memperoleh kemakmuran, kebahagiaan, dan
kesuksesan dalam segala bidang. Salah satu usaha agar kemakmuran dan
pembangunan selalu berjalan dengan baik, maka kerukunan hidup beragama perlu
kita wujudkan demi kesuksesan dan berhasilnya pembangunan disegala bidang
sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam (garis-garis besar haluan negara)
GBHN.
4. Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan. Rasa kebersamaan dan
kebangsaan akan terpelihara dan terbina dengan baik, bila kepentingan pribadi
atau golongan dapat dikurangi. Sedangkan dalam kehidupan beragama sudah jelas
kepentingan kehidupan agamanya sendiri yang menjadi titik pandang kegiantan.
Bila hal tersebut di atas tidak disertai dengan arah kehidupan bangsa dan negara,
maka akan menimbulkan gejolak sosial yang bisa mengganggu keutuhan bangsa
dan negara yang terdiri dari penganut agama yang berbeda, karena itulah
kerukunan hidup beragama untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
harus dikembangkan. Memelihara dan mempererat persaudaraan sesama manusia
atau dalam bahasa ukhwahnya insaniah sangat diperlukan bagi bangsa yang
majemuk/plural dalam kehidupan keberagamanya. Dengan terlihatnya ukhuwah

7
insaniah tersebut maka percekcokan dan perselisihan akan bisa teratasi.Itulah
antara lain hal-hal yang hendak dicapai oleh kerukunan antar umat beragama dan
hal tersebut sudah tentu menghendaki kesadaran yang sungguhsungguh dari
masing-masing penganut agama itu sendiri
D. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
1. Toleransi Menuju Kerukunan
Toleransi berasal dari bahasa Inggris, Tolerance. Menurut Webster’s New American
Dictionary (halaman 1050) arti tolerance adalah liberty to ward the opinions of others
diartikan dalam bahasa Indonesia artinya (lebih kurang) adalah: memberi kebebasan
(membiarkan) pendapat orang lain dan berlaku sabar menghadapi orang lain.
Dalam bahasa Arab toleransi adalah tasamuh, artinya membiarkan sesuatu untuk dapat
saling mengizinkan, saling memudahkan. Kamus Umum Indonesia mengertikan toleransi itu
sebagai sikap atau sikap menenggang, dalam makna menghargai, membiarkan, membolehkan
pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakuan yang lain dari yang dimiliki oleh seseorang atau
yang bertentangan dengan pendirian seseorang. Sikap itu harus ditegakkan dalam pergaulan
sosial terutama antara anggota-anggota masyarakat yang berlainan pendirian, pendapat dan
keyakinan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sikap lapang dada
terhadap prinsip orang lain, tanpa mengorbankan diri sendiri. Pada umumnya toleransi
diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga
masyarakat untuk menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya
masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikap itu tidak bertentangan
dengan syarat-syarat terciptanya ketertiban dan perdamaian masyarakat. Dari beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap yang memberi
kebebasan kepada orang lain tanpa ada unsur paksaan dan memberikan kebenaran atas
perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Jelas bahwa toleransi terjadi
dan berlaku terhadap perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain
tanpa mengorbankan prinsipnya sendiri.Dengan kata lain, pelaksanaanya hanya pada aspek-
aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang prinsipil.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa sikap toleransi dapat memudahkan dan mendukung etika
perbedaan. Dalam firman Allah SWT didalam surah Al- hujurat (49) Ayat 13.
Ayat ini menjelaskan bahwa keyataan dalam kehidupan bermasyarakat tidak ada
perbedaan antar kerukunan dan toleransi. Tanpa ada kerukunan toleransi tidak pernah ada,
sedangkan toleransi tidak pernah tercermin bila kerukunan belum tercapai.toleransi dalam
pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada setiap agama menjadi
tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan
sistem dan cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang
yang memeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama
bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap
keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antar orang yang tidak seagama,
dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.
Dalam hidup antar umat beragama ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya
kerukunan antar umat beragama yaitu:

8
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat
beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat untuk hidup rukun
dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan
kebersamaan dan sikap toleransi.

3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam


rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta
pengalaman agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan
hidup intern dan antar umat beragama.

4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai


kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang
fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan
prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainya
dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan. Dari sisi ini maka
kita dapat mengambil hikmah bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu selalu
tidak formal akan mengantar nilai pluralitas kearah upaya selektifitas
kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat mulya
(makromah), yakni komunitas warga memeliki kualitas ketaqwaan dan
nila-nilai solidaritas sosial.

5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi


kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai ketuhanan, agar
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial
kemasyatakatan maupun sosial agama.

6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama


dengan cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk
agama lain, sehingga akan tercipta suasana kerukunan yang
manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan


bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadian mozaik yang
dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.

