DOSEN PEMBIMBING
Disusun oleh :
-
-
-
- Shandy Alamsyah (221010502908)
-
UNIVERSITAS PAMULANG
MANAJEMEN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman
yang begitu banyak. Tak hanya adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.
1
perpindahan penduduk dari berbagai tempat biasa disebut dengan kaum urban yang
mengakibatkan terjadinya suatu penumpukan dan meluasnya jumlah penduduk. Para
pendatang tersebut berasal dari berbagai daerah dan lapisan masyarakat sehingga konflik
keagamaan atau sosial sering terjadi di perkotaan.
1.3 Tujuan
2
24. umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang
25. mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling
26. tolong menolong
27. BAB I
28. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
29. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk
30. mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui,
31. Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya adat istiadat
32. atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kerukunan berasal dari kata rukun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Cetakan Ketiga tahun 1990, artinya rukun adalah perihal
keadaan hidup rukun atau perkumpulan yang berdasarkan tolong menolong dan
persahabatan.1Kata kerukunan berasal dari kata dasar rukun, berasal dari bahasa Arab
ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya: rukun islam, asas Islam
atau dasar agama Islam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti rukun adalah sebagai
berikut: Rukun (nomina): (1) sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya pekerjaan, seperti:
tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat dan rukunnya; (2) asas, berarti: dasar, sendi:
semuanya terlaksana dengan baik, tidak menyimpang dari rukunnya; rukun islam: tiang
utama dalam agama islam; rukun iman: dasar kepercayaan dalam agama Islam.
Secara etimologi kata kerukunan pada mulanya adalah dari Bahasa Arab, yakni
ruknun yang berarti tiang, dasar, atau sila. Jamak rukun adalah arkaan. Dari kata arkaan
diperoleh pengertian, bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari
berbagai unsur yang berlainan dari setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak
dapat terwujud jika ada diantara unsur tersebut yang tidak berfungsi. Sedangkan yang
dimaksud kehidupan beragama ialah terjadinya hubungan yang baik antara penganut agama
4
yang satu dengan yang lainnya dalam satu pergaulan dan kehidupan beragama, dengan cara
saling memelihara, saling menjaga serta saling menghindari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian atau menyinggung perasaan.Kerukunan mencerminkan hubungan
timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling
menghormati dan menghargai, serta sikap memaknai kebersamaan.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan
agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk
melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah
hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan
lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan
orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat
beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang
berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan antar umat
beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat beragama. Dalam
toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan menerima
perbedaan antar umat beragama. Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu
5
sama lainnya misalnya dalam hal beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan
lainnya tidak saling mengganggu
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu bentuk hubungan yang harmonis
dalam dinamika pergaulan hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat oleh
sikap pengendalian hidup dalam wujud:
Dengan demikian kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu tongkat
utama dalam memelihara hubungan suasana yang baik, damai, tidak bertengkar, tidak
gerak, bersatu hati dan bersepakat antar umat beragama yang berbeda-beda agama untuk
hidup rukun.
Dijelaskan Dalam pasal 1 angaka (1) peraturan bersama Mentri Agama dan Mentri
Dalam No.9 dan 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas Kepala Daerah/Wakil
Daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan
umat beragama, dan pendirian rumah ibadat.
Kerukunan antar umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam
pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara didalam Negara kesatuan kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ada lima kualitas kerukunan umat beragama yang perlu dikembangkan, yaitu: nilai
relegiusitas, keharmonisan, kedinamisan, kreativitas, dan produktivitas.
6
1. kualitas kerukunan hidup umat beragama harus merepresentasikan sikap religius
umatnya. Kerukunan yang terbangun hendaknya merupakan bentuk dan suasana
hubungan yang tulus yang didasarkan pada motf-motif suci dalam rangka
pengabdian kepada Tuhan. Oleh karena itu, kerukunan benar-benar dilandaskan
pada nilai kesucian, kebenaran, dan kebaikan dalam rangka mencapai keselamatan
dan kesejahteraan umat.
2. kualitas kerukunan hidup umat beragama harus mencerminkan pola interaksi antara
sesama umat beragama yang harmonis, yakni hubungan yang serasi,”senada dan
seirama”, tenggang rasa, saling menghormati, saling mengasihi, saling
menyanyangi, saling peduli yang didasarkan pada nilai persahabatan, kekeluargaan,
persaudaraan, dan rasa rasa sepenanggungan.
3. kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pada pengembangan
nilai-nilai dinamik yang direpresentasikan dengan suasana yang interaktif, bergerak,
bersemangat, dan gairah dalam mengembalikan nilai kepedulian, kearifan, dan
kebajikan bersama.
4. kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diorientasikan pada pengembangan
suasana kreatif, suasana yang mengembangkan gagasan, upaya, dan kreativitas
bersama dalam berbagai sector untuk kemajuan bersama yang bermakna.
5. kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pula pada pengembangan
nilai produktivitas umat, untuk itu kerukunan ditekankan pada pembentukan
suasana hubungan yang mengembangkan nilai-nilai sosial praktis dalam upaya
mengentaskan kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan, seperti mengembangkan
amal kebajikan, bakti sosial, badan usaha, dan berbagai kerjasama sosial ekonomi
yang mensejahterakan umat.
Dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
7
3. Melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya.
4. Memetuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan Negara
atau Pemerintah.
Ada beberapa pedoman yang digunakan untuk menjalin kerukunan antar umat beragama
yaitu:
1. Saling Menghormati
1. 2.Kebebasan Beragama
2. Menerima orang lain apa adanya
3. Berfikir Positif
1. Kerukunan intern umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar
masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesame orang islam atau
kerukunan sesame penganut Kristen.
2. Kerukunan antar umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar
masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat
Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang
dilakukan oleh semua agama.
3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah, yaitu bentuk kerukunan semua umat
beragama yang menjalin hubungan yang harmoni dengan Negara/Pemerintah.
Misalnya, tunduk dan patuh terhadap aturan dan perundang undangan yang berlaku.
Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukuna umat
8
beragama dengan pemerintah itu sendiri. Semua umat beragama yang diwakili oleh
tokoh-tokoh agama dapat sinergi dengan pemerintah. Bekerja sama dan bermitra
dengan pemerintah untuk menciptakan stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa.
Islam adalah agama damai dan mencintai kedamaian, Islam senantiasa membimbing
ummatnya untuk selalu mampu menjaga kerukunan antara satu individu dengan individu
lainnya. Dalam ajaran agama islam bahwa semua manusia itu bersaudara tanpa memandang
perbedaan. Hal ini dikemukakan dalam Al-Qur'an pada surah Al-Hujuraat ayat 10:
Islam adalah agama yang sangat toleran dan menghargai pendapat sesama umat Islam
(intern umat Islam), yang didasari atas ukhuwah Islamiyah. Hal ini sesuai dengan apa yang
diisyaratkan al-Qur’an dalam surat al-Hujurat/49: 11.
Adapun kerukunan hidup umat Islam terhadap umat-umat agama lain, seperti termaktub
dalam surat Ali Imran/3: 64.
9
Arab-Latin: Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi
wa muhaiminan 'alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi' ahwā`ahum 'ammā
jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja'alnā mingkum syir'ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu
laja'alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt,
ilallāhi marji'ukum jamī'an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,
10
Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Surat Ali Imran/3: 64 menunjukkan bahwa umat Islam diminta untuk mengajak ahli
kitab kepada ajaran yang umum antara agama Islam dan agama-agama lain, yakni
menyembah Allah Swt. Sedangkan surat al-Maidah/5: 48 menunjukkan bahwa
kemajemukan agama di antara umat manusia merupakan bagian dari kehendak Allah.
Dalam Islam tidak dibenarkan memaksakan kebenaran kepada umat agama lain
(QS. al-Baqarah: 256). Ajaran Islam melarang umatnya mempengaruhi siapapun untuk
masuk Islam, apalagi dalam bentuk tekanan-tekanan sosial dan politik.Hal ini berdasarkan
firman-Nya dalam Surat al-Baqarah ayat 256:
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
11
Islam juga melarang bahasa yang kasar terhadap umat agama lain, sebagaimana tertuang
dalam surat al-An’am/6: 108:
Artinya: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada
mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
12
B. Tujuan Kerukunan Antar Umat Beragama
Dari pengertian kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya
benturan dan konflik agama. Maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan agama agama
kerukunan hidup beragama dapat berjalan secara harmonis, sehingga bangsa ini dapat
melangsungkan kehidupannya dengan baik .
Masing- masing penganut agama adanya kenyataan agama lain, akan semakin
mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam ajara-ajaran agamanya serta
semakin berusaha untuk mengamalkannya. Maka dengan demikian keimanan dan
keberagamaan masing-masing penganut agama akan dapat lebih meningkatkan lagi. Jadi
semacam persaingan yang bersifat positif, bukan yang bersifat negatif. Persaingan yang
sifatnya positif perlu dikembangkan.
13
Dari tahun ke tahun pemerintah senantiasa berusaha untuk melaksanakan dan
mensukseskan pembangunan dari segala bidang. Usaha pembangunan akan sukses apabila
didukung dan ditopang oleh segenap lapisan masyarakat. Sedangkan apabila umat
beragama selalu bertikai, saling curiga-mencurigai tentu tidak dapat mengarahkan kegiatan
untuk mendukung serta membantu pembangunan. Bahkan dapat berakibat sebaliknya,
yakni bisa menghambat usaha pembangunan itu sendiri.
jika rasa kebersamaan dan kebangsaan yang terpeliharan dan terbina dengan baik,
jika kepentingan peribadi/golongan bisa dikurangi. Sedangkan pada kehidupan beragama
sudah jelas kepentingan kehidupan agamanya sendiri yang menjadi titik suatu pandangan
kegiaran.
Jika hal itu tidak disertai dengan arah kehidupan bangsa dan negara, maka akan
menimbulkan gejolak sosial yang dapat mengganggu keutuhan bangsa dan negara yang
didalamnya terdiri dari negikut agama yang berbeda-beda, sebab itulah kerukunan hidup
beragama untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa harus dikembangkan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paham toleransi dalam Islam perlu diamalkan dan dikembangkan oleh umat Islam
sendiri. Kita umat Islam amat beruntung dengan adanya perbedaan pemahaman dalam
Islam. Perbedaan tersebut sudah kehendak Tuhan karena Tuhan menciptakan manusia
berbeda tingkat kecerdasannya. Hasil ijtihad manapun yang kita anut dalam Islam selama
tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits tidak akan membawa keluar dari Islam.
Kita juga harus mengakui bahwa masingmasing agama memang terdapat perbedaan-
perbedaan, di samping terdapat pula persamaan-persamaan. Kita sadari perbedaan-
perbedaan dan kita tonjolkan nilai-nilai persamaan. Nilai-nilai persamaan inilah yang harus
kita bina bersama.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, Adapun
saran yang diberikan antara lain, dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui definisi
kerukunan antar umat beragama, ruang lingkup antar umat beragama, dalil al-qur’an
tentang kerukunan antar umat beragama, dan fungsi serta tujuan dari kerukunan antar umat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. Faisal Ismail,M.A. 2014. Dinamika kerukunan Antar Umat Beragama, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung
Said agil munawar. 2003. Fikih Hubungan Antar Umat Beragama, Ciputat Press, Jakarta
Depag RI. 1997. Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Indonesia, Badan
Penelitian dan pengembangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Umat Beragama di
Indonesia, Jakarta
Wahyuddin dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinngi, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta
Nurcholish Madjid. (1995). “Pluralisme Agama di Indonesia”, Ulumul Qur’an. No. 3 tahun
1995.
Drs. H. Hasbullah Mursyid dkk. 2008. Kompilasi Kebijakan Peraturan Perundang-
undangan Kerukunan Antar Umat Beragama, Puslitbang Kehidupan Beragama, Jakarta
16