Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA

PERAN AGAMA DALAM PERSATUAN DAN


KESATUAN BANGSA
Dosen Pembiming :

Kelompok 12 :
Sayyid Al Roofiif
( 201061059 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN PONTIANAK PRODI D3 – AHLI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2020
KATA PEGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah
pendidikan agama islam dengan judul " Peran Agama Dalam Persatuan Dan
Kesatuan Bangsa " tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
sebelumnya.

                                                                         Sintang,   15 November 2020

                                                                                             Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. I
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… II
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 3
C. Tujuan………………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
A. Pengertian Makna Kesatuan Dan Kesatuan…………………………………. 5
B. Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Dalam Islam………………………….. 6
C. Prinsip Persatuan Dan Kesatuan…………………………………………….. 9
D. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Dalam Islam……………………………. 10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 12
Kesimpulan…………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara salah satunya adalah


menjaga persatuan dan kesatuan, serta menciptakan kesejahteraan hidup
secara bersama bagi seluruh warga negara dan umat beragama. Salah satu
negara yang memiliki tujuan yang sama adalah negara Indonesia. Negara
Indonesia memiliki semboyan yang terdapat dalam lambang negaranya yaitu
“Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap satu
jua”.
Semboyan ini mengandung makna yang menunjukan identitas dari
negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku, adat, budaya, bahasa dan
agama. Dari sisi agama, Indonesia mempunyai beberapa agama yang diakui
yaitu, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Selain itu
tumbuh dan berkembang pula berbagai aliran atau kepercayaan lokal yang
jumlahnya tidak kalah banyak.
Pada sensus Religious demography tahun 2010, di negara Indonesia
dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa, menganut agama
yang berbeda-beda. Sebanyak 87,8% pemeluk agama Islam, 6,96% pemeluk
agama Kristen, 2,9% pemeluk agama Katolik, 1,69% pemeluk agama Hindu,
0,05% pemeluk agama Konghucu dan 0,13% pemeluk kepercayaan lain. Data
tersebut menunjukan, bahwa penduduk yang beragama Islam merupakan
agama 2 mayoritas dalam kategori secara nasional, namun tidak demikian
dalam sebaran provinsi, kabupaten dan kota.
Keberagaman dan kemajemukan yang ada merupakan sunnatullah
yang Allah gariskan kepada manusia. Keberagaman yang ada, di lain sisi
merupakan khazanah yang tidak ternilai serta memberikan keuntungan bagi
bangsa Indonesia karena dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi yang sangat
kaya bagi proses penguatan persatuan bangsa. Namun di lain sisi

1
2

kemajemukan yang ada dapat berpotensi menimbulkan permasalahan


dan konflik sosial ditengah masyarakat, salah satunya adalah konflik antar
umat beragama.
Konflik yang dilatar belakangi masalah agama atau lebih tepatnya
mengatasnamakan agama beberapa waktu ini semakin menjadi sorotan.
Seperti penganiayaan, pembunuhan dan perusakan tempat ibadah pemeluk
agama yang satu dengan yang lain, antar etnis dengan mengatas namakan
agama. Indikasi ini seakan menandakan setiap agama mengajarkan tindakan
kekerasan. Apabila dicermati tidak ada satu agamapun yang yang
mengajarkan kekerasan kepada pemeluknya, karena setiap agama memiliki
nilai kebaikan yang diajarkan.
Toleransi antar umat beragama di Indonesia populer dengan istilah
kerukunan antar umat beragama. Kerukunan hidup umat beragama merupakan
salah satu tujuan pembangunan bidang keagamaan di Indonesia. Toleransi
menjadi unsur dasar yang dibutuhkan dalam rangka menumbuhkan sikap
saling memahami dan menghargai perbedaan, dengan harapan dapat
mewujudkan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat.
Toleransi yang harus dikembangkan dalam kehidupan antar umat
beragama adalah toleransi yang didasari oleh keyakinan yang kuat akan
kebenaran agama yang dianut oleh masing-masing pemeluknya dengan tetap
menghormati dan mengakui adanya perbedaan keyakinan seseorang dalam
kehidupan masyarakat. Toleransi mampu membangun kesadaran bersama
untuk saling menjaga diri dari konflik yang berakhir dengan perang saudara
dan persolan-persoalan lain. Toleransi dapat membangkitkan semangat
persaudaraan untuk saling menjaga.
Agama Islam merupakan agama yang sempurna dan menyeluruh serta
memiliki sifat dan watak dasar tentang pentingnya perdamaian dalam
kehidupan manusia. Islam diturunkan sebagai agama bertujuan untuk
mewujudkan kedamaian dan kerukunan.
3

Tujuan ini menunjukan bahwa segala bentuk kekerasan, perusakan,


terorisme dan 4 segala bentuk tindakan yang merugikan yang dilakukan
perseorangan atau kelompok yang mengatas namakan agama Islam, sangat
mustahil dan bertentangan dengan sifat dan watak dasar Islam serta misi
damai yang dimilikinya.
Toleransi dapat diartikan sebagai suatu sikap saling mengakui dan
menghargai perbedaan antar sesama baik secara kesukuan, ras, adat istiadat
dan agama saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda.
Toleransi tidak termasuk dalam ranah akidah melainkan ranah
sosial.Pernyataan ini menjelaskan bahwa kepercayaan (akidah) tidak bisa
dikompromikan, hanya dalam ranah sosial individu dapat bekerjasama
meskipun berbeda agama.
Agama Islam menentukan dua bentuk dasar hubungan yang wajib
dijalankan oleh pemeluknya, yaitu hubungan secara vertikal dan hubungan
secara horizontal.Yang pertama adalah hubungan antara pribadi dengan
Pencipta-Nya (Hablun Min Allah) yang menekankan pada kepatuhan dan
ketundukan pada perintah-Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian makna persatuan dan kesatuan ?


2. Apa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam islam ?
3. Sebutkan prinsip persatuan dan kesatuan ?
4. Bagaiman cara menjaga persatuan dan kesatuan dalam islam ?
4

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian makna persatuan dan kesatuan.


2. Mengetahui pentingnya persatuan dan kesatuan dalam islam.
3. Mengetahui prinsip persatuan dan kesatuan.
4. Mengetahui cara menjaga persatuan dan kesatuan dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makna Persatuan Dan Kesatuan

 Arti persatuan dan kesatuan


Menerut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persatuan adalah
gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagaiannya) beberapa bagian yang
sudah bersatu. Sementara kesatuan adalah perihal satu. Keesaan yang
bersifat tunggal.
Berdasarkan istilah, persatuan dan kesatuan berasal dari satu kata yang
berati utuh atau tidak terpecah belah. Dikutip situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), persatuan dapat diartikan
sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi
satu.
Sedangkan kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah
menjadi satu dan utuh. Maka kesatuan erat hubungannya dengan
keutuhan. Sehingga persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang
utuh dan serasi.
Persatuan dan kesatuan bangsa tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya
masyarakat Indonesia sendiri.

 Makna Persatuan dan Kesatuan


Kebudayaan-kebudayaan dari luar juga masuk ke Indonesia melalui
proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar yang
masuk ke Indonesia itu meliputi kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan
unsur-unsur kebudayaan lain. Itu menjadikan kebudayaan di Indonesia

5
6

semakin beragam. Namun kebudayaan dari luar tidak sembarangan


masuk ke Indonesia.
Ada seleksi terlebih dahulu. Dalam setiap pengambilan keputusan
yang menyangkut kehidupan bersama dilakukan dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Itulah yang mendorong terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia.
Unsur-unsur sosial budaya seperti, jiwa gotong royong, sifat
kekeluargaan. Itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang
dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Menjalin kebersamaan
dan saling melengkapi harus dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Itu adalah cara terbaik untuk dapat mempertahankan persatuan bangsa
dari adanya ancaman perpecahan antar anggota masyarakat. Sikap
toleransi juga harus dijunjung tinggi oleh masyarakat. Karena Indonesia
terdiri dari beragam suku, budaya, etnis, maupun agama.

B. Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Dalam Islam

Juga bagaimana mereka berkumpul dengan jumlah yang lebih besar


pada setiap hari Jum’at, berpuasa secara serempak di seluruh penjuru
dunia dalam waktu yang sama, atau mereka saling memanggil ke suatu
tempat bagi orang yang mampu untuk melaksanakan kewajiban haji,
dengan menggabungkan usaha harta dan badan di satu tempat dan waktu
yang sama; ini semua adalah bagian dari fonemena persatuan Islam di
dalam mewujudkan hakekat akidah yang terbangun atas dasar tauhid.
Karena sesungguhnya persatuan kalimat tidaklah akan menjadi benar,
melainkan dengan kalimat tauhid, dengan fenomena persatuan akidah dan
ibadah seperti yang telah ditunjukkan di atas. Sebenarnya telah ada
fonemena persatuan di dalam perilaku kaum Muslimin, antara satu dengan
yang lainnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
7

ْ ‫س ِد ا ْل َوا ِح ِد إِ َذا ا‬
ْ ‫شتَ َكى ِم ْنهُ ع‬
‫ُض ٌو تَدَاعَى‬ َ ‫اح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ا ْل َج‬
ُ ‫َمثَ ُل ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ فِي تَ َوا ِّد ِه ْم َوت ََر‬
‫س َه ِر َوا ْل ُح َّمى‬ َ ‫سائِ ُر ا ْل َج‬
َّ ‫س ِد بِال‬ َ ُ‫لَه‬

“Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling


menyayangi, dan saling menolong di antara mereka seperti perumpamaan
satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka
anggota tubuh yang lainnya akan merasakan pula dengan demam dan
tidak bisa tidur” [HR. Muslim dalam shahih-nya].

‫ضا‬
ً ‫ضهُ َب ْع‬ ُ ‫ا ْل ُمؤْ ِمنُ لِ ْل ُمؤْ ِم ِن َكا ْلبُ ْنيَا ِن َي‬
ُ ‫ش ُّد بَ ْع‬

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan,


sebagiannya menguatkan yang lainnya.”[HR. Bukhari dan Muslim]

ِ ‫ب أِل َ ِخي ِه َما يُ ِح ُّب لِنَ ْف‬


‫س ِه‬ َّ ‫الَ يُؤْ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح‬

“Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan sempurna, Red) sampai
ia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya dengan apa yang dia dicintai
dirinya” [HR. Bukhari dan Muslim].

‫ا ْل ُمؤْ ِمنُ ِم ْرآةُ ا ْل ُمؤْ ِم ِن‬

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya”.

ْ ُ‫ا ْل ُمؤْ ِمنُ أَ ُخو ا ْل ُمؤْ ِم ِن اَل يخذلهُ وال يحقره َواَل ي‬
ُ‫سلِ ُمه‬
8

“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak


membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak
menyerahkannya (kepada musuh)”.
Semua ini adalah pemandangan yang mengkuatkan dan menyatukan
hati, menghantarkan kepada anggota tubuh lainnya. Bahkan apabila kita
memperhatikan firman Allah : “Demi masa. Sesungguhnya semua
manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman, dan mengerjakan amal shalih, dan nasihat-menasihati supaya
mentaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran”.
[al ‘Ashr : 1-3].
Jika kita memperhatikan firman Allah di atas (yang artinya) “dan
mereka saling memberikan nasihat ”, ini juga termasuk fonemena
persatuan. Karena saling menasihati tidak akan terjadi pada satu orang
saja, akan tetapi terjadi pada suatu kelompok antara satu dengan yang lain,
saling mengingatkan, menasehati dan saling meluruskan.
Allah berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. [Ali Imran: 103] Ini
juga fonemena persatuan. Berpegang teguhlah dengan tali persatuan,
kesatuan dan kebersamaan.

C. Prinsip Persatua Dan Kesatuan

Ada lima prinsip dalam membangun persatuan dan kesatuan di


Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama,
dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal itu mewajibkan pada kita
untuk saling bersatu padu.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme atau cinta tanah air, tidak berarti bahwa kita
9

merasa paling unggul daripada bangsa lain. Namun berusaha yang


terbaik untuk memajukan negara kita.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu
terhadap dirinya, terhadap sesamanya, dan dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan nusantara, manusia Indonesia merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, dan semangat
mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita
Reformasi
Kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur, sesuai
dengan semangat persatuan Indonesia.

D. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Dalam Islam

1. Kembali kepada Agama yang benar (Islam) dan Mentauhidkan


Allah
Manusia banyak berselisih dan berpecah karena perbedaan
aqidah dan ideologi yang mereka miliki. Oleh karena itu sebab
terbesar untuk menyatukan manusia adalah persatuan aqidah dan
ideologi. Hanya dengan kembali pada agama yang benar yaitu Islam
dan mentauhidkan Allah persatuan yang hakiki akan tercapai. Allah
lah  satu-satunya Dzat yang menciptakan, maka hanya dia yang berhak
disembah.
2. Kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
10

Salah satu sebab persatuan yang paling kuat adalah kembali


kepada Al Qur’an dan Sunnah. Andaikata seluruh kaum muslimin
kembali pada al Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus
salih niscaya mereka akan bersatu.
Jauhi pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan juga jauhi
taqlid buta pada madzab tertentu karena itulah yang menyebabkan
perpecahan kaum muslimin.
Hadits Irbath Bin Sariyah: “Aku wasiatkan kepada kamu untuk
bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat (kepada penguasa kaum
muslimin), walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya,
barangsiapa hidup setelahku, dia akan melihat perselishan yang
banyak. Maka wajib bagi  kamu berpegang kepada Sunnahku dan
Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus.
Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua
perkara baru (dalam agama). Karena semua perkara baru (dalam
agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu
Dawud no: 4607)

3. Taat Pada Allah dan Rasul-Nya


Taat pada Allah, Rasul-Nya adalah salah-satu sebab persatuan
yang penting. Ironis jika sebagian kaum muslimin lebih taat pada
pemimpin-pemimpin kelompoknya dari pada taat kepada Allah dan
RasulNya .
Padahal Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
11

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik


akibatnya.” (QS Nisa’: 59)
4. Lapang-dada dalam masalah-masalah khilaf
Manusia tidak terlepas dari perbedaan pendapat. Hendaknya
berlapang dada dalam masalah-masalah ijtihadiyah (yang
memungkinkan perbedaan pendapat). Tidak boleh merasa paling benar
dan memaksakan pendapat karena itu adalah salah satu sebab
perselisihan.
5. Menasehati penguasa dan kaum muslimin secara umum
Nasehat yang baik bagi penguasa dan juga kaum muslimin
secara umum sangat penting. Jangan sampai acuh dengan kondisi
kaum muslimin dan penguasanya dengan membiarkan mereka terjatuh
dalam kesalahan dan kemasiatan.
Namun, hendaknya nasehat disampaikan dengan cara-cara
yang baik, dengan cara yang benarkan oleh syariat dan juga sesuai
aturan yang berlaku. Jangan sekedar mencela atau memakai cara-cara
yang tidak benar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Agama merupakan pondasi hidup manusi, tanpa adanya agama
manusia tidak bisa berpikir secara naluri dan tidak bisa membedakan mana
yang benar dan mana yang salah. Ada 6 keyakinan yang terdapat di Indonesia
dan masing – masing keyakinan mempunyai dasar ataupun pedoman sesuai
dengan keyakinanannya.
Manusia adalah makhluk beragama dan bernegara. Agama
memberikan nilai – nilai moral norma pelajaran tentang tanggung jawab
individu dan social serta memberi petunjuk mencapai kebaikan setelah
kematian. Sedangkan dari negara manusia mendapat jaminan ketertiban dan
keyakinan dalam kehidupannya di dunia.
Untuk mewujudkan pola hubungan yang dinamis antara agama dan
negara di Indonesia, kedua komponen tersebut sebaiknya mengedepankan
cara-cara diologis manakala terjadi perselisihan pandangan antara kelompok
masyarakat sipil dengan negara untuk menompang tumbuhnya budaya dialog
tersebut negara bias menyedikan fasilitas – fasilitas demokrasi, kebebasan
pers, kebebasan berorganisasi, serta meningkatkan fasilitas public guna
menampung opini masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://medicalzone.org/menjaga-persatuan-dan-persaudaraan-diatas-
islam/

https://saintif.com/persatuan-dan-kesatuan/

https://almanhaj.or.id/2651-persatuan-dalam-islam.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/140000369/makna-
persatuan-dan-kesatuan?page=all#:~:text=Berdasarkan%20istilah%2C
%20persatuan%20dan%20kesatuan,utuh%20atau%20tidak
%20terpecah%20belah.&text=Sehingga%20persatuan%20dan
%20kesatuan%20mengandung,kebulatan%20yang%20utuh%20dan
%20serasi.

13

Anda mungkin juga menyukai