9
E. FAKTOR PENGHAMBAT TERJADINYA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT
BERAGAMA
Dalam perjalanannya menuju kerukunan umat beragama selalu diiringi dengan
beberapa faktor, adanya yang beberapa diantara bersinggung secara langsung dimasyarakat,
ada pula terjadi akibat akulturasi budaya yang terkadang berbenturan dengan aturan yang
berlaku di dalam agama itu sendiri.
Faktor-faktor penghambat kerukunan umat beragama antara lain:
1. Pendirian rumah ibadah:
Apabila dalam mendirikan rumah ibadah tidak melihat situasi dan kondisi umat
beragama dalam kacamata stabilitas sosial dan budaya masyarakat setempat maka
akan tidak menutup kemungkinan menjadi biang dari pertengkaran atau munculnya
permasalahan umat beragama.
2. Penyiaran agama:
Apabila penyiaran agama bersifat agitasi dan memaksakan kehendak bahwa agama
sendirilah yang paling benar dan tidak mau memahami keberagamaan agama lain,
maka dapat memunculkan permasalahan agama yang kemudian akan menghambat
kerukunan antar umat beragama, karena disadari atau tidak kebutuhan akan penyiaran
agama terkadang berbenturan dengan aturan kemasyarakatan. Perkawinan beda
agama: Perkawinan beda agama disinyalir akan mengakibatkan hubungan yang tidak
harmonis, terlebih pada anggota keluarga masing-masing pasangan berkaitan dengan
perkawinan, warisan dan harta benda, dan yang paling penting adalah keharmonisan
yang tidak mampu bertahan lama di masingmasing keluarga.
3. Penodaan agama:
Melecehkan atau menodai dokterin suatu agama tertentu. Tindakan ini sering
dilakukan baik perorangan atau kelompok. Meski dalam skala kecil, baru-baru ini
bepenodaan agama banyak terjadi baik dilakukan oleh umat agama sendiri maupun
dilakukan oleh umat agama lain yang menjadi provokatornya.
4. Kegiatan aliran sempalan:
Suatu kegiatan yang menyimpang dari suatu ajaran yang sudah diyakini kebenarannya
oleh agama tertentu hal ini terkadang sulit di antisipasi oleh masyarakat beragama
sendiri, pasalnya akan menjadikan rancuh diantara menindak dan menghormati
perbedaan keyakinan yang terjadi didalam agama ataupun antar agama.
5. Berebut kekuasaan:
Saling berebut kekuasaan masing-masing agama saling berebut anggota/jamaat dan
umat, baik secara intern, antar umat beragama, maupun antar umat beragama untuk
memperbanyak kekuasaan.
6. Beda pentafsiran:
Masing-masing kelompok dikalangan antar umat beragama,mempertahankan
masalah-masalah yang prinsip,misalnya dalam perbedaan penafsiran terhadap kitab
suci dan ajaran-ajaran keagamaan lainya dan saling mempertahankan pendapat
masing-masing secara fanatik dan sekaligus menyalahkan yang lainya.
7. Kurang kesadaran :
Masih kurang kesadaran di antar umat beragama dari kalangan tertentu menggap
bahwa agamanya yang paling benar, misalnya di kalangan umat Islam yang dianggap

10
lebih memahami agama dan masyarakat Kristen menggap bahwa di kalangannya
benar.

F. FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT


BERAGAMA
Dalam melaksanakan kerukunan antar umat beragama ada beberapa faktor yang
mendukung kerukunan antar uumat beragama yaitu:
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar
umat beragama dengan pemerintahan.

2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya


mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam
bingkai teologi dan implemrntasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap
toleransi.

3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka


memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama
yang mendukung bagi pembinaan kerukunan antar umat
beragama.

4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari


seluruh keyakinan plural umat manusia yang berfungsinya dijadikan sebagai
pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berintraksi
sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.

5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan


yang mengarahkan kepada nilai-nilai ketuhanan agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan nilai-nilai sosial keagamaan.

6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan
terciptanya suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi faktor-faktor
tertentu.

7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat


oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah
kehidupan beragama.

Adapun langkah-langkah yang harus diambil dalam memantapkan kerukunan


hidup beragama. Diarahkan kepada empat strategi yang mendasar yakni:

11
1. Para pembina format termasuk aparatur pemerintah dan para pembina non formal
yakni tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan komponen penting dalam
pembinaan kerukunan antar umat beragama.

2. Masyarakat umat beragama di Indonesia yang sangat heterogen perlu


ditingkatkan sikap mental dan pemahaman terhadap ajaran agama serta tingkat
kedewasaan berfikir agar tidak menjurus ke sikap primoral.

3. Peraturan pelaksanaan yang mengatur kerukunan hidup umat beragama perlu


dijabarkan dan disosialisasikan agar bisa bisa dimengerti oleh seluruh lapisan
masyarakat dengan demikian diharapkan tidak terjadi kesalah pahaman dalam
penerapan baik oleh aparat maupun oleh masyarakat, akibat adanya kurang
informasi atau saling pengertian diantara sesama umat beragama.

4. Perlu adanya pemantapan fungsi terhadap wadah-wadah musyawarah antar umat


beragama untuk menjembatani kerukunan antar umat beragama.

G. MENJAGA KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA


Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan dialog antar
umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern yang demokratis
adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan
bangsa serta mewujudkannya dalam suatu keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling
menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar
umat beragama, misalnya konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini
terlihat sebagai pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang
terjadi tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para pemeluknya
agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling menghormati. Untuk
itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat beragama.
Konflik yang terjadi antar umat beragama tersebut dalam masyarakat yang
multkultural adalah menjadi sebuah tantangan yang besar bagi masyarakat maupun
pemerintah. Karena konflik tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika
tidak dikelola secara baik dan benar.
Supaya agama bisa menjadi alat pemersatu bangsa, maka kemajemukan harus
dikelola dengan baik dan benar, maka diperlukan cara yang efektif yaitu dialog antar umat
beragama untuk permasalahan yang mengganjal antara masing- masing kelompok umat
beragama. Karena mungkin selama ini konflik yang timbul antara umat beragama terjadi
karena terputusnya jalinan informasi yang benar diantara pemeluk agama dari satu pihak ke
pihak lain sehingga timbul prasangka-prasangka negatif.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling
bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak
langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus
mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog
antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat
beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup
antar umat beragama antara lain:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang
sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

3.2. SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya menanamkan sejak
dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar terciptanya hidup rukun antar
sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman dan sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-
butir pemikiran
http://koswara.wordpress.com
http://www.hidayatulah.com
http://shuthajhi.blogspot.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai